Anda di halaman 1dari 24

KEPEMIMPINAN

Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Kepemimpinan ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah Kepemimpinan ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Kepemimpinan ini sehingga kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Kepemimpinan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, 17 Agustus 1945


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan.......................................................................
B. Teori Kepemimpinan...............................................................................
C. Elemen Kunci Kepemimpinan.................................................................
D. Fungsi-fungsi Kepemimpinan..................................................................
E. Karakteristik Kepemimpinan...................................................................
F. Gaya Kepemimpinan...............................................................................
G. Teknik Kepemimpinan.............................................................................
H. Keahlian dalam Kepemimpinan...............................................................
I. Pendekatan dalam Kepemimpinan...........................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai unsur penting dalam penyelenggaraan organisasi, peranan
pemimpin sangat menentukan sekali dalam pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan. Kepemimpinan telah banyak didefinisikan dengan berbagai cara
dan pemikiran yang berbeda dengan pendekatan yang berbeda pula.
Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan salah satu faktor atas
berhasil atau tidaknya suatu organisasi. Kepemimpinan yang sukses,
menunjukkan kesuksesan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inti dari
sebuah organisasi di mana seorang pemimpin yang melengkapi, melatih, dan
mempengaruhi karyawan dengan berbagai macam perilaku, skill dan respons
terhadap karyawan untuk mencapai misi dan tujuan organisasi dengan segala
kemampuannya dan antusias. Leadership atau kepemimpinan merupakan
proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan
pekerjaan dari anggota kelompok. Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi serta membantu orang lain untuk bekerja dengan antusias
untuk mencapai tujuan-tujuan. Kepemimpinan merupakan alat untuk
mengarahkan dan menciptakan semangat pada karyawan untuk mengerjakan
tugas-tugasnya dalam mencapai tujuan yang akan dicapai.
Tiap organisasi yang memerlukan kerja sama antarmanusia
memerlukan seorang pemimpin. Komponen terpenting di dalam suatu
organisasi adalah aspek kepemimpinan. Kajian tentang kepemimpinan sudah
banyak dilakukan mulai dari kajian non-ilmiah sampai dengan kajian yang
ilmiah. Pada kajian non-ilmiah, kepemimpinan itu dilahirkan berdasarkan
pengalaman intuisi dan kecakapan praktis semata. Kepemimpinan dipandang
sebagai pembawaan seseorang sebagai anugerah Tuhan. Karena itu dicarilah
orang yang mempunyai sifat-sifat istimewa yang dipandang memenuhi syarat
seorang pemimpin. Dari sudut pandang ilmiah, kepemimpinan dipandang
sebagai suatu fungsi, bukan sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi
seseorang. Maka diadakanlah suatu analisa tentang unsur-unsur dan fungsi

1
2

yang dapat menjelaskan, syarat-syarat apa yang diperlukan agar pemimpin


dapat bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda-beda. Pandangan baru
ini membawa perubahan yang mendasar. Cara bekerja dan sikap seorang
pemimpin menjadi kajian yang menarik untuk dipelajari.
Konsepsi baru tentang kepemimpinan membawa konsekuensi baru
yang harus diperankan oleh seorang pemimpin. Semula pemimpin adalah
orang yang membuat rencana, berpikir, dan mengambil tanggung jawab untuk
kelompok serta memberikan arah kepada orang-orang lain. Sekarang, selain
tugas yang telah disebutkan di atas, seorang pemimpin itu sekaligus sebagai
pelatih dan koordinator bagi kelompoknya. Fungsi utama pemimpin adalah
membantu kelompok yang dipimpin untuk bersedia belajar memutuskan dan
bekerja sama secara lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, peran seorang
pemimpin termasuk menjadi pelatih yang dapat memberikan bantuan kepada
kelompoknya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kepemimpinan?
2. Bagaimana teori kepemimpinan?
3. Apa elemen kunci kepemimpinan?
4. Apa fungsi-fungsi kepemimpinan?
5. Bagaimana karakteristik kepemimpinan?
6. Bagaimana gaya kepemimpinan?
7. Bagaimana teknik kepemimpinan?
8. Apa keahlian dalam kepemimpinan?
9. Bagaimana pendekatan dalam kepemimpinan?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Kepemimpinan ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan.
3

2. Untuk mengetahui teori kepemimpinan.


3. Untuk mengetahui elemen kunci kepemimpinan.
4. Untuk mengetahui fungsi-fungsi kepemimpinan.
5. Untuk mengetahui karakteristik kepemimpinan.
6. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan.
7. Untuk mengetahui teknik kepemimpinan.
8. Untuk mengetahui keahlian dalam kepemimpinan.
9. Untuk mengetahui pendekatan dalam kepemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, baik di
dalam organisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu (Rivai, 2008)”. Menurut
Hasibuan (2003: 170) “Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”.
Selanjutnya menurut Istianto (2009: 87) dalam bukunya Manajemen
Pemerintahan, ada beberapa definisi kepemimpinan yang dapat mewakili
tentang kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:
1. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam memimpin sedangkan
pemimpin adalah orangnya yang memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut mengikuti apa yang
diinginkannya. Oleh karena itu pemimpin harus mampu mengatur dan
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
2. Kepemimpinan adalah di mana seorang pemimpin harus mampu mengatur
dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
3. Kepemimpinan merupakan subjek yang penting di dalam manajemen dan
ilmu administrasi karena kepemimpinan terkait dengan hubungan antara
atasan dan bawahan di dalam organisasi.
4. Kepemimpinan merupakan proses berorientasi kepada manusia dan dapat
diukur dari pengaruhnya terhadap perilaku organisasi.
5. Kepemimpinan pemerintahan adalah sikap, perilaku dan kegiatan
pemimpin pemerintahan di pusat dan daerah dalam upaya mencapai tujuan
penyelenggaraan pemerintahan negara.
Menurut Sedarmayanti (2008), arti kepemimpinan adalah sebagai
berikut:
1. Leadership is activity of influencing people to strive willingly for mutual
objectives. (Kepemimpinan adalah keseluruhan kegiatan atau aktivitas

4
5

untuk mempengaruhi kemampuan orang lain untuk mencapai tujuan yang


sama). (George. R. Terry)
2. Leader is exercises of authority and the making of decisions.
(Kepemimpinan adalah aktivitas pemegang kewenangan dan pengambilan
keputusan). (Robert Dubin)
3. Kepemimpinan merupakan inti manajemen karena kepemimpinan adalah
motor penggerak bagi sumber daya manusia dan sumber daya alam
lainnya. (Prof. Dr. S.P. Siagian)
4. Leadership is the process of influencing group activities toward goal
setting and goal achievement. (Kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi aktivitas kelompok dalam upaya perumusan dan
pencapaian tujuan). (Ralph. M. Stogdill)
Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian kepemimpinan merupakan suatu cara seorang pemimpin dalam
usahanya untuk mempengaruhi bawahannya agar mau bekerja sama untuk
mencapai tujuan organisasi.

B. Teori Kepemimpinan
Menurut Wursanto (2002: 197) dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu
Organisasi menjelaskan teori kepemimpinan adalah bagaimana seseorang
menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Beberapa
teori tentang kepemimpinan yaitu:
1. Teori Kelebihan
Teori ini beranggapan bahwa seorang akan menjadi pemimpin
apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya
kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup 3 hal
yaitu kelebihan rasio, kelebihan rohaniah, kelebihan badaniah.
2. Teori Sifat
Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin
yang baik apabila memiliki sifat-sifat yang positif sehingga para
pengikutnya dapat menjadi pengikut yang baik, sifat-sifat kepemimpinan
yang umum misalnya bersifat adil, suka melindungi, penuh percaya diri,
6

penuh inisiatif, mempunyai daya tarik, energik, persuasif, komunikatif dan


kreatif.
3. Teori Keturunan
Menurut teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin karena
keturunan atau warisan, karena orang tuanya seorang pemimpin maka
anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orang tuanya.
4. Teori Karismatik
Teori ini menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena
orang tersebut mempunyai kharisma (pengaruh yang sangat besar).
Pemimpin ini biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh
yang sangat besar.
5. Teori Bakat
Teori ini disebut juga teori ekologis, yang berpendapat bahwa
pemimpin lahir karena bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena memang
mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin. Bakat kepemimpinan harus
dikembangkan, misalnya dengan memberi kesempatan orang tersebut
menduduki suatu jabatan.
6. Teori Sosial
Teori ini beranggapan pada dasarnya setiap orang dapat menjadi
pemimpin. Setiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin asal
dia diberi kesempatan. Setiap orang dapat dididik menjadi pemimpin
karena masalah kepemimpinan dapat dipelajari, baik melalui pendidikan
formal maupun pengalaman praktik.

C. Elemen Kunci Kepemimpinan


Elemen kunci dari kepemimpinan (Lussier, 2009) terdiri dari 5 macam,
yaitu:
1. Pemimpin-Pengikut (Leaders-Followers)
Definisi kita tentang kepemimpinan yaitu merupakan proses yang
mempengaruhi antara pemimpin dan pengikut, bukan hanya pemimpin
mempengaruhi pengikut. Karena pengikut yang baik akan melakukan
peran kepemimpinan apabila diperlukan dan pengikut mempengaruhi para
7

pemimpin. Dengan mengetahui bagaimana pemimpin dan pengembangan


keterampilan kepemimpinan akan membuat menjadi pemimpin dan
pengikut yang lebih baik.
2. Proses Mempengaruhi
Mempengaruhi adalah proses pemimpin mengkomunikasikan ide-
ide, mendapatkan penerimaan dari orang-orang dan memberikan motivasi
kepada pengikut untuk mendukung dan melaksanakan ide-ide melalui
perubahan.
3. Tujuan Organisasi
Para pemimpin yang efektif dapat mempengaruhi pengikutnya
untuk berpikir tidak hanya pada kepentingan mereka sendiri tetapi juga
dari kepentingan organisasi melalui visi bersama. Kepemimpinan terjadi
ketika pengikut dipengaruhi untuk melakukan apa yang bermanfaat bagi
organisasi dan diri mereka sendiri.
4. Perubahan
Pemimpin mempengaruhi dan menetapkan tujuan adalah tentang
perubahan organisasi yang perlu terus berubah untuk beradaptasi dengan
lingkungan global yang berubah dengan cepat. Kepemimpinan melibatkan
pengaruh pengikutnya untuk membawa perubahan menuju masa depan
yang diinginkan bagi organisasinya.
Para pemimpin dan pengikut yang efektif menikmati bekerja
dengan orang-orang dan membantu mereka mencapai keberhasilan.
Seperti penelitian, pengalaman, dan akal sehat semuanya akan menunjuk
ke hubungan langsung antara keberhasilan keuangan perusahaan dan
komitmennya untuk praktik kepemimpinan yang memperlakukan orang
sebagai aset.
5. Orang
Orang-orang yang maju dalam organisasi adalah mereka yang
bersedia untuk mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru.
8

D. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan berhubungan dengan situasi sosial dalam
kehidupan kelompok atau organisasi di mana fungsi kepemimpinan harus
diwujudkan dalam interaksi antar individu. Menurut Rivai (2005: 53) secara
operasional fungsi pokok kepemimpinan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Fungsi Instruktif
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai
komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana,
bilamana dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat
dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan
kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau
melaksanakan perintah.
2. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam
usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan
pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang
diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari
pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah
keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu
dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feedback)
untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat
diharapkan keputusan-keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan
lebih mudah menginstruksikannya sehingga kepemimpinan berlangsung
efektif.
3. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan
orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil
keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas
berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa
kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang
9

lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin


dan bukan pelaksana.
4. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan
wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan
maupun tanpa persetujuan pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya
berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini
merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi
dan aspirasi.
5. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses
dan efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan
dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya
tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian ini dapat
diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan
pengawasan.

E. Karakteristik Kepemimpinan
Stephen R. Coney menjelaskan bahwa karakteristik seorang pemimpin
adalah:
1. Seorang yang Belajar Seumur Hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, Pemimpin adalah sebuah
proses, dan proses pembelajaran untuk mendapatkan pengalaman yang
baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada Pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip
pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karier sebagai tujuan
utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip
pada pelayanan yang baik.
3. Membawa Energi yang Positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan
energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung
10

kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk


membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau
bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh
karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang
positif, seperti:
a. Percaya pada Orang Lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk anak
buah sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan
pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti
dengan kepedulian.
b. Keseimbangan dalam Kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya.
Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara
kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti
seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat.
c. Melihat Kehidupan sebagai Tantangan
Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati
hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu
tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari
dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan,
kreativitas, kemauan, keberanian, dinamisasi, dan kebebasan.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena
beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya kemauan dan
keinginan sepihak, kebanggaan dan penolakan, dan ambisi pribadi. Untuk
mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-
menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan
perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.

F. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan perilaku yang digunakan seseorang
pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia
11

lihat. Kebanyakan orang menganggap gaya kepemimpinan merupakan tipe


kepemimpinan. Hal ini antara lain dinyatakan oleh Siagian (2003:14) bahwa
gaya kepemimpinan seseorang adalah identik dengan tipe kepemimpinan
orang yang bersangkutan. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin itu
mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian tersendiri
yang unik dan khas, hingga tingkah laku dan gaya yang membedakan dirinya
dengan orang lain. Menurut Rivai (2002: 122) ada tiga macam gaya
kepemimpinan yang mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai,
yaitu:
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan
kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya,
sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur yang
pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan
yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung
bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat
mengarahkan diri sendiri.
3. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas
Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada
bawahan, struktur organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif.
Peran utama pimpinan adalah menyediakan materi pendukung dan
berpartisipasi jika diminta bawahan.
4. Aplikasi Kepemimpinan Partisipatif
Keikutsertaan seorang pimpinan sangat berpengaruh pada sebuah
kepemimpinan. Menurut Yukl (1998: 143-144), terdapat beberapa aplikasi
dalam kepemimpinan partisipatif, yaitu:
a. evaluasi sebagaimana pentingnya keputusan tersebut;
b. identifikasi orang-orang yang mempunyai pengetahuan dan keahlian
relevan;
c. evaluasi kemungkinan kerja sama oleh peserta;
12

d. evaluasi kemungkinan penerimaan tanpa partisipasi;


e. evaluasi apakah layak untuk mengadakan pertemuan.

G. Teknik Kepemimpinan
Menurut Wursanto (2002: 207) dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu
Organisasi menjelaskan tentang teknik kepemimpinan yaitu membicarakan
bagaimana seorang pemimpin, menjalankan fungsi kepemimpinannya yang
terdiri dari:
1. Teknik Kepengikutan
Merupakan teknik untuk membuat orang-orang suka mengikuti apa
yang menjadi kehendak si pemimpin. Ada beberapa sebab mengapa
seseorang mau menjadi pengikut yaitu:
a. kepengikutan karena peraturan atau hukum yang berlaku;
b. kepengikutan karena agama;
c. kepengikutan karena tradisi atau naluri;
d. kepengikutan karena rasio.
2. Teknik Human Relations
Merupakan hubungan kemanusiaan yang bertujuan untuk
mendapatkan kepuasan psikologis maupun kepuasan jasmaniah. Teknik
human relations dapat dilakukan dengan memberikan berbagai macam
kebutuhan kepada para bawahan, baik kepuasan psikologis ataupun
jasmaniah.
3. Teknik Memberi Teladan, Semangat, dan Dorongan
Dengan teknik ini pemimpin menempatkan diri sebagai pemberi
teladan, pemberi semangat dan pemberi dorongan. Dengan cara demikian
diharapkan dapat memberikan pengertian dan kesadaran kepada para
bawahan sehingga mereka mau dan suka mengikuti apa yang menjadi
kehendak pemimpin.

H. Keahlian dalam Kepemimpinan


Keahlian adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengetahuan dan kompetensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai
13

seperangkat tujuan. Keahlian dapat dipelajari, dilatih, dan dikembangkan.


Keahlian-keahlian ini berbeda sesuai sifat dan kualitas seorang pemimpin.

1. Keahlian Teknis
Keahlian ini merupakan pengetahuan mengenai dan kemahiran atas
jenis pekerjaan tertentu. Keahlian ini meliputi kompetensi-kompetensi di
area spesialisasi tertentu, kemampuan analitis, dan kemampuan
menggunakan alat dan teknik yang tepat. Keahlian teknis melibatkan
kemampuan menggunakan metode dan teknik untuk melakukan suatu
tugas. Termasuk di dalamnya pengetahuan mengenai metode, proses,
prosedur dan teknik, serta kemampuan menggunakan peralatan untuk
melakukan tugas. Contoh, di perusahaan software komputer, keahlian
teknis dapat meliputi pengetahuan bahasa program dan bagaimana
memprogramnya, serta memastikan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh para
klien.
2. Keahlian Hubungan Manusia
Keahlian Manusia adalah pengetahuan mengenai dan kemampuan
bekerja dengan orang lain. Keahlian ini beda dengan keahlian teknis, di
mana keahlian manusia berorientasi manusia, sementara keahlian teknis
berorientasi benda. Melibatkan kemampuan untuk memahami,
berkomunikasi, dan bekerja dengan baik dengan individu dan kelompok
melalui pengembangan hubungan yang efektif. Interpersonal skill juga
disebut sebagai manusia, orang, dan soft skill.
3. Keahlian Konseptual
Keahlian konseptual adalah kemampuan untuk bekerja dengan
gagasan-gagasan dan konsep-konsep. Jika keahlian teknis bicara tentang
kerja dengan benda, keahlian manusia bicara tentang kerja dengan
manusia, maka keahlian konseptual bicara tentang kerja dengan ide atau
gagasan. Pemimpin yang punya keahlian konseptual merasa nyaman
tatkala bicara tentang ide yang membentuk suatu organisasi dan dapat
melibatkan diri ke dalamnya. Mereka mahir menempatkan tujuan
organisasi ke dalam kata-kata yang bisa dipahami oleh para pengikutnya.
14

Kemampuan mengambil keputusan berdasar pada kemampuan untuk


mengonsep suatu situasi dan memilih alternatif untuk menyelesaikan
masalah dan mengambil keuntungan dari peluang yang ada. Decision
making merupakan pemahaman atas “apa yang sedang terjadi”, karena
keputusan merupakan kemampuan konsep, dan decision making skill
sering disebut sebagai kemampuan konsep.

I. Pendekatan dalam Kepemimpinan


Terdapat beberapa pendekatan dalam pola kepemimpinan seseorang.
Pendekatan dalam kepemimpinan tersebut dapat dibagi dan dijelaskan sebagai
berikut.
1. Pendekatan Sifat (The Traits Approach)
Pendekatan sifat berusaha memahami kepemimpinan berdasarkan
keyakinan bahwa pemimpin yang baik memiliki “karakteristik bawaan”
dari lahir, baik menyangkut ciri fisik maupun kepribadian. Adapun Yukl
(1989) menyebutkan bahwa pemimpin yang sukses memiliki kemampuan
luar biasa seperti: energi yang tiada habisnya, ketajaman intuisi, wawasan
yang sangat luas, dan kemampuan mempengaruhi/mempersuasi yang tak
dapat ditolak. Fokus pendekatan sifat semata-mata pada personalitas
pemimpin. Pemimpin berbeda dengan pengikut akibat ia punya sejumlah
sifat kualitatif yang tidak dimiliki pengikut pada umumnya. Setelah
merangkum studi yang dilakukan oleh Ralph Melvin Stogdill (1948),
Mann (1959), Stogdill (1974), Lord, DeVader, and Alliger (1986),
Kirkpatrick and Locke (1991) dan Zaccaro, Kemp, and Bader (2004),
Peter G. Northouse menyimpulkan sifat-sifat yang melekat pada diri
seorang pemimpin yang melakukan kepemimpinan (menurut pendekatan
sifat) adalah sifat-sifat kualitatif berikut:
a. Intelegensi
Pemimpin cenderung punya intelegensi dalam hal kemampuan
bicara, menafsir, dan bernalar yang lebih kuat ketimbang yang bukan
pemimpin.
b. Kepercayaan Diri
15

Kepercayaan diri adalah keyakinan akan kompetensi dan


keahlian yang dimiliki, dan juga meliputi harga diri serta keyakinan
diri.

c. Determinasi
Determinasi adalah hasrat menyelesaikan pekerjaan yang
meliputi ciri seperti berinisiatif, kegigihan, mempengaruhi, dan
cenderung “menyetir”.
d. Integritas
Integritas adalah kualitas kejujuran dan dapat dipercaya.
Integritas membuat seorang pemimpin dapat dipercaya dan layak
untuk diberi kepercayaan oleh para pengikutnya.
e. Sosiabilitas
Sosiabilitas adalah kecenderungan pemimpin untuk menjalin
hubungan yang menyenangkan. Pemimpin yang menunjukkan
sosiabilitas cenderung bersahabat, ramah, sopan, bijaksana, dan
diplomatis. Mereka sensitif terhadap kebutuhan orang lain dan
menunjukkan perhatian atas kehidupan mereka.
2. Pendekatan Gaya (The Style Approach)
Teori tentang gaya kepemimpinan berusaha mengkaji perilaku atau
tindakan pemimpin dalam mempengaruhi dan/atau menggerakkan para
pengikutnya guna mencapai suatu tujuan. Perilaku dan tindakan tersebut
pada dasarnya dapat dipahami sebagai dua hal berbeda tetapi saling
bertautan, yaitu:
a. Fokus terhadap penyelesaian tugas (pekerjaan) atau task/production-
centered;
b. Fokus pada upaya pembinaan terhadap personil yang melaksanakan
tugas/pekerjaan tersebut (people/employee-centered).
Pendekatan gaya menekankan pada perilaku seorang pemimpin.
Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan sifat yang menekankan pada
karakteristik pribadi pemimpin, Juga berbeda dengan pendekatan keahlian
16

yang menekankan pada kemampuan administratif pemimpin. Pendekatan


gaya kepemimpinan, fokus pada apa yang benar-benar dilakukan oleh
pemimpin dan bagaimana cara mereka bertindak. Pendekatan gaya
kepemimpinan secara singkat direpresentasikan oleh tiga riset yang satu
sama lain berbeda. Pertama, riset Ohio State University, Kedua, riset yang
diadakan di University of Michigan, yang mengeksplorasi bagaimana
kepemimpinan menjalankan fungsinya di dalam kelompok kecil. Ketiga,
riset yang diawali oleh Blake dan Mouton di awal 1960-an. yang
mengeksplorasi bagaimana manajer menggunakan perilaku kerja dan
hubungannya dalam konteks organisasi.
3. Pendekatan Kontingensi (The Contingency Approach)
Sebagaimana tidak ada obat mujarab (panasea) untuk segala
penyakit; demikian pula dengan gaya kepemimpinan, tidak ada satu pun
gaya kepemimpinan yang cocok untuk segala situasi. Gaya kepemimpinan
yang paling optimal sangat beragam tergantung pada sifat, kemampuan,
dan keterampilan pemimpin, perilaku bawahan, dan kondisi dan situasi
lingkungan (Dunford, 1995). Seperti dikemukakan oleh Sweeney dan
McFarlin (2002) bahwa “pada lingkungan apa pun, memperhitungkan
konteks mencakup bagaimana karakteristik situasi, pemimpin, dan
pengikutnya, semuanya berkombinasi mempertajam strategi perilaku
pemimpin”. Dengan demikian gaya kepemimpinan yang efektif atau
optimal merupakan hasil penerapan strategi mempengaruhi pegawai
dengan mempertimbangkan dan mengombinasikan karakteristik
pemimpin, pegawai (pengikut), dan konteks situasi.
Teori kontingensi kepemimpinan menurut Path-Gaol Robert House
termasuk dalam teori perilaku kepemimpinan dan teori harapan dalam
motivasi. Menurut pendapat Robert House (Gibson, Ivancevich, dan
Donnelly, 2000) dan kawan-kawannya, perilaku pimpinan itu dilihat oleh
bawahannya dalam usahanya untuk mengarahkan pada tujuannya yaitu
kegiatan tugas dan kepuasan. Menjelaskan dengan mengarahkan pada
pencapaian tujuan berkaitan sendirinya dengan menolong karyawan
memfokuskan pada harapannya, alat imbalan dan nilai di dalam situasi
17

kerja. Pada akhirnya pimpinan harus mengetahui apa yang diinginkan oleh
bawahannya dalam situasi tugas tertentu dan menyesuaikan gaya
kepemimpinannya yang tepat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Teori
ini menganggap pimpinan itu bersifat fleksibel dalam memilih gaya
kepemimpinan tertentu dari empat kemungkinan sebagai berikut:
a. Pimpinan Direktif (Directive Leaders)
Tugas-tugas yang telah ditetapkan untuk karyawan, dengan
tanggung jawab tertentu, pengawasan yang ketat, imbalan dan
hukuman untuk mengawasi perilaku mereka. Gaya kepemimpinan ini
baik jika tugas-tugas tidak terstruktur yang menimbulkan kebingungan
dan frustrasi. Gaya ini juga dikehendaki jika bawahan mengharapkan
pimpinan memberikan petunjuk yang berhubungan dengan pekerjaan,
informasi, dan bantuan teknik.
b. Pimpinan Suportif (Supportive Leaders)
Pimpinan ini bersahabat, penuh pendekatan, dan
memperhatikan kepentingan orang lain. Gaya ini cocok jika tugas-
tugas terstruktur dengan baik. Bila tugas-tugas pekerjaan itu kurang
memuaskan, karyawan mengharapkan pimpinannya dapat
mempergunakan rapat atau minum kopi di kafetaria sebagai tempat
menolong mereka akan kebutuhan sosial.
c. Pimpinan Partisipatif (Participative Leaders)
Gaya ini mendorong karyawan untuk berpartisipasi dalam
menentukan tugas-tugas dan menyelesaikan persoalan. Gaya ini cocok
jika tugas-tugas kompleks dan saling berhubungan sehingga
memerlukan kerja sama yang tinggi di antara karyawan. Gaya ini juga
cocok kalau karyawan mempunyai keahlian dan pengetahuan. Mereka
puas karena mempunyai kekuasaan dan pengawasan sendiri.
d. Pimpinan yang Berorientasi pada Prestasi (Achievement-Oriented
Leadership)
Gaya ini sebagai kelanjutan dari kepemimpinan partisipatif
yang menekankan pada penentuan tujuan. Di bawah pendekatan ini,
pimpinan memimpin karyawan dengan menetapkan tugas-tugas yang
18

menantang dengan mengharapkan mereka mencapai tugas-tugas ini.


Sepanjang karyawan ingin mencapai tujuannya, mereka bebas
memimpin tugas mereka. Pendekatan ini cocok untuk individu yang
ingin mencapai prestasi yang tinggi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi,
memotivasi dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi
efektivitas dan keberhasilan organisasi. Efektivitas kepemimpinan dalam
menjalankan kegiatan organisasi adalah sangat tergantung kepada adanya
hubungan antara pemimpin dan bawahannya yang berjalan dengan baik.
Hubungan kerja sama antara pemimpin dan bawahan dapat dilakukan secara
luas sehingga bawahan termotivasi untuk dapat bekerja dengan baik dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.
Beberapa pendapat yang menganggap kepemimpinan adalah sebagai
seni dan ilmu atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain
agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai
kelompok, Sehingga kepemimpinan adalah kemampuan mendorong sejumlah
orang atau kelompok agar mau bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan
yang terarah pada tujuan bersama.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang diharapkan mampu
mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Bagaimana cara seorang memimpin dapat dikarenakan adanya kelebihan dari
si pemimpin, sifat yang baik, keturunan, adanya karismatik, bakat dan
kemampuan dibidang sosial. Seorang pemimpin juga memiliki beberapa
fungsi, di antaranya instruktif, konsultatif, partisipasi, delegasi dan juga
pengendalian. Sehingga, jika pemimpin dapat menjalankan fungsinya dengan
baik dimungkinkan kepemimpinan yang ia kendalikan dapat berjalan dengan
baik. Cara seseorang dalam memimpin juga mempengaruhi bagaimana
seorang pengikut menghargai pimpinannya. Terdapat beberapa gaya dalam
memimpin, yaitu kepemimpinan otoriter, demokrasi, kendali bebas dan juga
partisipatif.

19
20

B. Saran
Peran besar seorang pemimpin adalah perubahan. Pemimpin besar
selalu membawa perubahan yang bermanfaat bagi kemajuan dan prestasi
organisasi. Pemimpin yang membawa perubahan dalam organisasi maka
hanya berperan sebagai manajer yang baik bukan pemimpin yang baik.
Pemimpin yang berorientasi pada perubahan akan selalu melihat peluang-
peluang potensial yang ada di lingkungan organisasi untuk dikembangkan
menjadi potensi masa depan organisasi. Bila pemimpin hanya fokus pada hasil
kerja saat ini maka dia hanya berperan sebagai manajer.
DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L. 208. The Leadership Experience. Ohio: Thomson Learning


Education.
Istianto, Bambang. 2009. Manajemen Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan
Publik. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Lussier, Robert N. and Christopher F. Achua. 2010. Leadership: Theory,
Application, and Skill Development. Ohio: South-Western Cengage
Learning.
Masaong, Kadim & Arfan A. Tilomi. 2011. Kepemimpinan Berbasis Multiple
Intelligence: Sinergi Kecerdasan Intelektual, Emosi, dan Spiritual untuk
Meraih Kesuksesan yang Gemilang. Bandung: Alfabeta.
Mullins, Laurie J. 2005. Management and Organizational Behavior. Essex:
Pearson Education Limited.
Northouse, Peter G. 2010. Leadership: Theory and Practice. California: SAGE
Publication.
Rivai, Veithzal. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan:
dari Teori dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. 2003. Essentials of Organization Behavior. New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Sedarmayanti. 2008. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:
CV. Mandar Maju.
Wursanto. 2002. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Yukl, Gary. 2009. Leadership in Organizations. Delhi: Dorling Kindersley.

Anda mungkin juga menyukai