Anda di halaman 1dari 18

FRANCHISE BERBASIS DIGITALPRENEURSHIP SEBAGAI

ALTERNATIF PENGEMBANGAN USAHA BARU

OLEH :

NI LUH PUTU ARIE SANDI (0034/1)

I GUSTI AYU EKA PUTRI RASTAMIARI (0040/7)

IDA AYU ODILLA CAHYA DEWI (0052/19)

NI PUTU AYU NANDA SUDARIATI (0061/28)

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Tahun Ajaran 2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 1


ABSTRAK .................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................ Error! Bookmark not defined.
2.1 Kewirausahaan .................................................. Error! Bookmark not defined.
2.2 Bisnis Digital dan Digitalpreneurship ................................................................. 8
2.3 Franchise ........................................................................................................... 10
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................... 11
3.1 Tren Kewirausahaan dan Pengaruhnya pada Bisnis Digital ............................. 11
3.2 Konsep Digitalpreneurship dalam Bisnis Digital .............................................. 13
3.3 Pengembangan Usaha Melalui Franchise Berbasis Digitalpreneurship ............ 14
BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 16
4.1 Kesimpulan........................................................................................................ 16
4.2 Saran .................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17

2
FRANCHISE BERBASIS DIGITALPRENEURSHIP SEBAGAI
ALTERNATIF PENGEMBANGAN USAHA BARU

Abstrak
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui konsep dari alternatif pengembangan
usaha baru melalui franchise dengan basis digitalpreneurship. Dalam makalah ini
disajikan mengenai bisnis digital, sikap kewirausahaan dan digitalpreneurship
serta tren kewirausahaan pada saat ini. Hasil tulisan ini menyajikan bahwa sikap
kewirausahaan atau digitalpreneurship perlu untuk diterapkan dalam bisnis
franchise. Adanya makalah ini diharapkan bahwa pembaca dapat mengetahui
bahwa pengembangan usaha baru melalui bentuk franchise juga memerlukan
sikap kewirausahaan yang baik.
Kata Kunci : Bisnis Digital, Digitalpreneurship, kewirausahaan, franchise

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai hal dilakukan untuk tujuan meningkatkan laju perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat. Kewirausahaan merupakan salah satu isu yang
penting untuk ditelaah dan diaplikasikan dalam membantu tujuan ini. Saat ini,
kewirausahaan telah berkembang pesat mengikuti perkembangan zaman.
Salah satu bentuk peningkatan kewirausahaan adalah adanya mata pelajaran
mengenai sikap wirausaha, pelatihan kewirausahaan hingga bantuan-bantuan
yang ditujukan untuk membantu wirausahawan dapat berkembang secara
berkelanjutan. Meskipun begitu, nyatanya kewirausahaan masih belum
mampu meningkatkan minat dari masyarakat untuk memilih wirausaha
sebagai karir dan mata pencahariannya.
Salah satu yang menyebabkan hal ini dapat terjadi, adalah masih maraknya
pandangan bahwa lulusan universitas atau sekolah menengah harus bekerja di
kantoran dan mendapatkan sumber pendapatan yang pasti. Padahal, sumber
penghasilan dari kegiatan berwirausaha terbilang tinggi apabila mampu
menerapkan prinsip dan cara kerja wirausaha dalam kegiatannya. Hal ini
menyebabkan jumah wirausahawan baru sangat sedikit, termasuk pula jumlah
pencipta lapangan kerja yang merupakan wirausahawan. Karenanya, patut
diciptaka edukasi mengenai wirausaha dengan basis lokal agar dapa
berkembang di lingkungan masyarakat.
Berdasarkan artikel yang dilansir dari laman Warta Ekonomi, jumlah
wirausaha di Indonesia masih amat rendah, sehingga perekonomian juga turut
menjadi lesu. Meskipun berbagai hal terus dilakukan oleh Kementrian
Perindustrian, dengan tujuan mencetak calon wirausaha baru dan
mengembangkan kemampuan mereka menjadi wirausaha yang mapan dan
memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Saat ini, tingkat kewirausahaan
Indonesia masih kurang dari 5% dari jumlah penduduk sedangkan pada 202,
diharapkan jumlah wirausaha mencapai 3,95% dari total penduduk Indonesia
yang setidaknya dibutuhkan sekitar 1,5 juta wirausaha baru (Warta Ekonomi,
2022).

4
Rendahnya pelaku wirausaha ini memang membuat perekonomian
Indonesia sangat lesu dan tidak menjamin kesejahteraan masyarakat. Padahal,
adanya wirausaha dengan UMKM dapat menjadi tonggak bangkitnya
perekonomian Indonesia pasca pandemi Covid 2019. Sayangnya, masyarakat
masih takut mengambil langkah menjadi wirausaha melalui UMKM karena
berbagai hal. Adapun alasannya adalah takut akan kegagalan berwirausaha,
sumber daya yang terbatas, tidak memahami pengetahuan mengenai
entrepreneurship dan merasa dirinya tidak mempunyai keahlian untuk
berwirausaha.
Mengatasi penyebab-penyebab ketakutan berwirausaha ini, pun terdapat
strategi baru yang dapat dipilih menjadi pilihan berwirausaha, yakni bisnis
franchise. Franchise atau waralaba, merupakan hak untuk dapat menjual suatu
produk atau jasa ataupun layanan. Berdasarkan perundang-undangan di
Indonesia, waralaba merupakan suatu perjanjian yang salah satu pihaknya
diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan
intelektual dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan
oleh pihak lain tersebut dalam rangkat penyediaan dan atau penjualan barang
dan jasa. Singkatnya, waralaba merupakan pelaksanaan bisnis dengan merek,
nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
jangka waktu dan area tertentu. Istilah ini adalah gabungan wara (gabungan)
dan laba (keuntungan).
Bisnis dengan konsep franchise sangat amat diminati oleh pelaku usaha
saat ini, karena mereka tidak lagi kebingungan mencari konsep bisnisnya,
resep, sistem dan prosedur bisnis. Hanya dengan menyiapkan sejumlah uang
dan menyiapkan tempat usaha, seseorang sudah dapat menjalankan bisnis
dengan mudah. Dalam makalah ini, akan disajikan mengenai konsep franchise
berbasis digitalpreneurship sebagai tren pengembangan wirausaha baru untuk
dapat menjawab permasalahan bagi masyarakat yang enggan memulai usaha
yang disebabkan oleh ketakutan akan kegagalan, sumber daya yang terbatas,
kurangnya pemahaman wirausaha dan merasa tidak punya keahlian.

5
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah tren dari kewirausahaan pada saat ini?
2. Bagaimanakah konsep dari bisnis digital dan apakah kaitannya dengan
kewirausahaan?
3. Bagaimanakah tren kewirausahaan dapat mempengaruhi bisnis dan
digitalpreneurship?
4. Bagaimanakah franchise dapat disebut sebagai alternatif pengembangan
usaha?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tren kewirausahaan pada saat ini.
2. Dapat mengetahui konsep dari bisnis digital dan kaitannya dengan
kewirausahaan.
3. Memahami bagaimana tren kewirausahaan dapat mempengaruhi bisnis dan
digitalpreneurship.
4. Mengetahui salah satu alternatif pengembangan usaha yaitu franchise.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kewirausahaan
Untuk dapat menjadi bangsa yang sejahtera dan dihargai oleh bangsa lain,
Indonesia patut memperhatikan kemajuan ekonomi yang dapat dicapai melalui
semangat berwirausaha dari masyarakatnya. Realita yang terjadi di lapangan,
lulusan lebih banyak berminat pada sektor pekerjaan kantoran dibandingkan
berwirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri. Sayangnya, jumlah
lapangan pekerjaan kini semakin membuat angka pengangguran semakin tinggi.
Pengangguran yang seharusnya merupakan usia produktif, tidak mampu untuk
produktif bahkan untuk dirinya sendiri karena minimnya lapangan pekerjaan yang
tersedia.
Kewirausahaan, atau entrepreneurship didefinisikan sebagai usaha kreatif
yang dibangun berdasarkan suatu inovasi dengan tujuan menghasilkan sesuatu
yang baru, memiliki nilai tambah, memberikan manfaat, menciptakan lapangan
pekerjaan dan tentunya dengan hasil yang berguna bagi orang lain (Soegoto,
2015:26). Jiwa wirausaha, merupakan jiwa kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri,
ulet, tekun, rajin, disiplin, siap menghadapi peluang, pintar mengelola sumber
daya dalam membangun, mengemangkan, memajukan dan menjadikan usahanya
unggul dibandingkan usaha lain. Orang dengan jiwa wirausaha yang tinggi,
mempunyai kemampuan untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis,
mengumpulkan dan mengolah sumber daya, mengambilkeuntungan dan
menentukan keputusan dalam usahanya.
Tantangan dan usaha yang amat besar, menjadikan profesi atau pekerjaan
menjadi seorang wirausaha kurang diminati oleh lulusan. Padahal, wirausaha
merupakan pekerjaan yang amat mulia, mampu menciptakan lapangan kerja,
mampu membawa inovasi bari, menguragi kemiskinan dan pengangguran,
berperan tinggi dalam kemajuan suatu bangsa, mencerdaskan kehidupan dan
memajukan ekonomi Indonesia. Menjadi seorang wirausaha, berarti mengetahui
kelemahan dan kekuatan diri sendiri, mengetahui potensi diri dan kemampuan

7
termasuk juga pintar menemukan kesempatan bisnis. Dalam menjadi seorang
wirausahawan yang baik, beberapa hal yang harus dimiliki seseorang diantaranya:
1. Technical Skill
Yakni skill teknis, berupa ketrampilan dalam melakukan tugas-tugas
khusus seperti manager, akuntan, marketing dan lainnya. Seorang
wirausaha patut memiliki keahlian teknikal untuk dapat menjalankan
bisnisnya dengan baik. Teknikal ini dapat terus diasah sehingga dapat
bermanfaat dalam usaha.
2. Human Relation Skill
Yaitu skil atau kemampuan untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan
baik dengan rekan kerja, pegawai, pemasok, pembeli, maupun stakeholder
lain guna menjalankan usaha dengan komunikasi yang mumpuni.
3. Conceptual Skill
Merupakan kemampuan untuk menganalisa dan melihat situasi.
Kemampuan ini diperlukan untuk melihat tren pasar, peluang hingga
inovasi baru yang dapat ditampilkan di pasaran. Kemampuan ini juga
membantu jika dihadapkan dengan situasi kurang baik yang tidak terduga.
4. Decision Making Skill
Kemampuan pengambilan dan menentukan keputusan. Kemampuan ini
diperlukan untuk mampu menentukan keputusan yang baik terkait usaha
yang dijalankan.
5. Time Management Skill
Kemampuan untuk mengatur waktu dan menggunakan waktu seefektif
mungkin. Kemampuan ini diperlukan dalam rangka menunjang efisiensi
dan efektivitas individu.
6. Individual Skill & Attitudes
Kemampuan dan ketrampilan serta sikap individu. Hal ini akan sangat
membantu dalam menciptakan citra diri yang positif. Kemampuan dan
sikap individu sangat terkait dan tidak boleh dipisahkan satu sama lainnya.
7. Knowledge of Business
Pengetahuan bisnis agar usaha yang dibangun mampu berjalan sesuai
keinginan dan sejalan dengan konsep bisnis.

8
8. Establishment of Goals
Ketetapan dan keteguhan dalam menentujan arah dan tujuan perusahaan.
Tujuan yang tidak jelas akan membuat perusahaan tidak berkembang
dengan baik.
9. Take Adavantage of the Opportunities
Kemampuan untuk menemukan peluang bisnis melalui permintaan dan
kebutuhan masyarakat sebagai pembeli atau konsumen potensial.
10. Adopt to the Change
Kemampuan beradaptasi dengan berbagai perubahan yang ada, sehingga
dapat mengikuti perkembangan zaman dan tidak menjadi tertinggal oleh
kemajuan teknologi saat ini.

2.2 Bisnis Digital dan Digitalpreneurship


Memasuki era yang lebih modern, bisnis dengan konsep konvensional
menjadi tidak efesien dan sulit untuk diterapkan. Karenanya, bisnis digital
menjadi salah satu solusi untuk mengatasi perkembangan zaman dan teknologi
yang amat pesat dalam bidang kewirausahaan. Bisnis yang tidak bergerak dalam
dunia digital akan mengalami kemunduran dan tidak dapat bertahan dalam dunia
digital melawan arus persaingan usaha. Sebagai contoh, tidak sedikit perusahaan-
perusahaan yang besar pada akhirnya memilih gulung tikar karena tidak dapat
mengikuti perkembangan zaman dan teknologi terbaru. Perubahan berbagai aspek
ke digital menjadi salah satu contoh, mengapa bisnis digital wajib dikembangkan.
Bisnis digital merupakan konsep bisnis yang menerapkan alat-alat digital
atau bisnis yang sudah digitalitasi dan memanfaatkan kecanggihan teknologi
untuk menciptakan suatu produk, layanan maupun jasa yang akan diberikan
kepada konsumen. Digitalisasi diterapkan pada proses produksi, penjualan,
pemasaran, pembukuan dan lain sebagainya. Adaptasi bisnis menjadi bisnis
digital menjadi penting dilakukan untuk mengatasi berbagai tantangan usaha.
Contohnya saja pandemi, adanya pandemi mampu melumpuhkan berbagai sektor
usaha, namun usaha yang menerapkan digitalisasi masih mampu bertahan. Hal ini

9
menjadi pertanda, bahwa usaha atau bisnis dengan konsep konvensional harus
segera beralih digital. Bisnis digital memiliki berbagai bentuk dan jenis,
diantaranya:
1. Marketplace, merupakan platform digital yang mempunyai lebih banyak
fitur dibandingkan e-commerce. Marketplace dimanfaatkan menjadi
platform jual beli suatu produk atau jasa.
2. E-commerce, merupakan jenis yang menyediakan produk sekaligus media
untuk menjual produk yang dijual.
3. Bisnis Subscription, yakni model bisnis langganan akan suatu jasa
penyedia atau konten digital, contohnya Netflix, Office, Amazon Prime,
Disney+, Zoom, dan lainnya.
4. Ad-supported, yakni bisnis digital yang beroperasi dengan mendapatkan
keuntungan dari iklan, promosi ataupun sponsor. Contohnya adalah
perusahaan pemilik aplikasi berita, aplikasi komik gratis, dan aplikasi
tempat berbagi video singkat.
Berbicara mengenai bisnis digital, tentu tidak dapat terlepas dari
digitalpreneurship. Digitalpreneurship merupakan perpanjangan dari
entrepreneurship, atau sikap kewirausahaan. Jika sikap kewirausahaan merupakan
sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh wirausaha, maka digitalpreneurship
merupakan sejumlah sikap dan sifat yang dimiliki oleh pelaku wirausaha digital
atau digitalpreneur. Digitalpreneur merupakan individu maupun kelompok yang
bergerak membangun wirausaha secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi
informasi. Pengusaha digital tidak selalu dikaitkan dengan jual beli produk fisik.
Akan tetapi ruang lingkupnya lebih luas dari itu. Ada banyak lahan bisnis untuk
dieksplor sedemikian rupa misalnya membuka peluang kerjasama atau
partnership, afiliasi, menjadi konten kreator, hingga jasa endorsement.
Sejatinya, setiap orang bisa dan mampu menjadi seorang digitalpreneur
asalkan memiliki beberapa sikap tertentu, diantaranya:
1. Menguasai internet dan seluk beluknya dengan baik, karena merupakan
lading atau sarana masuknya keuntungan komersial. Dalam hal ini,
seorang digitalpreneur hendaknya mengetahui sosial media, website,
hingga platform e-commerce.

10
2. Memiliki jaringan yang luas untuk promosi dan pemasaran seluas-luasnya.
3. Mampu menemukan peluang bisnis yang bak, mulai dari mengikuti tren
hingga memahami kebutuhan pasar.
4. Menguasai pemasaran digital atau digital marketing untuk dapat
memasarkan produk dengan baik.
5. Kreatif, inovatif dan terus berkembang untuk dapat bersaing pada industri
digital.
6. Dapat berkolaborasi dengan baik dan membangun hubungan baik dengan
sekitar.

2.3 Franchise
Diantara banyaknya skema dan model bisnis yang terdapat di dunia ini,
franchise menjadi salah satu yang amat diminati oleh banyak orang. Bagaimana
tidak, hal ini disebabkan karena model bisnis franchise mudah diterapkan dan
mudah dilakukan, apalagi oleh orang orang yang kurang percaya diri dan merasa
memiliki pengetahuan dan sumber daya yang terbatas. Menurut Permendag No.
71 Tahun 2019, franchise atau waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh
orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas
usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil
dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan
Perjanjian Waralaba. Berdasarkan pengertian ini saja, dapat dilihat bahwa bisnis
ini menjadi bisnis yang sangat diminati di Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, waralaba atau bisnis franchise
memiliki arti kerja sama dalam bidang usaha dengan bagi hasil sesuai kesepakatan
yang mencakup dengan hak kelola serta hak pemasaran. Poin yang dapat ditarik
adalah, bisnis ini merupakan perjanjian antara Franchisor (pemilik bisnis atau
pemberi izin bisnis waralaba) dengan Franchisee (pembeli izin bisnis waralaba)
berupa bentuk kerja sama usaha antara pemilik merk dagang, produk, atau sistem
operasional. Kerja sama ini didelegasikan kepada pihak kedua yang berhak
mendapatkan izin untuk pemakaian merek, produk, serta sistem operasional
tersebut dalam menjalankan sebuah usaha.

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tren Kewirausahaan dan Pengaruhnya pada Bisnis Digital


Pada era digital seperti saat ini, pelaku wirausaha dituntut untuk dapat
berkembang dan beradaptasi dengan kondisi lapangan dan mengikuti kemajuan
teknologi. Dinamika dunia usaha menuntut untuk tetap berjalan sesuai perubahan
dari keinginan konsumen. Karena hal tersebut, pelaku wirausaha harus mengikuti
dan memiliki respons yang cepat mengikuti tuntutan pasar. Tantangan yang
menjadi fokus utama dari dunia bisnis adalah terjadinya pandemi Covid-19,
adanya era VUCA (volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity) dan adanya
revolusi industri 4.0.
Kewirausahaan merupakan sesuatu yang kurang diminati oleh masyarakat,
terlebih oleh karena pandangan bahwa berwirausaha merupakan kegiatan yang
tidak pasti. Karenanya, banyak lulusan lebih memilih untuk bekerja kantoran
dengan gaji tertentu karena lebih terjamin. Keengganan untuk berwirausaha juga
sebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Kurangnya pengetahuan mengenai wirausaha
2. Keterbatasan sumber daya untuk memulai wirausaha
3. Merasa diri tidak pintar berjualan
4. Merasa tidak percaya diri
5. Menganggap wirausaha tidak mudah dilakukan
6. Takut gagal dalam berwirausaha
Ketakutan-ketakutan ini menjadikan banyak orang tidak berminat untuk
berbisnis dan menjadi seorang wirausahawan. Padahal, menjadi seorang
wirausahawan memiliki beberapa keuntungan, diantaranya meningkatkan harga
diri dihadapan banyak orang, mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari
pegawai kantoran biasa, memiliki ide dan motivasi untuk maju dan berkembang
secara terus-menerus serta menemukan masa depan yang cerah. Tentu, dengan
menjadi seorang wirausahawan akan membawa banyak dampak baik, bagi diri
sendiri dan masyarakat sekitar.

12
Dibalik berbagai keuntungannya bagi diri sendiri dan lingkungannya,
seorang wirausaha juga pasti pernah mengalami pendapatan yang tidak pasti,
memiliki dan menjalani jam kerja yang lebih keras dan panjang, kualitas hidup
yang rendah dan cenderung hemat agar tidak kehilangan modal serta memiliki
tanggung jawab yang besar, terlebih apabila ia telah memiliki karyawan atau
pekerja dalam usahanya.
Dengan adanya pandemi, menjadi wirausahawan adalah pekerjaan yang
paling mungkin dilakukan berdasarkan situasi pasca pandemi saat ini. Bila dilihat
dalam grafik dibawah ini, jumlah wirausahawan masih tergolong sangat minim
bahkan dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan
Thailand. Hal ini menunjukkan bahwa minat berwirausaha di Indonesia masih
sangat rendah.

Gambar 1. Jumlah Wirausaha di Indonesia


Jumlah wirausaha yang minim ini juga, menunjukkan bahwa nilai bisnis
digital yang terlaksana di Indonesia juga sangat sedikit. Untuk itu, diperlukan
beberapa usaha dan upaya untuk meningkatkan jumlah pelaku wirausaha, baik itu
wirausaha digital maupun wirausaha konvensional. Peningkatan jumlah
wirausahawan ini juga akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dan
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

13
3.2 Konsep Digitalpreneurship dalam Bisnis Digital
Bisnis digital merupakan serangkaian kegiatan atau proses bisnis yang
melibatkan aspek teknologi dalam menjalankan bisnisnya. Bisnis digital memiliki
beberapa jenis yang biasanya dapat beroperasi dengan menawarkan sejumlah
barang atau jasa. Bisnis digital menjadi amat digandrungi oleh para pelaku usaha
karena kemudahannya dalam operasi. Meningkatnya jumlah pelaku bisnis digital
juga turut mempengaruhi ketahanan ekonomi melalui pertumbuhan yang
berkualitas dan berkeadilan. Bisnis digital merupakan pengembangan
kewirausahaan yang mampu mendorong penumbuhan wirausaha.
Digitalpreneurship merupakan perpanjangan dari entrepreneurship, atau
sikap kewirausahaan. Jika sikap kewirausahaan merupakan sikap dan sifat yang
harus dimiliki oleh wirausaha, maka digitalpreneurship merupakan sejumlah
sikap dan sifat yang dimiliki oleh pelaku wirausaha digital atau digitalpreneur.
Digitalpreneur merupakan individu maupun kelompok yang bergerak
membangun wirausaha secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Pengusaha digital tidak selalu dikaitkan dengan jual beli produk fisik. Akan tetapi
ruang lingkupnya lebih luas dari itu. Bisnis digital memiliki beberapa jenis yang
biasa diterapkan di Indonesia, diantaranya:
1. Marketplace, merupakan platform digital yang mempunyai lebih banyak
fitur dibandingkan e-commerce. Marketplace dimanfaatkan menjadi
platform jual beli suatu produk atau jasa.
2. E-commerce, merupakan jenis yang menyediakan produk sekaligus media
untuk menjual produk yang dijual.
3. Bisnis Subscription, yakni model bisnis langganan akan suatu jasa
penyedia atau konten digital, contohnya Netflix, Office, Amazon Prime,
Disney+, Zoom, dan lainnya.
4. Ad-supported, yakni bisnis digital yang beroperasi dengan mendapatkan
keuntungan dari iklan, promosi ataupun sponsor. Contohnya adalah
perusahaan pemilik aplikasi berita, aplikasi komik gratis, dan aplikasi
tempat berbagi video singkat.

14
Sikap kewirausahaan perlu ditunjukkan oleh seorang wirausahawan demi
terjalannya bisnis dengan baik. Digitalpreneurship merupakan sikap dan sifat
yang perlu ditunjukkan oleh seorang pelaku usaha, terlebih oleh pelaku bisnis
digital. Membangun etos dan spirit kewirausahaan tentu harus juga dilandasi
pemikiran jangka panjang, termasuk jaminan dari iklim usaha. Selain itu,
menumbuhkembangkan kewirausahaan dalam jangka panjang pada dasarnya tidak
bisa terlepas dari komitmen untuk membangun kualitas SDM yang mandiri dan
jika ini berhasil maka muaranya adalah membangun ekonomi dan sekaligus ini
bisa membangun generasi muda untuk berwirausaha mandiri.

3.3 Pengembangan Usaha Melalui Franchise Berbasis Digitalpreneurship


Diantara berbagai bentuk dan jenis usaha, Franchise merupakan salah
satunya. Bisnis franchise kini menjadi salah satu skema usaha yang semakin
populer di Indonesia. Menurut Peraturan Menteri Perdagangan No. 71 Tahun
2019, franchise atau waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang
perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha
dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan
dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan Perjanjian
Waralaba.
Berkaitan dengan konsep Digitalpreneurship, bisnis franchise juga harus
dilakukan dengan berdasarkan pada sikap dan sifat kewirausahaan, Terlepas dari
sifat franchise yang merupakan perjanjian mengikat untuk membagi suatu merek
dagang oleh suatu perusahaan kepada pengelola dibawahnya. Meskipun sudah
memilikii standar tersendiri, merek, citra dan sistem yang dalam perjanjian sudah
diatur, seorang pengelola franchise patut memiliki berbagai sifat dan sikap
seorang digitalpreneurship. Adapun beberapa sikap dan sifat digitalpreneurship
yang harus dimiliki oleh pengelola franchise diantaranya:
1. Menguasai internet dan seluk beluknya dengan baik, karena merupakan
lading atau sarana masuknya keuntungan komersial. Dalam hal ini,
seorang digitalpreneur hendaknya mengetahui sosial media, website,
hingga platform e-commerce. Sebagai pengelola franchise hendaknya
selalu melek dengan teknologi dengan mengikuti tren di masyarakat.

15
2. Memiliki jaringan yang luas untuk promosi dan pemasaran seluas-luasnya.
Sebagai pengelola franchise hendaknya dapat memiliki jaringan luas untuk
promosi produk agar produk dapat semakin dikenal oleh public.
3. Mampu menemukan peluang bisnis yang bak, mulai dari mengikuti tren
hingga memahami kebutuhan pasar. Seorang pengelola franchise agar
dapat menemukan peluang bisnis yang baik, dengan mengetahui peluang
bisnis, maka kebutuhan pasar dapat dipenuhi.
4. Menguasai pemasaran digital atau digital marketing untuk dapat
memasarkan produk dengan baik. Memasarkan melalui media sosial, e-
commerce, dan lainnya akan sangat berguna agar pemasaran tidak hanya
dilakukan dengan cara konvensional.
5. Kreatif, inovatif dan terus berkembang untuk dapat bersaing pada industri
digital.
6. Dapat berkolaborasi dengan baik dan membangun hubungan baik dengan
sekitar. Kolaborasi yang baik akan membuat bisnis franchise dapat
semakin berkembang ke arah yang lebih baik.

16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bisnis digital merupakan serangkaian aktivitas bisnis yang pelaksanaannya
mengkombinasikan aspek teknologi dalam pelaksanaannya. Bisnis digital
memiliki jenis dan bentuk yang bermacam-macam berikut dengan kekurangan
dan kelebihannya. Bisnis digital adalah sebuah jawaban daej kebutuhan akan
sisten bisnis yang munpuni dan mengikuti perkembangan jaman. Adapun bisnis
digital dspat meliputi e-commerce, marketplace, busnjs ad-based hingga bisnis
subscription. Kombinasi bisnis digital dspat diterapkan pada bisnis francise.
Francise merupakan aktivitas bisnis yang dijalankan dengan konsep perjanjian
kontrak antara 2 pihak, dimana salah satu pihak memberikan izin, merek, sistem
dan prosedurnya. Sementara pihak yang lain bertindak sebagai pengelola bisnis
francise. Aktivitas francise perlu ditunjang dengan sikap kewirausahaan atau
disebut dengan digitalpreneurship meliputi kemampuan menggunakan teknologi,
kemampuan bersosialisasi, jaringan komunikasi yang luas, mampu menemukan
peluang bisnis, kreatif, inovatif dan terus mampu berkembang serta berkolaborasi
dengan berbagai pihak.

4.2 Saran
Adapun beberapa saran yang daoat diberikan terkait dengan makalah ini
diantaranya:
1. Peneliti berikutnya mampu menelaah lebih lanjut mengenai bisnis digital
dan keterkaitannya dengan digitalpreneurship.
2. Peneliti selanjutnya dapat menjabarkan dengan lebih baik mengenais
bentuk bisnis francise dan kombinasinya dengan bisnis digital.

17
DAFTAR PUSTAKA
CIMB Niaga, 2022. Bisnis Franchise: Kenali Pengertian dan Keuntungannya.
Diakses dalam tautan:
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/bisnis/bisnis-franchise-kenali-
pengertian-dan-keuntungannya pada 19 Oktober 2022.
Karja, 2020. 4 Alasan Mengapa Seseorang Takut untuk Menjadi Entrepreneur.
Diakses dalam tautan: https://kumparan.com/karjaid/4-alasan-mengapa-
seseorang-takut-untuk-menjadi-entrepreneur-1tNDdlS5ZQk/3 pada 20
Oktober 2022.
Nugroho, Lucky., 2021. TREND KEWIRAUSAHAAN DI ERA DIGITAL
(DIGITAL PRENEUR).. Univesitas Mercu Buana.
Purwanto, Jeffry., 2017. Become a Successfull Entrepreneur. Universitas
Komputer Indonesia.
Siregar, Boyke., 2022. Jumlah Wirausaha di Indonesia Masih Minim,
Perekonomian Belum Ngegas. Diakses dalam tautan:
https://wartaekonomi.co.id/read416213/jumlah-wirausaha-di-indonesia-
masih-minim-perekonomian-belum-ngegas pada 19 Oktober 2022.
Siregar, Dodi., 2021. Mengenal Arti Digitalpreneur dan Tips Sukses
Menjalankannya. Diakses dalam tautan :
https://dodisiregar.id/digitalpreneur/ pada 19 Oktober 2022.

18

Anda mungkin juga menyukai