Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN PERUBAHAN

Gambaran Mengenai Pengertian, Peran, dan Tanggung Jawab Manajemen


Perubahan
RPS 2

Dosen Pengampu : Dr. I Gede Riana, S.E., M.M.

OLEH :
MADE RISKY WIRADANA (1707522008 / 03)

MANAJEMEN S1 REGULER DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
RPS 2
GAMBARAN MENGENAI PENGERTIAN, PERAN, DAN TANGGUNG
JAWAB MANAJEMEN PERUBAHAN

I. Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu proses secara sistematis dalam menerapkan
pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada
orang yang akan terkena dampak dari proses tersebut. Perubahan ditujukan untuk memberi solusi
bisnis yang diperlukan dengan dan dengan metode melalui pengelolaan dampak perubahan pada
orang yang terlibat di dalamnya.
Pendekatan dalam Manajemen perubahan adalah; pertama siapa, diantara mereka yang
terkena dampak perubahan, yang kedua, tingkat Resistensi perubahan yang mungkin ditemukan.
Ketiga, mendesign untuk mengurangi resistensi tersebut.
Pada umumnya, perubahan selalu dimulai dengan inisiatif pandangan pada hasil positif.
Hambatan paling umum untuk keberhasilan perubahan adalah resistensi manusia, yang
menyebabkan resistensi dan perubahan terjadi lebih cepat dan lancar. Dengan menerapkan
Manajemen perubahan, dapat memperkirakan jumlah Resistensi yang mungkin terjadi dan waktu
serta uang yang diperlukan berkaitan dengan resistensi. Hal ini kan orang yang terpenting,
perubahan berharga untuk berapa kemungkinan keberhasilan yang diperoleh. Memahami
mengapa orang menolak berubah dan bagaimana mengatasi ini merupakan inti dari manajemen
perubahan.
Perubahan adalah suatu fenomena yang pernah terjadi dalam kehidupan organisasi,
meskipun banyak yang berpendapat cara signifikan. Sayangnya, bagaimana cara perubahan
dikelola, dan kecocokkan pendekatan yang dipakai, mempunyai banyak implikasi pada cara
orang mengalami perubahan dan persepsinya terhadap hasilnya. Banyak manajer melaporkan
tentang tingkat ketidak Puasan terhadap hasil perubahan. Perubahan dapat muncul dalam
berbagai wujud, ukuran dan bentuk, sehingga sulit mendapatkan gambaran yang akurat tentang
tingkat kesulitan yang dihadapi organisasi dalam mengelola perubahan dengan berhasil.
II. Peran dan Tanggung Jawab Manajemen Perubahan
Perubahan dikenal adanya peran utama dan menyangkut pula tahun jawab, yaitu disebut
sebagai change advocates, sponsors, change agents, targets dan stakeholders (Potts dan
LaMarsh, 2004).
Conner Berpendapat bahwa peran mereka dalam proses perubahan sebagai; (1) Sponsor,
yaitu individu atau kelompok yang mempunyai kekuasaan memberi persetujuan atau legitimasi
perubahan, (2) Agent, mempunyai tanggung jawab untuk benar benar membuat perubahan, (3)
Target, yaitu individu atau kelompok yang harus berubah, (4) Advocate, Individu atau kelompok
yang ingin mencapai perubahan tetapi kurang mempunyai kekuasaan untuk menyetujuinya.
1) Change advocates
Inisiatif untuk melakukan perubahan pada umumnya datang dari para pemimpin
organisasi, dari direktur atau senior manager. Tetapi gagasan bagus dapat diperoleh dari
setiap orang. Hanya saja jika gagasan datang dari orang yang tidak mempunyai
wewenang, maka akan lebih sulit untuk merealisasikannya. Maka orang yang
mempunyai inspirasi tersebut bukanlah sponsor, karena tidak mempunyai wewenang.
Bukan pula agen perubahan, karena tidak mempunyai cukup pemenang untuk
memberikan pemerintah. Orang yang punya gagasan, tetapi tidak mempunyai wewenang
untuk melaksanakan, dinamakan Change Advocate. Pertama yang dilakukan seorang
advocator perubahan adalah dengan mencari sponsor, yang dapat menunjuk seseorang
dan perubahan dan mengusahakan sumber daya dan mendukung agar perubahan benar-
benar terjadi. Seorang advocator perubahan dapat berubah menjadi agen perubahan
dengan memiliki wewenang dan sumber daya.

2) Sponsors
Seorang sponsor tidak dapat memberikan wewenang untuk menjalankan
perubahan dengan menunjukkan perubahan, dan kemudian meninggalkannya. Seringkali
adalah direktur atau senior manager yang sibuk dengan pekerjaan sehari-hari, tetapi juga
bertangungjawab untuk menjalankan peran aktif dalam banyak perubahan yang
seringkali dilakukan dari mejanya. Sponsor harus memahami perubahan, mengelola atau
mengawasi perubahan, dan berhubungan dengan seorang yang terkena dampak
perubahan. Demikian dengan demikian tanggung jawab seorang sponsor adalah;
Pertama, memahami keadaan yang diinginkan dan dampak yang didapat pada tenaga
kerja yang terkena perubahan. Kedua, mengelola dan mengawasi perubahan agar dapat
mencapai tujuan. Ketiga, sponsor berkaitan dengan orang yang terkena pengaruh
perubahan. Namun ada kalanya bekerjasama melakukan perubahan, biasanya karena tiga
alasan; (1) Tidak setuju dengan perubahan yang diusulkan, (2) Tidak memiliki sumber
daya yang diperlukan oleh perubahan, dan (3) Sponsor setuju dengan perubahan, tetapi
tidak mempunyai cukup waktu untuk mendukung dengan baik.

3) Change Agents
Di dalam hirarki perusahaan, perubahan adalah sponsor, sedang dibawahnya
adalah target. Sponsor meminta agen perubahan memahami pada tingkat strategis
tentang bagaimana perubahan perubahan bisnis membuatnya lebih baik. Mereka
berbicara dalam terminologi bisnis dan mengharapkan amin perubahan menyampaikan
perubahan dengan dan dengan biaya yang efisien. Sebaliknya, target memerlukan agen
perubanhan menjelaskan semua hal tentang perubahan dengan cara yang mereka pahami,
dan target ingin mendapat penjelasan dari agen perubahan perubahan berharga bagi
mereka. Sementara kita menghadapi berbagai permintaan yang berbeda dari sponsor dan
target, kita tetap harus menjalankan pekerjaan yang biasa. Apabila kita menjadi agen
perubahan, maka kita harus mempunyai gagasan yang jelas tentang tanggung jawab kita.
Agen perubahan tidak membuat keputusan untuk berubah, atau mengalokasikan sumber
daya untuk berubah, dan tidak memiliki sendiri perubahan tersebut. Perubahan menjadi
milik sponsor dan orang yang menjadi berubah. Pekerjaan agen perubahan adalah
merencanakan dan mengimplementasikan perubahan atas namanya sendiri. Kadang
kadang peran dan agen perubahan dijalankan oleh orang yang sama.

4) Target
Target adalah seseorang yang terkena dampak perubahan dan harus berubah.
Sering dikira bawah target adalah kelompok kecil orang di mana perempuan akan
mempunyai dampak besar. Tetapi sebenarnya, ternyata seorang di luar organisasi, seperti
pelanggan atau pemasok. Setiap target potensial untuk menolak adanya perubahan, Dan
ResistensiIni berasal dari perspektif nya tentang perubahan. Sering kali perspektif
mereka adalah sebagai korban perubahan. Target dapat mengajukan keberatan apabila
tidak diberi kesempatan berpartisipasi dalam perubahan. Jika sponsor agen perubahan
menerima sikap positif terhadap target dan berusaha melibatkan mereka dalam
perubahan, keberatan mungkin kurang terjadi. Target, seperti halnya sponsoran agen
perubahan, perlu memahami perubahan, dan berhubungan dengan orang lain yang
terlibat di dalamnya. Seperti halnya agen perubahan, target juga perlu mengelola
perubahan ke dalam maupun keluar. Mereka perlu bersangkutan dengan implikasi di
tingkat individu dan perlu bertindak secara konstruktif atau mau berubah berjalan lancar
dan tidak memusingkan bagi setiap orang yang terlibat. Sebenarnya, target dapat
membuat pilihan untuk mendukung atau menolak perubahan. Tetapi banyak manajer
tidak setuju dan menyatakan bahwa target harus menerima untuk berubah. Dalam hal
demikian, maka pilihan bagi target adalah bersedia berubah atau dipecat. Dengan
demikian, target adalah orang yang harus berubah. Namun sering dikatakan banyak
pihak bahwa kata target adalah kata yang sangat kuat dan dirasakan keras, karenanya
banyak sponsor atau akan berbahan menyarangkan mengganti target dengan sebutan
sebagai partner dalam proses perubahan.

5) Stakeholders
Masing masing peran, sponsor, agen perubahan dalam target, adalah saling
bergantung satu sama lainnya. Jika sponsor tidak membuat keputusan untuk berubah
atau mengusahakan sumber daya yang diperlukan untuk perubahan, maka agen
perubahan tidak mempunyai aktivitas perubahan untuk dikerjakan dan Targetnya tidak
ada. Jika agen perubahan tidak merencanakan dan mengelola perubahan maka terdapat
resiko bahwa perubahan tidak terjadi dan usaha sponsor dan target akan sia-sia. Sama
halnya jika target tidak berubah, pekerjaan sponsor dan agen perubahan akan sia sia.
Karenanya kita harus sepakat dan mendefinisikan tentang tanggung jawab dan tindakan
yang bersama dengan masing masing peran. Mereka semua yang terlibat dan
dipengaruhi oleh perubahan juga dinamakan stakeholder, termasuk semua sponsor, agen
perubahan, dan target. Karang kadang, stakeholder dipakai sebagai pengganti kata target.
Hubungan peran diantara stakeholder dalam organisasi menurut conner dapat berbentuk
linier, triangular, atau square. Hubungan linier menjukkan rantai komando manajemen
seperti biasanya. Target melapor kepada agen, dan agen melapor kepada sponsor.
Sponsor mendelegasikan tangungjawab pada agen, yang pada Gilirannya berubah
langsung dengan target untuk memastikan bahwa perubahan terjadi. Hubungan Segitiga
lebih kompleks dan dalam banyak situasi sangat tidak efektif. Dalam konfigurasi
Segitiga, kedua agen dan target bekerja untuk sponsor, tetapi target tidak melapor kepada
agen. Biasanya sponsor akan eksekutif senior, target adalah manajer lini, dan agen
bekerja dalam fungsi pendukung hubungan segi empat, akan melapor kepada satu
sponsor dan target kepada sponsor lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo. “Manajemen Perubahan”. Edisi Ketiga. 2011. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai