Anda di halaman 1dari 3

MEKANISME PERDAGANGAN DI PASAR MODAL

Pasar modal tak ubahnya seperti pasar ternak atau pasar sayur, yang membedakan di pasar
modal yang diperdagangkan bukan kambing atau cabe keriting, namun ‘modal’. Dan, tata cara
perdagangan saham di pasar modal, melalui bursa efek, sebetulnya secara prinsip tidak berbeda dengan
perdagangan di pasar yang kita kenal sehari-hari.
Sebagaimana istilahnya, pasar modal adalah pasar dimana terjadi transaksi “modal”, yaitu
instrumen keuangan jangka panjang, seperti saham dan obligasi. Biasanya, yang sering ditransaksikan
melalui bursa efek adalah saham. Sementara obligasi lebih lazim diperdagangkan di luar bursa melalui
pasar OTC.
Pasar Modal Adalah Sebuah Pasar
Pasar dalam pengertian sehari-hari, seperti pasar sayur, adalah tempat dimana penjual dan
pembeli memperdagangkan sayur. Sama dengan halnya dengan pasar modal atau pasar saham, adalah
tempat bertemunya penjual dan pembeli modal atau saham, dalam hal pasar saham. Penjual saham
adalah pihak yang membutuhkan modal (uang), biasanya perusahaan. Sementara pembeli saham adalah
pemodal yang ingin menginvestasikan uangnya.
Sama halnya dengan pasar sayur yang memiliki sarana khusus untuk berdagang, misalnya Pasar
Induk Kramat Jati yang dimiliki dan diselanggarakan oleh PD Pasar Jaya,  maka perdagangan saham di
Indonesia juga memiliki tempat dan sarana khusus untuk melakukan transaksi yaitu di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Jika perdagangan sayur di Pasar Kramat Jati diatur oleh PD Pasar Jaya, misal syarat
menjadi pedagang, syarat menjadi pemasok, jenis dan kulaitas  sayur yang boleh diperdagangkan, jam
buka pasar, dan lain-lain, maka Bursa Efek Indonesia juga melakukan hal serupa.

Bursa Efek Indonesia


BEI mengatur dan menyelenggarakan transaksi saham. Mengacu pada regulasi pemerintah,
BEI mengatur jenis instrumen yang boleh diperdagangkan, Perusahaan seperti apa saja yang boleh
mendaftarkan (atau “memasok” saham), dan bagaimana syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi
sebelum saham tertentu bisa didaftarkan dan diperdagangkan di BEI. BEI juga mengatur siapa saja
pedagang yang boleh berdagang di BEI — dikenal sebagai Perantara Pedagang Efek, yang merupakan
sebuah perusahaan sekuritas/broker.
Jadi tidak semua orang atau institusi yang bisa bertransaksi langsung di BEI, hanya perusahaan
sekuritas yang telah diberikan ijin oleh BEI. Pemodal lain  harus melakukannya melalui perusahaan
sekuritas, termasuk kita orang-perorangan yang ingin berinvestasi dan melakukan transaksi saham di
BEI.  Ibaratnya, BEI adalah pasar buat pedagang kulakan (wholsesale) yang terdaftar saja. Pihak lain
termasuk pembeli ketengan, harus nitip jual atau beli lewat pedagang kulakan terdaftar tersebut, yang
dalam konteks BEI adalah perusahaan sekuritas terdaftar.
BEI juga menerapkan aturan-aturan penyelenggaraan pasar, seperti jam buka,
metode perdagangan, satuan perdagangan (lot), dan lain-lain.
Di masa lalu, bursa efek seperti BEI (d/h BEJ), tidak ubahnya seperti pasar Kramat Jati, dimana
para pedagang (trader) berseliweran di lantai bursa dan bertransaksi satu sama lain dengan menuliskan
penawaran masing-masing di papan yang terpasang di sekeliling dinding bursa. Kemudian, bursa
dimodernisasi dengan mengenalkan sistem komputer pada tahun 1995 namun masih terbatas pada
lanta bursa.Sejak sepuluh tahun yang lalu, perdagangan saham di BEI telah sepenuhnya dikomputerisasi
dan transaksi dapat dilakukan di mana pun selama memiliki akses ke sistem BEI (remote trading). Lantai
bursa secar fisik pun sudah tidak ada lagi. Ini ibaratnya, perdagangan sayur tidak lagi dilaksanakan di
Pasar Kramat Jati, akan tetapi melalui fasilitas e-commerce seperti Lazada, Tokopedia, dan lain-lain.
”perdagangan saham sepenuhnya scriptless jadi sudah tidak ada lagi sertifikat saham secara fisik
ditransaksikan“
Perlu diingat, bahwa perdagangan saham sepenuhnya scriptless jadi sudah tidak ada lagi
sertifikat saham secara fisik ditransaksikan. Jadi setiap investor membuka “rekening saham” melalui
perusahaan sekuritas terdaftar, yang selanjutnya akan membukakan rekening buat kita di KSEI. Persis
seperti kita membuka rekening tabungan di Bank.
Jadi, ada BEI sebagai institusi yang mengatur dan meyelenggarakan perdagangan saham, ada
perusahaan sekuritas yang menjadi pedagang perantara, dan tentu ada investor/pemodal yang
berinvestasi di bursa, melakukan jual dan beli saham. Pihak apa lagi yang terlibat dalam perdagangan
saham?

Kustodian Sentral (KSEI)


Kustodian sentral adalah bagian penting dalam proses transaksi saham. Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI) bertanggung jawab dalam menyimpan dan mengadministrasikan saham-saham para
pemodal. Ibaratnya, KSEI adalah perusahaan yang mengelola gudang sayur dimana semua pembeli dan
penjual menyimpang sayurnya di gudang tersebut. Jadi, sebagai pihak yang mengadministrasikan dan
menyimpan saham-saham yang diperdagangkan, para Pedagang Perantara Efek (perusahaan sekuritas)
memiliki rekening di KSEI. Dapat juga dianalogikan seperti bank-bank yang memiliki rekening di bank
sentral (BI).

Kliring dan Penjaminan (KPEI)


Kemudian adalah lembaga kliring dan penjaminan, di pasar saham indonesia dikenal sebagai
KPEI. Apa fungsi lembaga kliring seperti KPEI ini? Bayangkan jika kita melakukan transaksi di pasar
Kramat Jati, namun stok sayurnya tidak ada di pasar, semuanya di simpan di gudang. Supaya kita
percaya begitu kita melakukan pembayaran, barang dikirim, kita ingin ada pihak ketiga yang bisa
memberikan jaminan dan kepastian. Sebaliknya juga dari sisi penjual, supaya ada kepastian bahwa jika
sayur dikirimkan, mereka akan menerima pembayaran sperti yang disepakati. KPEI sebagai lembaga
kliring dan penjaminan bertanggung jawab meng-clear– kan (kliring) transaksi dari berbagai pihak setiap
harinya, dan memberikan jaminan bahwa pembeli akan membayar dan penjual akan mengirim barang.
OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
Ada satu lagi lembaga yang sangat penting, yaitu OJK (Otoritas Jasa Keuangan). OJK, melalui
divisi pasar modalnya bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi semua aktivitas di pasar
modal, termasuk transaksi di BEI. Sebelumnya OJK dikenal sebagai Bapepam (Badan Pengawas Pasar
Modal), yang kemudian dilebur dengan DJLK, dan terakhir digabung dengan divisi pengawasan
perbankan BI, menjadi OJK

Anda mungkin juga menyukai