Anda di halaman 1dari 16

WORKSHOP PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU IPS

LELLY ROCHMAH
Pengawas Sekolah SMP/Mts Guru IPS Kabupaten Tulungagung
Email: lelly_rochmah@yahoo.com

Abstrak :Workshop Peningkatan Peningkatan Profesionalisme Guru IPS dalam pembuatan


Karya Tulis Ilmiah dilatar belakangi oleh hasil survai di lapangan tentang masih minimnya
jurnal guru-guru IPS SMP di Tulungagung dan banyaknya golongan kepangkatan yang tidak
lancar di Kabupaten Tulungagung dikarenakan kurang mampunya guru menulis karya tulis
ilmiah merupakan permasalahan yang utama bagi kebanyakan guru-guru IPS di Kabupaten
Tulungagung yang berada pada pengawasan peneliti.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a)
sebelum diadakan workshop guru hanya mendapatkan kategori nilai cukup artinya sebagian
belum paham, setelah diadakan workshop dua kali pada tanggal 23 Februari dan 2 Maret 2015
terjadi peningkatan dalam pemahaman membuat Karya Tulis Ilmiah. dan (b) aktivitas guru
dalam mengikuti workshop pembuatan Karya Tulis Ilmiah yang lengkap dan sistematis pada
siklus kedua lebih baik daripada pada saat siklus kesatu

Kata kunci :Profesionalisme Guru, IPS,Karya Tulis Ilmiah, Workshop

Penjaminan mutu telah menjadi kata kunci dalam dunia pendidikan kita
dewasa ini. Hal ini menandakan mulai terjadinya kesadaran bersama akan pentingnya
mutu dalam layanan penyelenggaraan pendidikan formal. Fenomena ini sudah
sepatutnya ditanggapi secara positif oleh lembaga-lembaga yang terkait dengan upaya
serius dan sistemik dalam peningkatan mutu pendidikan pada semua aspeknya.Salah
satu faktor yang sangat penting dalam upaya penjaminan mutu pendidikan adalah
memastikan bahwa para pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi standar
kompetensi dan melakukan pengembangan profesional yang berkelanjutan agar dari
waktu ke waktu dapat meningkatkan mutu pembelajaran bagi peserta
didik.Pembelajaran peserta didik merupakan salah satu hal paling penting dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan karena semua kegiatan pendidikan harus
bermuara pada terjadinya peningkatan mutu lulusan. (Tatang Sunendar, 2008)
Pengembangan profesi seperti yang dimaksud dalam petunjuk teknis jabatan
fungsional guru dan angka kreditnya adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan
ilmu dan pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk peningkatan mutu baik bagi
proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya maupun
dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan. Kegiatan
pengembangan profesi dalam sertifikasi guru merupakan bagian yang tidak
terpisahkan mengingat pengembangan profesi merupakan salah satu komponen dari
sepuluh komponen yang menjadi bahan penilaian portofolio.Profesi adalah suatu
pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. (Kunandar, 2007, 45)
sedangkan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal. (Usman, M. Uzer, 2006, 14-15)
Beberapa kegiatan guru yang termasuk pengembangan profesi adalah (1)
Melaksanakan kegiatan karya tulis ilmiah di bidang pendidikan (2) Menemukan
teknologi tepat guna di bidang pendidikan, (3) Membuat alat peraga atau alat
bimbingan, (4) Menciptakan karya seni seperti lagu, lukisan dan (5) Mengikuti
kegiatan pengembangan kurikulum. (Depdiknas, 2001: 1-2). Maka menulis karya tulis
ilmiah merupakan syarat mutlak bagi guru yang akan naik pangkat dan golongan
tertentu serta menjadi guru yang professional, seperti yang dikemukaan oleh Oemar
Hamalik bahwa guru profesional merupakan orang yang telah menempuh program
pendidikan guru dan memiliki tingkat master serta telah mendapat ijazah negara dan
telah berpengalaman dalam mengajar pada kelas-kelas besar. (Oemar Hamalik, 2006,
27)
Setiap guru hendaknya mampu menghasilkan karya tulis ilmiah seperti artikel,
makalah, buku teks, modul, penelitian dan lain-lain.Karya tulis ilmiahadalah hasil
pemikiran penulis atas suatu permasalahan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Dalam upaya untuk menghasilkan karya tulis ilmiah jenis ini, terlebih dahulu
mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan permasalahannya, baik yang sejalan
maupun yang bertentangan dengan apa yang dipikirkannya. Sumber-sumber yang
dianjurkan untuk dirujuk dalam rangka menghasilkan karya tulis ilmiah hasil
pemikiran adalah juga karya tulis ilmiah-karya tulis ilmiah hasil pemikiran yang
relevan, hasil-hasil penelitian terdahulu, di samping teori-teori yang dapat digali dari
buku-buku teks. (Dwiloka dan Riana, 2005:1-2)
Karya tulis ilmiah ini sangat bermanfaat bagi peningkatan profesionalisme
guru dan juga proses pendidikan.Kenyataan pengamatan di lapangan ternyata masih
banyak guru yang tidak memiliki karya tulis ilmiah. Contohnya di Tulungagung,
sebagian besar guru-guru IPS SMP belum pernah menulis karya tulis ilmiah.
Berdasarkan hasil observasi lapangan pada tanggal 15 Februari 2015, diperoleh
sebagian besar guru IPS SMP di Kabupaten Tulungagung belum menguasai penulisan
karya tulis ilmiah yang sesuai dengan aturan penulisan karya tulis ilmiah. Sehingga
banyak guru SMP IPS yang berhenti kenaikan pangkat karena terbentur di faktor
penulisan karya tulis ilmiah.Dapat disimpulkan guru SMP IPS di Kabupaten
Tulungagung belum mengembangkan keterampilan menulis. Keterampilan menulis
meliputi menulis karya tulis ilmiah maupun menulis non ilmiah
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan
profesionalisme Guru IPS dengan membuat karya tulis ilmiah, mendeskripsikan hasil
peningkatan profesionalisme guruIPS SMP sekabupaten Tulungagung
denganmembuat karya tulis ilmiah melalui workshop.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan
manfaat bagi: 1) Peneliti (Pengawas) adalah(a) Memecahkan permasalahan nyata
yang terjadi di dalam sekolah-sekolah yang berada dalam binaan pengawas sekolah
(b) Sebagai sarana peningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan,
manajemen dan pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan tugas profesional
kepengawasan di sekolah (c) Meningkatkan kemampuan dan sikap profesional
sebagai pengawas sekolah (d) Menumbuh kembangkan budaya akademik di
lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan
mutu pendidikan (e) Sebagai acuan dan bahan tinjauan dalam pembinaan dan
penilaian terhadap Proses Belajar Mengajar (PBM) yang dilaksanakan Guru di
sekolah dan (f) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk
meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah 2). Manfaat penelitian ini
bagi guru adalah untuk meningkatkan kualitas guru-Guru Binaan IPS se Kabupaten
Tulungagung dalam membuat karya tulis ilmiah yang lengkap benar dan sistematis,
sehingga karya tulis ilmiah yang mereka susun menjadi hasil kerja penulisan baru,
yang menampilkan semua aspek penting penelitian untuk bisa diterbitkan pada jurnal
penelitian, memudahkan guru untuk mendapatkan nilai sebagai syarat kenaikan
tingkat, meningkatkan kualitas guru dalam pembuatan karya tulis ilmiah, dan
meningkatkan kebersamaan guru dalam MGMP.

METODEPENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
penelitian tindakan sekolah karena penelitian ini dilaksanakan berdasarkan adanya
temuan masalah di beberapa sekolah mengenah pertama di Kabupaten Tulungagung.
Berdasarkan variable yang diteliti dan tujuan yang hendak dicapai, maka metode
penelitian yang digunakan adalah dengan sistem spiral. Stephen Kemmis dan Robin
Mc Taggart tahun 1988 mengembangkan model Kurt Lewin dalam suatu sistem spiral
dengan empat komponen utama, yakni perencanaan (planning), tindakan (acting),
observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Tahap pelaksanaan tindakan yaitu
merupakan suatu hal yang dilakukan sebagai upaya perubahan yang dilakukan. Tahap
observasi atau pengamatan yaitu mengamati secara sistematis hasil atau dampak
tindakan terhadap proses belajar-mengajar, dan tahap refleksi yaitu mengkaji dan
mempertimbangkan hasil atau dampak tindakan yang dilakukan.
Peneliti dalam penelitian kualitatif berperan sebagai instrument penelitian,
kehadiran peneliti mutlak diperlukan, dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
perencana, pelaksanaan pengajaran, pengumpul data, penganalisis, penafsir dan
sebagai pelapor hasil penelitian.Dalam kegiatan penelitian, peneliti meminta bantuan
teman sejawat untuk mengamati pelaksanaan workshop dalam penelitian ini.Hal ini
dilakukan agar hasil penelitian lebih objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.Lokasi tempat untuk melakukan workshop Karya tulis ilmiah
ini adalah di Gedung serba guna SMPN 3 KedungwaruTulungagung.Hal ini
dikarenakan SMPN 3 Kedungwaruadalah dalam wilayah kepengawasan peneliti.
Bagi sebagian Guru pembuatan Karya tulis ilmiah dianggap sebagai instrumen
pembelajaran yang mudah, kadangkala mereka cukup meng copy paste Karya tulis
ilmiah dari PTK yang mereka buat, padahal tidak semua hal dalam PTK bisa
dimasukkan menjadi karya tulis ilmiah. Oleh karena itu, Pengawas/Peneliti sering
menemui Karya tulis ilmiah yang kurang tepat dan terlalu bertele-tele, untuk itulah
Peneliti atau Pengawas mengadakan Workshop pembuatan Karya tulis ilmiah pada
kegiatan MGMP, kegiatan ini dianggap yang tepat dan dapat menyelesaikan masalah
keprofesionalan Guru IPS dalam membuat Karya tulis ilmiah. Dalam pelaksanaan
Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini yang akan menjadi subjek adalah Guru IPSdi
Tulungagung yang berada dalam binaan kepengawasan pengawas/peneliti, berjumlah
42 (empat puluh dua) orang Guru. Adapun jadwal kegiatannya adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Workshop pembuatan Karya tulis ilmiah
MGMP IPS di Tulungagung
NO WAKTU KEGIATAN PETUGAS/ PEMATERI
1 12.15 – 12.30 Pembukaan Peneliti
2 12.30 – 14.30 Pemahaman materi Karya tulis Prof. Dr. HM. Zainuddin M.Pd
ilmiah (Dosen Universitas Negeri Malang)
3 14.30 – 14.45 Istirahat ( Coffe Break )
4 14.45 – 15.45 Penyusunan Karya tulis ilmiah Dra. Lelly Rochmah, M.Si dan
sesuai dasar-dasar rujukan Teman Sejawat
(Sesi I)
5. 15.45 – 16.00 Sholat Ashar
6. 16.00 - 17.00 PembuatanKarya tulis ilmiah Dra. Lelly Rochmah, M.Si dan
(Sesi II) Teman Sejawat
7 17.00 – 17.15 Penutupan

Data awal penelitian ini adalah berupa kelengkapan pembelajaran dan salah satu
PTK yang dimiliki oleh Guru, serta data akhir diperoleh melalui observasi,
dokumentasi dan hasil praktek penyusunan dan pengembangan Instrumen penelitian
secara spontan.Tindakan yang dilakukan adalah berupa pengamatan aktivitas guru
dalam persiapan dan selama proses penyusunan Karya tulis ilmiah, kemudian evaluasi
Karya tulis ilmiahyang dibuatnya. Hasil pengamatan dan evalusi tersebut kemudian
dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap tindakan) pada siklus
penelitian berikutnya
Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik observasi, angket, dokumentasi, tes, wawancara, dan catatan lapangan.Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif
yaitu menggambarkan kenyataan atau data sesuai dengan data yang diperoleh dengan
tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan Guru dalam menyusun karya
ilmiah. Langkah-langkah analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan kesimpulan.
Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan Workshop Karya tulis ilmiah
pada Guru IPS dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Kegiatan
observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti
mengacu pada pelaksanaan Workshop yaitu (1) Pengawas memberikan penjelasan,
instruksi atau pertanyaan terhadap peserta workshop IPS (2) Memberikan tugas
kepada Guru untuk menyusun Karya tulis ilmiah dengan spontan bersama dengan
kelompok (3) Pengawas memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang
mungkin membingungkan peserta Workshop (4) Resitasi untuk menanamkan fakta-
fakta yang telah dipelajari sebelumnya (5) Guru merangkum dalam bentuk materian
sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Kegiatan penarikan kesimpulan mencakup pencarian arti dan makna data serta
memberi penjelasan. Makna dan arti yang diperoleh tersebut harus di uji
kebenarannya serta kecocokannya melalui kegiatan verifikasi. Verifikasi tersebut
merupakan validitas data yang disimpulkan.Hasil analisis data ini akan dijadikan
dasar untuk menentukan keberhasilan pemberian tindakan. Selain itu analisis data ini
akan digunakan dasar untuk melaksanakan tindakan selanjutnya, jika pemberian
tindakan sebelumnya tidak berhasil. Berdasarkan analisis maka akan ditentukan mana
yang perlu dilakukan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.Penarikan
kesimpulan dilihat dari hasil pengembangan inovatif Guru dalam mengajar dan hasil
ketuntasan siswa baik secara individu maupun klasikal selama pelaksaan workshop
pembuatan karya tulis ilmiah.
Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti perlu merumuskan indikator-
indikator ketercapaiannyaPerumusan persentase target ketercapaian pada indikator
yang ditetapkan dalam penelitian ini berdasarkan pada hasil observasi awal, dikatakan
indikator tercapai bila Guru atau Peserta Workshop 85% telah mampu mendapatkan
nilai Sangat Baik atau 4 (empat), jika hasil penelitian belum sesuai dengan harapan,
maka akan dicari penyebabnya. Untuk itu dalam penelitian juga diperlukan
refleksi.Refleksi merupakan kegiatan memikirkan atau merenungkan kembali semua
kegiatan yang telah dilakukan, kemudian mencari solusi perbaikan yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan keberhasilan tindakan yang dilakukan. Refleksi
tindakan berdasar analisis hasil observasi mengenai penjelasan data apa saja yang
akan di analisis serta kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada kegiatan per siklus,
hasil-hasil yang diperoleh dan permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan
Workshop Karya tulis ilmiah pada siklus tersebut, dipakai sebagai dasar dalam
melakukan perencanaan ulang pada siklus berikutnya
Instrumen penelitian adalah alat atau sarana yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data penelitian.Data penelitian yang dimaksud adalah sebuah
informasi dari penelitian tindakan sekolah ini, yaitu berupa kata-kata, angka-angka,
gambar, segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menjawab masalah
penelitian.Instrumen yang dikembangkan oleh Pengawas sebagai peneliti disesuaikan
berdasarkan kebutuhan data penelitian itu sendiri.Pengawas atau peneliti
mengidentifikasi dan mempersiapkan berbagai ragam instrument yang diperlukan
dalam penelitian tindakan sekolah ini.Pengawas ataupun peneliti mempersiapkan
instrument penelitian dengan tepat, tentunya supaya data yang terkumpul dapat lebih
bermakna dan bermanfaat bagi kegiatan penelitian.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah lembar observasi berupa rubrik, yang terdiri dari (1) Format Penilaian
Pembuatan karya tulis ilmiah (2) Format Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan
selama Workshop Pembuatan karya tulis ilmiah (3) Format Penilaian Aktivitas Guru-
guru IPS dalam Proses Workshop pembuatan karya tulis ilmiah (4) Wawancara
(Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru – guru IPS selama
Workshop Penyusunan dan pengembangan Pembuatan karya tulis ilmiah. Format–
format ini diisi oleh peneliti melalui pangamatan sebelum, pada saat, dan sesudah
proses penyusunan dan pengembangan Pembuatan karya tulis ilmiah. Hasilnya
digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya

HASIL PENELITIAN
Paparan Data Observasi Pra Siklus
Sebelum melakukan tindakan perbaikan, peneliti terlebih dahulu melakukan
kegiatanorientasi sebagai studi pendahuluan.Dalam kegiatan ini mendiagnosis guru
sehingga penelitimenemukan derajat kelayakan karya tulis ilmiah yang disusun guru
padasaat sebelum diadakannya workshop. Penelitimengamati aktivitas guru dalam
persiapan dan selama proses pembuatan karya tulis ilmiah,kemudian mengevaluasi
karya tulis ilmiah yang dibuatnya. Hasil pengamatan dan evalusitersebut kemudian
dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap tindakan) pada
sikluspenelitian.denganformat penilaian aktivitas guru– guru IPS dalam persiapan
pembuatan karya tulis ilmiah sebelumWorkshop diketahui kondisinya adalah
antusiasme guru dalam mempersiapkan sumber-sumber rujukan pembuatan karya
tulis ilmiah dan persiapan dalam membuat karya tulis ilmiah masih bernilai kurang.
Hasil evaluasi terhadap Karya tulis ilmiah yang dibuat oleh guru-guru selama
kegiatan orientasi, teridentifikasi beberapa kekurangan, yaitu (1) Judul yang dibuat
kurang informative dan lengkap, kebanyakan mereka membuatnya terlalu panjang
melebihi 15 kata, (2) Mereka belum menguasai cara membuat abstraksi karya tulis
ilmiah, (3) Pendahuluan yang dituliskan belum memenuhi tiga gagasan utama yaitu
latar belakang, masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah dan rumusan
tujuan penelitian, (4) Dalam metode belum memenuhi sampel atau subjek, instrumen
pengumpulan data, rancangan penelitian dan teknik analisis data, dengan keseluruhan
penilaian hanya sebesar 58,7%.
Pada kondisi awal, secara garis besar para guru IPS di Kabupaten
Tulungagungantusiasme dalam mempersiapkan sumber-sumber rujukan pembuatan
karya tulis ilmiah dan persiapan dalam membuat karya tulis ilmiah masih bernilai
kurang.Oleh karena itu, dilaksanakanlah Workshop pembuatan karya ilmiah bagi guru
melalui siklus 1 dan 2.

Tinjauan Siklus 1
Sebelum pelaksaan workshop mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan
yang perlu dikaji sebelum menyusunan Karya tulis ilmiah yang lengkap dan
sistematis, yaitu : (1) PTK, (2) buku-buku Jurnal, (3) contoh / model karya tulis
ilmiah (4) menghadirkan pakar sebagai nara sumber ditingkat Propinsi. Serta
mempersiapkan instrumen penelitian berupa (1) format penilaian Pembuatan karya
tulis ilmiah (2) rubrik penilaian aktivitas guru IPS selama Workshop pembuatan
Karya tulis ilmiah (3) format penilaian aktivitas guru selama Workshop pembuatan
Karya tulis ilmiah (4) pedoman wawancara (Diskusi) untuk mengetahui kendala yang
dialami Guru IPS selama Workshop pembuatan Karya tulis ilmiah
Pelaksanaan workshop dilaksanakan sesuai dengan jadwal pada hari Senin
tanggal 23 Februari 2015 mulai pukul 12.00 WIB, peneliti mengamati dan menilai
Karya tulis ilmiah yang telah dibuat oleh guru-guru IPS, peneliti dan guru berdialog
kurang lebih 20 menit mengenai kegiatan pembuatan Karya tulis ilmiah yang akan
dilakukan pada siklus kesatu, dan guru-guru IPS melaksanakan kegiatan workshop
pembuatan karya tulis ilmiah yang mengacu pada dasar-dasar rujukan pembuatan
karya tulis ilmia
Hasil Penilaian melalui penilaian aktivitas Guru IPS dalam
persiapanselamaWorkshop pembuatan karya tulis ilmiah Siklus 1 dapat diketahui jika
antusiasme guru dalam mempersiapkan sumber-sumber rujukan pembuatan karya
tulis ilmiah dan persiapan dalam pembuatan karya ilmiah telah bernilai baik.
Sedangkan penilaian dalam pelaksaan workshop dapat diketahui dari tabel berikut ini:
Tabel 2
Penilaian Pelaksaan Workshop Pembuatan
Karya Tulis Ilmiah MGMP IPS di Tulungagung

Nilai
Sangat
No ASPEK YANG DIOBSERVASI Kurang Cukup Baik
Baik
1 2 3 4
1 Antusias guru dalam keinginan untuk bisa
2
dan mengerti pembuatan karya tulis ilmiah
2 Tingkat perhatian pada kegiatan Workshop 4
3 Keberanian mengemukakan pendapat
2
selama Workshop
4 Keberanian mengajukan pertanyaan 2
5 Keberanian menjawab pertanyaan 2
6 Kemampuan bekerjasama dan berdiskusi 2
7 Keberanian tampil di depan para peserta
2
Workshop
8 Ketuntasan menyelesaikan tugas 3
9 Kemauan mencatat materi yang dianggap
3
penting
10 Ketahapan dalam mengikuti kegiatan
1
workshop pembuatan karya tulis ilmiah
NILAI 1 12 6 4
TOTAL NILAI 23
Keterangan :
Nilai 5 – 10 = Kurang
Nilai 11 – 20 = Cukup
Nilai 21 – 30 = Baik
Nilai 31 – 40 = Sangat Baik
Dari hasil observasi dapat dilihat menunjukkan nilai total 23, artinya
ketuntasan sudah menunjukkan hasil yang baik, namun peneliti menginginkan nilai
yang maksimal yaitu sangat baik. Berdasarkan penilaian pembuatan karya tulis ilmiah
diketahui bawa para guru telah mencapai ketuntasan sebesar 71,9%. Karena masih
kurang dari indikator pencapaian 85% atau lebih, maka akan dilanjutkan pada siklus
2.
Selain itu, dari proses wawancara diperoleh kesimpulan bahwa beberapa
Gurumenjadi bersemangat dalam melaksanakan kegiatan Workshop, karena
penyusunan dan pengembangan Karya tulis ilmiahbagi guru IPS dengan Workshop ini
dilaksanakan bersama-sama dengan Guru IPS dalam binaan Pengawas/Peneliti.
Meskipun masih terdapat kendala-kendala seperti guru dalam membuat karya tulis
ilmiah masih mengalami kesulitan dalam membuat abstraksi dan menuliskan metode
penelitian yang sistematis serta guru belum dapat menguraikan hasil dari analisis data
dengan tepat.

Tinjauan Siklus 2
Setelah melakukan refleksi antara peneliti dengan teman sejawat, maka
peneliti merencanakan tindakan pada siklus ke 2.Peneliti melakukan koordinasi
dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung untuk mengadakan
Workshop pada siklus 2. Disepakati akan dilakukan Workshop lagi kepada setiap
guru IPS untuk memperdalam kemampuan guru dalam membuat Karya tulis ilmiah
yang sistematis. Pelaksanaan mulai hari Senin tanggal 2 Maret 2015.Mempersiapkan
bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum menyususn Karya tulis ilmiah
yang lengkap dan sistematis, yaitu : (1) PTK, (2) buku-buku Jurnal, (3) contoh /
model karya tulis ilmiah (4) menghadirkan pakar sebagai nara sumber ditingkat
Propinsi. Serta mempersiapkan instrumen penelitian berupa (1) format penilaian
Pembuatan karya tulis ilmiah (2) rubrik penilaian aktivitas guru IPS selama Workshop
pembuatan Karya tulis ilmiah (3) format penilaian aktivitas guru selama Workshop
pembuatan Karya tulis ilmiah (4) pedoman wawancara (Diskusi) untuk mengetahui
kendala yang dialami Guru IPS selama Workshop pembuatan Karya tulis ilmiah (5)
Membawa hasil refleksi pada siklus kesatu kepada guru-guru untuk mendiskusikan
kendala yang dihadapi guru-guru IPS dalam membuat karya tulis ilmiah, cara
mengatasinya sebelum pelaksanaan kegiatan penyusunan, pengembangan Karya tulis
ilmiah yang lengkap dan sistematis pada tindakan perbaikan siklus kedua dimulai.
Workhsop pembuatan karya tulis ilmiah dilaksanakan pada hari Senin tanggal
2 Maret2015 mulai pukul 12.00 WIB dilaksanakan Workshop pembuatan karya tulis
ilmiah Siklus 2.Dalam kegiatan Workshop pembuatan karya tulis ilmiah diawali
dengan pemberian penjelasan oleh oleh nara sumber mengenai cara menentukan
judul, abstraksi, metode, pendahuluan, hasil, pembahasan, dan daftar rujukan yang
benar, kemudian guru peserta mulaimelakukan kegiatan pembuatan dan
penyempurnaan karya tulis ilmiah bersama–sama dalamkegiatan workshop tersebut.
Hasil Penilaian melalui penilaian aktivitas Guru IPS dalam
persiapanselamaWorkshop pembuatan karya tulis ilmiah Siklus 2 dapat diketahui jika
antusiasme guru dalam mempersiapkan sumber-sumber rujukan pembuatan karya
tulis ilmiah dan persiapan dalam pembuatan karya ilmiah telah bernilai sangat baik.
Sedangkan penilaian dalam pelaksaan workshop dapat diketahui dari tabel berikut ini:

Tabel 3
Penilaian Pelaksaan Workshop Pembuatan
Karya Tulis Ilmiah MGMP IPS di Tulungagung

Nilai
Sangat
No ASPEK YANG DIOBSERVASI Kurang Cukup Baik
Baik
1 2 3 4
1 Antusias guru dalam keinginan untuk bisa
4
dan mengerti pembuatan karya tulis ilmiah
2 Tingkat perhatian pada kegiatan Workshop 4
3 Keberanian mengemukakan pendapat
4
selama Workshop
4 Keberanian mengajukan pertanyaan 3
5 Keberanian menjawab pertanyaan 4
6 Kemampuan bekerjasama dan berdiskusi 4
7 Keberanian tampil di depan para peserta
3
Workshop
8 Ketuntasan menyelesaikan tugas 3
9 Kemauan mencatat materi yang dianggap
3
penting
10 Ketahapan dalam mengikuti kegiatan
4
workshop pembuatan karya tulis ilmiah
NILAI 12 24
TOTAL NILAI 36
Keterangan :
Nilai 5 – 10 = Kurang
Nilai 11 – 20 = Cukup
Nilai 21 – 30 = Baik
Nilai 31 – 40 = Sangat Baik
Dari hasil observasi dapat dilihat menunjukkan nilai total 36, artinya
ketuntasan sudah menunjukkan hasil sangat baik. Berdasarkan penilaian pembuatan
karya tulis ilmiah diketahui bawa para guru telah mencapai ketuntasan sebesar 87,1%.
Karena telah mencapai indikator pencapaian 85% atau lebih, maka tidak perlu
dilanjutkan pada siklus 3.
Selain itu, dari proses wawancara diperoleh kesimpulan bahwa beberapa Guru
menjadi lebih rileks dan ringan dalam melaksanakan kegiatan Workshop, karena
pembuatan Karya tulis ilmiahbagi guru IPSdengan Workshop ini
dilaksanakanberdasarkan refleksi Workshop siklus 1 dan dilakukan bersama-sama
dengan Guru IPS dalam binaan Pengawas/Peneliti. Dari hasil observasi diketahui (1)
Guru telah membuat judul dengan Ringkas, Jelas, dan efektif, Tidak terlalu pendek
atau terlalu panjang (Tidak melebihi 15 kata), sudah mencerminkan isi gagasan /
masalah yang dibahas serta memiliki daya tarik untuk dibaca dan Provokatif,
argumentatif, dan analitik, (2) Guru telah membuat abstrasksi dengan padat dalam
satu paragraf yang telah membuat ringkasan isi karya tulis ilmiah (3) Guru telah
mampu membuat pendahuluan dengan menguraikan hal-hal yang memberikan acuan /
konteks permasalahan yang akan dibahas.

PEMBAHASAN
Dalam kegiatan pra siklus, ditemukan bahwa dalam Karya tulis ilmiah yang
dibuat guru, memiliki banyak kekurangan. Judul yang dibuat kurang informative
danlengkap, kebanyakan mereka membuatnya terlalu panjang melebihi 15 kata,
mereka belum menguasai cara membuat abstraksi karya tulis ilmiah, pendahuluan
yang dituliskan belum memenuhi tiga gagasan utama yaitu latar belakang, masalah
dan wawasan rencana pemecahan masalah dan rumusan tujuan penelitian. Dalam
metode belum memenuhi sampel atau subjek, instrumen pengumpulan data,
rancangan penelitiandan teknik analisis data.
Setelah dilakukan workshop pembuatan karya tulis ilmiah siklus 1, masih
terdapat beberapa kekurangan dari peserta workshop, antara lain, guru masih kesulitan
dalam membuat abstraksi dan menuliskan metode penelitian yang sistematis, guru
juga belum dapat menguraikan hasil dari analisis data dengan tepat.Hasil observasi
terhadap tindakan perbaikan siklus kesatu dengan menggunakan formatpenilaian
pembuatan karya tulis ilmiah, nilainya 71,9% yang berarti beradapada katagori cukup,
karena masih kurang dari 87,1% dan hasil observasi dengan menggunakan format
penilaian Aktivitas guruselama Workshop Penyusunan RPP nilainya mencapai 23
yang berarti berada pada kategori baik. Pada siklus 1 terjadi peningkatan ketuntasan
sebesar 13,2% daripada pra siklus.
Dengan mengkaji hasil tindakan perbaikan pada siklus kesatu, maka masih
diperlukan tindakan perbaikan selanjutnya melalui siklus kedua. Siklus kedua
pengarahan dari nara sumber untuk memberikan penjelasan dan petunjuk tentang hal
yang dirasakan masih sulit tersebut pada siklus kesatu, terutama dalam menentukan
judul, abstraksi, pendahuluan, bagian inti dan hasil penelitian. Namun pada siklus
kedua ini peserta workshop ditemukan bahwa mereka telah mampu untuk membuat
judul dengan Ringkas, Jelas, dan efektif, Tidak terlalu pendek atau terlalu panjang
(Tidak melebihi 15 kata), sudah mencerminkan isi gagasan / masalah yang dibahas
serta memiliki daya tarik untuk dibaca dan Provokatif, argumentatif, dan analitik.
Guru telah mampu membuat abstrasksi dengan padat dalam satu paragraf yang
telah membuat ringkasan isi karya tulis ilmiah serta mampu membuat pendahuluan
dengan menguraikan hal-hal yang memberikan acuan / konteks permasalahan yang
akan dibahas. Hasil observasi terhadap tindakan perbaikan siklus kedua dengan
menggunakan format penilaian pembuatan karya tulis ilmiah, nilainya mencapai 36
yang berarti berada pada kategori sangat baik, dan hasil observasi dengan
menggunakan format penilaian Aktivitas Guru IPS selama workshop pembuatan
karya tulis ilmiah nilainya mencapai 87,1%, yang berati berada pada kategori sangat
baik. Pada siklus kedua ini terjadi peningkatan kentutasan sebesar 15,2% daripada
siklus pertama.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Kesimulan adalah sebagai berikut: (1) workshop Karya tulis ilmiah untuk Guru IPS
dapat meningkatkan kualitas guru IPS dalam membuat Karya tulis ilmiah sebagai
sarana peningkatan profesionalisme guru, (2) workshopKarya tulis ilmiah untuk Guru
IPS memiliki dampak positif dalam meningkatkan kualitas guru IPS dalam membuat
Karya tulis ilmiah dalam setiap siklus, yaitu siklus I naik 13,2%, siklus II naik 15,2%,
(3) workshopKarya tulis ilmiah untuk Guru IPS dapat menjadikan Guru IPS merasa
dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk lebih meningkatkan kualitasnya
dalam membuat Karya tulis ilmiah dan guru-Guru IPS dapat lebih percaya diri untuk
menyetorkan karya tulis ilmiahnya untuk diterbitkan pada jurnal pendidikan dan dapat
meningkatkan motivasi bagi Guru IPS dalam mengajar.
Saran
Adapun saran adalah sebagai berikut: (1)Menerapkan pembelajaran yang lebih kreatif
sehingga dapat menjadi penemu model rencana pembelajaran baru yang lebih efektif,
(2) maksimalkan MGMP sebagai wadah untuk menggali kompetensi pedagogik agar
menjadiguru yang lebih professional dan terus mengembangkan kompetensi
pedagogiknya, baik melalui pendidikan formal, informal,maupun non formal atas
keinginan sendiri atau saat disertakan dalam kegiatan-kegiatanpengembangan profesi
dalam jabatan (in service training) berbagai kegiatan diklat, seminar,workshop dan
lain-lain.
DAFTAR RUJUKAN
Dwiloka, Bambang dan Riana, Rati, 2005, Teknik Menulis Karya Ilmiyah, Rineka Cipta,
Semarang
Depdiknas. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Dirjen Manajemen Dikdasmen
Direktorat Pembinaan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Kunandar, 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,Cet. Ke-1.
Oemar Hamalik, 2006. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, Cet. Ke-4
Tatang Sunendar. 2008. Pentingnya Karya Tulis Ilmiah dalam Pengembangan Profesi
Guru.
www.lpmpjabar.go.id By Website Section.
Usman, M. Uzer, 2006, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
Cet. Ke-20

Anda mungkin juga menyukai