Anda di halaman 1dari 14

INTERPERSONAL SKILL

GAYA KEPEMIMPINAN

Disusun Oleh :

NAMA : MOHAMMAD NOVAL


N. I.M : 17.01.53.2007

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI


0
UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG 2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa yang mana
saya dapat menyelesaikan tugas tentang “Gaya Kepemimpinan” dengan baik
tanpa hambatan. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada para semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini atas semua
bantuan, bimbingan dan kemudahan yang telah diberikan kepada saya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, kami harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penyusun khususnya.

Penyusun

Mohammad Noval

1
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 3


1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Makalah 4
1.4 Manfaat Makalah 4

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian 5
2.2 Gaya Kepemimpinan 6
2.3 Peran Kepemimpinan 8

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya diantara
makhluk Tuhan yang lainnya, karena manusia diberikan akal untuk berpikir.
Dalam kehidupan manusia, manusia tidak bisa melakukan segala sesuatunya
secara individu sehingga manusia membutuhkan orang lain untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Sejatinya manusia hidup secara berkelompok baik itu kelompok
dalam keluarga, organisasi maupun masyarakat luas. Di dalam mencapai tujuan
bersama diperlukan sosok pemimpin yang dapat di percaya untuk membantu
mengarahkan anggota dalam mencapai tujuan, membantu mencari jalan keluar
untuk setiap masalah yang menghadang, serta untuk memberi keputusan jalan
mana yang harus di tempuh demi kebaikan bersama.
Untuk menentukan seorang pemimpin yang dapat mengayomi seluruh
anggotanya ada baiknya sebelum ia menjadi pemimpin alangkah baiknya ia harus
memperlajari tentang gaya kepemimpinan yang baik, sehingga anggota dapat
merasa aman dan nyaman ketika bekerja sama dengan dalam suatu kelompok.
Kunci dari kelompok yang hebat berasal dari anggota yang berkualitas dan
anggota agar bisa berkualitas, maka diperlukan pemimpin yang serba bisa.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah yang diuraikan, banyak permasalahan yang di


dapatkan. Permsalahan tersebut adalah:
1. Bagaimana menjadi seorang pemimpin ?
2. Apa saja teori-teori yang berkaitan dengan kepemimpinan ?
3. Seperti apa gaya kepemimpinan ?
4. Apa saja fungsi/peran dari kepemimpinan ?

3
1.3 TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Melatih dan meningkatkan pengetahuan dan kreativitas mahasiswa
2. Melatih kesiapan mahasiswa ketika menjadi seorang pemimpin

1.4 MANFAAT MAKALAH


1. Bagi Penulis
Makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang
interpersonal skill dalam kepemimpinan dikehidupan sehari hari.
2. Bagi Pembaca
Makalah ini dapat menambah pengetahuan agar masyarakat
memahami dan mengerti bahwa pentingnya mempunyai
interpersonal skill dalam kepemimpinan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Kemampuan interpersonal memungkinkan untuk dapat memahami
dan berkomunikasi dengan orang lain, melihat perbedaan dalam ekspresi,
temperamen, motivasi dan kemampuan, termasuk juga kemampuan untuk
membentuk dan menjaga hubungan serta mengetahui berbagai peranan yang
terdapat dalam suatu kelompok, baik sebagai anggota kelompok maupun
pemimpin kelompok (Linda,Bruce & Dickson. 2004). Sebelum memasuki
materi kepemimpinan, perlu terlebih dahulu dibedakan konsep pemimpin
(leader) dengan kepemimpinan (leadership). Pemimpin adalah individu yang
mampu mempengaruhi anggota kelompok atau organisasi guna mendorong
kelompok atau organisasi tersebut mencapai tujuan-tujuannya. Pemimpin
menunjuk pada personal atau individu spesifik atau katabenda. Sementara itu,
kepemimpinan adalah sifat penerapan pengaruh oleh seorang anggota
kelompok atau organisasi terhadap anggota lainnya guna mendorong
kelompok atau organisasi mencapai tujuan tujuannya, (Lussier. 2010).
Pakar kepemimpinan menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
merupakan perilaku pimpinan terhadap pengikutnya, atau cara yang
dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya (Trimo,
2005). Sementara itu (Hersey. 2002) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan
adalah pola-pola perilaku konsisten yang diterapkan dalam bekerja. Lebih
lanjut (Suradinata. 2007) menyatakan bahwa untuk mengetahui lebih dalam
tentang gaya kepemimpinan, maka terlebih dahulu harus diketahui perbedaan
antara pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin adalah orang yang
memimpin suatu kelompok (dua orang atau lebih), baik pada suatu organisasi
maupun keluarga. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang
pemimpin untuk mengendalikan, memimpin, mempengaruhi pikiran,
perasaan atau tingkah laku orang lain, untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.

5
2.2 GAYA KEPEMIMPINAN
Secara konseptual (Siagian. 2005) menyatakan mengenai adanya tiga
penekanan gaya kepemimpinan dalam mengelola suatu organisasi, yaitu :
1) Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang situasional
dalam menerapkan berbagai macam gaya kepemimpinan seperti gaya
otokratik, paternalistik, laissez faire, demokratik dan kharismatik.
2) Gaya kepemimpinan yang tepat ditentukan oleh tingkat kedewasaan
atau kematangan para anggota organisasi
3) Peranan apa yang diharapkan dapat dimainkan oleh para pemimpin
dalam organisasi.
Menurut Sutarto dalam (Tohardi . 2002) sebagaimana dikutip dari
buku Komunikasi Dalam Organisasi Lengkap (Khomsahrial Romli, 2011)
mengkategorikan empat gaya kepemimpinan menjadi 10 yaitu:
1. Gaya Persuasif
Yaitu gaya memimpin dengan menggunakan pendekatan yang
menggugah perasaan atau fikiran, dengan kata lain melakukan ajakan
atau bujukan.
2. Gaya Represif
Yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberi tekanan-tekanan,
ancaman-ancaman, sehingga bawahan merasa takut.
3. Gaya Partisipatif
Yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memimpin memberi kesempatan
kepada bawahan untuk aktif baik mental maupun spritual, fisik maupun
materil dalam kiprahnya di organisasi.
4. Gaya Inovatif
Yaitu aya pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk
mewujudkan usaha-usaha pembaharuan disegala bidang, baik bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya atau setiap produk terkait dengan
kebutuhan manusia.
5. Gaya Investigatif

6
Yaitu gaya pemimpin yang selalu melakukan penelitian yang disertai
dengan penuh rasa kecurigaan terhadap bawahannya, sehingga
menyebabkan kreativitas, inovasi serta inisiatif dari bawahan kurang
berkembang, karena bawahan takut melakukan kesalahan-kesalahan.
6. Gaya Inspektif
Yaitu pemimpin yang suka melakukan acara-acara yang sifatnya
protokoler, kepemimpinan dengan gaya inspektif menuntut
penghormatan bawahan, atau pemimpin yang senang apabila dihormati.
7. Gaya Motivatif
Yaitu pemimpin yang dapat menyampaikan informasi mengenai idenya,
program-program, kebijakan-kebijakan kepada bawahan dengan baik.
8. Gaya Naratif
Yaitu pemimpin yang banyak bicara sedikit bekerja
9. Gaya Edukatif
Yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan
cara memberikan pendidikan dan keterampilan kepada bawahan, sehingga
bawahan menjadi memilki wawasan dan pengalaman yang lebih baik dari
hari kehari.
10. Gaya Retrogresif
Yaitu pemimpin yang tidak suka melihat bawahan maju, apalagi melebihi
dirinya.
Studi kepemimpinan yang mempelajari dimensi perilaku pemimpin
tersebut memang telah di akui oleh para ahli administrasi, dan banyak di
gunakan sebagai bahan referensi penelitian mengenai kepemimpinan. Pendapat
lain mengenai gaya perilaku pemimpin dikemukakan oleh Gitosudarmo dan
Sudita (1997: 128) yang menyatakan bahwa yang menjadi gaya perilaku
pemimpin adalah sebagai berikut:

a. Perilaku instrumental

Perilaku instrumental meliputi kegiatan perencanaan,


pengorganisasian, pengendalian dan koordinasi dari kegiatan bawahan oleh

7
pemimpin. Penekanan pemahaman bawahan akan apa yang diharapkan
seorang pemimpin.

b. Perilaku suportif

Perilaku suportif meliputi kegiatan memberikan pertimbangan


terhadap kebijaksanaan dari bawahan, menunjukkan perhatiannya kepada
kesejahteraan, menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan.

c. Perilaku partisipatif

Perilaku partisipatif di cirikan oleh kegiatan memberikan informasi,


dan menekankan pada konsultasi dengan bawahan, dan menggunakan
gagasan bawahan dalam memutuskan keputusan yang berkaitan
dengannya.

d. Perilaku berorientasi kepada prestasi

Perilaku berorientasi kepada prestasi meliputi kegiatan menerapkan


tugas-tugas, dengan harapan agar bawahan bekerja dengan prestasi yang
tinggi dan secara terus menerus berupaya meningkatkan prestasi.

2.3 PERAN KEPEMIMPINAN

Beberapa peran/fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1. Fungsi perencanaan

Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi


organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya
tujuan organisasi.

Manfaat-manfaat tersebut antara lain :

a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam


pekerjaan untuk memutuskan apa yang akan dilakukan

8
b. Perancaan berarti pemikiran jauh ke depan disertasi keputusan-
keputusan yang berdasarkan atas fakta-fakta yang diketahui

c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi


pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan
dicapai

d. Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:

e. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka


pendek, pada keadaan darurat dan kegiatan yang bersifat terus
menerus

f. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan


kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang
dan penentukan prosedur-prosedur yang diperlukan

Setiap rencana yang baik akan berisi:

 Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami

 Penggunaan sumber-sumber enam secara tepat

 Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut

2. Fungsi Memandang kedepan

Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan


mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada
terhadap ‘kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya
proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangsung terus
menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang
merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap
perkembanagan situasi baik di dalam maupun diluar yang kecil
maupun yang besar

3. Fungsi pengembangan loyalitas

9
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga
untuk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisasi.
Untuk mencapai kesetiaan ini seorang pemimpin sendiri harus
memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah
laku sehari-hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin
sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas
segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4. Fungsi pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa


meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya
pengawasan maka hambatan-hambatan dapat segera diketemukan,
untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung
menurut rel yang ditetapkan dalam rencana.

5. Fungsi mengambil keputusan

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak


tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang kurang
berani mengambil keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang
berani mengambil keputusan. Metide pengambilan keputusan dapat
dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi,
referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.

6. Fungsi memberi motivasi

Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap


anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat,
membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja
dan menunjang prestasi yang baik terhadap organisasi yang
dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah,
pujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah
sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan
dihargai oleh pemimpinnya.

10
Dilain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil
tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan
yang telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan
memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan
kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik-baiknya,
seorang pemimpin perlu menyelenggarakan daftar kecakapan dan
kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua hadiah
maupun hukuman yang telah diberi kepada mereka

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan
dengan baik, antara lain:

1. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan


pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain
terhadap kepemimpinan yang bersangkutan

2. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannnya untuk tumbuh


dan berkembang

3. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi

4. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui


pertumbuhan dan perkembangan

5. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap
anggota mau menyesuaikan cara berpikir dan bertindaknya untuk
mencapai tujuan organisasi

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang,


baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu. Seseorang
dikatakan sebagai pemimpin apabila dia mempunyai pengikut atau bawahan.
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang
tak dapat dipisahkan. Karena untuk jadi pemimpin bukan hanya berdasarkan
suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.

Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang


tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu
kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya
yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun
gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Semakin tinggi kedudukan
seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya
kemampuan berfikir secara konsepsional dan makro. Semakin tinggi
kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan semakin generalist,
sedangkan semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia
menjadi spesialist.

Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).

3.2 SARAN

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi


manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu dipupuk sejak dini dan dikembangkan,
sehingga pribadi tersebut dapat memimpin setidaknya untuk dirinya sendiri,
dan ketika ia akan memimpin orang lain sudah bukan sesuatu hal yang baru
lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tohardi, (2002), Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia,


Universitas TanjungPura, Mandar Maju, Bandung
Gitosudarmo, Indriyo dan Sudita, I Nyoman. 1997, Perilaku Keorganisasian,
Yogyakarta : BPFE
Hersey dan Blanchard, dalam Dasar-Dasar Motivasi (Moekijat :2002 )
Linda Campbell, Bruce Campbell, & Dee Dickinson (2004). Teaching & Learning
Through Multiple Intelligences, (Terjemahan Tim Intuisi), Depok: Intuisi
Press
Lussier, Robert N. and F. Achua, Christopher, (2010) Leadership : Theory,
Application, and Skill Development, 4th Edition (Mason, Ohio : South
Western Cengage Learning.
Pudjo, summedi. 2010. Organisasi dan kepemimpinan. Uhamka Press, Jakarta
Siagian, Sondang. P. 2005. Kiat Meningkatkan Produktivitas. Rineka Cipta,
Jakarta.
Suradinata, 2007.ManajemenSumberDayaManusia. PT. Ghalia Indonesia, Jakarta
Trimo.2005. Pemimpin dan kepemimpinan. Rajawali Pers. Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai