BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Bahwa sebenarnya Indonesia adalah Negara hukum Negara yang
memprioritaskan berbagai hukum yang berlaku dijaman modern guna terciptanya suatu
hukum yang dapat ditaati, dipatuhi, dan dilaksanakan secara menyeluruh oleh
masyarakat,dan diantara hukum-hukum yang ada dalam hukum administrasi Negara
meliputi: Hukum Tata Negara, Hukum tata pemerintah, Hukum tata usaha pemerintah,
Hukum tata usaha Negara, Hukum tata usaha pemerintah Indonesia, dan lain sebagainya.
Tujuan dari Negara hukum adalah agar terciptanya keamanan, yang dapat memberikan
ketentraman bagi setiap warga Negaranya. (Hukum administrasi Negara merupakan
bagian-bagian dari hukum publik, hukum administrasi Negara dapat dijelaskan sebagai
peraturan-peraturan dari hukum publik), yang berkenaan dengan pemerintahan umum
untuk menemukan definisi yang baik mengenai istilah hukum administrasi Negara, agar
dapat terlaksananya hukum harus mengatur tindakan pemerintah dan mengatur
hubungan antara pemerintah dengan warga Negara atau hubungan antar organ
pemerintah.Oleh karena itu, sebenarnya semua Negara modern mengenal Hukum
Administrasi Negara hanya saja Hukum Administrasi Negara itu berbeda-beda antara
satu Negara dengan yang lainnya, yang disebabkan oleh perbedaan persoalan
kemasyarakatan dan pemerintahan yang dihadapi penguasa, perbedaan sistem politik,
perbedaan bentuk Negara dan bentuk pemerintahan. Pemerintah dapat diartikan secara
luas dan dalam arti sempit, pemerintah dalam arti luas adalah mencangkup semua alat
kelengkapan Negara yang pada pokoknya terdiri dari cabang kekuasaan eksekutif,
legislative, yudisial atau alat-alat kelengkapan Negara lain yang bertindak untuk dan atas
nama Negara, sedangkan dalam pengertian pemerintah dalam arti sempit adalah cabang
kekuasaan eksekutif. Berdasarkan keterangan tersebut, tampak bahwa bidang hukum
administrasi Negara itu sangat luas sehingga tidak dapt ditentukan secara tegas ruang
lingkupnya, disamping itu khusus bagi Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi,
terdapat pula hukum administrasi daerah, yaitu peraturan-peraturan yang berkenaan
dengan administrasi daerah atau pemerintah daerah.
3.2 Saran
Sebagai Negara hukum sudah sepatutnya hukum itu harus dipatuhi dan ditaati agar
tercipta masyarakat tertib Hukum, agar masyarakat yang ada didalam dapat terlindungi
hukum dari hal-hal yang meresahkan dan tidak merugikan, sebagai Negara hukum
Indonesia adalah salah satu Negara yang menjunjung hukum agar ketentraman di negara
Indonesia senantiasa terjaga dan terpelihara agar tercipta kesejahteraan dan
ketentraman dalam bermasyarakat, oleh karena itu sudah seharusnya pemerintah juga
turut turun langsung meninjau apakah seluruh masyarakat sudah mendapatkan hak-nya
dilindungi oleh hukum tanpa pandang bulu apa dia masyarakat yang mampu atau,kah
tidak mampu. Karena hukum itu adalah bagian dari masyarakat juga dan masyarakatlah
yang berhak dijamin atas hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Syafi’i, Inu Kencana, dkk. 1999. Ilmu Administrasi Publik. Rineka Cipta : Jakarta.
Mustafa, Bachsan. 2001. Sistem Hukum Administrasi Negara. Citra Aditya Bakti :
Bandung.
Hadjon, Philipus M, dkk. 2002. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.
HR, Ridwan. 2003. Hukum Administrasi Negara : Yogyakarta.
Marbun, dkk. 2002. Dimensi-Dimensi Pemikiran Hukum Admnistrasi Negara. UII Press :
Yogyakarta.
SUMBER LAIN
https://studihukum.wordpress.com/category/10-hukum-administrasi-negara/
http://birokrasi.kompasiana.com/2012/05/11/masalah-dari-administrasi-publik-di-
indonesia.http://ezadblakkan.blogspot.com/2012/12/hukum-administrasi-negara-han.html
2/16/2015 01:09:00 AM
Dilarang Mengambil atau mengakui hak cipta Orang Lain. Tema Perjalanan. Diberdayakan olehBlogger.
SELASA, 18 DESEMBER 2012
Hukum Administrasi Negara (HAN)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya aturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu bahan penunjang materi
pembelajaran “Pengantar Hukum Indonesia”. Melalui makalah ini saya mencoba memberikan
gambaran mengenai “Hukum Administrasi Negara (HAN)” dari beberapa sumber yang ada.
Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada Ibu IStiqomah,S.H. Atas kesedian beliau untuk
menjadi Dosen Pembimbing saya, dan kepada teman-teman sekalian yang selalu membantu
dalam proses pembuatan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat pada para pembaca semua. Sebagai manusia biasa, saya meminta maaf atas
ketidaksempurnaan makalah ini. Oleh karena itu pula, kritik dan saran dari para pakar, senior,
teman, dan pembaca lainnya akan saya terima dengan senang hati.
Hormat saya,
(penulis)
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Kehidupan dalam masyarakat tentunya tidak terlepas dari kontak sosial, di mana masyarakat
yang satu saling berhubungan dengan yang lainnya. Sehingga akibat dari adanya kontak sosial
tersebut muncul juga apa yang sering disebut dengan gejala-gejala sosial. Gejala-gejala
tersebeut terjadi seiring dengan perkembangan yang ada di lingkungan. Sehingga masyarakat
kota dapat merasakan langsung akibat dari gejala-gejala sosial yang ada tapi, bukan berarti di
daerah pedesaan tidak ada gejala-gejala sosial yang muncul tentu ada, hanya saja tidak
sebanyak yang di alami oleh masyarakat perkotaan.
Maka dari itu, setiap negara memiliki hukum yang diberlakukan di negaranya masing-masing.
Untuk mengatur negaranya agar mencapai tujuan dari masing-masing negara tersebut. Setiap
negara pasti memiliki hukum yang dipatuhi, yang mereka patuhi.
Di dunia Indonesia terdapat beberapa pembagian hukum. Oleh karna itu, dalam makalah ini
kami akan membahas dan menjelaskan tentang Hukum Administrasi Negara. Disaming itu,
makalah ini kami tujuankan untuk melengkapi mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI).
RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan judul yang akan dibahas, maka timbul permasalahan diantaranya:
Apa pengertian Hukum Administrasi Negara?
Apa sajakah pembagian dari Hukum Administrasi Negara?
Apa sajakah hakekat dan cakupan Hukum Administrasi Negara?
Apa perebdaan Hukum Administrasi Negara dan Hukum Tata Negara?
Apa tujuan dari Hukum Administrasi Negara?
Apa sajakah obyek dari Hukum Administrasi Negara?
Apakah fungsi dari Hukum Administrasi Negara?
Apa sajakah sumber-sumber dari Hukum Administrasi Negara?
Apa sanksi dalam Hukum Administrasi Negara?
METODE PENULISAN
Pada makalah ini saya menggunakan metode eksposisi, yaitu menjelaskan tentang pengertian-
pengertian yang terdapat dalam makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGRTIAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
Keputusan / kesepakatan pengasuh mata kuliah Hukum Administrasi Negara di Cibulan tanggal
26 – 28 Maret 1973 sebelumnya istilahnya Hukum Tata Pemerintahan dengan alasan :
HAN dapat menjangkau Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Tata Usaha Negara
Pengertian HAN lebih luas
Istilah administrasi berasal dari bahasa latin administrare lebih mencerminkan fungsi daripada
negara modern sesuadah PD II daripada istilah Tata Pemerintahan
Administrasi dalam bahasa Inggris administer adalah kombinasi kata-kata bahasa Latin ad dan
ministrare yang berarti to serve / melayani. Jadi to administer adalah to manage / to direct
mengelola atau memerintah.
Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat peraturan yang memungkinkan administrasi
Negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus juga melindungi warga terhadap sikap tindak
administrasi , dan melindungi administrasi Negara itu sendiri.
Berikut berbagai pendapat terkait dengan pengertian Hukum Administrasi:
1) E. Utrecht mengetengahkan “HAN (hukum pemerintahan) adalah men-guji hubungan
hukum istimewa yang diadakan akan memungkinkan para pejabat (Ambsdrager) administrasi
negara melakukan tugas mereka yang khusus”. Selanjutnya E, Utrecht men-jelaskan bahwa
“HAN adalah yang mengatur sebagian lapagan pekerja-an administrasi negara.
2) Cornelis Van Vollenhouven : HAN ialah kesemua kaidah-kaidah hukum yang bukan
hukum tata negara mate-riil, bukan hukum perdata materiil dan bukan hukum pidana materiil
(Teori residu).
3) J.M Baron de Gerando : hukum administrasi adalah peraturan-pera-turan yang mengatur
hubungan timbal balik antara pemerintah dan rakyat (Le droit administratif a pour object le
regles qui regissent les rapports recip-roques de I’administration avec les administres).
4) Prof. Mr.J. Oppenheim : Hukum ad-ministrasi negara adalah keseluruhan aturan-aturan
hukum yang harus menjalankan kekuasaannya. Jadi pa-da asasnya mengatur negara dalam
keadaan bergerak (staat in beweging).
5) Dr.Mr.H.J Romijn : Hukum admini-strasi negara adalah keseluruhan aturan-aturan hukum
yang mengatur negara dalam keadaan bergerak.
6) Prajudi Atmosudirdjo : HAN adalah hukum mengenai seluk beluk adminis-trasi negara
(HAN heteronom) dan hukum yang dicipta atau merupakan hasil buatan administrasi negara
(HAN otonom).
Dapatlah disebutkan bahwa hukum administrasi adalah hukum yang berkenaan dengan
pemerintahan dalam arti sempit. Secara garis besar mengatur hal-hal antara lain :
a. perbuatan pemerintah (pusat dan daerah) dalam bidang publik,
b. kewenangan pemerintah (dalam melakukan perbuatan dibidang public tersebut), didalamnya
diatur mengenai dari mana, dengan cara apa, dan bagaimana pemerintah menggunakan
kewenangannya;penggunaan kewenangan ini dituangkan dalam bentuk instrument hukum
sehingga diatur pula tentang pembuatan dan penggunaan instrument hukum,
c. Akibat-akibat hukum yang lahir dari perbuatan atas penggunaan kewenangan pemerintah itu.
d. penegakan hukun dan penerapan sanki-sanki dalam bidang pemerintahan.
Cakupan HAN (Prajudi Atmo-sudirdjo) : adalah HAN mengatur we-wenang, tugas, fungsi, dan
tingkah laku para Pejabat Administrasi Negara.
Van Vollenhouven :
Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan – peraturan hukum yang menentukan
badan-badan kenegaraan serta mem-beri wewenang itu kepada badan – badan tersebut dari
yang tertinggi sampai yang terendah kedudukannya.
Djokosutono :
Hukun Tata Negara sebagai hukum mengenai organisasi jabatan-jabatan di dalam rangka pan-
dangan mereka terhadap “Negara sebagai organisasi”.
YURISPRUDENSI
Menurut ketentuan pasal 22 AB jo pasal 14 Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 bahwa
seorang hakim tidak boleh menolak jika diminta memutuskan suatu perkara dengan alasan
karena belum ada aturan hukumnya.
Dari kenyataan yang demikian dapat dimengerti dalam praktek peradilan bahwa hakim adalah
pembentuk undang-undang.
Ada dua macam yurisprodensi yaitu :
Yurisprudensi tetap ialah keputusan hakim yang terjadi karena rangkai-an keputusan serupa
dan dijadikan dasar atau patokan untuk memutuskan suatu perkara (standar arresten);
Yurisprudensi tidak tetap ialah ke-putusan hakim terdahulu yang bukan standar arresten.
TRAKTAT
Traktat sebagai hukum formal harus disetujui oleh DPR kemudian baru diratifikasi oelh Presiden
dan setelah itu baru mengikat terhadap negara peserta dan warga negaranya.
Traktat yang memerlukan persetujuan DPR adalah traktat yang mengandung materi sebagai
berikut :
Soal-soal politik atau soal-soal yang dapat mempengaruhi haluan politik luar negeri misalnya
perubahan wilayah.
Perjanjian kerjasama ekonomi,pinjaman.
Soal-soal yang menurut UUD dan sistem perundang-undangan kita harus diatur dengan bentuk
undang-undang misalnya soal kewarganegaraan,kehakiman.
PERJANJIAN
Perjanjian (overeenkomst) adalah suatu peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji
untuk mela-kukan atau tidak melakukan perbuatan tertentu.
Perjanjian adalah sah apabila meme-nuhi syarat-syarat sebagaimana ditetapkan dalam pasal
1320 KUH Perdata, yaitu :
Orang yang mengadakan perjanjian garus cakap dalam arti mampu membuat perjanjian (orang
dewasa, tidak sakit ingatan);
Ada kata sepakat atau persesuaian kehendak antara para pihak yang bersangkutan;
Mengenai obyek tertentu;
Dasar yang halal atau kausa.
Disamping unsur-unsur yang harus dipenuhi ada juga asas-asas dalam perjanjian, yaitu :
Asas konsensualisme adalah perjanji-an itu telah terjadi apabila telah ada konsensus antara
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian.
Asas kebebasan berkontrak artinya seseorang bebas untuk mengadakan perjanjian bebas
mengenai apa yang diperjanjikan bebas pula menentukan bentuk perjanjiannya.
Asas pacta sunt servanda maksudnya adalah bila perjanjian telah disepakati berlaku mengikat
para pihak yang bersangkutan sebagai undang-undang.
DOKTRIN
Pendapat para sarjana hukum yang merupakan doktrin adalah sumber hukum, tempat hakim
dapat menemuk-an hukumnya. Ilmu hukum adalah sum-ber hukum tetapi ilmu hukum bukan
hukum karena tidak mempunyai kekuat-an mengikat sebagai hukum seperti undang-undang.
Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 perihal sistem Pem-erintahan Negara
ditegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat), tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (Machtsstaat).
Pancasila sebagai sumber hukum
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.
Maksudnya adalah sebagai pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita
kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian
nasional dan mondial, cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara, cita-cita moral
mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan sebagai pengejewantahan dari budi
nurani manusia.
Pancasila mewujudkan dirinya dalam:
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agst 1945
Dekrit 5 Juli 1959
UUD
Supersemar
Sumber hukum dalam arti formal:
Bentuk tempat hukum itu dibuat menjadi positip oleh instansi pemerintah yang berwenang.
Antara lain:
UUD, Ketetapan MPR, Undang-Undang, Perpu, PP, Kepres, Instruksi Menteri, Surat Menteri.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bahwa sebenarnya Indonesia adalah Negara hukum Negara yang memprioritaskan berbagai
hukum yang berlaku dijaman modern guna terciptanya suatu hukum yang dapat ditaati,
dipatuhi, dan dilaksanakan secara menyeluruh oleh masyarakat,dan diantara hukum-hukum
yang ada dalam hukum administrasi Negara meliputi: Hukum Tata Negara, Hukum tata
pemerintah, Hukum tata usaha pemerintah, Hukum tata usaha Negara, Hukum tata usaha
pemerintah Indonesia, dan lain sebagainya. Tujuan dari Negara hukum adalah agar terciptanya
keamanan, yang dapat memberikan ketentraman bagi setiap warga Negaranya. (Hukum
administrasi Negara merupakan bagian-bagian dari hukum publik, hukum administrasi Negara
dapat dijelaskan sebagai peraturan-peraturan dari hukum publik), yang berkenaan dengan
pemerintahan umum untuk menemukan definisi yang baik mengenai istilah hukum administrasi
Negara, agar dapat terlaksananya hukum harus mengatur tindakan pemerintah dan mengatur
hubungan antara pemerintah dengan warga Negara atau hubungan antar organ
pemerintah.Oleh karena itu, sebenarnya semua Negara modern mengenal Hukum Administrasi
Negara hanya saja Hukum Administrasi Negara itu berbeda-beda antara satu Negara dengan
yang lainnya, yang disebabkan oleh perbedaan persoalan kemasyarakatan dan pemerintahan
yang dihadapi penguasa, perbedaan sistem politik, perbedaan bentuk Negara dan bentuk
pemerintahan. Pemerintah dapat diartikan secara luas dan dalam arti sempit, pemerintah dalam
arti luas adalah mencangkup semua alat kelengkapan Negara yang pada pokoknya terdiri dari
cabang kekuasaan eksekutif, legislative, yudisial atau alat-alat kelengkapan Negara lain yang
bertindak untuk dan atas nama Negara, sedangkan dalam pengertian pemerintah dalam arti
sempit adalah cabang kekuasaan eksekutif. Berdasarkan keterangan tersebut, tampak bahwa
bidang hukum administrasi Negara itu sangat luas sehingga tidak dapt ditentukan secara tegas
ruang lingkupnya, disamping itu khusus bagi Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi,
terdapat pula hukum administrasi daerah, yaitu peraturan-peraturan yang berkenaan dengan
administrasi daerah atau pemerintah daerah.
SARAN
Sebagai Negara hukum sudah sepatutnya hukum itu harus dipatuhi dan ditaati agar tercipta
masyarakat tertib Hukum, agar masyarakat yang ada didalam dapat terlindungi hukum dari hal-
hal yang meresahkan dan tidak merugikan, sebagai Negara hukum Indonesia adalah salah satu
Negara yang menjunjung hukum agar ketentraman di negara Indonesia senantiasa terjaga dan
terpelihara agar tercipta kesejahteraan dan ketentraman dalam bermasyarakat, oleh karena itu
sudah seharusnya pemerintah juga turut turun langsung meninjau apakah seluruh masyarakat
sudah mendapatkan hak-nya dilindungi oleh hukum tanpa pandang bulu apa dia masyarakat
yang mampu atau,kah tidak mampu. Karena hukum itu adalah bagian dari masyarakat juga dan
masyarakatlah yang berhak dijamin atas hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Philipus M. Hadjon, dkk, 2002, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
Bachsan Mustafa, 2001, Sistem Hukum Administrasi Negara, Citra Aditya Bakti, Bandung
Inu Kencana Syafii, dkk, 1999, Ilmu Administrasi Publik, Rineka Cipta, Jakarta
Philipus M. Hadjon, dkk, 2002, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
Sedangkan dibagian yang lain, yakni bagi masyarakat, Hukum Administrasi Negara
merupakan perangkat norma-norma yang dapat digunakan untuk melindungi
kepentingan serta hak-hak mereka.
Seperti diketahui dalam ilmu hukum terdapat dua pembagian hukum, yaitu
Hukum Privat (Sipil) dan Hukum Publik. Penggolongan ke dalam hukum privat dan
publik itu tidak lepas dari isi dan sifat hubungan yang diatur dan bersumber dari
kepentingan-kepentingan yang hendak dilindungi. Adakalanya kepentingan itu
bersifat perorangan tetapi ada pula yang bersifat umum. Hubungan hukum
tersebut memerlukan pembatasan yang jelas dan tegas yang melingkupi hak-hak
dan kewajiban dari dan terhadap siapa orang tersebut berhubungan.
Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara penguasa dengan
warganya yang didalamnya termasuk Pidana, Hukum Tata Negara dan Hukum
Tata Pemerintahan (HAN). Pada mulanya, Hukum Administrasi Negara menjadi
bagian dari Hukum Tata Negara, tetapi karena perkembangan masyarakat dan
studi hukum dimana ada tuntutan akan munculnya kaidah-kaidah hukum baru
dalam studi Hukum Administrasi Negara maka lama kelamaan HAN menjadi
lapangan studi sendiri, terpisah bahkan mencakup masalah-masalah yang jauh
lebih luas dari HTN. Kecenderungan seperti ini tampak pula pada bagian-bagian
tertentu dari HAN itu sendiri, seperti kecenderungan Hukum Pajak yang
cenderung untuk menjadi ilmu yang mandiri, terlepas dari HAN.
Dengan demikian, HAN merupakan bagian dari hukum publik karena berisi
peraturan yang berkaitan dengan masalah-masalah umum. Kepentingan umum
yang dimaksud adalah kepentingan nasional, masyarakat dna negara.
Kepentingan umum harus lebih didahulukan daripada kepentingan individu,
golongan dan kepentingan daerah dengan pengertian bahwa kepentingan
perseorangan harus dilindungi secara seimbang, sehingga pada akhirnya akan
tercapai tujuan negara dan pemerintahan seperti tertera dengan jelas dalam
pembukaan UUD 1945 yang berbunyi:
“…… melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial…”
Hukum administrasi berisi peraturan-peraturan yang menyangkut “administrasi”.
Administrasi sendiri berarti “bestuur” (pemerintah). Dengan demikian, hukum
administrasi (administratief recht) dapat juga disebut dengan hukum tata
pemerintahan (bestuursrecht). Pemerintah (bestuur) juga dipandang sebagai
fungsi pemerintahan (bestuursfunctie) yang merupakan penguasa yang tidak
termasuk pembentukan UU dan peradilan.
Hukum Administrasi Negara merupakan salah satu cabang atau bagian dari
hukum yang khusus. Dalam studi Ilmu Administrasi, mata kuliah Hukum
Administrasi Negara merupakan bahasan khusus tentang salah satu aspek dari
administrasi, yakni bahasan mengenai aspek hukum dari administrasi Negara.
Sedangkan dikalangan PBB dan kesarjanaan internasional, Hukum Administrasi
Negara diklasifikasi baik dalam golongan ilmu-ilmu hukum maupun dalam ilmu-
ilmu administrasi.
Hukum administrasi materiil terletak diantara hukum privat dan hukum pidana.
Hukum administrasi dapat dikatakan sebagai “hukum antara” (Poly-Juridisch
Zakboekje h. B3/4). Sebagai contoh Izin Bangunan. Dalam memberikan izin
penguasa memperhatikan segi-segi keamanan dari bangunan yang direncanakan.
Dalam hal demikian, pemerintah menentukan syarat-syarat keamanan. Disamping
itu bagi yang tidak mematuhi ketentuan-ketentuan tentang izin bangunan dapat
ditegakkan sanksi pidana. W.F. Prins mengemukakan bahwa “hampir setiap
peraturan berdasarkan hukum administrasi diakhiri in cauda venenum dengan
sejumlah ketentuan pidana (in cauda venenum secara harfiah berarti ada racun di
ekor/buntut).
Menurut isinya hukum dapat dibagi dalam Hukum Privat dan Hukum
Publik. Hukum Privat (hukum sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan-
hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain, dengan
menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. Sedangkan Hukum Publik
(Hukum Negara), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan
alat-alat perlengkapan atau hubungan antara negara dengan perseorangan
(warga negara), yang termasuk dalam hukum publik ini salah satunya adalah
Hukum Administrasi Negara..
Norma-norma hukum TUN itu harus selalu disesuaikan de-ngan tiap perubahan-
perubahan keadaan yang terjadi sehubungan dengan kemajuan dan
perkembangan teknologi yang tidak mungkin selalu diikuti oleh pembuat UU
dengan mengaturnya dalam suatu UU formal;
Di samping itu tiap kali diperlukan pengaturan lebih lanjut hal itu selalu berkaitan
dengan penilaian-penilaian dari segi teknis yang sangat mendetail, sehingga tidak
sewajarnya harus diminta pembuat UU yang harus mengaturnya. Akan lebih cepat
dilakukan dengan pengeluaran peraturan-peraturan atau keputusan-keputusan
TUN yang lebih rendah tingkatannya, seperti Keppres, Peraturan Menteri, dan
sebagainya.
Mengenai pengertian Hukum Administrasi Negara hingga saat ini masih belum
ada kesepakatan atau kesatuan pendapat diantara para sarjana. Oleh karena itu
untuk mendapatkan pemahaman yang cukup memadai maka dikemukakan
batasan-batasan pengertian Hukum Administrasi Negara.
Hubungan antara HTN dengan HAN diantara para sarjana ternyata terdapat
perbedaan pandangan yaitu ada sarjana yang menganggap bahwa antara HTN
dengan HAN mempunyai perbedaan prinsip, namun ada sarjana lian yang
menganggap tidak ada perbedaan prinsip.
4. Fungsi jabatan-jabatan,
Kelompok yang tidak membedakan secara prinsip antara lain: Kranenburg, Prins,
Vigting, dan Van der Pot.
Pada pihak lain terdapat Hukum Administrasi negara sebagai suatu kelompok
ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah
bila badan-badan itu menggunakan wewenangnya yang telah diberi kepadanya
oleh hukum tata negara itu. Hukum Administrasi negara itu menurut Oppenheim
memperhatikan negara dalam keadaan bergerak (staat in beweging). Tidak ada
pemisahan tegas antara hukum tata Negara dan hukum administrasi. Terhadap
hukum tata Negara, hukum administrasi merupakan perpanjangan dari hukum
tata Negara. Hukum administrasi melengkapi hukum tata Negara, disamping
sebagai hukum instrumental (instrumenteel recht) juga menetapkan perlindungan
hukum terhadap keputusan –keputusan penguasa.
Asas Legalitas, tidak ada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan
aturan pidana dalam Peraturan Perundang-Undangan yang telah ada sebelum
perbuatan itu dilakukan (Pasal 1 Ayat (1) KUHP) Jika sesudah perbuatan dilakukan
ada perubahan dalam Peraturan Perundang-Undangan, maka yang dipakai adalah
aturan yang paling ringan sanksinya bagi terdakwa (Pasal 1 Ayat (2) KUHP)
Asas Tiada Pidana Tanpa Kesalahan, Untuk menjatuhkan pidana kepada orang
yang telah melakukan tindak pidana, harus dilakukan bilamana ada unsur
kesalahan pada diri orang tersebut.
Asas teritorial, artinya ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku atas semua
peristiwa pidana yang terjadi di daerah yang menjadi wilayah teritorial Negara
Kesatuan Republik Indonesia, termasuk pula kapal berbendera Indonesia,
pesawat terbang Indonesia, dan gedung kedutaan dan konsul Indonesia di negara
asing.
Asas nasionalitas aktif, artinya ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi
semua WNI yang melakukan tindak pidana dimana pun ia berada
Asas nasionalitas pasif, artinya ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi
semua tindak pidana yang merugikan kepentingan negara
Perkembangan asas-asas hukum acara pidana yang diuraikan dipilih dari beberapa
asas-asas hukum yang mengandung unsur-unsur universal dan dapat dikaitkan
dengn penyesuaian keadaan budaya hukum indonesia. Landasan berpijak budaya
hukum indonesia adalah hukum berasaskan pancasila yang memberikan
pengayoman terhadap individu, masyarakat dan negara serta memandang
manusia sebagai makhluk tuhan, individu dan anggota masyarakat sekaligus.
Dengan demikian landasan asas umum budaya hukum di indonesia mengandung
sifat majemuk dan berorientasi terbuka terhadap kebutuhan perubahan hukum
serta kehidupan masyarakat indonesia sesuai dengan dinamika filsafah pancasila
dan pokok pikiran pembukaan UUD 1945.
Dalil yang dipegang teguh pada masa silam tentang ekstensi hukum adalah hukum
sebagai perintah dari penguasa atau setidak-tidaknya yng disahkan penguasa
ditegakkan diatas wewang yang absolut, sehingga hukum dilaksanakn sebagai
pendukung kekuasaan belaka dan tidak dapat diukur oleh akal. Subtansi dan
deskripsi tentang hukum mengandung dimensi.
Hukum diajarkan oleh orang yang bijaksana, hukum sebagai janji dalam kewajiban
moral dan kaidah kesusilaan yang abadi tanpa berubah-ubah. Peraturan hukum
yang ada harus tidak mengandung fiksi dalam arti “ Fetisyisme” dan politeisme.
Perkembangan idealisme hukum mendorong para ahli hukum untuk terus maju
dalam mempelajari hukum. Tugas ahli hukum hendaknya selalu meninjau aspek
hukum yang berlaku, jika mengutamakan orientasi kepada asas-asas hukum untuk
menempatkan hukum dalam konteks yang modern sebagai ukuran legitimitas
bagi pembenrukan atau penemuan atau pelaksanaan hukum, dikembangkan oleh
ajaran hukum yang fungsional untuk tujuan kemanfaatan sosial.
Pada hakikatnya kedua golongan aliran hukum itu bukan merupakan ajaran yang
satu menggantikan ajaran yang lain, akan tetapi berpangkal tolak dari ketidak
puasan pada kelemahan hukum yang fiksi dan absolut. disatu pihak menyoroti
kelemahan undang-undang melalui logika hukum dengan memperluas pengertian
secara sistematis agar sesuai dengan tujuan hukum, sedangkan pihak yang lain
menyoroti kelemahan undang-undang melalui pendekatan faktor
kemasyarakatan agar sesuai dengan tujuan hukum dalam masyarakat.