KOMUNIKASI INTERPERSONAL
DI SUSUN OLEH :
SYAIDAH ILMINA
NIM : 1161151038
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nya maka penulis bisa menyelesaikan sebuah tugas makalah Psikologi
Komunikasi dengan tepat waktu. Penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat,
terutama pada Dosen mata kuliah ini.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul Komunikasi
Interpersonal Antara Atasan dan Bawahan yang diharapkan semoga dapat memberikan
manfaat bagi kita sebagai mahasiswa dalam mempelajari Psikologi Komunikasi.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan dalam penulisan
laporan makalah ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan saran
dan kritik dari semua pihak yang bermanfaat pada penulisan selanjutnya. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi
pembaca.
Penyusun
Syaidah Ilmina
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Merupakan suatu hal yang wajar jika terjadi kesalah pahaman diantara dua individu
yang awalnya hanya melakukan pembicaraan kecil. Namun, apabila si komunikator tidak
memahami karakter dari si komunikan maka terjadilah perbedaan persepsi yang bisa
menimbulkan masalah.
Masalah yang ditimbulkan dari kesalah pahaman ini bisa saja berakibat fatal jika tidak
segera diselesaikan. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik, maka kemungkinan terjadinya
kesalah pahaman dapat diminimalisir. Untuk itu diperlukannya pengetahuan mengenai
proses komunikasi yang baik dan benar.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran atau juga perasaan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang yang bermaksud bagi kedua
belah pihak, didalam situasi yang tertentu komunikasi itu menggunakan media tertentu untuk
dapat merubah sikap atau juga tingkah laku seorang atau juga sejumlah orang sehingga
terdapat efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13). Komunikasi merupakan hal yang
sangat vital dalam operasional sebuah organisasi. Semakin banyaknya person dalam sebuah
organisasi membuat komunikasi semakin beragam. Begitu pula dengan semakin banyaknya
informasi yang berputar maka semakin kompleks komunikasi tersebut.
Komunikasi dalam organisasi, dibagi menjadi 2, yaitu komunikasi vertikal (ke atas
dan kebawah) dan komunikasi horizontal (mendatar). Komunikasi vertikal adalah suatu
komunikasi dari atas ke bawah serta juga dari bawah ke arah atas atau juga komunikasi dari
1
pimpinan ke bawahan atau juga dari bawahan ke pimpinan dengan secara timbal balik.
Komunikasi vertikal yang terjadi secara nomal. Sedangkan komunikasi horizontal yaitu suatu
komunikasi dengan secara mendatar. Komunikasi ini terjadi dimana terdapat pertukaran
pesan secara menyamping dan dilakukan oleh dua pihak yang mempunyai kedudukan sama,
posisi sama, jabatan selevel, sebagai contoh komunikasi anatara karyawan dengan karyawan
lainnnya. Serta komunikasi ini sering sekali berlangsung tidak formal.
Tentu saja dalam sebuah organisasi, pemimpin sangat berperan penting dalam
keberadaan suatu organisasi yang dipimpinnya. Keberhasilan suatu organisasi tergantung
pada bagaiman cara pemimpin tersebut memimpin para bawahannya. Pemimpin sebagai
atasan dalam organasiasi, harus mampu membuat bawahannya untuk bekerja optimal agar
mewujudkan tujuan bersama. Tentunya, komunikasi interpersonal yang dimiliki pemimpin
atau atasan haruslah baik dan positif.
2
Keefektivan sebuah komunikasi interpersonal memiliki banyak aspek didalamnya.
Misalkan pemahan akan suku, karakter individu, kesukaan atau ketidak sukaan seseorang
terhadap sesuatu hal. Mungkin itu dianggap berlebihan bagi orang yang akan melakukan
pembicaraan spontan tapi pengetahuan tersebut akan bermanfaat jika dilakukan dilingkup
yang lebih formal.
3
1.3 Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Bernard Berelson & Gary A. Steiner, komunikasi adalah transimisi informasi,
gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-
kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transimisi itulah yang
disebuat dengan komunikasi. Murphy & Mendelson, komunikasi merupakan suatu usaha
yang dilakukan untuk membangun dan mempertahankan hubungan interpersonal.
5
1) Komunikasi ke atas, merupakan pesan yang dikirim dari tingkat yang lebih rendah ke
tingkat yang lebih tinggi misalnya komunikasi dari bawahan ke atasan.
2) Komunikasi ke bawah, merupakan pesan yang dikirim dari tingkat yang lebih tinggi
ke tingkat yang lebih rendah misalnya komunikasi antara atasan ke bawahan.
Dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan adanya komunikasi organisasi yang mampu
mengembangkan sikap anggota untukmerubah pola pikir dan pola perilakunya sehingga
sejalan dengan apa yangmenjadi tujuan dari organisasi tersebut. Redding dan Sanborn dalam
Arni Muhammad (2005;65) mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman
dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Sedangkan Zelko dan Dance
(Arni Muhammad, 2005; 66) mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem
yang saling bergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Catrin
Johansson menyatakan a wide definition of organizational communication is used, including
internal, external, informal and formal communication with processes ranging from
intraindividual to mass mediated communication (2007,93). Pengertian-pengertian
komunikasi organisasi itu menunjukkan bahwa dalam organisasi ada :
6
b. Dalam komunikasi organisasi itu ada aliran pesan yang mengarah pada tujuan
organisasi itu denganmedia yang digunakan dalam penyampaian pesantersebut
c. Komunikasi organisasi akan mempengaruhi perilaku anggota-anggotanya.
Oleh karena itu setiap organisasi tidak dapat meninggalkan komunikasi organisasi,
dengan komunikasi organisasi semua elemen dalam organisasi terintegrasi ke dalam di mana
integrasi ini akan memperkuat organisasi untuk menjaga keberlangsungan dalam mencapai
tujuan. Komunikasi organisasi bukan hanya sekadar alat untuk mencapai tujuan, tetapi lebih
dari itu, komunikasi organisasi merupakan suatu proses yang memunculkan adanya suatu
makna yang dipahami secara bersama dan menjadi pola pikir dan pola perilaku yang sama
dari anggota organisasi tersebut. Tanpa adanya pemaknaan akan tujuan organisasi, maka
tujuan organisasi hanya merupakan slogan yang tidak berarti sama sekali.
Iklim organisasi dapat terlihat dari hubungan antara pengurus organisasi dengan
anggota-anggota. Hubungan yang akrab akan menumbuhkan adanya saling keterbukaan
dalam menghadapi situasi sulit yang dialami oleh suatu organisasi. Dengan keterbukaan
dalam melibatkan anggota dan didukung oleh iklim organisasi yang hangat, partisipasi
anggota untuk terlibat dalam masalah- masalah yang dihadapi organisasi sangat
dimungkinkan. Keterlibatan anggota dalam pemecahan masalah organisasi akan
memudahkan pengurus untuk mengkoordinasikan strategi-strategi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah disepakati. Dalam komunikasi organisasi dikenal pula adanya
komunikasi internal dan komunikasi eksternal.
Adapun yang dimaksud dengan komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi
dalam organisasi itu, misalnya komunikasi antara pengurus dan anggota. Sedangkan
komunikasi eksternal adalah komunikasi yang terjadi dengan organisasi lain, atau dengan
lingkungannya. Arah dan aliran komunikasi dalam organisasi, seringkali juga disebut dengan
jaringan komunikasi dalam organisasi menunjukkan adanya adanya aliran informasi,
bagaimana informasi itu disampaikan.
Dalam hal ini ada 2 (dua) bentuk komunikasi yaitu komunikasi ke bawah dan
komunikasi ke atas.
a. Komunikasi ke bawah
7
distorsi pesan, sehingga pesan yang disampaikan ke anggota menjadi kabur atau tidak dapat
ditangkap maknanya secara jelas. Ini disebabkan karena :
1) Pengirim berita/pesan
Pengirim pesan mengirimkan pesannya secara garis besar, sehingga perlu adanya
penafsiran kembali tentang isi pesan yang disampaikan oleh penerima pesan.
2) Penerima berita/pesan
Penerima pesan yang takut akan terjadinya kesalahan atau keterbatasan kemampuan
dalam menginterpretasikan pesan yang diterima, akan meneruskan pesan yang diterimanya
sebagaimana adanya, dan pengurus di tingkat bawahnya yang diminta untuk
menginterpretasikan isi pesan.
b. Komunikasi ke atas
Komunikasi dari bawahan kepada atasan sebenarnya sangat penting bagi kelangsungan
hidup organisasi, karena atasan akan mempunyai data yang dapat dipakai untuk membuat
kebijakan-kebijakan baru bagi organisasi. Pada kenyataannya komunikasi dari bawahan
kepada atasan atau komunikasi ke atas sangat sulit dilakukan karena :
Atasan jarang sekali menerima keluhan-keluhan dari bawahan, karena apa yang sudah
diputuskan dalam rapat pengurus menjadi suatu pedoman yang baku bagi organisasi dan
harus dilaksanakan apa adanya. Sehingga keluhan dari bawahan tidak berguna bagi atasan
dalam pengembangan organisasi.
8
2.5 Komunikasi Atasan-Bawahan
Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau
para pemimpin kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawahan digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah,
pertanyaan dan kebijakan umum. Tujuan komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan
tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan
yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan
mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.
Persoalan utama dalam komunikasi atasan bawahan adalah sejauh mana komunikasi
atasan dan bawahan dapat berjalan dengan efektif atau tidak. Apabila hasil yang didapat sama
dengan tujuan yang diharapkan maka hasil komunikasi dinyatakan efektif, jika hasil yang
didapatkan lebih besar dari tujuan yang diharapkan maka komunikasi dapat dikatakan sangat
efektif, tetapi apabila hasil yang didapatkan lebih kecil dari tujuan yang diharapkan, maka
dapat dikatakan bahwa komunikasi tidak atau kurang efektif. Komunikasi disebut efektif
apabila penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan
oleh pengirim (Thoha, 2010).
Komunikasi yang efektif dapat dilihat pada faktor berikut ini (Thoha, 2010): 1)
Keterbukaan, dalam penyampaian informasi, keterbukaan informasi yang diberikan atasan ke
bawahannya sangat penting, kurangnya sifat terbuka antara pimpinan dan karyawan akan
menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan dalam pesan,
2) Kepercayaan pada pesan tulisan, atasan cenderung menggunakan penyampaian informasi
menggunakan pesan tertulis seperti buletin, booklet dibanding penyampaian informasi
9
melalui tatap muka langsung, 3) Ketepatan waktu, atasan seharusnya menyampaikan
informasi kepada bawahan pada saat yang tepat, 4) Penyaringan, informasi yang disampaikan
seharusnya jelas dan akurat dan sehingga bawahan dapat menyaring informasi tersebut
dengan benar.
Namun demikian dari penjelasan di atas tentang pemimpin menurut Foote Whyte
menyebutkan ada 3 faktor yang menentukan seseorang menjadi pemimpin antara lain :
a. Operational leadership, orang yang paling banyak inisiatif, dapat menarik dan
dinamis, menunjukan pengabdian yang tulus, serta menunjukan prestasi kerja yang
baik dalam kelompoknya.
b. Popularity. Orang yang banyak dikenal mempunyai kesempatan yang lebih banyak
untuk menjadi pemimpin.
c. The assumed representative. Orang yang dapat mewakili kelompoknya mempunyai
kesempatan besar untuk menjadi pemimpin.
10
Sedangkan menurut Ordway Tead kepemimpinan adalah aktifitas mempengarui agar
mau bekerjasama menuju tujuan yang mereka inginkan guna sebagai kesejahteraan suatu
organisasi (Romli, 2011:101).
Atasan dan bawahan dapat berkomunikasi dengan berbagai cara, yaitu dengan cara
sebagai berikut : (Robbins dan Judge, 2008)
1) Oral Communication. Komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
saling bertatap muka secara langsung. Keuntungan dari komunikasi oral adalah respon
yang lebih cepat baik antara atasan maupun bawahan.
2) Written Communication. Komunikasi yang dilakukan dengan perantara tulisan tanpa
adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas,
dan dapat dimengerti oleh penerima.
3) Nonverbal Communication. Komunikasi non-verbal adalah proses penyampaian pesan-
pesan oleh seseorang yang dilakukan tidak dengan kata-kata atau bahasa verbal.
Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh,
ekspresi wajah, intonasi, gaya berbicara.
Tanpa kita sadari, keberadaan komunikasi interpersonal telah berperan aktif dalam
kehidupan, bahkan tidak sedikit manusia yang melakukan praktik komunikasi interpersonal
ini.
11
yang lebih. Informasi yang akurat dan tepat waktu merupakan kunci untuk membuat
keputusan yang efektif; f. Bisa mempengaruhi atau dipengaruhi orang lain.
Menurut Lunandi (1994, 85) ada enam faktor yang mempengaruhi komunikasi
interpersonal. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Citra Diri (Self Image)
Citra pihak lain juga menentukan cara dan kemampuan orang berkomunikasi. Di pihak
lain, yaitu orang yang diajak berkomunikasi mempunyai gambaran khas bagi dirinya. Kadang
dengan orang yang satu komunikatif lancar, tenang, jelas dengan orang lainnya tahu-tahu jadi
gugup dan bingung. Ternyata pada saat berkomunikasi dirasakan campur tangan citra diri dan
citra pihak lain.
3. Lingkungan Fisik
Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain, karena setiap tempat ada
norma sendiri yang harus ditaati. Disamping itu suatu tempat atau disebut lingkungan fisik
sudah barang tentu ada kaitannya juga dengan kedua faktor di atas.
4. Lingkungan Sosial
Sebagaimana lingkungan, yaitu fisik dan sosial mempengaruhi tingkah laku dan
komunikasi, tingkah laku dan komunikasi mempengaruhi suasana lingkungan, setiap orang
harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan tempat berada, memiliki kemahiran untuk
membedakan lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.
5. Kondisi
Kondisi fisik punya pengaruh terhadap komunikasi yang sedang sakit kurang cermat
dalam memilih kata-kata. Kondisi emosional yang kurang stabil, komunikasinya juga kurang
12
stabil, karena komunikasi berlangsung timbal balik. Kondisi tersebut bukan hanya
mempengaruhi pengiriman komunikasi juga penerima. Komunikasi berarti peluapan sesuatu
yang terpenting adalah meringankan kesesalan yang dapat membantu meletakkan segalanya
pada proporsi yang lebih wajar.
6. Bahasa Badan
Komunikasi tidak hanya dikirim atau terkirim melalui kata-kata yang diucapkan.
Badan juga merupakan medium komunikasi yang kadang sangat efektif kadang pula dapat
samar. Akan tetapi dalam hubungan antara orang dalam sebuah lingkungan kerja tubuh dapat
ditafsirkan secara umum sebagai bahasa atau pernyataan.
Rakhmat (1988, 75) menyatakan dalam komunikasi interpersonal selain melibatkan dua
orang yang bertatap muka, ada beberapa aspek penting yang mendukung keberhasilan
komunikasi interpersonal, yaitu :
1. Rasa Percaya
Dengan adanya rasa percaya ini menjadikan orang lain terbuka dalam mengungkapkan
pikiran dan perasaannya terhadap individu, sehingga akan terjalin hubungan yang akrab dan
berlangsung secara mendalam.
2. Sikap Suportif
Spontanitas, yaitu sikap jujur dan tidak mau menyelimuti motif yang terpendam.
13
Profesionalisme adalah kesediaan untuk meninjau kembali pendapatnya dan bersedia
mengakui kesalahan.
3. Sikap Terbuka
Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam berkomunikasi yang efektif. Adapun
karakteristik orang terbuka, sebagai berikut :
Devito dalam Rakhmat (1988, 171) mengemukakan adanya lima aspek komunikasi
Interpersonal yang efektif, yaitu :
1. Keterbukaan (Openess)
2. Empati (Empathy)
3. Dukungan (Supportness)
5. Kesamaan (Equality)
komunikasi interpersonal adalah kemampuan untuk mengirim pesan-pesan kepada orang lain
secara akrab, dialogis, saling memahami, saling pengertian dengan efek dan umpan balik
langsung. Melalui komunikasi ini diharapkan dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku
seseorang.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran atau juga perasaan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang yang bermaksud bagi kedua
belah pihak, didalam situasi yang tertentu komunikasi itu menggunakan media tertentu untuk
dapat merubah sikap atau juga tingkah laku seorang atau juga sejumlah orang sehingga
terdapat efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13).
Dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan adanya komunikasi organisasi yang mampu
mengembangkan sikap anggota untuk merubah pola pikir dan pola perilakunya sehingga
sejalan dengan apa yangmenjadi tujuan dari organisasi tersebut. Redding dan Sanborn dalam
Arni Muhammad (2005;65) mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman
dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.
Atasan dan bawahan dapat berkomunikasi dengan berbagai cara, yaitu dengan cara
sebagai berikut : (Robbins dan Judge, 2008)
1) Oral Communication. Komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
saling bertatap muka secara langsung. Keuntungan dari komunikasi oral adalah respon
yang lebih cepat baik antara atasan maupun bawahan.
2) Written Communication. Komunikasi yang dilakukan dengan perantara tulisan tanpa
adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas,
dan dapat dimengerti oleh penerima.
3) Nonverbal Communication. Komunikasi non-verbal adalah proses penyampaian pesan-
pesan oleh seseorang yang dilakukan tidak dengan kata-kata atau bahasa verbal.
Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh,
ekspresi wajah, intonasi, gaya berbicara.
15
penting dalam membina hubungan yang efektif antara atasana/pimpinan dengan
bawahan/staf.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling yang tidak terlepas dengan dunia
Psikologi, dan juga sebagai calon pemimpin dimasa depan. Maka marilah memperdalam
pengetahuan baik dari segi Bimbingan dan Konseling maupun Psikologi, salah satunya ialah
Psikologi Komunikasi. Sebagai mahasiswa dan calon guru, serta calon pemimpin kita tidak
akan terlepas dari komunikasi, baik komunikasi verbal maupun nonverbal, komunikasi
intepersonal maupun dalam kelompok. Untuk itu marilah, membuka wawasan dan
pengetahuan mengenai Psikologi Komunikasi guna mewujudkan komunikasi yang efektif
dan bermanfaat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Afriyadi, Ferry. 2015. Efektivitas Komunikasi Interpersonal Antara Atasan dan Bawahan
Karyawan PT. Borneo Enterprsindo Samarindo. Journal Ilmu Komunikasi, 3 (1), pp,
362-376.
Khoiron, Ahmad. 2015. Komunikasi Interpersonal Antara Pimpinan dan Staf (studi deskriptif
kualitatif pola interaksi komunikasi interpersonal antara pimpinan dan staf
sekretariatan dinas Kominisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPIID) Provinsi Jawa
Tengah). Naskah Publikasi.
Prasetia, Hendra Gilang. 2013. Hubungan Gaya Komunikasi Pemimpin Dengan Kinerja
Pegawai di Biro Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Journal Ilmu
Komunikasi, 3 (1), pp, 501-517.
Puspita, Dyah Puspta., Ratnaningsih, Ika Zenita. 2015. Komunikasi Interpersonal Atasan
Bawahan dan Penyesuaian Diri Pada CPNS dari Jalur Ikatan Dinas di Pemprov
Jateng. Jurnal Empati, 4 (4), pp, 340-346.
17