Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN PERUBAHAN

Hambatan Perubahan dan Komitmen Perubahan dalam Organisasi


RPS 3

Dosen Pengampu : Dr. I Gede Riana, S.E., M.M.

OLEH :
NI KADEK DWITIYA UTAMI (1707522009 / 04)

MANAJEMEN S1 REGULER DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
HAMBATAN PERUBAHAN DAN KOMITMEN PERUBAHAN DALAM ORGANISASI

1. Hambatan Perubahan
Mengelola perubahan tidak mudah dan memerlukan waktu lama, hal tersebut antara lain
disebabkan adanya tiga macam hambatan yang akan dihadapi untuk melakukan perubahan, yaitu:
a. Demografis
Perkembangan demografis jangka panjang akan mempengaruhi arah perubahan
organisasi. Jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk,
jenis kelamin, angka kelahiran dan kematian akan mempengaruhi kebutuhan mereka.
Permintaan akan kebutuhan mereka menjadi semakin bervariasi dengan perkembangan
teknologi, informasi dan cita rasa mereka sebagai konsumen. Perubahan dalam pola
permintaan akan berpengaruh pada perubahan kebijakan dan strategi perusahaan untuk
merespon keadaan tersebut.
b. Persepsi Terhadap Revolusi Informasi
Tidak disangsikan lagi bahwa dunia sekarang ini sudah dan sedang mengalami revolusi
informasi, sehingga mampu menghapus batas batas suatu negara. Apa yang terjadi di
belahan dunia lain dengan mudah diketahui dan diikuti di belahan dunia lainnya.
Kita akan tertinggal apabila tidak mampu mengikuti jalannya revolusi informasi
tersebut. Namun persepsi orang terhadap perkembangan informasi tersebut sangat
beragam. Di satu sisi disambut secara positif sebagai mempermudah pekerjaan dan
meningkatkan kinerja individu maupun organisasi. Disisi lain dilihat dengan ketakutan
bahwa peranannya akan digantikan oleh teknologi informasi, sehingga terbuka peluang
untuk kehilangan pekerjaan. Perbedaan persepsi dan kepentingan terhadap perubahan
teknologi informasi dapat menyebabkan hambatan bagi jalannya proses perubahan.

c. Lingkungan dan sosial


Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, manusia menggali sumber daya alam dari
dalam dan permukaan bumi. Seringkali pengelolaannya tidak memperhatikan kelestarian
lingkungan. Kita telah menciptakan sistem ekonomi yang paling boros dalam sejarah
kehidupan manusia. Disisi lain, kemajuan yang diperoleh dari kemajuan teknologi tidak
memberikan perhatian cukup pada masalah keadilan. Terjadi peningkatan konsentrasi
kekayaan dan pendapatan. Terjadi kesenjangan yang semakin besar antara yang kaya
dengan yang miskin. Hal ini menimbulkan masalah sosial yang dapat meresahkan.
Karenanya, pemimpin perubahan harus lebih memperhatikan masalah kelestarian
lingkungan dan masalah kesenjangan sosial. Pada hakikatnya, perubahan harus mampu
memberikan kesejahteraan kepada masyarakat banyak.

2. Komitmen Terhadap Perubahan


Keberhasilan suatu perubahan berakar pada komitmen. Conner menemukan bahwa proses
komitmen diperoleh melalui tiga fase atau tahapan, yaitu preparation (persiapan), acceptance
(penerimaan), dan commitment (janji).
a. Preparation
Fase persiapan melakukan komitmen terdiri dari kontak dan awareness. Usaha
melakukan kontak dalam bentuk rapat, pidato atau memo, tidak selalu menghasilkan
kepedulian, mungkin justru merupakan ketidakpedulian. Ketidakpedulian akan
mengurangi kesempatan mendapatkan cukup persiapan komitmen. Sebaliknya,
Kepedulian memajukan proses persiapan. Hasilnya mungkin diperoleh dari Kepedulian
adalah confusion dan understanding. Confusion atau kebingungan mengurangi
kemungkinan persiapannya juga, sedangkan understanding atau pemahaman
mengajukan proses fase kedua yaitu acceptance.
b. Acceptance
Fase penerimaan terdiri dari tahapan understanding dan perception. Hasilnya mungkin
diperoleh dari tahap understanding dapat berupa persepsi negatif dan persepsi positif.
Persepsi negatif menurunkan dukungan dan mengusahakan lingkungan yang mungkin
dapat memperkuat resistensi. Sebaliknya, persepsi positif meningkatkan dukungan dan
penerimaan perubahan. Sedangkan kemungkinan hasil dari persepsi positif adalah
keputusan tidak mendukung implementasi atau keputusan formal untuk memulai
perubahan.
c. Commitment
Fase commintment atau janji pergi dari installation, adoption, institutionalization, dan
internalization. Installation stage bukan hanya merupakan periode perubahan di mana
perubahan diuji untuk pertama kali, tetapi merupakan kesempatan pertama di mana
tindakan komitmen timbul. Tindakan ini memerlukan konsistensi tujuan, investasi
sumber daya, dan subordinasi sasaran jangka pendek dengan tujuan jangka panjang. Ada
dua kemungkinan hasil dari installation stage, yaitu perubahan dibubarkan setelah
implementasi awal atau diadopsi untuk pengujian jangka panjang. Installation stage
merupakan tes pendahuluan dengan fokus pada masalah memulai, maka adoption
menguji implikasi lebih luas dari perubahan. Adoption memfokuskan ada kepentingan
dengan masalah mendalam dan jangka panjang. Tingkat komitmen dipertimbangkan
perlu bagi organisasi untuk mencapai adoption stage. Tetapi proyek perubahan pada
tahap ini tetap di evaluasi, dengan opsi pada penundaan. Ada dua kemungkinan hasil
untuk adoption stage. Perubahan dapat terminated atau diberhentikan setelah digunakan
secara ekstensif, atau perubahan dapat institutionalized atau melembaga sebagai
prosedur standar operasi.
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo (2006) Managing Change Pengantar Manajemen Perubahan. Bandung:


Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai