(INDUSTRIAL RELATIONS)
Makalah Ini Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata KuliahManajemen Sumber
Daya Mansuia
Disusun Oleh :
Fadhel Muhammad
Muhammad Hanis Sadikin
Muhammad Ramdhani Rukmawan
1203130095
1203130097
ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
Hubungan Industrial
Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan berkah dan
hidayahnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul HUBUNGAN
INDUSTRIAL dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. makalah ini dibuat
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah manajemen sumber daya manusia
(MSDM).
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan
kesempatan diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
perkenankanlah penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran dan terselesaikannya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu penyusun berharap saran maupun kritik demi penyempurnaan makalah ini.
Walaupun masih jauh dari sempurna penyusun berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandung, 3 Mei
2015
Penyusun,
Hubungan Industrial
Page 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....................................................................................................i
Daftar isi ................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................................4
1.2
Rumusan Masalah...............................................................................5
PENDEKATAN
STUDI
HUBUNGAN
INDUSTRIAL
11
2.5.1.
2.5.2.
Pendekatan
Pendekatan
Keseragaman
atau
Kesatuan
Keragaman
(Pluralist
Approach)
2.6.
SARANA-SARANA
DALAM
HUBUNGAN
12
Hubungan Industrial
Page 3
INDUSTRIAL
2.7.
PRODUK
HUBUNGAN
INDUSTRIAL
INDONESIA
15
Hubungan Industrial
Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen sumber daya manusia (Menurut Henri simamora) adalah
cara pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan
pengelolaan terhadap individu anggota organisasi / kelompok pekerja yang
menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan,
personalia, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,
kompensasi karyawan, dan hubungan perburuhan yang mulus. Sumber daya
manusia
merupakan
faktor
yang
sangat
berharga,
maka
perusahaan
hubungan
pekerja
dengan
pengusaha,
berbagai
macam aturan
Hubungan Industrial
Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
Hubungan Industrial
Page 6
Hubungan Industrial
Page 7
Hubungan Industrial
Page 8
perusahaan.
Perusahaan merupakan sumber penghasilan bagi banyak orang.
Pengusaha dan pekerja mempunyai hubungan fungsional dan masing-masing
mempunyai fungsi yang berbeda dalam pembagian kerja atau pembagian
tugas
4. Pengusaha dan pekerja merupakan anggota keluarga perusahaan.
5. Tujuan pembinaan hubungan industrial adalah menciptakan ketenangan
berusahan dan ketentraman bekerja supaya dengan demikian dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan.
6. Peningkatan produktivitas perusahaan
harus
dapat
meningkatkan
Hubungan Industrial
Page 9
Pekerja/Serikat
Pekerja
Menjalankan
pekerjaan
sesuai
Hubungan Industrial
Page 10
Hubungan Industrial
Page 11
struktur
seragam
dan
kerjasama
dalam
organisasi
yang
Hubungan Industrial
Page 12
Hubungan Industrial
Page 13
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Hubungan Industrial
Page 14
melalui
perubahan
dalam
struktur
pengambilan
keputusan
Hubungan Industrial
Page 15
Untuk
mewujudkan
hal
tersebut
diperlukan
sarana
Hubungan Industrial
Page 16
industrial
6. Peraturan Perusahaan
7.
Perjanjian Kerja Bersama
8.
Perjanjian Kerja Khusus
a) Lembaga Kerja Sama Bipartit
Lembaga Kerjasama Bipartit adalah suatu badan ditingkat usaha
atau unit produksi yang dibentuk oleh pekerja dan pengusaha. Setiap
pengusaha yang mempekerjakan 50 (lima puluh) orang pekerja atau
lebih dapat membentuk Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit dan
anggotaanggota yang terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang
ditunjuk berdasarkan kesepakatan dan keahlian.
LKS Bipartit berfungsi sebagai forum komunikasi, konsultasi dan
musyawarah dalam memecahkan permasalahan ketenagakerjaan pada
perusahaan guna kepentingan pengusaha dan pekerja.
b)
Hubungan Industrial
Page 17
d) Organisasi Pengusaha
Organisasi pengusaha berhak dibentuk oleh para pengusaha, seperti
Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Visi APINDO yaitu
terciptanya iklim usaha yang baik bagi dunia usaha dan misinya adalah
meningkatkan hubungan industrial yang harmonis terutama ditingkat
perusahaan, merepresentasikan dunia usaha Indonesia di lembaga
ketenagakerjaan, dan melindungi, membela dan memberdayakan
seluruh pelaku usaha khususnya anggota. Untuk menjadi anggota
APINDO
perusahaan
dapat
mendaftar
di
Dewan
Pengurus
Hubungan Industrial
Page 18
f) Peraturan Perusahaan
Peraturan Perusahaan adalah suatu peraturan yang dibuat secara
tertulis yang memuat ketentuanketentuan tentang syaratsyarat kerja
serta tata tertib perusahaan.
dasar
organisasi
tersebut.
Perburuhan,
Undang-Undang
No.
tahun
2004
tentang
Hubungan Industrial
Page 19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara
para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur
pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Hubungan industrial pada dasarnya menitik beratkan pada hak dan kewajiban
diantara pekerja/buruh dan pengusaha. Diatur dalam konvensi-konvensi
internasional dan aturan-aturan yang berlaku di negara Indonesia.
3.2 SARAN
Diharapkan hubungan yang terjalin antara pekerja dan pengusaha dalam
aturan-aturan yang berlaku di Indonesia dapat benar-benar berjalan,tidak memihak
pada golongan pengusaha yang sering terjadi dimana para pekerja berdemonstrasi
akibat dari para pengusaha melakukan tindakan diluar kesepakat.
Hubungan Industrial
Page 20
DAFTAR PUSTAKA
1. Yunus Shamad, Hubungan Industrial di Indonesia, 1995, Jakarta, Bina
Sumber Daya Manusia
16
Hubungan Industrial
Page 21
17