PERAN KEBUDAYAAN
1. Karakteristik Kebudayaan
2. Unsur-unsur Kebudayaan
Bahasa
Bahasaa dalah cerminan utama kelompok-kelompok budaya karena bahasa merupakan sarana
penting yang dipakai anggota-anggota masyarakat untuk berkomunikasi satu sama lain. Para
pakar telah mengidentifikasi sekitar 3.000 bahasa yang berbeda dan sebanyak 10.000 dialek
yang berlainan di seluruh dunia.
Sebagai Senjata Bersaing. Ikatan-ikatan bahasa sering menciptakan keunggulan bersaing
yang penting karena kemampuan berkomunikasi sangat berperan penting dalam menjalankan
transaksi bisnis.
Bahasa Perantara. Untuk menjalankan bisnis, para pelaku bisnis internasional harus mampu
berkomunikasi. Bahasa Inggris telah munculmenjadi bahasa umum yang dominan, atau
bahasa perantara (lingua franca) bisnis internasional.
Terjemahan. Beberapa perbedaan bahasa dapat diatasi melalui penerjemahan. Dalam hal ini,
penerjemah harus peka dengan hal-hal kecil dalam konotasi kata-kata dan berfokus pada
penerjemahan gagasan, bukan kata-kata itu sendiri.
Komunikasi
Komunikasi di luar batas budaya, secara verbal maupun nonverbal adalah suatu keahlian
yang sangat penting bagi para manajer internasional.
Komunikasi Nonverbal. Komunikasi nonverbal ini meliputi ekspresi wajah, gerakan tangan,
intonasi, kontak mata, posisi tubuh, dan postur tubuh.
Pemberian Hadiah dan Keramah tamahan. Pemberian hadiah dan keramah tamahan
adalahalat komunikasi yang penting dalam banyak budaya bisnis. Misalnya, etiket bisnis
Jepang mengaharuskan keramah tamahan yang sangat murah. Makanan yang sangat lengkap
dan hiburan setelah jam kerja berguna untuk membangun ikatan-ikatan pribadi dan
keharmonisan kelompok di antara peserta.
Agama
Agama adalah aspek penting kebanyakan masyarakat. Agama mempengaruhi bagaimana cara
anggota-anggota masyarakat berhubungan satu dengan yang lain dan dengan pihak luar.
Agama membetuk sikap yang dimiliki pemeluknya terhadap pekerjaan, konsumsi, tanggung
jawab individu, dan perencanaan untuk masa depan. Dampak agama terhadap bisnis
internasional berbeda-beda dari Negara kenegara yang bergantung pada sistem hukum negara
tersebut, homogenitas keyakinan agamanya, dan toleransinya terhadap pandangan-pandangan
agama lain.
Nilai adalah prinsip dan standar yang diterima anggota-anggota tersebut, sedangkan sikap
terdiri atas tindakan, perasaan, dan pemikiran yang dihasilkan nilai-nilai tersebut. Sikap
budaya terhadap faktor-faktor seperti waktu, umur, pendidikan, dan status mencerminkan
nilai-nilaiini dan pada gilirannya membentuk perilaku dan kesempatan yang tersedia bagi
bisnis-bisnis internasional dalam suatu negara tertentu.
3. PendekatanKonteks-Rendah-Konteks-Tinggi Hall
Dalam budaya konteks-rendah (low context culture), kata-kata yang dipakai
pembicara secara eksplisit menyampaikan pesan pembicara tersebut kepada pendengarnya.
Dalam buday akonteks-tinggi (high-context culture), kontek sterjadinya pembicaraan
tersebutakan sama pentingnya dalam memahami apa yang sedang dikomunikasikan.
Perilaku bisnis dalam budaya konteks-tinggi sering berbeda dari perilaku bisnis dalam
budaya konteks-rendah. Budaya konteks-tinggi memberikan nilai yang lebih tinggi pada
hubungan antar-priba didalam menentukan apakah akan menyetujui suatu kesepakatan bisnis.
Sedangkan budaya konteks-rendah lebih mementingkan ketentuan-ketentuan khusus suatu
transaksi.
4. PendekatanKelompokBudaya
Pendekatan kelompok budaya adalah teknik lain dalam mengklasifikasi dan
memahami budaya-budaya nasional. Antropolog, sosiolog, dan para sarjana bisnis
internasional telah menganalisa faktor-faktor seperti kepuasan kerja, perankerja, dan
hubungan antar-pribadi di tempat kerja dalam upaya untuk mengenal kelompok-kelompok
negara yang memiliki nilai-nilai budaya serupa yang dapat mempengaruhi praktik bisnis
internasional. Banyak pebisnis internasional secarana luriah menggunakan pendekatan
kelompok budaya di dalam merumuskan strategi-strategi internasionalisasi mereka.