Anda di halaman 1dari 14

KEPEMIMPINAN

K A R I S M AT I K
KELOMPOK 6

ANISA FITRIANI C1B114006


SITI SYNA RIZQYANA C1B114224
SOVIANTI ANDRIA C1B114218
WARDATUN NAKIA C1B114220
Kepemimpinan karismatik adalah gaya kepemimpinan yang
membuat para anggota yang di pimpinnya mengikuti inovasi
inovasi yang di ajukan oleh pemimpin ini.

Pemimpin karismatik di masa krisis akan menunjukkan


pengaruhnya ketika system harus menghadapi situasi dimana
pengetahuan, informasi, dan prosedur yang ada tidak mencukupi.
Bukti dari kepemimpinan karisma diberikan oleh hubungan
pemimpin-pengikut. Seperti dalam teori awal oleh House (1977),
seorang pemimpin yang memiliki karisma memiliki pengaruh yang
dalam dan tidak biasa pada pengikut.

Para pengikut merasa mereka bahwa keyakinan pemimpin adalah


benar, mereka bersedia mematuhi pemimpin, mereka merasakan kasih
sayang terhadap pemimpin, secara emosional mereka terlibat dalam misi
kelompok atau organisasi, mereka memiliki sasaran kinerja yang tinggi,
dan mereka yakin bahwa mereka dapat berkontribusi terhadap
keberhasilan dari misi itu Yukl (2005).
House (1977) mengusulkan teori untuk menjelaskan kepemimpinan
kharismatik. Teori itu mengidentifikasikan cara para pemimpin
kharismatik berperilaku, ciri, dan keterampilan mereka, serta kondisi yang
di situ mereka paling mungkin muncul.
Salah satu keterbatasan teori awal itu adalah ambiguitas tentang
proses pengaruh.
Shamir, House, dan Arthur (1993) telah merevisi dan memperluas
teori itu. Telah dibuat asumsi tentang motivasi manusia :
1. Perilaku adalah ekspresi dari perasaan, nilai, dan konsep diri
seseorang serta berorientasi pada sasaran dan pragmatis,
2. Konsep diri seseorang terdiri dari hierarki identitas dan nilai sosial,
3. Orang secara instrinsik termotivasi untuk memperkuat dan
mempertahankan kepercayaan diri dan nilai diri mereka
4. Orang secara intrinsik termotivasi untuk memelihara konsistensi.
1. Menyampaikan sebuah visi yang menarik
2. Menggunakan bentuk komunikasi yang kuat dan ekspresif saat
mencapai visi itu
3. Mengambil resiko pribadi dan membuat pengorbanan diri untuk
mencapai visi itu
4. Menyampaikan harapan yangt tinggi
5. Memperlihatkan keyakian akan pengikut
6. Pembuatan model peran dari perilaku yang konsisten dari visi tersebut
7. Mengelola kesan pengikut akan pemimpin
8. Membangun identifikasi dengan kelompok atau organisasi
9. Memberikan kewenangan kepada pengikut
Pemimpin karismatik dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu :
1. Karismatik visioner dan
2. Karismatik di masa krisis
Pemimpin karismatik visioner mengekpresikan visi bersama mengenai
masa depan. Melalui kemampuan komunikasi, pemimpin karismatik visioner
mengaitkan kebutuhan dan target dari pengikutnya dengan targaet atau tugas dari
organisasi. Mengaitkan para pengikut dengan target dari pengikut dengan visi,
misi, dan tujuan organisasi akan lebih mudah jika mereka merasa tidak puas atau
tidak tertantang dengan keadaan pada saat ini. Pemimpin karismatik visioner
memiliki kemampuan untuk melihat sebuah gambar besar dan peluang yang ada
para gambar besar tersebut.
Sementara tipe pemimpin karismatik di masa krisis akan menunjukkan
pengaruhnya ketika system harus menghadapi situasi dimana pengetahuan,
informasi, dan prosedur yang ada tidak mencukupi. Pemimpin jenis ini
mengkomunikasikan dengan jelas tindakan apa yang harus dilakukan dan apa
konsekuensi yang dihadapi.
Personal Karakter
Karakter dasar dari seorang pemimpin sangat menentukan apkah dia memiliki
karisma atau tidak terhadap bawahanya. Karakterpemimpin tidak akan tampak ketika kita
hanya berinteraksi sesaat, atau dalam kondisi tekanan normal. Dalam kondisi tekanan yang
luar biasa, karakter pemimpin yang asli akan muncul ke permukaan dan tampak jelas.
Apakah dia gampang marah, gampang mengeluh, gampang menyerah, mudah panik, atau
menggantungkan dirinya pada orang lain.
Width & Depth Knowledge
Aura kepemimpinan akan makin bersinar terang ketika orang tersebut secara terus
menerus memperluas dan memperdalam pengetahuannya, terutama dalam bidangnya. Ia
menjadi sumber pembelajaran dan inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya. Sehingga
secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi para bawahanya atupun bawahannya.
Shamir (1995) mengusulkan bahwa pengakuan kharisma bagi
pengikut yang memiliki kontak dekat dengan pemimpin berbeda
dalam beberapa cara penting dari pengakuan yang dibuat oleh
pengikut yang hanya memandang pemimpin itu dari jauh.
Kharismatik jarak jauh lebih sering dijelaskan menurut
pencapaian yang hakiki dan pengaruhnya pada sikap politis pengikut.
Kharismatik jarak dekat lebih sering dijelaskan menurut pengaruhnya
pada motivasi pengikut, perilaku tugas, dan identifikasi pemimpin.
Temuan itu menyatakan bahwa pengakuan atas kebesaran
pemimpin jarak jauh lebih terpengaruh oleh isyarat kinerja dan sterotip
bersama, sedangkan pengakuan atas kebesaran pemimpin jarak dekat
lebih terpengaruh oleh perilaku pemimpin dan keterampilan antar
pribadi.
Variabel konteks amatlah penting bagi pemimpin kharismatik,
karena pengakuan atas kemampuan luar biasa pemimpin tertentu
kelihatannya langka dan bisa amat tergantung pada karakteristik
situasi. Salah satu variabel situasi yang penting adalah kekhawatiran
atau kekecewaan pengikut.
Weber (1947), para pemimpin kharismatik akan lebih mungkin
muncul ketika terjadi krisis.
Conger dan Kanungo, pemimpin dapat mendiskreditkan cara lama
yang telah diterima dalam melakukan sesuatu guna menyiapkan
panggung untuk mengusulkan cara baru. Dampak dari strategi yang
tidak konvensional itu lebih besar jika pengikut merasa bahwa
pendekatan konvensional tidak lagi efektif.
Banyak teori-teori yang tidak memberikan penjelasan yang cukup mengenai
lasan mengapa karisma seorang pemimpin mampu memberikan pengaruh dan
motivasi yang sangat besar kepada bawahanya untuk melakukan segala hal demi
pemimpinya.
Shamir, house, dan Arthur (1993) merumuskan sebuah teori baru mengenai
karisma seorang pemimpin yang diharapkan mampu menutupi kekurangan itu.
Beberapa indikasi uyang digunakan masih sam, yaitu mengenai rasa sayang
bawahan kepada pimpinanya, keterkaitan emosional dalam organisasi. Serta
kesamaan komitment untuk mencapai hasil yang maksimal.
1. Para pemimpin ini menekankan internalisasi dari nilai-nilai bukannya
identifikasi pribadi.
2. Mereka tidakberusaha untuk menanamkan kesetiaan kepada diri
mereka sendiri, tetapilebihpadaideologi.
3. Otoritas didelegasikan hingga batas yang cukup besar, informasi
dibagikan secara terbuka, didorongnya partisipasi dalam keputusan,
dan
4. Penghargaan digunakan untuk menguatkan perilaku yang konsisten
dengan misi dan sasaran dari organisasi.
5. Hasilnya adalah kepemimpinan mereka akan makin menguntungkan
bagi pengikut.
1. Mereka menekankan identifikasi pribadi daripada internalisasi.
2. Mereka lebih menanamkan kesetiaan kepada diri mereka sendiri daripada
idealisme.
3. Mereka dapat menggunakan daya tarik ideologis, tetapi hanya sebagai cara
untuk memperoleh kekuasaan, kemudiandiabaikan atau diubah secara
sembarangan sesuai dengan sasaran pribadi pemimpin itu.
4. Mereka berusaha untuk mendominasi dan menaklukkan pengikut dengan
membuat mereka tetap lemah dan bergantung pada pemimpin.
5. Otoritas untuk membuat keputusan penting dipusatkan pada pemimpin,
penghargaan dan hukuman digunakan untuk memelihara sebuah citra
pemimpin yang tidak dapat berbuat kesalahan atau untuk membesar-besarkan
ancaman eksternal kepada organisasi.
6. Keputuasan dari para pemimpin ini mencermnkan perhatian yang lebih besar
akan pemujaan diri dan memelihara kekuasaan daripada bagi kesejahteraan
pengikut.
Orang yang dipilih dan dilatih oleh pemimpin-pemimpin
berkarisma menganggap enteng kesulitan dalam menuju keberhasilan
dari berbagai kondisi kebutuhan untuk atribut dari karisma. Karisma
adalah fenomena yang jarang dan kompleks yang mana hal tersebut sulit
untuk dimanipulasi. (Trice & Beyer, 1993).

Hal tersebut adalah fenomena yang tidak kekal dan kecuali jika
telah menjadi adat, perubahan yang dibuat oleh pemimpin berkarisma
(atau organisasi yang baru didirikan oleh seorang pemimpin) tidak akan
berlangsung lama.

Anda mungkin juga menyukai