Disusun Oleh :
Menyetujui
Kaprodi Ekonomi Pembangunan
Peserta Magang
ii
FORM EVALUASI MAGANG
JURUSAN ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp. 0341 464318 Psw. 207 Malang 65144
iii
FORM EVALUASI MAGANG
JURUSAN ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp. 0341 464318 Psw. 207 Malang 65144
………,………..…………2018
iv
FORM EVALUASI MAGANG
JURUSAN ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp. 0341 464318 Psw. 207 Malang 65144
v
DAFTAR ISI
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan Magang, di Universitas Muhammmadiyah Malang,
merupakan kegiatan terstruktur sebagai salah satu mata kuliah muatan
universitas yang diberlakukan bagi para mahasiswa program S1. Magang
juga merupakan sebuah langkah perwujudan misi perkuliahan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas dari pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Oleh karena itu kegiatan magang wajib diambil oleh
para mahasiswa program S1 yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Dengan diadakannya kegiatan magang ini diharapkan mahasiswa dapat
memberikan sebuah kontribusi yang nyata berupa pengalaman kepada
mahasiswa tentang dunia kerja sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang
telah didapatkan di dalam kelas ke dalam praktek di lingkungan
pemerintahan yang sebenarnya. Salah satu tujuan dibentuknya Program
Studi Ekonomi Pembangunan adalah untuk mencetak sumber daya
manusia yang berkompeten dan terampil dalam bidang pemerintahan dan
ekonomi yang tidak hanya mengerti teori saja namun juga peka terhadap
perubahan dan perkembangan yang ada di sekitarnya, termasuk
perkembangan ilmu administrasi yang makin tahun selalu berkembang.
Sehingga dengan magang ini kami bisa sedikit memberikan kontribusi
pemikiran berupa ide dan inovasi di Instansi bersangkutan. Namun pada
kenyataannya yang ditemui tidak sedikit lulusan sarjana yang menjadi
pengangguran. Kalaupun bisa mendapat pekerjaan belum tentu juga
mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Melihat fenomena
seperti itu, kami bermaksud untuk mengenal dunia kerja di lingkungan
pemerintahan sebagai wujud dari tujuan Program Studi kami, agar
nantinya kami tidak kesulitan untuk beradaptasi ketika bekerja.
Pemerintah Republik Indonesia memiliki sebuah tujuan nasional
untuk mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, memiliki
peradaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi. Untuk
itu diperlukanPegawai Negeri sebagai salah satu unsur aparatur negara
1
yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang bertugas menyelenggarakan
pelayanan secara adil dan merata. Hal ini dilakukan untuk menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa yang penuh kesetiaan terhadap Pancasila
dan Undang-undang Dasar Negara 1945. Dalam rangka penyelenggaraan
pemerintah yang berjalan secara efektif dan efisien, Pegawai Negeri Sipil
diharapkan bisa bekerja secara profesional. Pegawai Negeri adalah setiap
warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Undang undang
Nomor 43 Tahun 1999). Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999 yang kemudian diubah menjadi Undang-undang Nomor 3
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka urusan kepegawaian juga
harus didesentralisasikan dari pusat kepada daerah. Lembaga pusat yang
menangani pengelolaan PNS adalah Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Badan ini mulanya bernama Kantor Urusan Pegawai kemudian berganti
Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) lalu berganti nama
Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan akhirnya berganti menjadi
Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang hanya mengurusi kewenangan
menetapkan kebijakan dan melaksanakan proses penataan manajemen
PNS selain kebijakan dan pelaksanaan diklat pegawai. Sedangkan untuk
tingkat daerah dibentuk Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Di Badan
Kepegawaian Daerah, proses administrasi yang dilakukan meliputi proses
administrasi maupun layanan kepegawaian yang menjadi sebuah kegiatan
rutin dan berulang secara terus-menerus. Apabila dicermati lagi, sering
terjadi keterlambatan pemenuhan terhadap berbagai hak pelayanan
kepegawaian. Disisi lain, untuk memenuhi berbagai kelengkapan
persyaratan berbagai layanan, PNS masih selalu dibebani dengan
kewajiban yang terus berulang guna melengkapi berbagai berkas
kepegawaian, mulai dari fotocopy Karpeg, SK Pangkat Awal, SK Pangkat
Terakhir, SK Jabatan, STTPL Diklatpim, Ijazah hingga DP3 dan
sebagainya. Sehingga dapat disadari bahwa semua produk dokumen
2
kepegawaian yang dimiliki oleh para pelanggan (PNS), dapat dipastikan
berasal dan diperoleh dari badan/pengelolaan kepegawaian. Persoalannya
adalah tentu terletak pada bagaimana sistem pengelolaan, penyimpanan
dan pencarian kembali berkas-berkas PNS pada lembaga kepegawaian itu
sendiri. Pelaksanaan administrasi kepegawaian memiliki peranan yang
penting dalam suatu organisasi karena dianggap menentukan pencapaian
suatu tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu dalam laporan
magang ini. Penulis mengangkat judul laporan magang” Pelaksanaan
Administrasi Kepegawaian pada Badan Kepegawaian Daerah Kota
Malang”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
4
beberap bagian yaitu : ruang kepala BKD, ruang sekretaris BKD, ruang
rapat, ruang Tata Usaha, ruang bagian-bagian (Mutasi, Pendidikan dan
Pelatihan Kesejahteraan dan Pembinaan Disiplin, serta Formasi dan
Informasi), tempat parkir, dan masjid yang berada satu komplek dengan
Balai Kota Malang Ruangan-ruangan tersebut kebanyakan sudah memiliki
fasilitas komputer yang terhubung internet, penataan yang bagus dan
nyaman karena sudah ada beberapa ruangan yang dipasang AC. Para
peserta magang sendiri ditempatkan di ruangan Sekretariat, Bidang
Mutasi, Bidang Kesejahteraan dan Pembinaan Disiplin, serta Bidang
Pendidikan dan Latihan.
Dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-
pokok Kepegawaian telah mengatur bahwa dalam menyelenggarakan
manajemen PNS yang mencakup perencanaan, pengembangan kualitas
sumber daya Pegawai Negeri Sipil dan administrasi kepegawaian,
pengawasan dan pengendalian, penyelenggaraan den pemeliharaan
informasi kepegawaian mendukung perumusan kebijaksanaan
kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil serta memberikan bimbingan teknis
kepada unit organisasi yang menangan kepegawaian pada instansi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibentuklah Badan Kepegawaian
Negara (BKN). Dalam operasionalnya, BKN dibantu oleh BKD yang ada
di tiap daerah dalam rangka mendesetralisasikan urusan kepegawaian yaitu
fungsi manajemen PNS pada tingkat pemerintan daerah.
VISI :
Visi Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang adalah “Menjadikan
Aparatur Pemerintah yang Berkualitas dan Profesional dalam Mendukung
Peningkatan Pelayanan Publik”. Visi ini ditetapkan guna mendukung
tercapainya Visi Pemerintah Kota Malang yaitu “Terwujudnya Kota
Malang sebagai Kota Pendidikan yang Berkualitas, Kota Sehat dan Kota
Pariwisata yang Berbudaya Menuju Masyarakat yang Maju dan Mandiri”.
Adapun maksud dari visi Badan Kepegawaian Daerah adalah :
5
- Aparatur Pemerintah adalah Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di
lingkungan Pemerintah Kota Malang.
- Berkualitas yang berarti memiliki kemampuan dan kemahiran dalam
melaksanakan tugas berdasarkan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta
berpegang teguh pada kode etik profesi, memiliki self control dan
berorientasi pada mutu/kualitas kinerja dengan cara kerja yang efisien,
efektif dan ekonomis, memiliki kepekaan yang tinggi (high responsibility)
terhadap kepentingan masyarakat (public interest) dan masalah-masalah
masyarakat (public affairs) serta bertanggung jawab (accountability).
- Profesional yang berarti melakukan pekerjaan yang benar-benar sesuai
dengan keahlian atau ketrampilan dan komitmen kerja yang dimiliki.
- Pelayanan Publik adalah pemberian pelayanan dasar dan pelayanan
lainnya yang merupakan kepentingan masyarakat banyak.
MISI :
- Mewujudkan Administrasi Kepegawaian yang akuntabel dan transparan.
TUJUAN :
Berdasarkan analisa faktor internal dan faktor eksternal, maka dapat
dirumuskan tujuan Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang.
Tujuan Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang adalah :
1. Terwujudnya pelayanan administrasi kepegawaian yang transparan dan
akuntabel
2. Terwujudnya Sumber Daya Aparatur yang profesional
3. Terwujudnya Sumber Daya Aparatur yang berkualitas
SASARAN :
Adapun sasaran yang dirumuskan dalam mendukung pencapaian
visi dan misi Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang adalah
1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan di Bidang Kepegawaian dengan
indikator sasaran : Nilai Survei Kepuasan Masyarakat
6
2. Mewujudkan penataan SDM Aparatur sesuai dengan kebutuhan dan
kompetensi dengan indikator sasaran Persentase Penempatan pejabat
struktural sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya, Persentase ASN
yang ditempatkan sesuai kebutuhan dan kompetensinya
3. Meningkatnya disiplin aparatur dan kualitas informasi kepegawaian
dengan indikator sasaran: Persentase penyelesaian kasus terhadap
pelanggaran disiplin pegawai ASN, Persentase ASN yang datanya akurat
4. Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Aparatur dengan indikator
sasaran: Persentase ASN yang telah mengikuti Pelatihan Teknis dan
Fungsional
KEBIJAKAN :
Meningkatkan pelaksanaan tugas, fungsi, pengawasan dan
wewenang Daya Aparatur Negara dalam hal disiplin dll
Kepala Badan
Sekretaris
1. Menyusun program dan kegiatan sekreariat berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan sumber data yang tersedia sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan.
7
2. Melaksanakan pengkajian/penelaan dalam rangka pencarian alternatif
solusi/kebijakan bagi pimpinan.
3. Melaksanaan koordinasi dengan seluruh Bidang di Lingkungan Badan
Kepegawaian Daerah untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk
mengevaluasi permasalahaan agar di peroleh hasil kerja yang optimal.
4. Menyiapkan konsep kebijakan kepala badan kepegawaian daerah sesuai
bidang tugas sekretariat.
5. Menyiapkan rumusan program dan kegiatan berdasarkan hasil rangkuman
rencana kegiatan berdasarkan hasil rangkuman rencana kegiatan Bidang-
bidang dalam rangka penyusunan anggaran pendapatan dan belanja badan.
6. Menyiapkan bahan penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan – undangan sebagai bahan
pelaksanaan kegiatan.
8
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Bidang Mutasi
9
5. Melaksanakan koordinasi dalam penyusunan laporan-laporan secara
periodic.
10
Bidang Penilaian Kerja dan Penghargaan
11
Subbidang Penilaian dan Evaluasi Kinerja
12
2. Melaksanakan pengkajian dalam rangka pencarian alternatif solusi bagi
pimpinan
3. Menyiapkan petunjuk teknis dan naskah dinas yang berkaitan dengan
penyelengaraan pendidikan pelatihan penjenjangan maupun teknis
fungsional, baik melalui pelaksanaan pengeriman atau upaya lainnya guna
kelancaran pelaksanaan tugas
B. Aktivitas Magang
Pelaksanaan Magang berlangsung selama 1 bulan, kami kelompok
Magang di Badan Kepegawaian Daerah memulai magang pada tanggal 1
Agustus hingga tanggal 31 Agustus 2018. Kami yang beranggotakan 3
orang diterima dan ditempatkan pada setiap Komisi yang berbeda-beda
yaitu Yopy pada Bagian Mutasi, Fachry dan Firman pada Subagian
Penilaian Kinerja dan Penghargaan . Tetapi setiap pekerjaan kami selalu
mengerjakan secara bersama-sama. Berikut uraian kegiatan harian selama
magang di Badan Kepegawain Daerah kota Malang :
13
No Tanggal Kegiatan
14
10. 14-08-2018 -Menyeken data Jabatan Fungsional
-Merekap data Jabatan Fungsuional
-Acara Lomba Agustusan
15
-Menjaga Front Office
16
BAB III
ANALISA HASIL KEGIATAN
A. Hasil Pengamatan
Didalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai hasil
pengamatan penulis selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata
Profesi (KKN-P) yang dimulai pada tanggal 01 Agustus 2018 sampai
dengan 01 September 2018 di Kantor Pos Mojokerto 63100. Kantor Pos
Mojokerto memiliki beberapa divisi bagian, seperti bagian Sumber Daya
Manusia (SDM), Operasional, Pemasaran dan lain-lain. Secara kasat mata
divisi-divisi ini terlihat normal dan baik-baik saja, tetapi setelah penulis
mengamati lebih jauh ada satu divisi yaitu divisi Sumber Daya Manusia
(SDM) yang kurang lebih tugasnya adalah mengurus sumber daya manusia
yang ada dengan sebaik mungkin, tetapi untuk divisi Sumber Daya
Manusia (SDM) di Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang sudah lama
untuk menangani mahasiswa magang terbukti selama penulis
melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata di Badan Kepegawaian Daerah
Kota Malang, setiap mahasiswa yang magang akan di bagi dan ditaruh di
divisi yang berbeda.
Hal tersebut terjadi karena banyaknya divisi yang memerlukan
banyak sumber daya manusia, seperti di bidang Mutasi disini lebih banyak
tugas dan pekerjaan dimana si penulis mendapatkan tempat di bidang
mutasi dimana disini tempat untuk mengurus Kenaikan Pangkat, Kenaikan
Gaji Berkala, Mutasi PNS, Pengangkatan CPNS menjadi PNS,
Pengangkatan Dalam Jabatan, Seleksi CPNS, Pensiun PNS, Pengajuan
Usia Bebas Tugas (UBT) Bagi PNS dan Pengurusan Taspen.
17
B. Pembahasan
Pelaksanaan mutasi jabatan struktural yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Malang:
Analisis Jabatan
Pada tahap pertama, BKD Kota Malang melakukan analisis jabatan
untuk menentukan syarat fisik dan syarat mental dari pegawai yang akan
memangku suatu jabatan. Jabatan dalam organisasi ada banyak jenis dan
ragamnya. Untuk dapat mengenal lebih dalam terhadap masing-masing
pekerjaan diperlukan penelitian yang cukup, untuk itulah diadakan analisis
jabatan. Dengan adanya analisis jabatan, maka penempatan pegawai
dalam pelaksanaan mutasi dapat didasarkan atas kualifikasi perseorangan
yang dicantumkan dalam analisis jabatan tersebut. Analisis jabatan
mempunyai tujuan membuat suatu perencanaan kebutuhan pegawai
dengan menganalisis jabatan yaitu menentukan secara terperinci hal-hal
yang tercakup dalam jabatan dan jenis orang yang perlu diangkat untuk
melaksanakan jabatan itu, dicocokkan dengan formasi yang tersedia.
Sesuai yang dikemukakan oleh Handoko (2001: 42) kegunaan informasi
analisis jabatan antara lain adalah untuk menempatkan para pegawai pada
jabatan yang sesuai dengan keterampilan mereka sehingga efektif.
18
Penyusunan bahan ini berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan
penyediaan PNS dan usulan dari pimpinan unit kerja Penilaian yang
dilakukan oleh Baperjakat dalam mencari calon pejabat yang dianggap
layak dalam menjabat suatu jabatan, yaitu dengan melihat perkembangan
PNS tersebut terutama melalui DP3 selama 2 tahun terakhir.
Sidang Baperjakat
Sebelum Wali Kota Malang menyampaikan usulan atau
mengangkat pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kota Malang,
maka dibentuk suatu tim yang bertugas memberikan saran dan
pertimbangan dalam pengangkatan jabatan yaitu Badan Pertimbangan
Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Kota Malang. Selanjutnya mengacu
pada Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun
2002 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100
Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan
Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2002, disebutkan bahwa Ketua Baperjakat Pemerintah
Kabupaten/Kota adalah Serketaris Daerah Kabupaten/Kota dengan
anggota pejabat eselon II yang berjumlah paling banyak 6 (enam) orang
dan seorang sekretaris bukan anggota dari pejabat eselon III. Apabila
dilihat dari ketentuan tersebut maka susunan ke-anggotaan Baperjakat
Pemerintah Kota Malang sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Namun terhadap pejabat eselon II yang dipilih untuk menjadi
anggota Baperjakat berkaitan dengan tugas dan fungsi sehari-hari dalam
unit kerja yang dipimpinnya ada yang tidak berkaitan langsung dengan
aspek kepegawaian di Kota Malang. Akibatnya sebagian anggota
Baperjakat kurang maksimal dalam memberikan saran dan pertimbangan
pengangkatan jabatan struktural karena keterbatasan pemahaman aspek
kepegawaian dari calon pejabat struktural. Selanjutnya mengadakan
seleksi yang dilakukan oleh Baperjakat. Seleksi yang dilakukan oleh
Baperjakat ini untuk menentukan kualifikasi pegawai yang bersangkutan.
Hasil dari seleksi yang dilakukan oleh Baperjakat ini memegang kunci
19
pokok, karena apabila seleksi dilakukan dengan kurang tepat maka akan
berpengaruh terhadap penempatan pegawai yang bersangkutan dan
sebaliknya apabila seleksi dilakukan dengan baik, maka akan dapat
dihasilkan “the right man on the right place”.
Profesionalitas seorang PNS dapat dilihat dari kinerjanya dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sehari-hari secara maksimal. Hal
ini tentu saja tidak terlepas dari penilaian secara objektif oleh atasan
langsung PNS tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
Pemerintah Kota Malang dalam melaksanakan mutasi jabatan struktural
melakukan pertimbangan berdasarkan prestasi kerja. Menurut Hasibuan
(2002: 103) dasar/landasan pelaksanaan mutasi yang berdasarkan kinerja
dikenal sebagai merit system. Merit sistem adalah mutasi karyawan yang
didasarkan atas landasan yang bersifat ilmiah, objektif dan hasil prestasi
kerjanya. Dari penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa mutasi yang
baik berlandaskan sifat ilmiah, objektif dan hasil prestasi kerja pegawai.
Landasan lain diadakannya mutasi dalam suatu instansi adalah masa kerja,
usia, pengalaman kerja seorang pegawai. Dengan menggunakan penilaian
tersebut dapat dijadikan sebuah rekomendasi kelayakan PNS tersebut
dalam menjabat suatu jabatan struktural nantinya.
Prestasi kerja dari PNS tentu saja menunjukan kemampuan dan
kredibilitasnya dalam melaksanakan suatu tugas dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Kesemua penilaian tersebut tentu saja akan masuk
dalam penilaian DP3 yang bersangkutan. Dari DP3 tersebut penilaian
kemampuan seorang PNS menjadi lebih baku karena dapat terlihat melalui
indikator-indikator yang ada. Meskipun DP3 tidak dapat sepenuhnya
dipergunakan karena tingkat objektifitasnya masih rendah oleh karena itu
penilaian-penilaian lainnya dipergunakan juga sebagai bahan masukan
pimpinan SKPD mengusulkan PNS untukmenjabat dalam jabatan
struktural. Dalam DP3 tersebut dapat terlihat penilaian atasan langsung
pegawai yang terkait atas kemampuan pegawai tersebut. Penilaian yang
dilakukan oleh atasan langsung pegawai tersebut diangap sebagai penilaian
objektif dari perkembangan kemampuan pegawai yang dibawahinya.
20
Selain dengan melihat DP3 calon pejabat tersebut, penilaian lainnya
dengan melihat tingkat pendidikan formal yang telah dijalani. Pendidikan
formal dianggap mampu mendidik dan memperluas pengetahuan serta cara
pandang dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan
demikian diharapkan kemampuan tersebut dapat dipergunaikan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya nanti pada saat menjabat
dalam suatu jabatan struktural.
21
nyata terlihat pada saat dilaksanakannya sidang Baperjakat. Dalam tahap
ini, anggota Baperjakat melaksanakan pembahasan usulan pengangkatan
PNS dalam jabatan struktural. Dari uraian hasil penelitian yang dipaparkan
pada tahap pembahasan dalam sidang Baperjakat sebagaimana di atas
dapat disimpulkan bahwa proses sidang Baperjakat hanyalah merupakan
proses legitimasi atas kebijakan kepala daerah yang terjadi pada tahap
penyusunan bahan sidang Baperjakat.
Hal ini dikarenakan berdasarkan aturan kepegawaian yang berlaku
dinyatakan bahwa setiap mutasi dalam dan dari jabatan struktural harus
dilakukan pembahasan dalam sidang Baperjakat. Dalam proses
pembahasan pada sidang Baperjakat, para anggota Baperjakat cenderung
terikat pada hubungan atasan dan bawahan. Mereka pada umumnya relatif
kesulitan untuk menolak kebijakan kepala daerah selaku Pejabat Pembina
Kepegawaian Daerah. Dari hal tersebut diketahui bahwa proses
pembahasan sidang Baperjakat, para anggota Baperjakat cenderung terikat
pada hubungan antara atasan dengan bawahan. Mereka pada umumnya
relatif kesulitan untuk menolak kebijakan kepala daerah.
Pelantikan
Setelah surat keputusan dari wali kota keluar, maka tahap
selanjutnya adalah pelantikan dan pengambilan sumpah/janji jabatan
pejabat struktural yang telah ditetapkan pengangkatannya dengan
keputusan kepala daerah. Pelantikan dan pengambilan sumpah janji
dilaksanakan oleh BKD Kota Malang sebagai badan yang berwenang
langsung dalam kepegawaian di Kota Malang. Pelantikan dan
pengambilan sumpah janji sebagai bagian seremonial serta penguatan
hukum atas pelantikan pejabat struktural di SKPD. Kegiatan ini dilakukan
langsung oleh Wali Kota Malang sebagai wujud tanggung jawab pembina
kepegawaian daerah serta agar tumbuh rasa tangung jawab atas jabatan
yang diemban oleh pejabat yang dilantik tersebut. Terkait adanya 18
pejabat yang mengalami non-job dalam pelaksanaan mutasi jabatan
struktural yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang mengakibatkan
22
PNS tersebut selain kehilangan jabatannya akan tetapi juga tidak memiliki
pekerjaan yang jelas di Pemerintah Kota Malang. Hal ini dapat berdampak
pada tidak optimalnya kinerja PNS tersebut. PNS merupakan manusia
yang mempunyai perasaan dan bukan mesin. Sehingga dapat disimpulkan
fenomena pejabat yang tidak memiliki job sama halnya menghambat karir
dari PNS tersebut. Menurut Musanef (1984: 72) salah satu prinsip dalam
penempatan pegawai adalah prinsip kemanusiaan dimana prinsip ini
menganggap bahwa manusia sebagai unsur pekerja yang mempunyai
persamaan harga diri, kemauan, keinginan, cita-cita dan kemampuan harus
dihargai posisinya sebagai manusia yang layak, tidak dianggap sebagai
mesin, namun tetap manusia sebagai unsur yang paling pertama, utama
dan paling menentukan dalam organisasi apapun.
23
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari kegiatan magang yang telah kami laksanakan selama 1 bulan
dari tanggal 1 Agustus sampai dengan 31 Agustus 2018, maka dapat kami
simpulkan bahwa :
1. Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang merupakan instansi
yangmelaksanakan tugas dari Badan Kepegawaian Negara di pusat
untukmengurusi kewenangan dalam menetapkan kebijakan dan
melaksanakanproses penataan manajemen PNS selain kebijakan dan
pelaksanaan diklat pegawai di daerah.
2. Dalam pelayanannya terhadap administrasi kepegawaian, Badan
Kepegawaian Daerah Kota Malang berpedoman pada Standar Operasional
Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Publik (SPP) guna mewujudkan
kepastian tentang hak, tanggung jawab, kewajiban dan kewenangan
seluruh pihak terkait dalam penyelanggaraan pelayanan administrasi dalam
rangka mewujudkan sistem penyelanggaraan pemerintah yang sesuai asas-
asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan upaya
meningkatkan kualitas pelayananan administrasi..
3. Dalam prakteknya, walaupun sudah ada SOP dan juga SPP, dikarenakan
beberapa pegawai yang belum memiliki etos kerja tinggi maka prosedur
yang sudah ditetapkan belum berjalan dengan baik. Walaupun sudah ada
beberapa kemudahan yang diberikan kepada pemohon untuk
mempermudah proses pelengkapan persyaratan permohonan namun tetap
saja dengan kondisi pelayanan yang kami rasa masih bersifat stagnan
dikarenakan etos kerja yang masih rendah maka tetap saja pelayanan itu
tidak bisa berjalan secara baik. Hal ini disebabkan juga karena pelayanan
Administrasi BKD Kota Malang masih bersifat konvensional. Meskipun di
website resmi BKD Kota Malang sudah ada informasi tentang syarat-
syarat pengajuan, tetapi masih banyak para pemohon yang bingung.
24
4. Menurut kami secara kesuluran proses pelakasanaan administrasi Badan
Kepegawaian Daerah Kota Malang sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat
dengan sudah adanya kejelasan dan ketegasan dalam program kerja
sehingga membuat pegawai akan memiliki tugas dan tanggung jawab
sesuai fungsi kerja setiap bagian masing-masing.
B. Saran
Dengan dilaksanakannya pelaksanaan kegiatan magang yang kami lakukan
di Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang maka kami menyarankan
poin-poin di bawah ini terkait dengan pelayanan administrasi kepegawaian
di Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang, yaitu :
1. Perlu adanya regulasi yang mengatur tentang proses-proses pelayanan
dan diagram alur. Hal ini untuk meminimalisir pemohon dan bingung dan
pegawainya yang mungkin kesulitan untuk mensosiasialisasikan diri
dengan peraturan yang cepat berganti dalam jangka waktu singkat.
2. Ketegasan pemimpin merupakan salah satu faktor organisasi tersebut
dikatakan sukses atau tidak. Dengan adanya pemimpin yang tegas dan
disiplin, maka kecil kemungkinan bawahannya akan bersifat bermalas
malasan atau mengulur waktu.
3.Dalam hal pengelolaan administrasi yang berkaitan dengan Teknologi
Informasi (TI) tidak ada salahnya untuk memberdayakan staf yang ahli
dibidangnya agar tidak menghambat pelaksanaan proses pelayanan.
Bagi Instansi
a. Lebih meningkatkan sosialisasi atau kerjasama antara pimpinan,
pegawai, dan mahasiswa magang serta tamu kantor/para Satker, sehingga
dengan demikian mampu menumbuhkan hubungan kekeluwargaan yang
harmonis dan baik.
b. Kedislipinan dan tata tertib mesti lebih ditingkatkan agar dapat
mencapai hasil dan tujuan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
c. Meningkatkan semangat/etos kerja, guna pencapaian kinerja lebih baik.
Demikianlah saran-saran yang dapat disampaikan, setelah melaksanakan.
25
Bagi Mahasiswa
a. Harus lebih memperhatikan keaktifan dalam memperoleh keterangan
apa saja yang masih belum diketahui dengan bertanya kepada
.pembimbing lapangan.
b. Selama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P) hendaknya
melaksanakan pekerjaan dengan lebih semangat dan disiplin untuk
mencapai hasil yang optimal serta membekali diri dengan keterampilan
yang cukup.
26
LAMPIRAN