Anda di halaman 1dari 13

Pengertian sosiologi politik

A. Pengertian Sosiologi
Sosiologi dicuatkan oleh COMTE dan HERBERT SPENCER (1820-1903)
1.PITIRIM SOROKIN
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbale balik antara aneka
macam gejala social.
Contoh: gejala ekonomi. Gejala keluarga dan gejala moral
2.SELO SUMARDJAN DAN SOELAEMAN SOEMARDI
Sosiologi adalah ilmu kemasyakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses proses
sosial termasuk perubahan social

B. Pengertian Politik
Menurut ARISTOTELES
Politik adalah usaha yang ditempuh warga Negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
 Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah dan Negara
 Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan dimasyarakat
 Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan politik

C. Pengertian Sosiologi Politik menurut para ahli


Sosiologi politik adalah upaya untuk memahami dan campur tangan kedalam
hubungan yang sselalu berubah antara social dan politi
1. Tom Bottomove :

Memfokuskan perhatiannya pada aspek di kelas sosial, gerakan sosial, parpol, aksi politik,
dan politik global.

2. Maure Dekverger, 1996 :

Ilmu tentang kekuasaan pemerintahan otoritas, komando dalam semua masyarakat manusia
yang bukan saja masyarakat nasional, tetapi juga dalam masyarakat lokal dan masyarakat
lainnya.

3. Fanlks, 1999 :

Studi yang mempelajari hubungan kekuasaan yang saling bergantung antara negara dan
masyarakat sipil.
4. Secara umum :

Pada dasarnya berhubungan dengan penggunaan kekuasaan dan wewenang dalam


pelaksanaan kegiatan sistem politik yang banyak dipengaruhi oleh lembaga faktor sosial
budaya.

5. A.A. Said Gatara,M.Si dan Moh. Dzulkiah Said, M.Si :

Disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara masyarakat dan politik hukum dengan
masyarakat, lembaga-lembaga politik disuatu sisi dan masyarakat dengan proses politik
(sosialisasi, partisipasi, rekrument komunikasi dan konflik lain).

6. Drs. Mangohi Rahuman, M.Si. Sosiologi Politik :

Penelitian mengenai hubungan antara masalah-masalah politik dalam masyarakat antara


struktur sosial dan struktur politik, dan antara tingkah laku sosial dengan tingkah laku politik.

7. Kolkorj 1987 :

Sebagai studi yang mempelajari partisipasi dalam pembuatan kegiatan tentang kehidupan
yang luas dan yang menyempit

8. Rush dan Ahoff :

Sebagai proses khususnya, proses hubungan antara masyarakat dan politik, hubungan antara
struktur-struktur sosial dan hubungan antara tingkah laku sosial dan tingkah laku politik.

9. Maunce Duverger :

Studi tentang kekuasaan setiap pengelompokkan manusia bukan saja didalam bangsa.

10. Pitirim Sorokin :

Ilmu yang mempelajari tentang hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam
gejala sosial, hubungan dan saling pengaruh antara gejala-gejala sosial dan gejala non-sosial ,
ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial

Jadi sosiologi politik adalah ilmu yang mempelajari mata rantai antara politik dan
Masyarakat. sebagai jembatan teoritis dan sosiologis antara sosiologi dan ilmu politik(hybrid
interdisipliner) Satori.
1. Bidang sosiologi Politik
a. masalah-masalah politik dan Masyarakat
b. struktur social dan struktur politik
c. antara tingkah laku social dan tingkah laku politik
2. Konsepsi Sosiologi Politik
a. Sosialisasi Politik
adalah proses oleh pengaruh mana seorang individu bisa mengenali system politik,
yang kemudian menentukan sifat persepsi-persepsinya mengenai politik serta reaksi-
reaksinya terhadap gejala-gejala politik.
Mencakup pemeriksaan mengenai lingkungan kultur, lingkungan politik dan
lingkungan social dari Masyarakat individu yang bersangkutan
Mempelajari sikap-sikap politik serta penilainnya terhadap politik
Maka sosialisasi politik merupakan mata rantai paling penting antara system-sistem social
dengan system-sistem politik.
Sosialisasi politik sangat penting sebagai suatu proses dengan mana individu-individu
sampai pada kadar yang berbeda , bisa terlibat dalam satu system politik yaitu dalam
partisipasi politik.
b. Partai Politik
adalah keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan didalam sistem politik
aktivitas politik bisa bergerak dari ketidakterlibatan sampai dengan aktivitas
jabatannya. Karena partisipasi politik berbeda-beda dalam Masyarakat,maka penting untuk
kita pelajari konsep-konsep mengenai APATHI Politik dan dan alienasi serta peran mereka
dalam ketidakterlibatan meeka dan keterlibatan mereka yang terbatas. Dan partisipasi bisa
menumbuhkan motivasi untuk meningkatkan partisipasinya termasuk didalamnya tingkatan
paling atas dari partisipasi dalam bentuk pengadaan bermacam-macam tipe jabatan
c. Pengrekrutan Politik
adalah proses dengan mana individu-individu menjamin atau mendaftarkan diri untuk
menduduki suatu jabatan.
Pengrekrutan merupakan proses dua arah dan sifatnya bisa formal maupun informal.
Dikatakan formal apabila para individu direkrut dengan terbuka melalui cara institusional
berupa seleksi ataupun pemilihan. Sedangkan dikatakan informal apabila para individu
direkrut secara Prive (sendirian)tanpa melalui atau sedikit sekali melalui cara institusional
d. Komunikasi Politik
Sebagian system politik kepada bagian lainnya dan diantara system-sistem social dengan
system-sistem politik.
Komunikasi politik memainkan peranan penting dalam sistem politik komunikasi
politik menentukan elemen dinamis dan menjadi bagain menentukan dari sosialisasi politik
partisipasi politik dan pengrekrutan politik

Jelaskan pengertian, sejarah perkembangan, ruang lingkup, tujuan dan manfaat sosiologi

politik !

a) Pengertian Sosiologi Politik

Sosiologi politik merupakan sebuah sub-bidang yang muncul dan berkembang dalam

sosiologi kontemporer dan ilmu politik. Dari definisi yang sederhana tersebut sebenarnya

dapat dianalisa bahwa sosiologi politik merupakan penggabungan dua disiplin ilmu yaitu

ilmu politik dan ilmu sosial yang kemudian sosiologi politik ini dapat dikategorikan sebagai

sub-bidang dari sosiologi kontemporer atau dari ilmu politik, sehingga menjadi suatu

kewajaran apabila sosiologi politik menjadi bagian bidang ilmu politik maupun bidang

sosiologi kontemporer. Karena pada dasarnya materi yang terdapat di dalamnya merupakan

campuran dari berbagai bahan yang dipinjam dari ilmu politik dan sosial.

b) Sejarah perkembangan

Dari segi bahasa sosiologi politik terdiri dari dua kata yaitu sosiologi dan politik. Istilah

sosiologi ditemukan oleh Auguste Comte untuk menunjukkan ilmu tentang masyarakat.

Sebelum itu Comte pernah mempergunakan istilah „fisika sosial‟ dalam arti yang sama, akan

tetapi kemudian menggantikannya dengan „sosiologi‟ karena ahli matematika asal Belgia

Quetelet telah mempergunakan istilah „fisika sosial‟ bagi studi statistika tentang gejala moral

(1836), yang dikatakan Comte sebagai sebuah percobaan pemberian istilah yang jelek. Istilah

yang lain adalah istilah politik. Istilah politik (Politics) di dunia barat banyak dipengaruhi

oleh filsuf Yunani kuno abad ke-5 S.M filsuf seperti Plato dan Aristoteles menganggap
politics sebagai suatu usaha untuk mencapai masyarakat politik (polity) yang terbaik. Di

dalam polity semacam itu manusia akan hidup bahagia karena memiliki peluang untuk

mengembangkan bakat, bergaul dengan rasa kemasyarakatan yang akrab, dan hidup dalam

suasana moralitas yang tinggi. Pandangan normatif ini berlangsung sampai abad ke-19.

c) ruang lingkup

hubungan antara sosiologi politik dan ilmu politik sangat erat kaitannya dan nyaris sama

artinya bahkan di beberapa negara tertentu pembedaan yang terjadi pada keduanya ini hanya

semata- mata bersifat administratif dan pedagogis. Di Amerika Serikat misalnya, di mana

sosiologi dan ilmu politik biasanya menjadi dua “departemen” yang berbeda namun tetap saja

di kedua departemen tersebut sosiologi politik tetap diajarkan sebagai telaah terhadap

fenomena kekuasaan. Selain itu ada pembahasan yang menarik mengenai hubungan yang

terjadi dalam sosiologi politik yaitu mengenai masalah pembedaan antara ilmu politik dalam

sosiologi dengan sosiologi politik. Ilmu politik dalam sosiologi jelas-jelas merupakan sub

bidang dan sub divisi dari bidang sosiologi. Pada ilmu politik dalam sosiologi, fenomena

politik diperlakukan sebagai variabel dependen dan fenomena sosial diterima sebagai dasar

variabel penjelas. Padahal dalam sosiologi politik, upaya untuk memahami fenomena politik

selalu dihubungkan dengan faktor-faktor sosial, seperti pengujian hubungan antara politik

dan masyarakat, struktur sosial dan struktur politik, dan perilaku sosial dan perilaku politik.

Dengan demikian, sosiologi politik merupakan titik persimpangan yang lahir ketika

pendekatan sosiologi dan politik digabungkan.2[8] Jadi dapat disimpulkan bahwa ruang

lingkup dari sosiologi politik lebih luas dibandingkan dengan ilmu politik dalam sosiologi

yang ruang lingkupnya lebih sempit karena hanya melihat dan memahami satu fenomena

saja.
d) Tujuan

Konsep-Konsep Gagasan dalam Definisi Sosiologi Politik Banyaknya ketidaksepakatan para

ahli terhadap makna yang tepat pada sosiologi politik kemungkinan disebabkan oleh

sosiologi politik itu sendiri yang begitu kaya akan gagasan yang saling bertentangan.

• Gagasan pertama yang saling bertentangan adalah mengenai anggapan bahwa sosiologi

politik sebagai ilmu mengenai negara. Cara untuk menentukan sosiologi politik sebagai ilmu

mengenai negara adalah dengan menempatkannya dalam klasifikasi-klasifikasi ilmu sosial

berdasarkan pada sifat masyarakat yang dipelajari. Konsep politik di sini mungkin mengenai

negara bisa diinterpretasikan sebagai negara bangsa atau negara pemerintah. Sebuah negara

bangsa adalah yang merujuk kepada masyarakat nasional. Sedangkan negara pemerintah

adalah yang merujuk kepada para penguasa dan pemimpin dari masyarakat nasional. Oleh

sebab itu, arti sosiologi politik sangat sempit dan terbatas.

• Gagasan kedua dalam sosiologi politik adalah mengenai proses interaksi antara masyarakat

dan politik. Pandangan dari Bendix dan Lipset di sini lebih cocok dan tepat untuk digunakan.

Keduanya mengatakan bahwa “ilmu politik dimulai dengan negara dan meneliti bagaimana

hal itu mempengaruhi masyarakat, sementara sosiologi politik dimulai dengan masyarakat

dan dan mulai meneliti bagaimana hal itu mempengaruhi negara.”

• Gagasan ketiga adalah mengenai konsep dalam sosiologi politik yang lebih modern yang

menekankan otoritas umum terhadap seluruh masyarakat (termasuk masyarakat nasional).

Konsep ini terinspirasi dari Leon Duguit. Ia membuat perbedaan antara pemerintah dan yang

diperintah. Ia percaya bahwa dalam setiap kelompok manusia dari terkecil hingga terbesar

didapati orang-orang yang memerintah dan patuh, orang-orang yang membuat aturan dan

menyepakatinya, dan orang-orang yang membuat keputusan dan menaatinya. Beberapa


sosiolog menerima dan memodifikasi definisi ini seperti Weber, Aron, Vedel, Bourdeu, dan

Duverger.

• Gagasan ke empat adalah mengenai sosiologi politik sebagai integrasi antara sosiologi dan

ilmu politik yang kemudian diduga menjurus pada spesialisasi. Dengan demikian sosiologi

politik dapat disetting sebagai keturunan dari orangtua yang lebih mapan yaitu sosiologi dan

ilmu politik yang kemudian mengkhususkan diri pada hubungan interaksi yang dihasilkan

dari kedua disiplin ilmu tersebut. Gagasan ini bermanfaaat karena menghancurkan hambatan

antara sosiologi dan ilmu politik tanpa menghapuskan batasan-batasan identitas dan ciri khas

keduanya. Hal ini secara sistematis lebih dimaksudkan untuk membangun jembatan

penghubung yang melintasi berbagai batas. Meskipun „sosiologi politik‟ masih belum

menghasilkan makna yang jelas. Jadi secara garis besar, keempat pengertian di atas

menunjukkan bahwa sosiologi politik memiliki arti yang luas.

e) Manfaat

Dewasa ini definisi mengenai politik yang sangat normatif itu telah terdesak oleh definisi-

definsi lain yang lebih menekankan pada upaya (means) untuk mencapai masyarakat yang

baik, seperti kekuasaan, pembuatan keputusan, kebijakan, alokasi nilai, dan sebagainya. Jadi

pada hakikatnya sosiologi politik merupakan jembatan yang menghubungkan antara bidang

sosiologi dan ilmu politik & di antara keduanya dipercaya memiliki hubungan dua arah yaitu

di mana sosiologi politik memberikan penekanan yang sama pada variabel sosial dan politik.

Sebagai contoh adalah mengenai sistem kepartaian yang sosiologi politik tidak menjelaskan

tentang bagaimana sistem kerja partai yang hanya merespon & merefleksikan dari sosial

ekonomi, tetapi ia justru menyelidiki tentang bagaimana kondisi masyarakat yang

diakibatkan oleh sistem kepartaian.1[6] Sehingga tidak tepat juga bila sosiologi politik

dipersepsikan oleh banyak kalangan sebagai sosiologi yang menginvasi ilmu politik.
manfaat mempelajari sosiologi politik agar kita bisa memahami perilaku dan sikap

masyarakat terhadap fenomena politik tertentu serta memberikan kita pengembangan

wawasan tentang bagaimana fungsi politik itu berproses dalam sebuah lingkungan

masyarakat

2. Jelaskan pengertian Negara dan masyarakat dan hubungan nya dalam kajian sosiologi

politik, serta jelaskan pengertian rezim, birokrasi kebijakan

a) Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaan nya

baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang

berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem

atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara

independent. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan

memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat

pengakuan dari negara lain.

Sosiologi Politik sebagai studi tentang negara

Di sini kata “politik” dipakai dalam konotasinya yang biasa, yaitu yang berhubungan dengan

negara. Kata “negara “ mengacu pada kategori khusus dari kelompok-kelompok manusia atau

masyarakat. Terdapat dua arti negara yang patut diperhatikan. Pertama, negara bangsa

(nation-state), yang mengacu pada masyarakat nasional. Yang dimaksud adalah komunitas

yang muncul pada akhir abad pertengahan, yang dewasa ini kuat terorganisir sekaligus paling

utuh berintegrasi. Kedua, negara pemerintah (government-state), yang mengacu pada

penguasa dan pemimpin dari masyarakat nasional tersebut.


b) Masyarakat, Dalam ilmu sosiologi, masyarakat dipandang sebagai kesatuan hidup manusia

yang terikat oleh suatu system, kebiasaan dan adapt istiadat tertentu yang dianut oleh

anggota-anggotanya. Oleh karena itu hidup bermasyarakat dapat dipandang dari dua sisi yaitu

Dari sudut formal, yaitu hidup bermasyarakat ialah suatu bentuk kehidupan bersama manusia,

dimana hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya dianggap sebagai sesame.

Dari sudut material, yaitu dalam kehidupan bersama manusia antara manusia yang satu

dengan manusia yang lainnya, antara individu yang satu dengan yang lainnya, mereka saling

menghubungkan sikap dan tingkah laku perbuatannya, bersama-sama untuk menunjukan

kesetiaan untuk menjunjung tinggi dan melaksanakan tata cara yang dianggap perlu dan

penting.

Objek kajian sosiologi tentang masyarakat sangat luas sekali, karena di dalam masyarakat

itu sendiri terdapat kelompok-kelompok social serta realitas-realitas sosial yang beragam.

Dibawah ini, adalah contoh kajian-kajian sosiologi terhadap sektor-sektor kehidupan

masyarakat, di dalam sosiologi politik.

Sosiologi Politik dalam masyarakat:

Manusia adalah mahluk yang berpolitik. Politik memiliki tujuan untuk mencapai tujuan atau

kekuasaan. Pelaku politik adalah individu atau lembaga yang merupakan bagian dari

kelompok sosial yang ada dalam masyarakat. Dalam kehidupan berpolitik manusia akan

saling berhubungan untuk mencapai tujuan atau kekuasaan. Sosiologi melihat hubungan antar

individu dengan individu, individu dengan masyarakat, individu dengan lembaga, atau

semuanya yang saling berkaitan tetapi mereka memiliki tujuan yang sama : yaitu mencapai

kekuasaan. Pola interaksi mereka menjadi bahan kajian sosiologi politik. Contoh : Kampanye

partai-partai politik dalam pemilihan langsung pasangan presiden dan wakil presiden.
c) Rezim adalah serangkaian peraturan, baik formal (misalnya, Konstitusi) dan informal

(hukum adat, norma-norma budaya atau sosial, dll) yang mengatur pelaksanaan suatu

pemerintahan dan interaksinya dengan ekonomi dan masyarakat. Misalnya, Amerika Serikat

mempunyai salah satu rezim tertua yang masih aktif di dunia, yang terbentuk sejak

diratifikasinya Konstitusinya pada tahun 1780-an. Secara teoretis, istilah ini tidak

mengandung implikasi apapun tentang pemerintahan tertentu yang dirujuknya, dan

kebanyakan ilmuwan politik menggunakannya sebagais ebuah istilah yang netral.

d) Apa yang dimaksud dengan birokrasi? Secara etimologis, birokrasi berasal dari kata Biro

(meja) dan Kratein (pemerintahan), yang jika disintesakan berarti pemerintahan Meja. Tentu

agak 'lucu' pengertian seperti ini, tetapi memang demikianlah hakikat birokrasi oleh sebab

lembaga inilah tampak kaku yang dikuasai oleh orang-orang di belakang meja.

Salah satu tugas birokrat adalah membentuk suatu kebijakan publik yang dapat diterima oleh

semua golongan masyarakat. Setiap kebijakan yang dibuat tentu harus memperhatikan

apakah kebijakan tersebut nantinya dapat diterapkan dalam masyarakat, sehingga setiap

kebijakan yang ada tidak akan sia-sia belaka. Oleh sebab itu, seorang birokrat haruslah orang

yang independen dan dapat menampung setiap aspirasi masyarakat. Namun, dalam realitanya

ternyata banyak aspek yang dapat mempengaruhi para birokrat dalam membentuk suatu

kebijakan, sehingga kebijakan yang dibuat sebenarnya hanyalah kepentingan dari beberapa

golongan saja, dengan berkedok untuk kepentingan masyarakat luas.

3. Jelaskan pengertian tahapan tujuan sosiologi politik

Ada dua alasan yang melatar belakangi sehingga sosialisasi politik menjadi kajian tersendiri

dalam politik. Pertama, sosialisasi politik dapat berfungsi untuk memelihara agar suatu sistem
berjalan dengan baik dan positif. Dengan demikian, sosialisasi merupakan alat agar individu

sadar dan merasa cocok dengan sistem serta kultur (budaya) politik yang ada. Kedua,

sosialisasi politik ingin menunjukkan relevansinya dengan sistem politik dan pelaksanaannya

di masa mendatang mengenai sistem politik.

Proses dan Tahapan Metode Sosiologi Politik, Perkembangan sosiologi politik diawali

pada masa kanak-kanak atau remaja. Hasil riset David Easton dan Robert Hess

mengemukakan bahwa di Amerika Serikat, belajar politik dimulai pada usia tiga tahun dan

menjadi mantap pada usia tujuh tahun. Tahap lebih awal dari belajar politik mencakup

perkembangan dari ikatan-ikatan lingkungan,, seperti "keterikatan kepada sekolah-sekolah

mereka", bahwa mereka berdiam di suatu daerah tertentu. Anak muda itu mempunyai

kepercayaan pada keindahan negerinva, kebaikan serta kebersihan rakyatnya. Manifestasi ini

diikuti oleh simbol-simbol otoritas umum, seperti agen polisi, presiden, dan bendera nasional.

Pada usia sembilan dan sepuluh tahun timbul kesadaran akan konsep yang lebih abstrak,

seperti pemberian suara, demokrasi, kebebasan sipil, dan peranan warga negara dalam sistem

politik.

4. Jelaskan pengertian konsep partisipasi dan partisipasi politik

a) Istilah partisipasi telah cukup lama dikenal khususnya di dalam pengkajian peranan anggota

di dalam suatu organisasi yang sifatnya sukarela (nonvoluntary) maupun yang sukarela

(voluntary). Definisi tentang partisipasi di dalam literatur-literatur yang sekarang ini telah

mulai memberikan pengertian yang tegas tentang arti partisipasi. Umumnya definisi-definisi

yang mereka ketengahkan dapat dibedakan menjadi dua:definisi yang bersifat umum dan

kedua adalah definisi yang bersifat khusus.


Oakley (1991: 9) memberi pemahaman tentang konsep partisipasi, dengan mengelompokkan

ke dalam tiga pengertian pokok, yaitu Partisipasi sebagai kontribusi; Partisipasi sebagai

organisasi; dan Partisipasi sebagai pemberdayaan.

b) Partisipasi politik secara harafiah berarti keikutsertaan, dalam konteks politik hal ini

mengacu pada pada keikutsertaan warga dalam berbagai proses politik. Keikutsertaan warga

dalam proses politik tidaklah hanya berarti warga mendukung keputusan atau kebijakan yang

telah digariskan oleh para pemimpinnya, karena kalau ini yang terjadi maka istilah yang tepat

adalah mobilisasi politik. Partisipasi politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan

kebijakan, mulai dari sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan,

termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan.

Konsep partisipasi politik ini menjadi sangat penting dalam arus pemikiran deliberative

democracy atau demokrasi musawarah. Pemikiran demokrasi musyawarah muncul antara lain

terdorong oleh tingginya tingkat apatisme politik di Barat yang terlihat dengan rendahnya

tingkat pemilih (hanya berkisar 50 - 60 %). Besarnya kelompok yang tidak puas atau tidak

merasa perlu terlibat dalam proses politik perwakilan menghawatirkan banyak pemikir Barat

yang lalu datang dengan konsep deliberative democracy.

Di Indonesia saat ini penggunaan kata partisipasi (politik) lebih sering mengacu pada

dukungan yang diberikan warga untuk pelaksanaan keputusan yang sudah dibuat oleh para

pemimpin politik dan pemerintahan. Misalnya ungkapan pemimpin "Saya mengharapkan

partispasi masyarakat untuk menghemat BBM dengan membatasi penggunaan listrik di

rumah masihng-masing". Sebaliknya jarang kita mendengar ungkapan yang menempatkan

warga sebagai aktor utama pembuatan keputusan.

Dengan meilhat derajat partisipasi politik warga dalam proses politik rezim atau

pemerintahan bisa dilihat dalam spektrum:


 Rezim otoriter - warga tidak tahu-menahu tentang segala kebijakan dan keputusan politik

 Rezim patrimonial - warga diberitahu tentang keputusan politik yang telah dibuat oleh para

pemimpin, tanpa bisa memengaruhinya.

 Rezim partisipatif - warga bisa memengaruhi keputusan yang dibuat oleh para pemimpinnya.

 Rezim demokratis - warga merupakan aktor utama pembuatan keputusan politik.

Anda mungkin juga menyukai