Anda di halaman 1dari 14

KEMIMPINAN DALAM KEWIRAUSAHAAN

LATAR BELAKANG MASALAH


Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu
berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam
kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah, karena
manusia memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Seperti kepribadian, bakat, ketrampilan
dan lain-lain. kondisi yang demikian memberikan kesadaran bahwa manusia selain memiliki kesamaan
secara fisik dan psikis manusia ternyata juga memiliki perbedaan principal antara yang satu dengan
yang lainnya. Perbedaan itu memberikan kesadaran identitas diri bagi setiap manusia sebagai individu.
Individualitas bermakna dan berkembang karena kehadiran orang lain. Individu tidak mendorong
menusia untuk hidup menyendiri, tatapi sebaliknya justru menjadi pendorong untuk berkomunikasi,
saling mendekat, saling memberi dan menerima dan lain-lain, sebagai perwujudan hakikat manusia
yang disebut sebagai mahkluk social.
Implementasi socialitas terwujud berupa kehidupan berkelompok atau bermasyarakat sebagai hidup
besama dalam kebersamaan yang harmonis dan dinamis, karena setiap individu terbuka dalam
menerima pengaruh individu yang lain. Sebaliknya individu juga bebas dalam menyampaikan inisiatif,
kreatifitas dan inovasi yang mungkin diterima atau ditolak oleh individu-individu lain dalam
mengembangkan kehidupan bersama dalam kebersamaan.Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang
harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu
selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang
harmonis adalah tugas manusia, melalui norma atau nilai yang diterima sebagai pedoman hidup
bersama.
Untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis dalam lingkungan masyarakat maupun organisasi maka
diperlukan keberadaan seorang pemimpin. Kepemimpinan seorang pemimpin tidak sama artinya
dengan manajemen; kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang lebih tinggi. Pemimpinlah yang
menentukan ke mana arah bisnis atau tujuan internal maupun tujuan eksternal dan menyelaraskan asset
dan ketrampilan organisasi dengan kesempatan dan resiko yang dihadapkan oleh lingkungan.
Pemimpin adalah ahli strategi yang menetapkan tujuan organisasi, setiap pemimpin memiliki gaya
yang berbeda dalam memimpin suatu organisasi.
Perubahan social dan berkembangnya inovasi teknologi dan bertambah ketatnya persaingan dewasa ini,
menghadapkan pemimpin bisnis kepada tantangan yang sulit. Dalam lingkungan yang demikian besar
tuntutannya, bakat kepemimpinan pemimpin perusahaan dapat memberikan keunggulan komparatif
yang tidak sedikit. Terlebih lagi perusahaan harus juga memandang ke depan untuk melatih generasi
pemimpin mendatang.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik.
Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan
seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.

.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan.
Permasalahan tsb antara lain :
a. Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin?
b. Adakah teori teori untuk menjadi pemimpin yang baik?
c. Bagaimana peran pemimpin dalam wirausaha/entrepreuneur?

3 .MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah


a. Untuk mengetahui hakikat seorang pemimpin
b. Untuk mengetahui teori-teori menjadi pemimpin yang baik
c. Untuk mengetahui peran pemimpin dalam entrepreunership
PEMBAHASAN

1. A. HAKIKAT KEPEMIMPINAN

Dalam kehidupan sehari hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan


sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta
kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan
lainnya. Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, diantaranya :
a . Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
b. Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang
formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang
bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan
perusahaan.
c. Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.

Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri
mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.

a. . Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan
orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
b. . Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
c. Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong,
menuntun, dan membimbing asuhannya.

Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
1) Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya
menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang orang yang dipimpinnya.

2) Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat

berswakarsa dan berkreasi pada orang orang yang dibimbingnya.


3) Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang orang yang diasuhnya
berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai
apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri
para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan
bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya
yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.The art of influencing and
directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal
cooperation in order to accomplish the mission. Kepemimpinan adalah seni untuk
mempengaruhidan menggerakkan orang orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan,
kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas (Field Manual 22-
100.
Dalam kegiatan entrepreuneur, kesuksesan dan kegagalan wirausaha terletak pada dinamika dan
efektivitas kepeminpinan. Peter F. Drucker points out those managers (business leaders) are the
basic and scarcest resource of any business enterprise (Hersay & Blanchard, 1977: 83). Pada
umumnya kegagalan itu disebabkan oleh kepeminpinan yang tidak efektif, mereka mampu
memimpin karyawan, tidak bisa bekerja sama dengan orang lain atau mereka tidak bisa
menguasai, mengendalikan diri sendiri.
Seorang wirausaha yang baik adalah seorang pemimpin dalam bisnis, haruslah orang yang
dapat menguasai dan mengembangkan diri sendiri, dan juga mampu menguasai diri sendiri, dan
juga mampu menguasai serta mengarahkan dan mengembangkan para karyawannya.

a. Kepeminpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau pengikut. Seorang wirausaha
akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya atau pembantu-pembantu yang
mau bekerja sama dengan dia untuk memajukan perusahaan.
b. Kepeminpinan menyangkut distribusi kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas
untuk memberikan sebagian kekuasaan kepada karyawan atau seorang karyawan diangkat
menjadi pemimpin pada bagian-bagian tertentu.
c. Kepemimpinan menyakut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan.
Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara yang lebih baik, sesorang
dapat menjadi pemimpin yang berhasil jika ia percaya pada pertumbuhan yang
berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari
perusahaan tersebut. Sifat-sifat kepemimpinan harus dikembangkan sendiri karena sifat-
sifat ini berbeda pada diri setiap orang. Kepribadian ikut mempengaruhi perilaku
kepemimpinan seseorang, situasi untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan dapat
ditemui dalma kegiatan-kegiatan sehari-hari dan dalam pergaulan pemimpin dengan
karyawan. Cara yang baik untuk mempraktekkan ketrampilan pemimpin adalah dengan
meyadari adalah dengan menyadari adanya peluang untuk menunjukkan kemampuannya
dalam memimpin kegiatan-kegiatan sehari-hari. Uji coba dalam kemampuan daalam
memimpin ini akan menyiapkan seseorang untuk peranan kepemimpinan yang lebih
penting.
Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik ialah perlakukan orang-orang lain
sebagaimana pemimpin ingin diperlakukan. Berusaha memandang suatu keadaan dari sudut
pandang orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap saling menghargai.

Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama, yaitu :

1. Berorientasi pada tugas , meliputi kegiatan-kegiatan :


a. Merumuskan secara jelas perannya sendiri maupun stafnya
b. Menetapkan tujuan
c. Menentukan prosedur
d. Melaksanakan peranan kepemimpinan
e. Berminat mencapai peningkatan produktivitas
2. Berorientasi pada orang, melalui perilaku :
a. Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan organisasi
b. Menghargai manusia sebagai manusia bukan sebagai alat produksi saja
c. Menunjukkan perhatian, rasa hormat pada tujuan, kebutuhan,ide karyawan
d. Menerapkan prinsip penekanan ulang untuk meningkatkan prestasi karyawan
e. Mendelagasikan kekuasaan dan tanggungjawab, serta mendorong inisiatif
f. Menciptakan suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi.

B. Sebab-Sebab Munculnya Pemimpin

Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana munculnya pemimpin: (Kartini Kartono, 1983:
29)
a). Teori genetic:Teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir dan
tidak dapat dibuat.
b) Teori Sosial

Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan akan tetapi seorang calon
pemimpin dapat disiapkan dididik dan dibentuk agar dia menjadi pemimpin yang hebat
dikemudian hari.

c) Teori Ekologis atau Sintesis

Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin apabila dia memang
memiliki bakat-bakat pemimpin.
d) Sifat-Sifat Pemimpin

Ordway Tead mengemukakan 10 sifat kepemimpinan sebagai berikut: (Kartini Kartono,


1983: 37)
a. Energi Jasmaniah dan Mental
Seorang pemimpin memiliki daya tahan keuletan, kekuatan yang luar biasa seperti tidak
akan pernah habis.

b. Kesadaran Akan tujuan dan Rah


Ia memiliki keyakinan teguh akan kebenaran dan kegunaan dalam mencapai tujuan terarah.

c. Antusiasme
Dia yakin bahwa tujuan yang hendak dicapai akan memberikan harapan menimbulkan kasih
sayang, simpati yang tulus, diikuti dengan kesediaan berkorban untuk mencapai kesuksesan
perusahaan.

d. Keramahan dan Kecintaan


Sifat ramah mempunyai kebaikan dalam mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan
kasih saying, simpati yang tulus, diikuti dengan kesediaan berkorban untuk mencapai
kesuksesan perusahaan.

e. Integritas
Seorang pemimpin mempunyai perasaan sejiwa dan senasib sepernanggungan dengan para
karyawannya dalam menjalankan perusahaan.

f. Penguasaan Teknis
Agar pemimpin mempunyai wibawa terhadap bawahan maka dia harus menguasai sesuatu
pengetahuan atau keterampilan teknis.

g. Ketegasan dalam mengambil keputusan (Decisiveness)

h. Kecerdasan
Seorang pemimpin harus mampu melihat dan memahami sebab dan akibat dari suatu gejala,
cepat menemukan jalan keluar dan mengatasi kesulitan dengan cara efektif.

i. Keterampilan Mengajar (Teaching Skill)


Seorang pemimpin atau wirausaha adalah seorang guru yang mampu mendidik,
mengarahkan, memotivasi karyawannya untuk berbuat sesuatu yang menguntungkan
perusahaan.

j. Kepercayaan (Faith)
Kepercayaan bawahan ini akan memunculkan sikap rela berjuang, melaksanakan semua
perintah, disiplin dalam bekerja untuk menjalankan roda perusahaan.
Dalam hal ini memberikan perintah, maka seorang pemimpin harus menyampaikan perintah
secara jelas baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Perintah yang samara-samar akan
membingungkan orang yang diberi perintah.
Seandainya pemimpin mengamati gejala-gejala yang kurang sehat dalam perusahaan atau
memperoleh informasi tentang isu-isu yang berkembang antar karyawan maka pemimpin
harus cepat mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang layak dipercaya.

e) Tipe Kepemimpinan

a. Tipe kharismatis
Pemimpin kharismatik merupakan kekuatan energi, daya tarik yang luar biasa yang akan
dikuti oleh para pengikutnya.

b. Tipe paternalistis dan maternalistis


Tipe paternalistis bersifat melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau sebagai seorang
ibu yang penuh kasih sayang.
c. Tipe militeristis
Tipe meliteristis banyak menggunakan system perintah, system komando dari atasan ke
bawahan sifatnya keras sangat otoriter, menghendaki agar bawahan agar selalu patuh,
penuh acara formalitas.

d. Tipe otokratis
Tipe otokratis berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi.

e. Tipe laissez faire


Tipe laissez faire ini membiarkan bawahan berbuat semaunya sendiri semua pekerjaan dan
tanggung jawab dilakukan oleh bawahan.

f. Tipe populistis
Tipe populistis ini mampu menjadi pemimpin rakyat.

g. Tipe administrative
Pemimpin tipe administrative ialah pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif.

h. Tipe demokratis
Tipe kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan
kepada pengikutnya.

f) Keterampilan Kepemimpinan (Leadership Skills)

a. Technical skills
Technical skills berarti suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk
melaksanakan suatu pekerjaan. Maksudnya dapat melakukan pekerjaan tersebut adalah agar
dia mampu melaksanakan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan.

b. Human skills
Human skills berarti kemampuan untuk bekerja sama dan membangun tim kerja bersama
orang-orang lain.

c. Conceptual skills (Keith Davis, 1981: 127)


Keterampilan konsep berarti seorang wirausaha harus mampu berpikir dan mengungkapkan
pemikirannya dalam bentuk model kerangka kerja dan konsep-konsep lain dalam
memudahkan pekerjaan. Yang termasuk dalam ketrampilan konsep ini adalah :

1) Technical skills seperti :


Menulis, ini diperlukan untuk mencatat apa yang perlu dicatat, dan dijadikan dokumen
perusahaan yang mungkin diperlukan dilain kesempatan, tahun depan misalnya.
Komunikasi lisan, jelas sangat penting buat bicara, meyakinkan, negosiasi dengan pihak
lain dan menjalin networking
Menguasai lingkungan, baik lingkungan internal perusahaan seperti dengan karyawan
maupun lingkungan eksternal dengan pihak pemasok, saingan, lingkungan sekitar lokasi
perusahaan.
Teknologi ini mencakup berbagai teknologi, untuk keperluan proses produksi, teknologi
komunikasi, computer, peralatan kantor dan sebagainya.
Hubungan antar manusia, harus dijalin hubungan harmonis dengan seluruh lapisan
karyawan dan dengan pihak luar perusahaan.
Listening, seorang wirausaha harus mau mendengar dan mampu menterjemahkan apa yang
didengar baik dari karyawan maupun dari pihak luar
Mampu menyusun organisasi
Membangun jaringan kerja (networking)
Membimbing, seorang wirausaha harus mampu Membimbing karyawan agar dapat
melakukan pekerjaan sesuai dengan yang dikehendaki, jika perlu sanggup memberi contoh.
Membangun tim, ini diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan percepatan pencapaian
tujuan organisasi
Kegiatan bisnis manajemen skill meliputi :
a. ) Merencanakan, seorang wirausaha mampu membuat rencana baik global
maupun detail.
b) Membuat keputusan.
c) Human relations, harus sopan, supel, penuh etika berhubungan dengan orang lain.
d) Marketing, mengetahui pasar sasaran, strategi marketing yang tepat untuk
mencapai target market yang telah ditetapkan serta mampu mencari /
mengumpulkan informasi sebagai bahan pengambilan keputusan
e) Finance memiliki keterampilan mencari sumber modal jangka panjang ataupun
jangka pendek, mampu membuat ramalan keberhasilan inventasi dengan melihat
peluang-peluang yang ada ataupun menciptakan peluang baru.
f) Accounting memiliki keterampilan mencatat, membaca penerimaan dan
pengeluaran keuangan, menghitung efisiensi dan sebagainya.
g) Control, mampu mengawasi segala kegiatan dalam bisnis, baik dalam bidang
keuangan, kegiatan karyawan dalam pekerjaan sehari-hari.
h) Negotiation, memiliki keterampilan berunding rapat, tawar menawar, lobi,
shingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi bisnisnya.
i) Managing growth, pada saat pertumbuhan bisnis, harus mampu memimpin
perkembangan bisnis menciptakan taktik dan strategi jitu menuju perkembangan
yang flexible sehingga tidak salah arah yang mengakibatkan kerugian,
3) Personal Entrepreneurial Skills
a) Disiplin, tetap berpijak pada landasan disiplin,
b) tidak lupa daratan tidak lengah. Mengambil resiko, terampil meramal resiko dan
antisipasi.
c) Inovasi, memiliki keterampilan menggunakan hasil hasil penelitian, hasil
penemuan baru dalam berbagai bidang bisnis, organisasi, financial, operasional dan
sebagainya.
d) Tepat dalam pekerjaan, mampu memberi contoh bagaimana bekerja yang baik,
bagaimana cara melakukan pekerjaan dsb.
e) Visionary leader memiliki pandangan jauh ke depan tentang bisnisnya, tidak
terpukau dengan keuntungan sekarang ini, tapi mampu menjangkau masa depan.
f) Power
Power atau kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Ada
perbedaan antara power dan authority. Authority adalah kekuasaan yang diberikan
oleh pimpinan tertinggi kepada seseorang sedangkan power adalah kekuasaan yang
dimiliki oleh pimpinan yang didasarkan kepada kepribadian, kegiatan dan situasi.
Kita mengenal pula istilah politik. Politik adalah berhubungan dengan cara
bagaimana seorang pemimpin memperoleh kekuasaan ( Power ).
Ada beberapa tipe kekuasaan :
1. Personal Power; Personal Power juga disebut referent power atau charismatic
power yaitu power yang melekat pada pribadi pemimpin.
2. Legitimate Power; Legitimate Power adalah kekuasaan yang datang karena
pengangkatan institusi yang lebih tinggi seorang kepala bagian pada sebuah
perusahaan secara syah
3. Expert Power, adalah kekuasaan yang di peroleh oleh pemimpin karena dia
mempunyai pengetahuan dan keistimewaan tertentu
4. Political Power, - Political Power berasal dari penunjukan kelompok ( Keith
Davis, 1981 : 132 )
g) Power Dalam Hubungan Bisnis
1. Coercive power (kekuasaan memaksa)
Kekuasaan ini digunakan oleh produsen untuk memaksa distributor atau perantara
agar bekerja sama dengan baik.
2. Reward power (kekuasaan penghargaan)
Dalam hubungan ini ada penghargaan yang diberikan kepada para perantara ataupun
karyawan oleh pihak pimpinan
3. Legitimate power (kekuasaan sah)
Dalam hal ini ada semacam kontrak formal yang diikuti oleh perantara atau
distributor
4. Expert Power (kekuasaan ahli)
Dalam hal ini pimpinan atau produsen memiliki keahlian tertentu yang diakui atau
disegani oleh pihak lain.
5. Referent power (kekuasaan referent)
Dalam hal ini produsen sangat dihormati oleh perantara dan perantara
Dalam rangka hubungan bisnis seringkali digunakan pendorong yang positif untuk
mengajak orang mau bekerja sama seperti memberikan tingkat keuntungan yang
lebih tinggi kepada perantara, memberikan hadiah, memberikan fasilitas promosi,
membantu penataan barang (display) dan kontes penjualan.

h) Fokus Kepemimpinan
Pimpinan puncak berada pada hierarki paling tinggi pada sebuah organisasi.
Pemimpin yang baik ialah pemimpin tiga arah ia berusaha memimpin ke atas (lead
up, yaitu mempengaruhi pemimpinnya dan meringankan beban atas. Dia juga
memimpin ke samping lead across, yaitu membantu kolegannya untuk mencapai hal
produktif, dan memperoleh rasa saling hormat. Lead down, yaitu membantu anak
buah untuk menggali potensinya menjadi contoh peran yang kuat dan membantu
orang lain untuk bergabung demi meraih tujuan yang lebih tinggi dalam hal ini tugas
pemimpin tidak terbatas pada memimipin anak buah, tapi juga ke samping dan ke
atas
Pemimpin yang tidak baik akan bermain peran yang menguntungkan diri sendiri,
dengan cara menginjak ke bawah, menyikut ke samping dan menjilat ke atas.
Seorang pemimpin yang baik tidak akan berkompetisi dengan kolegannya
melainkan bekerja sama hindarkan politik kotor isu murahan, tapi gunakan
diplomatis, munculkan ide-ide cemerlang dan hargai teman. Pemimpin yang
berhasil akan selalu mengedepankan kerjasama dalam satu tim, bukan semuanya
dikerjakan sendiri, atau semua bergantung kepada pemimpin, tidak ada delegasi
wewenang bagi bawahan (one man show). Zimmerer menyatakan pemimpin yang
baik building a top management team, not a one person show. Sifat dan perilaku
seorang pemimpin akan mempengaruhi budaya organisasi dan iklim organisasi itu
sendiri. Inilah yang diungkapan oleh Jhon Maxwell. Pemimpin yang efektif di
bagian tengah akan memiliki kemungkinan suksesnya lebih besar bila ia
dipromosikan ke tingkat lebih tinggi, karena dia sudah lebih dekat dengan
bawahannya, serta di terima baik oleh koleganya.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki
keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan
hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang
atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat,
sifat sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

C. TEORI KEPEMIMPINAN

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh


mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif
serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya
tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :

1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )


Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang
kemudian teori ini dikenal dengan The Greatma Theory. Dalam perkembanganya,
teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang
berpandangan bahwa sifat sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan
tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat sifat itu antara
lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain :

a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di
atas kecerdasan rata rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil
yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial


Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun
eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan
stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam
mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi


Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta
dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada
kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

d. Sikap

A. Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu
berpihak kepadanya

1. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi


Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah 2 hal yaitu :
a. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini
seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi
dengan bawahan.
b. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin
yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

2. Teori Kewibawaan Pemimpin


Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor
itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan
maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki
oleh pemimpin.

3. Teori Kepemimpinan Situasi


Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

4. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan
tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin
yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan
sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya
tersebut bisa berbeda beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau
orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan
negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan.
Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik
ekonomis maupun nonekonomis) berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang positif.
Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia
menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi
yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.
“Otokratis”

Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai


keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan
kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit
bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada
umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga
beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta
memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.

“Partisipasif”

Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang


diambil tidak bersifat sepihak.

“Demokrasi”

Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan


keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung
bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri
sendiri.

“Kendali Bebas”

Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan
pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung jawab, kemudian
menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya
sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu gaya
konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil
penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan
apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang
berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat
orang orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi.
Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak selamanya merupakan
pemimpinyan terbaik.fiedler telah mengembakan suatumodel pengecualian dari ketiga gaya
kepemimpinan diatas,yakni model kepemimpinan kontigennis.model ini nyatakan bahwa gaya
kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja.dengan teorinya
ini fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara orientasi pegawai
dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan organisasi. Ketiga variabel itu adalah
hubungan antara pemimpin dengan anngota ( Leader member rolations), struktur tugas (task strukture),
dan kuasa posisi pemimpin (Leader position power). Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan atau
penerimaan (akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan kadar
diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, variabel ketiga menggambarkan kuasa
organisasi yang melekat pada posisi pemimpin.
Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional dari Hersey dan
Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari
hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan (muturity)
pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan
situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya,
akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat menemukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki
pemimpin.
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst), masing masing gaya
kepemimpinan ini hanya memadai dalam situasi yang tepat meskipun disadari bahwa setiap orang
memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk mengubahnya meskipun perlu.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah satunya yang
terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin
memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya.

Keempat gaya tersebut adalah


“Directing”
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki pengalaman
dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu
penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian,
biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan
dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan aturan
dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang
sudah dikerjakan.

“Coaching”

Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan
mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima
barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan
berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada
mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan
komunikasi yang baik dengan mereka.

“Supporting”

Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam melakukan
tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan
proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila
karyawan telah mengenal teknik teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih
dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang bincang, untuk lebih
melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran saran mereka
mengenai peningkatan kinerja.

“Delegating”

 Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung
jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah
paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau
pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat tergantung dari
lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari bawahannya. Maka
kemudian timbul apa yang disebut sebagai situational leadership. Situational leadership
mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari orang orang
yang dipimpinnya.
Ditengah tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh adanya perilaku staf /
individu yang berbeda beda), maka untuk mencapai efektivitas organisasi, penerapan keempat gaya
kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud dengan
situasional lesdership,sebagaimana telah disinggung di atas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa
untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga
kemampuan khusus yakni :
- Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman
dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
- Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan untuk
menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
- Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk menjelaskan
kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan.
Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang pemimpin
harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran pengolah
informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision making)
(Gordon, 1996 : 314-315).
Peran pertama meliputi :
-. Peran Figurehead Sebagai simbol dari organisasi
-.Leader Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya
-.Liaison Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk kepentingan organisasi.

Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni :


-.Monitior - Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan, atau
berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.
-. Disseminator - Menyampaikan informasi, nilai nilai baru dan fakta kepada bawahan.
-‘ Spokeman - Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang orang di luar organisasinya.
Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu :
-. Enterpreneur - Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi.
-. Disturbance Handler - Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi sedang dalam
keadaan menurun.
-. Resources Allocator -Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang dan waktu dengan
melakukan penjadwalan, memprogram tugas tugas bawahan, dan mengesahkan setiap keputusan.
-. Negotiator - Melakukan perundingan dan tawar menawar.
Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3 macam peran
pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni :
-. Alighting- Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya.
-. Aligning - Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang
menuju ke arah yang sama.
-. Allowing - Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara kerja
mereka.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena
jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika
pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi
mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang
memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi
pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa
mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh,
megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun
masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri.
Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa
mengendalikan diri.

D. Kewirausahaan

Pengertian kewirausahaan
Ada kerancuan istilah antara entrepreneurship, intrapreneurship, dan entrepreneurial, dan
entrepreneur.

1. Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk menjembatani antara ilmu
dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship meliputi pembentukan perusahaan baru, aktivitas
kewirausahaan juga kemampuan managerial yang dibutuhkan seorang entrepreneur.
2. Intrapreneurship didefinisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi yang
merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar.

3. Wirausahawan (entrepreneur) didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber daya


berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai
yang lebih besar daripada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang membawa
perubahan, inovasi, dan aturan baru. Ciri-ciri seorang entrepreneur menurut Edvardson adalah
sebagai berikut:
a. Internal locus of control (memiliki sikap/ketetapan hati)
b. High energy level (bersemangat tinggi)
c. High need for achievemant (motivasi berprestasi tinggi)
d. Tolerance for ambiguity (dapat memahami perbedaan pendapat)
e. Self confidence (percaya diri)
f. Action oriented (berorientasi tindakan)
Pandangan umum tentang seorang entrepreneur adalah seorang penemu bisnis yang sama sekali
baru dan mampu mengembangkannya menjadi perusahaan yang mencapai sukses secara luas
(nasional maupun internasional).
4. Entrepreneurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau berwirausaha.
a. Inventor dan Entrepreneur

Berikut ini beberapa perbedaan antara inventor dan entrepreneur. Inventor didefinisikan sebagai
seseorang yang bekerja untuk mengkreasikan sesuatu yang baru untuk pertama kalinya, ia
termotivasi dengan ide dan pekerjaannya. Inventor pada umumnya memiliki pendidikan dan
motivasi berprestasi yang tinggi. Menurutnya, standar kesuksesan bukanlah dari moneter semata
tetapi dari hak patent yang didapatnya.
Sedangkan wirausaha atau entrepreneur lebih menyukai berorganisasi daripada menemukan
sesuatu. Ia mengatur dan memastikan agar organisasinya berkembang dan bertahan. Entrepreneur
berupaya mengimplementasikan penemuannya sehingga disukai publik namun inventor lebih
menyukai menemukan atau menciptakan sesuatu. Kewirausahaan mengacu pada perilaku yang
meliputi:
1. Pengambilan inisiatif,
2. Mengorganisasi dan mengorganisasi kembali mekanisme sosial dan ekonomi untuk mengubah
sumber daya dan situasi pada perhitungan praktis
3. Penerimaan terhadap resiko dan kegagalan.

Kewirausahaan meliputi proses yang dinamis sehingga dengan demikian timbul pengertian baru
dalam kewirausahaan yakni sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang
dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik,
dan resiko social, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta
kemandirian personal. Melalui pengertian tersebut, terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang
wirausahawan yakni :

1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan nilainya.
Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata namun juga audiens yang akan
menggunakan hasil kreasi tersebut.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar
fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan
timbul dalam kewirausahaan.
3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang mungkin terjadi berkisar
pada resiko keuangan, fisik dan resiko social.
4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi atau kebebasan
yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai
suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.

E. Pengambilan Keputusan untuk Berwirausaha

Setiap orang memiliki ide untuk berkreasi namun hanya sedikit orang yang tertarik untuk terus
melanjutkan sebagai seorang wirausahawan. Berikut ini beberapa paparan yang menyebabkan
seseorang mengambil keputusan untuk berwirausaha:
1. mengubah gaya hidup atau meninggalkan karir yang telah dirintis. Hal ini biasanya dipicu oleh
keinginan untuk mengubah keadaan yang statis ataupun mengubah gaya hidupnya karena adanya
suatu hal negative yang menimbulkan gangguan.

2. Adanya keinginan untuk membentuk usaha baru. Faktor yang mendukung keinginan ini antara
lain adalah budaya juga dukungan dari lingkungan sebaya, keluarga, dan partner kerja. Dalam
budaya Amerika dimana menjadi bos bagi diri sendiri lebih dihargai daripada bekerja dengan orang
lain. Hal ini lebih memacu seseorang untuk lebih mengembangkan usaha daripada bekerja untuk
orang lain. Selain itu, dukungan pemerintah juga menjadi faktor yang tak kalah penting. Dukungan
ini dapat terlihat melalui pembangunan infrastruktur, regulasi yang mendukung pembentukan usaha
baru, stabilitas ekonomi dan kelancaran komunikasi. Faktor selanjutnya adalah pemahaman
terhadap pasar. Tentu saja hal ini menjadi penting terutama dalam meluncurkan produk baru ke
pasaran. Selanjutnya adalah peranan dari model yang akan mempengaruhi dan juga memotivasi
seorang wirausahawan. Faktor yang terakhir adalah ketersediaan finansial yang akan menunjang
usaha.

F. Peranan kepemimpinan dalam Wirausaha


Peranan wirausaha tidak hanya sekedar meningkatkan pendapatan perkapita tapi juga memicu dan
mundukung perubahan struktur masyarakat dan bisnis. Dalam hal ini, pemerintah dapat berperan
sebagai inovator. Pemerintah akan bergerak sebagi pelindung dalam memasarkan hasil teknologi dan
kebutuhan sosial. Kemajuan usaha dipengaruhi oleh peran seorang pemimpin dalam mengelola tidak
hanya sumber daya modal tetapi juga sumber daya manusia. kepemimpinan yang paling sesuai
bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja Kehadiran seorang pemimpin dalam memimpin
kegiatan wirausaha sangat diperlukan karena dengan hadirnya seorang pemimpin kegiatan entrepreuner
:
1. terlaksana secara terorganisir dengan baik.
2. Dalam berwirausaha dibutuhkan sosok yang dapat memimpin dan bertanggung jawab dalam
mengurus dan mengelola suatu usaha.
3. Pemimpin adalah jabatan tertinggi yang memiliki tugas-tugas yang sangat penting dan vital
dalam kewirausahaan seperti pengambil keputusan, penanggung jawab tindakan yang dilakukan
oleh setiap bawahannya, memberikan wewenang, dan lain-lain.
4. Bila dalam mengelola suatu usaha tidak ada pemimpin, maka akan terjadi kekacauan dan
kerancuan dalam pembagian tugas-tugas yang mengakibatkan kebangkrutan.
5. Pemimpin merupakan salah satu syarat utama dalam berwirausaha

KESIMPULAN

Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan.
Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak
faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat
sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori
maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya,
bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras
memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh
dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from
the inside out).
Dalam hubungannya dengan entrepreuneur terdapat 3 variabel utama yang tercakup dalam
kepemimpinan:

1. Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut. Seorang wirausaha
akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya yang mau bekerjasama dengan dia
untuk memajukan perusahaan.
2. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas untuk
memberikan sebagian kekuasaan kepada karyawan atau seorang karyawan diangkat menjadi
pemimpin pada bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini seorang wirausaha telah membagikan
kekuasaannya kepada karyawan lain untuk bertindak atas nama dia. Selanjutnya segala macam
informasi sebagai hasil dari pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan dapat dimonitor oleh
pimpinan.
3. Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan.
Seorang wirausaha tidak hanya mengatakan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan tetapi
juga harus mampu karyawan untuk berperilaku dan bertindak untuk memajukan perusahaan.

2. SARAN

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan
itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
Apabila perusahaan atau organisasi memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan
menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin,
pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah
pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas suatu perusahaan atau organisasi
tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang
dipimpin. Kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin
bekerja, yang mampu membawa bawahan untuk bekerja sama dalam team work yang baik
dengan memperhatikan jenjang karier bagi karyawan yang mampu berprestasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Meredith G. Geoffrey, Kewirausahaan Teori dan Praktek, 2000,PT Pustaka Binaman Presindo
Jakarta.
2. Nitisusastro Mulyadi H, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, 2010, Alfabeta Bandung
3. Timpo Dale A, Kepemimpinan 2002, PT Gramedia Asri Media Jakarta

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH KE KEPEMIMPINAN


DALAM KEWIRAUSAHAAN

TAHUN AJARAN 2014/2015


1. Pilihsalah Satu Tema di bawah ini :
a. Strategi Pimpinan Perusahaan Dalam Menghadadapi Masyarakat Ekonomi Asea
(MEA) 2015
b. Tantangan Wirausaha Mengatasi Ekonomi Global dan MEA 2015.
2. Tentukan kelompoknya dengan jumlah maksimal 5 orang
3. Dibuat berupa makalah dengan mengunakan cara penulisan kertas kerja
4. Jumlah Hasil karya tulis / lembaran tugas minimal 30 lembar
5. Dikumpulkan disaan UTS Semester ganjil Tahun 2014

SELAMAT BEKERJA

Anda mungkin juga menyukai