MODAL USAHA
PENDAHULUAN
Untuk mendirikan atau menjalankan usaha diperlukan sejumlah modal
(uang) dan tenaga (keahlian). Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk
membiayai segala keperluan usaha, mulai dari biaya prainvestasi, pengurusan
izin-izin, biaya investasi untuk pembelian aktiva tetap, sampai dengan modal
kerja. Sementara itu, modal keahlian adalah keahlian dan kemampuan seseorang
untuk mengelola atau menjalankan usaha.
Besarnya kebutuhan modal bergantung pada jenis usaha yang akan
dilakukan.. Kebutuhan dana dapat diperoleh dari modal sendiri atau modal
pinjaman dari berbagai lembaga keuangan baik melalui bank ataupun nonbank.
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan jenisjenis modal dan sumber modal usaha, menjelaskan jenis-jenis pinjaman, prosedur
dan syarat mengajukan pinjaman.
4.1. Jenis-Jenis Modal Usaha
Modal pertama kali digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan
(prainvestasi), mulai dari persiapan yang diperlukan sampai perusahaan memiliki
badan usaha. Contoh biaya awal yang harus dikeluarkan adalah biaya survei
lapangan, biaya pembuatan studi kelayakan, izin-izin, dan biaya prainvestasi
lainnya.
Setelah biaya prainvestasi, selanjutnya adalah biaya untuk membeli
sejumlah aktiva (harta) tetap. Biaya ini untuk mengoperasikan perusahaan atau
sebagai tempat atau alat untuk melakukan kegiatan, seperti pembelian tanah,
pendirian bangunan atau gedung, pembelian mesin-mesin, dan peralatan kantor.
Di samping itu, modal juga diperlukan untuk membiayai operasi usaha pada saat
bisnis tersebut dijalankan. Jenis biaya ini misalnya biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja dan biaya lainnya.
Besarnya modal yang diperlukan tergantung pada jenis usaha, misalnya
usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar. Hal lain yang mempengaruhi
42
besarnya modal adalah jangka waktu usaha atau jangka waktu perusahaan
menghasilkan produk. Usaha yang memerlukan jangka waktu yang lebih panjang
memerlukan modal yang relatif besar pula.
Perhitungan terhadap besarnya kebutuhan usaha perlu dilakukan sebelum
memulai usaha. Sementara kebutuhan modal tenaga keahlian perusahaan
disesuaikan dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Kebutuhan akan tenaga
ahli dapat diperoleh melalui rekruitmen karyawan dari berbagai sumber, seperti
iklan, referensi atau kerja sama dengan institusi.
Pada dasarnya kebutuhan modal untuk melakukan usaha terdiri dari dua
jenis yaitu :
a. Modal investasi
b. Modal kerja
Kedua jenis modal ini berbeda, baik dalam penggunaanya maupun jangka
waktunya. Modal investasi digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan
berulang-ulang. Biasanya umurnya lebih dari satu tahun. Modal kerja digunakan
untuk jangka pendek dan beberapa kali pakai dalam satu proses produksi. Jangka
waktu modal kerja biasanya tidak lebih dari satu tahun.
Penggunaan utama modal investasi jangka panjang adalah untuk membeli
aktiva tetap seperti tanah, bangunan atau gedung serta investasi lainnya. Modal
investasi merupakan porsi terbesar dalam komponen pembiayaan suatu usaha dan
biasanya dikeluarkan pada awal perusahaan berdiri atau untuk perluasan pabrik.
Modal investasi biasanya diperoleh dari modal pinjaman berjangka waktu panjang
(lebih dari setahun ), biasanya diperoleh dari dunia perbankan.
Setelah kebutuhan modal investasi terpenuhi, selanjutnya adalah
pemenuhan kebutuhan modal kerja. Modal kerja yaitu modal yang digunakan
untuk membiayai operasional perusahaan pada saat perusahaan sedang beroperasi.
Jenis modalnya bersifat jangka pendek, biasanya hanya digunakan untuk sekali
atau beberapa kali proses produksi. Modal kerja digunakan untuk keperluan
membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta
biaya-biaya lainnya.
43
Modal kerja juga dapat diperoleh dari modal pinjaman bank (biasanya
maksimal setahun). Biasanya dunia perbankan dapat membiayai modal investasi
dan modal kerja baik secara bersamaan maupun sendiri-sendiri (tergantung
kebutuhan dan permintaan nasabah).
4.2 Sumber Modal Usaha
Kebutuhan modal, baik modal investasi maupun modal kerja, dapat
diperoleh dari berbagai sumber dana yang ada, yaitu modal sendiri atau modal
pinjaman (modal asing). Modal sendiri adalah modal dari pemilik usaha
sedangkan modal asing adalah modal dari luar perusahaan.
Seperti dikemukakan di atas bahwa penggunaan masing-masing modal
tergantung pada maksud dan tujuannya. Pertimbangan lain adalah jangka waktu
pembelian yang dibutuhkan apakah jangka pendek atau jangka panjang. Di
samping itu, jumlah atau nilai modal yang diinginkan perusahaan juga menjadi
pertimbangan khusus. Faktor besarnya biaya yang harus ditanggung merupakan
hal yang paling penting karena merupakan komponen biaya yang harus
dikeluarkan,di samping faktor persyaratan yang harus dipenuhi. Jadi, masingmasing modal memiliki keuntungan dan kerugian, baik dari segi biaya, waktu,
persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat dipenuhi.
Dalam praktiknya pembiayaan suatu usaha dapat diperoleh secara
gabungan antara modal sendiri dengan modal pinjaman. Pilihan apakah
menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman bergantung pada kebutuhan dan
kebijakan pemilik usaha.
Pada
awalnya
untuk
usaha
baru,
biasanya
perusahaan
lebih
menitikberatkan pada modal sendiri. Hal ini terjadi karena sulitnya memperoleh
modal pinjaman, terutama dari bank. Bank biasanya jarang memberikan pinjaman,
untuk usaha baru, mengingat bank belum mengenal dan nasabah belum
berpengalaman. Namun, perusahaan dapat memperoleh pinjaman dari perusahaan
nonbank atau lembaga keuangan bukan bank, seperti leasing atau pengadaan.
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin memperoleh suatu
modal adalah sebagai berikut :
44
1. Tujuan perusahaan
Perusahaan perlu mempertimbangkan tujuan penggunaan pinjaman, sebagai
modal investasi/modal kerja, sebagai modal utama atau hanya sekedar modal
tambahan ataukah untuk kebutuhan yang mendesak atau tidak.
2. Masa pengembalian modal
Dalam jangka waktu tertentu pinjaman tersebut harus dikembalikan ke
kreditor (bank). Bagi perusahaan, jangka waktu pengembalian investasi juga
perlu dipertimbangkan sehingga tidak menjadi beban perusahaan dan tidak
mengganggu cash flow perusahaan. Sebaiknya jangka waktu pinjaman
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
3. Biaya yang dikeluarkan
Faktor biaya yang harus dikeluarkan harus dipertimbangkan secara matang,
misalnya biaya bunga, biaya dministrasi, provisi merupakan komponen
produksi yang akan menjadi beban perusahaan dalam menentukan harga jual
dan laba. Besarnya tingkat suku bunga dan biaya lain yang dibebankan bank
atau lembaga keuangan kepada nasabah berbeda-beda antara satu dengan
lainnya.
Sebaiknya pilihlah bank yang mampu memberikan biaya (bunga dan biaya
lainnya) yang paling rendah (kompetitif) bagi perusahaan karena besarnya
biaya yang dibebankan akan berakibat pada meningkatnya biaya operasi dan
pada akhirnya dapat mengurangi keuntungan.
4. Estimasi keuntungan
Besarnya keuntungan yang akan diperoleh pada masa-masa yang akan datang
perlu menjadi pertimbangan. Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih
pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya
keuntungan sangat berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh
karena itu, perlu dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya sebelum
memperoleh pinjaman modal.
Estimasi pendapatan perlu diperhitungkan secara teliti dan cermat dengan
membandingkan data dan informasi yang ada sebelumnya. Estimasi biaya-
45
46
47
Pinjaman
Pemberian pinjaman yang dilakukan oleh bank diartikan sebagai
penyaluran dana ke masyarakat. Pinjaman bank ini lebih dikenal dengan nama
kredit bagi bank konvensional (Barat) dan
48
(Islam). Pinjaman atau kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beberapa jenis.
Tergantung dari jenis usaha yang dibiayai oleh nasabah. Jumlah kredit dari tingkat
suku bunga yang diberikan oleh bank juga tergantung dari kemampuan bank
penyalurnya dan kelayakan usaha nasabah.
Dalam setiap pemberian kredit atau pembiayaan yang disalurkan
diperlukan hal-hal sebagai berikut :
1. Kepercayaan;
2. Kesepakatan;
3. Jangka waktu;
4. Risiko; dan
5. Balas jasa.
1. Kepercayaan
Bank harus yakin dan percaya bahwa nasabah pasti akan mengembalikan
kredit yang diberikan. Kepercayaan ini didasarkan pada latar belakang dan
pengalaman usaha nasabah yang akan dibiayai serta prospek usahanya. Dengan
demikian, bank yakin bahwa kredit yang disalurkan pasti akan aman, dalam hal
ini nasabah memperoleh kepercayaan dari bank.
2. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu
artinya batas waktu pengembalian suatu pinjaman. Lamanya jangka waktu
pinjaman tergantung dari kesepakatan bank dengan nasabah.
3. Kesepakatan
Sebelum kredit dikucurkan, bank sebagai kreditur terlebih dulu membuat
perjanjian dengan nasabah. Perjanjian ini dituangkan dalam akad kredit. Isi
perjanjian ini memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak yang harus ditaati
bersama.
4. Risiko
Kredit yang disalurkan memiliki resiko untuk tidak terbayar pada saatnya.
Tingkat risiko ini dapat dipengaruhi oleh dua hal. Pertama adalah faktor
49
kesengajaan, yaitu nasabah sengaja tidak mau membayar kredit yang dibiayai
karena berbagai sebab. Kedua adalah faktor tidak sengaja, yaitu nasabah memiliki
kemampuan untuk membayar, tetapi tidak memiliki kemampuan, misalnya karena
kredit yang dibiayai mengalami musibah. Tingkat resiko ini diukur dari kesulitan
dan kepatuhan nasabah dalam membayar kewajibannya.
5. Balas Jasa
Nasabah berkewajiban untuk membayar jasa atas penggunaan dana yang
diberikan oleh bank. Nasabah penerima dana akan dikenakan bunga sebagai jasa
pinjaman kredit yang diberikan dan biaya lainnya. Penerima kredit akan
dikenakan
bunga
kredit
yang
besarnya
tergantung
dari
bank
yang
Jenis-jenis Pinjaman
Pinjaman yang dapat diperoleh perusahaan dari dunia perbankan terdiri
dari beragam bentuk. Bank menciptakan jenis pinjaman sesuai dengan kebutuhan
nasabah. Masing-masing jenis pinjaman memiliki kelebihan dan persyaratan
tersendiri.
Secara umum jenis-jenis kredit atau pinjaman yang ditawarkan bank
dewasa ini adalah sebagai berikut :
50
1. Kredit Investasi
Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang
melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini
memiliki jangka waktu yang relatif panjang, yaitu di atas satu tahun. Contoh
jenis kredit ini adalah kredit untuk membeli tanah, membangun pabrik, atau
membeli peralatan pabrik seperti mesin-masin.
2. Kredit Modal Kerja
Kredit modal kerja merupakan yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya
kredit jenis ini berjangka waktu pendek, yaitu tidak lebih dari satu tahun.
Contoh jenis kredit ini adalah kredit untuk membeli bahan baku, membayar
gaji karyawan, dan modal kerja lainnya.
3. Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang
dalam rangka memperlancar, memperluas, atau memperbesar kegiatan
perdagangannya. Contoh jenis kredit ini adalah kredit untuk membeli barang
dagangan yang diberikan kepada para suplier.
4. Kredit Produktif
Kredit produktif merupakan kredit yang berupa investasi, modal kerja, atau
perdagangan. Kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga
pengembalian kredit diharapkan berasal dari hasil dibiayai.
5. Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi,
misalnya keperluan konsumsi, baik pangan sandang, maupun papan. Contoh
jenis kredit ini adalah kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor yang
semuaya untuk dipakai sendiri.
6. Kredit Profesi
Kredit profesi merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan profesional,
seperti dosen, dokter, atau pengacara.
Jika dalam bank konvensional (Barat) istilah pinjaman sering disebut
dengan kata kredit, dalam bank Islam pinjaman disebut pembiayaan. Artinya bank
syariah akan membiayai usaha nasabah dengan model pembiayaan bank Islam.
51
nasabah
yang
memperoleh
sejumlah
pinjaman
wajib
Pokok Pinjaman
Bunga
Jumlah Pinjaman
52
akhirnya biaya ini akan menjadi beban harga jual kepada masyarakat. Oleh karena
itu, besar kecilnya bunga kredit perlu dipertimbangkan secara matang.
Sistem perhitungan bunga kredit dapat dilakukan dengan tiga metode.
Ada beberapa rumus yang dapat digunakan oleh bank, namun hasil yang diperoleh
tidak jauh berbeda, kadang-kadang bedanya hanya pada nama banknya.
Berikut ini jenis sistem perhitungan bunga sebagai berikut :
1. Sistem flate rate
Flate rate merupakan sistem di mana nasabah mengangsur pinjamannya
(jumlah angsuran) secara tetap (sama) selama periode pinjaman. Nasabahnya,
jika angsuran per bulan Rp. 1.000.000,00, angsuran itu tidak akan berubah
sampai kredit tersebut lunas.
2. Sliding rate
Sliding rate merupakan sistem di mana jumlahnya angsuran perbulan semakin
mengecil atau berkurang. Artinya, angsuran bulan berikutnya lebih kecil
daripada bulan sekarang. Hal ini terjadi karena jumlah suku bunga yang juga
semakin menurun. Menurunnya suku bunga ini karena dihitung dari sisa
pinjaman, bukan dari jumlah pinjaman, namun pokok pinjamannya tetap.
Misalnya angsuran bulan ini sebesar Rp. 1.000.000,00 kemudian bulan depan
menurun menjadi Rp. 950.000,00, bulan selanjutnya menurun lagi menjadi
Rp. 900.000,00, dan seterusnya. (lihat contoh).
3. Floating rate
Floating rate merupakan sistem angsuran yang besarnya berubah-ubah setiap
bulan. Artinya angsuran bulan ini tidak sama dengan bulan-bulan selanjutnya.
Perubahan ini terjadi karena perhitungan persentase bunga tergantung dari
bunga yang berlaku pada bulan yang bersangkutan. Jadi, jumlah angsuran
setiap bulan bisa tetap, berkurang, atau malah bertambah.
Hal yang paling penting untuk diingat adalah bahwa yang menentukan
sistem perhitungan bunga adalah pihak bank. Jadi, nasabah hanya bisa menerima
keputusan bank tersebut.
Contoh perhitungan bunga di atas adalah sebagai berikut :
53
Jawab :
Pokok Pinjaman =
Bunga =
Rp.18.000.000,00
Rp.1.500.000,00
12 bulan
14% x Rp.18.000.000,00
x 1 Rp.210.000,00
1tahun (12 bulan)
= Rp.
1.500.000,00
x1
1 tahun (12 bulan)
= Rp.
192.500,00
=============
=
Rp.1.692.500,00
Catatan :
Angka Rp. 16.500.000,00 diperoleh dari pinjaman dikurangi pokok pinjaman
bulan 1 yaitu Rp. 18.000.000,000 Rp. 1.500.000,00 = Rp.16.000.000,00.
54
= Rp.
1.500.000,00
x1
1 tahun (12 bulan)
= Rp.
175.500,00
=============
= Rp.
1.675.000,00
Catatan :
Angka Rp.15.000.000,00 diperoleh dari sisa pinjaman dikurangi pokok pinjaman
bulan ke 2 yaitu Rp. 16.500.000,00 Rp. 1.500.000,00 = Rp.15.000.000,00.
Dan seterusnya perhitungan sama
Jumlah Angsuran untuk sistem floating rate adalah :
Bulan ke-1 sampai bulan ke-4 sama yaitu sebagai berikut :
Pokok pinjaman
= Rp.
1.500.000,00
x1
1 tahun (12 bulan)
= Rp.
210.000,00
=============
=
Rp.1.710.000,00
= Rp.
1.500.000,00
x1
1 tahun (12 bulan)
= Rp.
240.000,00
=============
=
Rp.1.740.000,00
= Rp.
1.500.000,00
15 % x Rp. 18.000.000,00
Bunga =
x1
1 tahun (12 bulan)
= Rp.
225.000,00
=============
=
Rp.1.725.000,00
55
56
Rp.40.000.000,00.
Namun,
ia
baru
memiliki
dana
sebesar
: 50% x Rp.15.000.000,00
= Rp.7.500.000,00
= Rp.7.500.000,00
Muhammad
Aqil
adalah
Rp.27.500.000,00
(Rp.20.000.000,00
Rp.7.500.000,00).
Contoh kasus untuk Al-mudharabah
Tuan Kamase ingin melakukan usaha dengan modal Rp.50.000.000,00 dan
diperkirakan akan memberikan keuntungan sebesar Rp.10.000.000,00 per bulan.
Seluruh modal akan dibiayai oleh Bank Syariah. Dari keuntungan ini sebesar
Rp.4.000.000,00 akan disisihkan untuk pengembalian modal bank dan selebihnya
akan dibagi antara bank syariah dengan nasabah sesuai kesepakatan yang telah
dibuat, yakni 60%-40%.
Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh :
Bank Syariah adalah 60% x Rp.6.000.000,00
Tuan Kamase, 40% x Rp.6.000.000,00
= Rp.3.600.000,00
= Rp.2.400.000,00
57
58
Penutup
Kesimpulan
Modal adalah sesuatu yang yang diperlukan untuk membiayai operasi
perusahaan mulai dari berdiri sampai beroperasi. Modal terdiri dari uang dan
tenaga (keahlian).
Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk membiaya segala keperluan
usaha, mulai dari biaya prainvestasi, pengurusan izin, biaya investasi untuk
59
pembelian aktiva tetap, sampai dengan modal kerja. Sementara modal keahlian
diperlukan untuk mengelola atau menjalankan usaha tersebut.
Kebutuhan modal untuk melakukan usaha terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Modal investasi;
2. Modal kerja.
Modal investasi digunakan untuk panjang dan berulang-ulang dan
biasanya umurnya lebih dari satu tahun. Penggunaan modal investasi untuk jangka
panjang digunakan untuk membeli aktiva tetap, seperti tanah, bangunan, mesinmesin, peralatan, kendaraan, serta inventaris lainnya.
Modal kerja digunakan untuk jangka pendek dan beberapa kali pakai
dalam satu proses produksi. Jangka waktu modal kerja biasanya tidak lebih dari
satu tahun. Modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasinal
perusahaan pada saat perusahaan sedang beroperasi.
Pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin memperoleh modal adalah :
1. Tujuan perusahaan;
2. Masa pengembalian modal;
3. Biaya yang dikeluarkan;
4. Estimasi keuntungan.
Jenis modal dilihat dari sumbernya adalah sebagai berikut :
1. Modal sendiri, terdiri dari :
Setoran modal (saham);
Cadangan laba;
Laba yang belum dibagi;
Modal sumbangan;
Hibah.
2. Modal asing (pinjaman), terdiri dari :
60
Jumlahnya terbatas;
3.
4.
Harus dikembalikan;
Beban moral.
5.
penyaluran dana ke masyarakat. Pinjaman bank ini lebih dikenal dengan nama
kredit bagi bank konvensional (Barat) dan pembiayaan bagi bank syariah (Islam).
Unsur-unsur kredit ataupun pembiayaan yakni :
1. Kepercayaan;
2. Kesepakatan;
3. Jangka waktu;
4. Risiko; dan
5. Balas jasa.
Jenis-jenis kredit atau pinjaman yang ditawarkan meliputi :
1. Kredit investasi;
61
62
63