Qurrotu Ayun
Fakultas Psikologi, Universitas AKI
Abstract
Key words: Performance appraisal, model of performance appraisal, steps in conducting performance
appraisal
-1-
Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) pada Karyawan
di Perusahaan (Qurrotu Ayun)
-76-
1. Model Esai 2. Model Critical Incident
Model esai adalah metode evaluasi Model critical incident adalah
kinerja yang penilainya merumuskan hasil kejadian penting yang dilakukan karyawan
penilaiannya dalam bentuk esai. Isi esai dalam pelaksanaan tugasnya. Model ini
melukiskan kegiatan dan kelemahan mengharuskan penilai untuk membuat
indikator kinerja karyawan yang dinilai. catatan berupa pernyataan yang melukiskan
Model ini menyediakan peluang yang sangat perilaku baik yaitu perilaku yang dapat
baik untuk melukiskan kinerja ternilai secara diterima atau perilaku yang harus dilakukan
terperinci. Pada model ini, sistem evaluasi sesuai dengan standar dan perilaku buruk
kinerja menentukan indikator-indikator yaitu perilaku yang tidak diterima atau
kinerja yang harus dinilai dan definisi perilaku yang harus dihindari ternilai yang
operasional setiap indikator. Penilai hanya ada hubungannya dengan pekerjaan.
membuat esai mengenai indikator-indikator Insiden-insiden dicatat oleh penilai
tersebut dan tidak boleh menyimpang dari sepanjang periode penilaian kinerja.
indikator dan dimensinya. Definisi setiap Pernyataan tersebut juga berisi penjelasan
indikator berisi deskriptor level kinerja singkat mengenai apa yang terjadi dan apa
setiap dimensi yang menunjukkan kinerja yang dilakukan karyawan ternilai. Dengan
sangat baik sampai sangat buruk untuk kata lain, setiap hari penilai harus
setiap dimensi. Esai mengenai kinerja mengobservasi pegawai ternilai dan
pegawai, antara lain berisi membuat catatan mengenai indikator
a) Persepsi menyeluruh penilai mengenai kinerjanya yang baik dan yang buruk. Setiap
kinerja ternilai termasuk keunggulan catatan yang baik dan yang buruk
dan kelemahan setiap indikator- mendapatkan nilai tertentu, perilaku yang
indikator kinerja baik diberi angka positif, sedangkan perilaku
b) Kemungkinan promosi ternilai yang tidak dapat diterima diberi angka
c) Jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan negatif. Pada akhir penilaian, keduanya
ternilai sekarang dijumlahkan dan merupakan kinerja akhir
d) Kekuatan dan kelemahan ternilai karyawan
e) Kebutuhan pengembangan SDM ternilai
3. Ranking Method membuat indikator kinerja karyawan
Metode ranking yaitu mengurutkan beserta definisi singkat. Selain itu,
pegawai yang nilainya tertinggi sampai yang deskriptor level kinerja dikemukakan dalam
paling rendah. Metode ini dimulai dengan bentuk skala yang masing-masing
mengobservasi dan menilai kinerja para mempunyai nilai angka. Dalam metode ini,
karyawan, kemudian merangking kinerja penilai mengobservasi indikator kinerja
mereka. karyawan ternilai dan memberi tanda
centang atau silang pada skala.
4. Model Cheklist
Penilaian kinerja model checklist 6. Model forced Distribution
berisi daftar indikator-indikator hasil kerja, Model penilaian kinerja forced
perilaku kerja, atau sifat pribadi yang distribution adalah sistem penilaian kinerja
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan. yang mengklasifikasikan karyawan menjadi
Dalam metode evaluasi kinerja checklist, 5 sampai 10 kelompok kurva normal dari
penilai mengobservasi kinerja ternilai, yang sangat rendah sampai yang sangat
kemudian memilih indikator yang tinggi. Kelompok tersebut, misalnya
melukiskan kinerja atau karakteristik ternilai kelompok I (nilainya sangat rendah)
dan memberikan tanda checklist. Bentuk berjumlah 10 %, kelompok II (nilainya
instrumen checklist beragam. Ada instrumen rendah) berjumlah 20 %. Kelompok III
checklist berbobot, yaitu metode checklist (nilainya sedang) berjumlah 20 %,
yang mencantumkan bobot nilai untuk setiap kelompok IV (nilainya baik ) berjumlah 20
indikator kinerja. Proses penilaian metode %, dan kelompok V (nilainya sangat baik)
ini adalah penilai mengobservasi, kemudian berjumlah 10 %. Penilai semula
memberikan tanda checklist di indikator mengobservasi kinerja ternilai, kemudian
kinerja yang ada di instrumen. Setiap memasukkannya ke dalam kelompok
indikator mempunyai bobot dan jumlah karyawan dalam klasifikasi karyawan.
bobot, kemudian dijumlahkan.
lainnya, sepasang demi sepasang. Dasar dari manusia dalam tim merupakan keharusan karena
Menurut Wirawan (2009:49), langkah menerima penilaian kinerja yang disusunnya jika