Anda di halaman 1dari 21

KOMUNIKASI BISNIS

Komunikasi Lintas Budaya Terhadap MEA(Masyarakat Ekonomi ASEAN)

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi
Bisnis Tahun Ajaran 2015/2016

Disusun Oleh :
Arni Riani

0114103017

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karuniaa-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun penyusunan makalah ini belum belum
begitu sempurna tetapi penulis berusaha untuk menghasilkan yang terbaik. Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 20 Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
1.1

Latar Belakang ............................................................................................... 4

1.2

Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

1.3

Tujuan ............................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 6


2.1

Penipuan Komputer ........................................................................................ 6

2.1.1

Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya ........................................ 6

2.1.2

Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya ....................................... 6

2.1.3

Memahami Budaya dan Perbedaannya ................................................... 8

2.1.4

Komunikasi Dengan Orang Berbudaya Asing ........................................ 9

2.2
Sekilas Tentang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)/ Asean Economy
Comunity (AEC) ..................................................................................................... 14
2.2.1

Komunikasi Bisnis Dalam Menghadapi MEA ...................................... 14

2.2.2
Contoh Kasus Negara Yang Dapat Menjalin Hubungan Meskipun
Memiliki Budaya Yang Berbeda ......................................................................... 17
BAB III ....................................................................................................................... 19
PENUTUP .................................................................................................................. 19
3.1

Kesimpulan ................................................................................................... 19

3.2

Saran ............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Semakin
semakin

semaraknya

komunikasi

pesatnya perkembangan

Disamping

itu,

dan

juga

lintas

teknologi

budaya

informasi

tak
dan

lepas

dari

komunikasi.

semakin terbukanya kesempatan masuknya berbagai

kegiatan bisnis dari satu negara ke negara lain, sehingga menjadikan komunikasi
bisnis lintas budaya menjadi pokok bahasan yang semakin menarik.
Dalam hal ini dibahas berbagai hal yang berkaitan dengan komunikasi bisnis
lintas budaya yang membahas mengenai pengertian kominikasi bisnis lintas
budaya

dan

arti pentingnya bagi para pelaku bisnis, khususnya dengan adanya

program MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) saat ini.


Mengingat komunikasi bisnis lintas budaya ini berhubungan dengan negara lain yang
memiliki budaya, bahasa, adat istiadat, nilai nilai, kepercayaan yang berbeda
beda, dibahas pula hambatan atau kendala apa yang muncul dalam komunikasi lintas
budaya tersebut.
MEA bukan ancaman melainkan peluang besar Memperhatikan tahap demi
tahap (step by step) atas apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi MEA
merupakan hal yang sangat penting. Pertama, perbaharui pola pikir (mindset) kita
bahwa terkait dengan bagaimana perspektif kita melihat MEA 2015. Hindari
anggapan bahwa MEA ini seolah-olah portal hitam yang apabila kita masuk ke
dalamnya, kita akan mendapatkan kesengsaran dan kesulitan. Sebaliknya, berpikirlah
rasional bahwa MEA adalah jendela menuju masa depan yang lebih baik sehingga

kita merasa termotivasi untuk menjalaninya. Lalu cobalah memikirkan suatu hal yang
dapat kita lakukan untuk membuat negeri ini ada dan berada di era MEA nanti.
Sampai akhirnya kita mengindahkan bahwa untuk mencapai tujuan keberhasilan
menghadapi MEA saat ini bukan lagi soal persiapan, tetapi tindakan nyata!
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Hubungan Komunikasi bisnis lintas budaya dengan MEA?
2. Bagaimana Berkomunikasi Dengan Orang Berbudaya Asing ?
3. Bagaimana Komunikasi Budaya dalam Merespon AEC/MEA ?
1.3 Tujuan
Untuk menyelesaikan salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Informasi
Akuntansi.
Mengetahui lebih jelas tentang bagaimana Hubungan Komunikasi Lintas
Budaya dengan MEA (Masyarakat Ekonmi ASEAN) .

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penipuan Komputer


2.1.1

Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya


Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan

dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan


memperhatikan faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah, atau negara.
Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-mata budaya asing
(internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai
daerah dalam wilayah suatu negara.
Apabila pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah
lain atau negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut
menjadi sangat penting artinya, termasuk bagaimana memahami produkproduk musiman di suatu negara, agar tidak terjadi kesalahan fatal yang dapat
mengakibatkan kegagalan bisnis.
.

2.1.2 Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya


Sudah
manajemen
globalisasi

saatnya

para

pengambil

puncak, mengantisipasi
sejak

dini.

era

keputusan,
perdagangan

khususnya
bebas

dan

Era yang ditandai dengan semakin meluasnya

berbagai produk dan jasa termasuk teknologi komunikasi ini, menyebabkan


pertukaran informasi dari suatu negara ke negara lain semakin leluasa,
sehingga seolah dunia tidak terikat dengan sekat sekat yang membatasi
wilayah suatu negara. Dalam menyikapi era perdagangan bebas dan

globalisasi, perusahaan-perusahaan besar mencoba

melakukan bisnis

secara global.
Pada umumnya, perusahaan- perusahaan besar yang beroperasi
di tanah air baik di bidang manufaktur, eksplorasi, maupun jasa,
menggunakan beberapa konsultan asing untuk membantu mengembangkan
perusahaan mereka, begitupun sebaliknya. Dengan melihat perkembangan
atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya menjadi sangat
penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis diantara mereka.
Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua
orang atau lebih dalam melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui
tulisan maupun tulisan. Dengan semakin terbukanya peluang perusahaan
multinasional masuk ke wilayah suatu negara dan didorong dengan
semakin

pesatnya perkembangan

informasi,

maka

pada

teknologi

komunikasi

dan

saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis

lintas budaya menjadi semakin penting artinya.

2.1.3

Memahami Budaya dan Perbedaannya


Definisi Budaya
Budaya dapat didefinisikan bermacam-macam tergantung pada

sudut pandang stiap ahli. Berikut ini adalah beberapa definisi tentang budaya.
a. Menurut

Lehman,

Himstreet

dan

Baty, Budaya

diartikan

sebagaim sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat


mereka sendiri. Pengalaman hidup masyarakat tentu saja sangatlah
banyak dan variatif, termasuk di dalamnya bagaimana perilaku dan
keyakinan atau kepercayaan masyarakat itu sendiri.
b. Menurut

Hofstede, budaya diartikan

sebagai pemrograman

kolektif atas pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu


kategori orang dari kategori lainnya. Dalam hal ini yang menjadi kata
kunci budaya adalah pemrograman kolektif yang menggambarkan
suatu proses yang mengikat setiap orang segera setelah kita lahir di
dunia ini. Sebagai contoh, di Jepang karika seorang bayi baru lahir,
untuk beberapa tahun awal si bayi tidur di kamar orang tuanya.
Sedangkan di Inggris dan Amerika, bayi yang baru lahir ditempatkan
di kamar yang berbeda beberapa minggu atau bulan kemudian.
c. Menurut Bovee dan Thill, budaya adalah system sharing atas simbolsimbol, kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan, dan norma-norma
untuk berperilaku. Dalam hal ini, semua anggota dalam budaya
memiliki asumsi-asumsi tersebut. Beberapa budaya ada yang dibentuk
dari berbagai kelompok yang berbeda-beda dan terpisah, tetapi ada
juga

yang

memiliki

kecenderungan

homohgen. Kelompok

berbeda (distinct group) yang ada dalam wilayah budaya mayoritas


lebih tepat dikatakan sebagai subbudaya (subcultures). Indonesia
adalah sebuah contoh negara yang memiliki subbudaya yang sangat
beragam baik etnis maupun agama.
8

Hal

ini

berbeda

dengan

Jepang

yang

hanya memiliki beberapa subbudaya dan cenderung

bersifat homogen.
d. Menurut Murphy dan Hildebrandt, budaya diartikan sebagai tipikal
karakteristik perilaku dalam suatu kelompok. Pengertian tersebut juga
mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan nonverbal dalam suatu
kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok tersebut dan
cenderung unik atau berbeda dengan yang lainnya.
e. Menurut

Mitchel,

budaya

merupakan

seperangkat

nilai-nilai

inti, kepercayaan, standar, pengetahuan, moral, hukum, dan perilaku


yang disampaikan oleh individu-individu dan masyarakat, yang
menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan
memandang dirinya serta orang lain. Budaya suatu masyarakat
disampaikan dari generasi ke generasi dan aspek-aspek seperti bahasa,
kepercayaan/keyakinan, adat, dan hukum, akan saling berkaitan dan
membentuk pandangan masyarakat akan otoritas, moral, dan etika.
Pada akhirnya budaya akan bermanifestasi
seseorang

menjalankan

ke

dalam

bagaimana

bisnis, menegosiasikan kontrak atau

menangani hubungan bisnis potensial.

2.1.4 Komunikasi Dengan Orang Berbudaya Asing


Belajar tentang Budaya
Ketika merencanakan untuk melakukanbisnis dengan orang yang
memiliki budaya berbeda, seseorang akan dapat berkomunikasi secara efektif
bila ia telah mempelajari budayanya. Lagipula, ketika merencanakan untuk
tinggal di negara lain, ia tentunya juga sudah mempersiapkan bahasa
yang

harus dikuasainya. Di samping itu,

alangkah

baiknya orang tersebut juga

ketika tinggal di negara lain

sedikit banyak mengenal budaya

maupun adat istiadat yang berlaku di negara tersebut. Bahasa asing tentunya
tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat. Namun, memulai mengenal
9

beberapa kata bahasa asing untuk suatu pergaulan di lingkungan bisnis


merupakan langkah baik yang senantiasa perlu dikembangkan. Selain belajar
bahasa, anda juga harus membaca buku dan artikel tentang budaya asing
tersebut, dan selanjutnya menanyakan secara langsung kepada mitra bisnis
Anda.
Usahakan agar Anda berkonsentrasi belajar pada masalah-masalah
yang berkaitan dengan sejarah budaya, agama, politik, nilai-nilai, dan adat
istiadat.

Berikut

ini

adalah

contoh kasus komunikasi

lintas budaya

ketika melakukan perjalanan ke suatu negara:


a. di Spanyol, orang berjabat tangan paling lama antara lima
sampai dengan tujuh ayunan; melepas jabat tangan segera
dapat diartikan sebagai suatu bentuk penolakan. Di Perancis,
orang berjabat tangan cukup dengan hanya sekali ayunan atau
gerakan.
b. Jangan memberikan hadiah minuman-minuman beralkohol di
negara-negara Arab.
c. Di Pakistan atau negara-negara yang berpenduduk mayoritas
Muslim, jangan heran kalau di tengah-tengah suatu pertemuan
bisnis mereka minta izin keluar untuk menunaikan ibadah
sholat karena setiap Muslim wajib sholat lima kali sehari.
d. Anda dianggap menghina tuan rumah jika Anda menolak
tawaran makanan, minuman atau setiap bentuk kebaikan di
negara-negara Arab. Namun, anda juga jangan cepat-cepat
menerima segala bentuk tawaran tersebut. Kalau mau menolak
suatu tawaran, tolaklah dengan cara-cara sopan.
e. Tekankan usia perusahaan Anda ketika berhubungan bisnis
dengan pengusaha di Jerman, Belanda, dan Swiss.

10

Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Lintas Budaya


Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang budaya
tertentu

sebenarnya merupakan

suatu

cara

yang

baik

untuk

menemukann bagaimana mengirim dan menerima pesan-pesan lintas budaya


secara efektif. Namun, perlu diingat dua hal penting, yaitu pertama, jangan
terlalu yakin bahwa seseorang akan dapat memahami budaya orang lain
secara utuh atau sempurna. Kedua, jangan mudah terbawa kepada pola
generalisasi terhadap perilaku seseorang dari budaya yang berbeda.
Mempelajari keterampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan
membantu seseorang beradaptasi dalam setiap budaya, khususnya jika
seseorang berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.
Berikut ini adalah beberapa petunjuk atau tips yang diperlukan
seseorang ketika berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya
berbeda.
a. Asumsikan

berbeda

hingga

suatu

persamaan

telah

terbukti.

Jangan berasumsi bahwa orang lain memiliki pandangan sama sampai


benar-benar menjadi kenyataan.
b. Berani mengambil tanggung jawab saat berkomunikasi. Jangan
berasumsi bahwa ini adalah pekerjaan orang lain untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
c. Tidak memberi pendapat. Belajar mendengar suatu cerita yang utuh
dan terimalah perbedaan dengan tanpa memberikan pendapat atau
penilaian tentang mereka.
d. Tunjukkan suatu penghargaan. Belajar bagaimana suatu penghargaan
itu dikomunikasikan melalui suatu gerak isyarat, kontak mata, dan
sejenisnya dalam berbagai budaya yang berbeda.
e. Empati. Sebelum menyampaikan suatu pesan, cobalah untuk
membayangkan perasaan orang lain bagaimana dan mengapa
berkomunikasi.

11

f. Menahan

sikap

ambiguitas/mendua.

Belajar

untuk

mengendalikan kekecewaan pada situasi yang membingungkan.


g. Jangan melihat sesuatu yang superfisial. Jangan diganggu dengan
sesuatu

seperti

pakaian,

penampilan,

atau

ketidaknyamanan

lingkungan.
h. Sabar dan tekun. Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain
yang memiliki budaya berbeda, jangan mudah menyerah.
i. Mengenal bias budaya Anda sendiri. Belajar untuk mengidentifikasi
ketika asumsi Anda berbeda dengan orang lain.
j. Fleksibel/luwes.

Siap

mengubah

kebiasaan

atau

sikap

Anda

ketika berkomunikasi dengan orang yang memiliki budaya berbeda.


k. Tekankan hal-hal yang biasa. Carilah kesamaan untuk menjalin suatu
kerja sama.
l. Mengirim pesan yang jelas. Membuat sinyal verbal dan nonverbal
yang jelas dan konsisten.
m. Tingkatkan kepekaan budaya Anda. Belajar tentang berbagai
kebiasaan dan

praktik,

sehingga

seseorang

perlu

waspada

terhadap potensi munculnya salah komunikasi.


n. Bersifat individual. Berkomunikasi dengan setiap orang sebagai
individu bukanlah mewakili kelompok lain.
o. Belajar secara langsung. Investigasi setiap budaya, sehingga Anda
tahu kapan mengirim suatu pesan dengan cara langsung atau tidak
langsung.
p. Memperlakukan

tafsiran

Anda

sebagai

hipotesis

kerja.

Saat

Anda memahami budaya asing, berhati-hatilah terhadap umpan


balik yang dilakukan si penerima pesan.

12

Negosiasi Lintas Budaya

Moran, Stahl & Boyer Internasional, sebuah perusahaan yang bergerak


di bidang pelatihan lintas budaya (cross-cultural training), membedakan
budaya dalam dua kelompok yaitu budaya permukaan (surface culture)
seperti makanan, liburan, gaya hidup, dan budaya tinggi (deep culture), yang
terdiri atas sikap dan nilai-nilai yang menjadi dasar budaya tersebut. Orang
yang berasal dari budaya yang berbeda sering kali mempunyai pendekatan
negosiasi yang juga berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu ketidaksetujuan
pun bervariasi. Contohnya, negosiator dari Amerika Serikat cenderung
relative impersonal dalam melakukan negosiasi. Mereka melihat tujuan
mereka dalam sudut pandang ekonomi dan biasanya mereka menganggap
unsur kepercayaan penting di antara mereka.
Sebaliknya, para negosiator dari Cina dan Jepang lebih suka pada
suasana hubungan sosial. Jika ingin berhasil bernegosiasi, Anda sebaiknya
bersikap bersabar dan menguasai bagaimana hubungan personal (pribadi) di
Cina. Anda harus dapat menumbuhkan hubungan personal sebagai dasar
membangun kepercayaan dalam proses negosiasi.
Di Perancis, hubungannya relatif kurang personal dan menyukai
suasana yang formal dan dimulai dengan unsur ketidakpercayaan kepada
pihak lain. Negosiator dari budaya yang berbeda mungkin menggunakan
teknik pemecahan masalah dan metode pengambilan keputusan yang berbeda.
Jika mempelajari budaya partner Anda sebelum bernegosiasi, Anda akan lebih
mudah dalam memahami pandangan mereka. Lebih lanjut, menunjukkan
sikap luwes, hormat, sabar dan sikap bersahabat akan membawa pengaruh
yang baik bagi proses negosiasi yang sedang berjalan, yang pada akhirnya
dapat menemukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.

13

2.2 Sekilas Tentang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)/ Asean Economy


Comunity (AEC)
Pengertian MEA Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah sebuah sistem
perdagangan bebas antar Negara anggota ASEAN. Jadi pada sistem ini dihilangkan
bea cukai dan negara-negara lain bebas dalam memasukan barangnya.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 (bahasa Inggris: ASEAN Economic
Community (AEC)) adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi
perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN.[1] Seluruh negara anggota ASEAN
telah menyepakati perjanjian ini. MEA dirancang untuk mewujudkan Wawasan
ASEAN 2020. Wikipedia
Para anggota ASEAN termasuk Indonesia telah menyepakati suatu perjanjian
Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut. MEA adalah istilah yang hadir dalam
indonesia tapi pada dasarnya MEA itu sama saja dengan AEC atau ASEAN
ECONOMIC COMMUNITY. Kerjasama ekonomi ASEAN mengarah kepada
pembentukan komunitas ekonomi ASEAN sebagai suatu integrasi ekonomi kawasan
ASEAN yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi. MEA

yang akan

diberlakukan pada Desember 2015, bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan


ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya.

2.2.1

Komunikasi Bisnis Dalam Menghadapi MEA


Secara umum dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis


yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal
maupun nonverbal. Sebagai awal bahasan dalam komunikasi bisnis, maka
akan dibahas antara lain bentuk dasar komunikasi yang mencakup komunikasi
verbal

dan

nonverbal,

proses

14

komunikasi,

sebab-sebab

timbulnya

kesalahpahaman dalam komunikasi, dan bagaimana cara memperbaiki atau


meningkatkan komunikasi.
Untuk komunikasi yang baik, kita harus memperhatikan hal-hal
berikut :
1. Setiap komunikasi di dalam menghadapi MEA, apakah itu tertulis atau
lisan, harus disusun secara logis
2. Cara komunikasi yang benar
3. Komunikasi harus jelas dan ringkas
4. Komunikasi harus sopan
5. Umpan balik adalah komponen integral dari komunikasi.
6. Mencoba

menggunakan

lebih

banyak

Anda

daripada

Saya.pendengar atau penerima pesan harus diberi arti penting.


7. Menjadi pendengar yang aktif.
8. Fakta-fakta harus tidak menjadi parsial, fakta-fakta harus lengkap.
9. Fakta-fakta harus baru dan tidak ketinggalan jaman.
Di samping pokok-pokok dari proses komunikasi ini seseorang juga
harus mau mengatasi rintangan-rintangan yang dapat mempengaruhi
proses komunikasi.
Bagaimana

caranya

Komunikasi

Bisnis

yang

efektif

dalam

menghadapi MEA?
1. Tingkah laku moral/etika
2. meningkatkan komunikasi
3. memperluas jaringan dan target pasar
4. membidik segmentasi pasar
5. menetapkan target pasar tidak hanya di dalam negri
6. Menguasai bahasa asing
Dengan diberlakukannya MEA, para pengusaha, termasuk pengusaha
kecil dan menengah bisa mengekspor produknya antar negara ASEAN.

15

Itu berarti, pelaku UKM harus menyiapkan diri menghadapi MEA 2015.
Para pelaku UKM banyak yang belum paham soal perang pasar global
ini. Jika tahu, mereka cenderung paranoid untuk menghadapinya.
SeputarUKM merangkum beberapa tips UKM untuk menghadapi MEA
2015. Apa saja itu?
Inovasi dan kreatif
Pertama, para pelaku UKM harus menciptakan produk dan
pemasaran yang berbeda, dengan cara inovasi dan daya kreatif
mereka. Ketika gong MEA 2015 resmi diberlakukan pelaku UKM
mau tidak mau menghadapi persaingan ketat dengan segala produk
dari negara-negara ASEAN lainnya. Inovasi dan kreatifitas
dilakukan untuk mengantisipasi dan proteksi supaya tak terjadi
pemasaran dan produksi yang monoton.
Wawasan untuk pelaku UKM
Pemerintah perlu memberi wawasan dan pengetahuan kepada
pelaku UKM tentang bisnis untuk menghadapi MEA 2015.
Kegiatan ini bisa dilakukan melalui pameran dan seminar.
Tujuannya, pelaku UKM dapat menggerakan bisnisnya sendiri
dengan baik dan benar. Selain itu, pelaku UKM perlu ikut
pelatihan kewirausahaan, dan bertukar pikiran sesama pengusaha.
Mitra bisnis
Relasi itu penting. Membangun kemitraan dengan para
pengusaha nasional dan pelaku UKM perlu untuk memecahkan
masalah soal UKM bersama-sama. Selain itu, membangun
kekuatan bersama para pengusaha nasional juga bisa memecahkan
masalah permodalan, pemberdayaan, dan pasar.
Sosialisasi

16

Sosialisasi di berbagai media, baik media cetak, elektronik, dan


online, bisa membuat produk UKMmenjadi makin dikenal
masyarakat. Promosi ini diperlukan untuk menambah populernya
produk UKM, tidak hanya di pasar nasional tapi juga internasional.

2.2.2

Contoh Kasus Negara Yang Dapat Menjalin Hubungan Meskipun


Memiliki Budaya Yang Berbeda

Hubungan Bilateral Antara Indonesia-Jepang

Menteri Perdagangan Indonesia, Gita Wirjawan mengadakan


pertemuan dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, Yukio
Edano, di sela penyelenggaraan ASEAN ke-19 di Nusa Dua, Bali, Jumat 18
November 2011. Dalam pertemuan itu, kedua menteri membicarakan
perkembangan hubungan ekonomi dan perdagangan regional. Antara lain
perkembangan ASEAN dan integrasi ekonomi Asia Timur serta isu
perdagangan bilateral kedua negara. Seperti UU Nomor 4 Tahun 2009,
tentang Mineral dan Batubara serta kasus tuduhan dumping atas produk Cold
Rolled Coil/ Sheet yang diimpor dari Jepang.
Jepang menyampaikan pendapat dengan membentuk tiga working
group yang terdiri atas working group on Trade in goods, trade in services dan
investment. Ini untuk mempercepat pembentukan Comprehensive Economic
Partnership in East Asia (CEPEA), mengenai perkembangan ASEAN dan
kemitraan ekonomi Asia Timur.
Hal lain, Jepang juga menegaskan kembali dukungannya dalam bentuk
partisipasi lembaga riset Economic Research Institute for ASEAN and East
Asia (ERIA) dalam studi-studi yang dilakukan ASEAN serta meminta
ASEAN, termasuk Indonesia, agar juga dapat memberikan dukungan kepada
ERIA.
17

Terkait dengan UU Mineral dan Batubara (Minerba), Menteri Yukio


menyampaikan keprihatinannya agar Indonesia dapat terus memberikan
peluang bagi Jepang untuk dapat melakukan impor bahan mentah khususnya
produk mineral dan batubara.
Sementara itu, Menteri Gita Wirjawan meyakinkan kepada Jepang
bahwa terbentuknya Undang-Undang Minerba sebagai upaya Indonesia untuk
mengembangkan industri hilir mineral dan batu bara di dalam negeri yang
akan dimulai pada 2014.
"Sektor hilir produk mineral dan batu bara di Indonesia akan menjadi
sektor yang sangat atraktif bagi investor asing, termasuk perusahaan Jepang
untuk berpartisipasi di Indonesia," kata Gita.
Untuk kasus tuduhan dumping atas produk Cold Rolled Coil/Sheet
asal Jepang, pihak Jepang mengharapkan agar produk Cold Rolled Coil/Sheet
Jepang dapat dikeluarkan dari proses investigasi.
Menjawab hal ini, Menteri Gita menyampaikan bahwa saat ini otoritas
Indonesia sedang dalam proses pelaksanaan investigasi dan hasil investigasi
tersebut akan segera disampaikan.
Pada akhir pertemuan, Mendag juga menyampaikan apresiasi dan
harapannya agar Jepang dapat memberikan lebih banyak kesempatan bagi
warga negara Indonesia untuk melakukan studi ke Jepang. Hal ini
dimaksudkan sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia.
Menanggapi hal ini, Menteri Yukio menyatakan akan mengakomodasi
permintaan Indonesia dan akan menyampaikan hal ini kepada institusi terkait
di Jepang.

18

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa Komunikasi Lintas Budaya


Terhadap MEA sangatlah penting bagi perusahaan dan organisasi juga negara .
Secara umum dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi
bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup
berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal maupun
nonverbal. Sebagai awal bahasan dalam komunikasi bisnis, maka akan dibahas
antara lain bentuk dasar komunikasi yang mencakup komunikasi verbal dan
nonverbal, proses komunikasi, sebab-sebab timbulnya kesalahpahaman dalam
komunikasi, dan bagaimana cara memperbaiki atau meningkatkan komunikasi.
Untuk komunikasi yang baik , kita harus memperhatikan setiap komunikasi di
dalam menghadapi MEA, apakah itu tertulis atau .

lisan, harus

disusun secara logis.


Dari contoh kasus di makalah dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan
kerjasama bilateral antar negara dengan budaya berbeda dapat terjadi atas dasar
saling ketergantungan (dipendecia).
Selain itu, adanya sikap saling terbuka antar negara yang menciptakan
persahabatan yang kemudian memicu kerjasama bisnis. Kerjasama bisnis antar
negara dapat terjalin apabila setiap negara menghargai etika, nilai, hukum yang
berlaku di setiap negara.

19

3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul proposal ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya proposal ini dan penulisan
makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga proposal ini berguna
bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

20

DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/documents/makalah-komunikasi-lintasbudaya.html

http://dokumen.tips/documents/komunikasi-bisnis-lintas-budaya.html

http://rizkyagustian89.blogspot.co.id/2015/12/komunikasi-bisnisterhadap.html

http://www.ilmuekonomi.net/2015/12/pengertian-masyarakatekonomi-asean-mea-dan-kesiapan-Indonesia-menghadapi-mea2015.html

http://tumbuhberbagidiridhoi.blogspot.co.id/2012/02/urgensikomunikasi-antar-budaya-dalam.html

https://www.academia.edu/9134807/Komunikasi_Bisnis_Lintas_Berb
udaya

21

Anda mungkin juga menyukai