Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

MODAL USAHA
PENDAHULUAN
Untuk mendirikan atau menjalankan usaha diperlukan sejumlah modal
(uang) dan tenaga (keahlian). Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk
membiayai segala keperluan usaha, mulai dari biaya prainvestasi, pengurusan
izin-izin, biaya investasi untuk pembelian aktiva tetap, sampai dengan modal
kerja. Sementara itu, modal keahlian adalah keahlian dan kemampuan seseorang
untuk mengelola atau menjalankan usaha.
Besarnya kebutuhan modal bergantung pada jenis usaha yang akan
dilakukan.. Kebutuhan dana dapat diperoleh dari modal sendiri atau modal
pinjaman dari berbagai lembaga keuangan baik melalui bank ataupun nonbank.
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan jenisjenis modal dan sumber modal usaha, menjelaskan jenis-jenis pinjaman, prosedur
dan syarat mengajukan pinjaman.
4.1. Jenis-Jenis Modal Usaha
Modal pertama kali digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan
(prainvestasi), mulai dari persiapan yang diperlukan sampai perusahaan memiliki
badan usaha. Contoh biaya awal yang harus dikeluarkan adalah biaya survei
lapangan, biaya pembuatan studi kelayakan, izin-izin, dan biaya prainvestasi
lainnya.
Setelah biaya prainvestasi, selanjutnya adalah biaya untuk membeli
sejumlah aktiva (harta) tetap. Biaya ini untuk mengoperasikan perusahaan atau
sebagai tempat atau alat untuk melakukan kegiatan, seperti pembelian tanah,
pendirian bangunan atau gedung, pembelian mesin-mesin, dan peralatan kantor.
Di samping itu, modal juga diperlukan untuk membiayai operasi usaha pada saat
bisnis tersebut dijalankan. Jenis biaya ini misalnya biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja dan biaya lainnya.
Besarnya modal yang diperlukan tergantung pada jenis usaha, misalnya
usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar. Hal lain yang mempengaruhi

Bab 4. Modal Usaha

42

besarnya modal adalah jangka waktu usaha atau jangka waktu perusahaan
menghasilkan produk. Usaha yang memerlukan jangka waktu yang lebih panjang
memerlukan modal yang relatif besar pula.
Perhitungan terhadap besarnya kebutuhan usaha perlu dilakukan sebelum
memulai usaha. Sementara kebutuhan modal tenaga keahlian perusahaan
disesuaikan dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Kebutuhan akan tenaga
ahli dapat diperoleh melalui rekruitmen karyawan dari berbagai sumber, seperti
iklan, referensi atau kerja sama dengan institusi.
Pada dasarnya kebutuhan modal untuk melakukan usaha terdiri dari dua
jenis yaitu :
a. Modal investasi
b. Modal kerja
Kedua jenis modal ini berbeda, baik dalam penggunaanya maupun jangka
waktunya. Modal investasi digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan
berulang-ulang. Biasanya umurnya lebih dari satu tahun. Modal kerja digunakan
untuk jangka pendek dan beberapa kali pakai dalam satu proses produksi. Jangka
waktu modal kerja biasanya tidak lebih dari satu tahun.
Penggunaan utama modal investasi jangka panjang adalah untuk membeli
aktiva tetap seperti tanah, bangunan atau gedung serta investasi lainnya. Modal
investasi merupakan porsi terbesar dalam komponen pembiayaan suatu usaha dan
biasanya dikeluarkan pada awal perusahaan berdiri atau untuk perluasan pabrik.
Modal investasi biasanya diperoleh dari modal pinjaman berjangka waktu panjang
(lebih dari setahun ), biasanya diperoleh dari dunia perbankan.
Setelah kebutuhan modal investasi terpenuhi, selanjutnya adalah
pemenuhan kebutuhan modal kerja. Modal kerja yaitu modal yang digunakan
untuk membiayai operasional perusahaan pada saat perusahaan sedang beroperasi.
Jenis modalnya bersifat jangka pendek, biasanya hanya digunakan untuk sekali
atau beberapa kali proses produksi. Modal kerja digunakan untuk keperluan
membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta
biaya-biaya lainnya.

Bab 4. Modal Usaha

43

Modal kerja juga dapat diperoleh dari modal pinjaman bank (biasanya
maksimal setahun). Biasanya dunia perbankan dapat membiayai modal investasi
dan modal kerja baik secara bersamaan maupun sendiri-sendiri (tergantung
kebutuhan dan permintaan nasabah).
4.2 Sumber Modal Usaha
Kebutuhan modal, baik modal investasi maupun modal kerja, dapat
diperoleh dari berbagai sumber dana yang ada, yaitu modal sendiri atau modal
pinjaman (modal asing). Modal sendiri adalah modal dari pemilik usaha
sedangkan modal asing adalah modal dari luar perusahaan.
Seperti dikemukakan di atas bahwa penggunaan masing-masing modal
tergantung pada maksud dan tujuannya. Pertimbangan lain adalah jangka waktu
pembelian yang dibutuhkan apakah jangka pendek atau jangka panjang. Di
samping itu, jumlah atau nilai modal yang diinginkan perusahaan juga menjadi
pertimbangan khusus. Faktor besarnya biaya yang harus ditanggung merupakan
hal yang paling penting karena merupakan komponen biaya yang harus
dikeluarkan,di samping faktor persyaratan yang harus dipenuhi. Jadi, masingmasing modal memiliki keuntungan dan kerugian, baik dari segi biaya, waktu,
persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat dipenuhi.
Dalam praktiknya pembiayaan suatu usaha dapat diperoleh secara
gabungan antara modal sendiri dengan modal pinjaman. Pilihan apakah
menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman bergantung pada kebutuhan dan
kebijakan pemilik usaha.
Pada

awalnya

untuk

usaha

baru,

biasanya

perusahaan

lebih

menitikberatkan pada modal sendiri. Hal ini terjadi karena sulitnya memperoleh
modal pinjaman, terutama dari bank. Bank biasanya jarang memberikan pinjaman,
untuk usaha baru, mengingat bank belum mengenal dan nasabah belum
berpengalaman. Namun, perusahaan dapat memperoleh pinjaman dari perusahaan
nonbank atau lembaga keuangan bukan bank, seperti leasing atau pengadaan.
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin memperoleh suatu
modal adalah sebagai berikut :

Bab 4. Modal Usaha

44

1. Tujuan perusahaan
Perusahaan perlu mempertimbangkan tujuan penggunaan pinjaman, sebagai
modal investasi/modal kerja, sebagai modal utama atau hanya sekedar modal
tambahan ataukah untuk kebutuhan yang mendesak atau tidak.
2. Masa pengembalian modal
Dalam jangka waktu tertentu pinjaman tersebut harus dikembalikan ke
kreditor (bank). Bagi perusahaan, jangka waktu pengembalian investasi juga
perlu dipertimbangkan sehingga tidak menjadi beban perusahaan dan tidak
mengganggu cash flow perusahaan. Sebaiknya jangka waktu pinjaman
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
3. Biaya yang dikeluarkan
Faktor biaya yang harus dikeluarkan harus dipertimbangkan secara matang,
misalnya biaya bunga, biaya dministrasi, provisi merupakan komponen
produksi yang akan menjadi beban perusahaan dalam menentukan harga jual
dan laba. Besarnya tingkat suku bunga dan biaya lain yang dibebankan bank
atau lembaga keuangan kepada nasabah berbeda-beda antara satu dengan
lainnya.
Sebaiknya pilihlah bank yang mampu memberikan biaya (bunga dan biaya
lainnya) yang paling rendah (kompetitif) bagi perusahaan karena besarnya
biaya yang dibebankan akan berakibat pada meningkatnya biaya operasi dan
pada akhirnya dapat mengurangi keuntungan.
4. Estimasi keuntungan
Besarnya keuntungan yang akan diperoleh pada masa-masa yang akan datang
perlu menjadi pertimbangan. Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih
pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya
keuntungan sangat berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh
karena itu, perlu dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya sebelum
memperoleh pinjaman modal.
Estimasi pendapatan perlu diperhitungkan secara teliti dan cermat dengan
membandingkan data dan informasi yang ada sebelumnya. Estimasi biaya-

Bab 4. Modal Usaha

45

biaya yang akan dikeluarkan selama periode tertentu , termasuk jenis-jenis


biaya yang akan dikeluarkan pun pelru dibuat serinci mungkin.
Pengertian masing-masing modal dilihat dari dari sumber asalnya dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan
dengan cara mengeluarkan saham. Saham yang dikeluarkan perusahaan dapat
dilakukan secara tertutup atau terbuka. Keuntungan menggunakan modal sendiri
untuk membiayai suatu usaha adalah tidak adanya beban biaya bunga, tetapi
hanya akan membayar dividen. Pembayaran dividen dilakukan apabila perusahaan
memperoleh keuntungan dan besarnya dividen tergantung dari keuntungan
perusahaan. Kemudian, tidak ada kewajiban untuk mengembalikan modal yang
telah digunakan. Kerugian menggunakan modal sendiri adalah jumlahnya sangat
terbatas dan relatif sulit untuk memperolehnya.
Bagi perusahaan yang sudah atau sedang berjalan, modal selain berupa
saham dapat juga diambil dari cadangan laba atau laba yang belum dibagi.
Namun, modal ini hanya dapat digunakan perusahaan untuk sementara waktu.
Untuk usaha tertentu, seperti yayasan dapat menggunakan modal sumbangan atau
hibah dari pihak lainnya.
2.

Modal Asing (Pinjaman)


Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang diperoleh dari pihak

luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Penggunaan modal


pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan menimbulkan beban biaya bunga,
biaya administrasi, serta biaya provisi dan komisi yang besarnya relatif.
Penggunaan modal pinjaman mewajibkan pengembalian pinjaman setelah jangka
waktu tertentu.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang tidak terbatas, artinya
tersedia dalam jumlah banyak. Di samping itu, dengan menggunakan modal
pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk mengerjakan
usaha dengan sungguh-sungguh.
Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh dari :

Bab 4. Modal Usaha

46

a. Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta, pemerintah,


maupun perbankan asing;
b. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pegadaian, modal
ventura, asuransi, leasing, dana pensiun, koperasi atau lembaga
pembiayaan lainnya;
c. Pinjaman dari perusahaan non keuangan.
4.3

Kelebihan dan Kekurangan suatu Modal


Baik modal sendiri maupun modal pinjaman masing-masing memiliki

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan masing-masing modal


adalah sebagai berikut :
Kelebihan modal sendiri
1. Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga tidak
menjadi beban perusahaan.
2. Tidak tergantung kepada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh dari
setoran pemilik modal.
3. Tanpa memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang
relatif lama.
4. Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang ditanamkan
pemilik akan tertanam lama dan tidak ada masalah seandainya pemilik
modal mau mengalihkan ke pihak lain.
Kekurangan modal sendiri
2. Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu
sangat tergantung dari pemilik dan jumlahnya relatif terbatas.
3. Perolehan dari modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik
baru (calon pemegang saham baru) relatif lebih sulit karena mereka akan
mempertimbangkan kinerja dan prospek usahanya.
4. Kurang motivasi, artinya pemilik usaha yang menggunakan modal sendiri
motivasi usahanya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan
modal asing.

Bab 4. Modal Usaha

47

Kelebihan modal pinjaman


1. Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat mengajukan modal
pinjaman ke berbagai sumber. Selama dana yang diajukan perusahaan
layak, perolehan dana tidak terlalu sulit. Banyak pihak berusaha
menawarkan dananya ke perusahaan yang dinilai memiliki prospek cerah.
2. Motivasi usaha tinggi. Hal ini merupakan kebalikan dari menggunakan
modal sendiri. Jika menggunakan modal asing, motivasi pemilik untuk
memajukan usaha tinggi, ini disebabkan adanya beban bagi perusahaan
untuk mengembalikan pinjaman. Selain itu, perusahaan juga berusaha
menjaga image dan kepercayaan perusahaan yang memberi pinjaman agar
tidak tercemar.
Kekurangan modal pinjaman
1. Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi. Pinjaman
yang diperoleh dari lembaga lain sudah pasti disertai berbagai kewajiban
untuk membayar jasa, seperti bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan
komisi, materai, dan asuransi.
2. Harus dikembalikan. Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka waktu
yang telah disepakati. Hal ini bagi perusahaan yang sedang mengalami
likuiditas merupakan beban yang harus ditanggung.
3. Beban moral. Perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah yang
mengakibatkan kerugian akan berdampak terhadap pinjaman sehingga
akan menjadi beban moral atas uang yang belum atau akan dibayar.
Kelebihan modal campuran
Dapat mengatur komposisi modal yang diperlukan secara seimbang.
Artinya, persentase modal pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan atas
kekurangan modal sendiri.
4.4

Pinjaman
Pemberian pinjaman yang dilakukan oleh bank diartikan sebagai

penyaluran dana ke masyarakat. Pinjaman bank ini lebih dikenal dengan nama
kredit bagi bank konvensional (Barat) dan

Bab 4. Modal Usaha

pembiayaan bagi Bank Syariah

48

(Islam). Pinjaman atau kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beberapa jenis.
Tergantung dari jenis usaha yang dibiayai oleh nasabah. Jumlah kredit dari tingkat
suku bunga yang diberikan oleh bank juga tergantung dari kemampuan bank
penyalurnya dan kelayakan usaha nasabah.
Dalam setiap pemberian kredit atau pembiayaan yang disalurkan
diperlukan hal-hal sebagai berikut :
1. Kepercayaan;
2. Kesepakatan;
3. Jangka waktu;
4. Risiko; dan
5. Balas jasa.
1. Kepercayaan
Bank harus yakin dan percaya bahwa nasabah pasti akan mengembalikan
kredit yang diberikan. Kepercayaan ini didasarkan pada latar belakang dan
pengalaman usaha nasabah yang akan dibiayai serta prospek usahanya. Dengan
demikian, bank yakin bahwa kredit yang disalurkan pasti akan aman, dalam hal
ini nasabah memperoleh kepercayaan dari bank.
2. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu
artinya batas waktu pengembalian suatu pinjaman. Lamanya jangka waktu
pinjaman tergantung dari kesepakatan bank dengan nasabah.
3. Kesepakatan
Sebelum kredit dikucurkan, bank sebagai kreditur terlebih dulu membuat
perjanjian dengan nasabah. Perjanjian ini dituangkan dalam akad kredit. Isi
perjanjian ini memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak yang harus ditaati
bersama.
4. Risiko
Kredit yang disalurkan memiliki resiko untuk tidak terbayar pada saatnya.
Tingkat risiko ini dapat dipengaruhi oleh dua hal. Pertama adalah faktor

Bab 4. Modal Usaha

49

kesengajaan, yaitu nasabah sengaja tidak mau membayar kredit yang dibiayai
karena berbagai sebab. Kedua adalah faktor tidak sengaja, yaitu nasabah memiliki
kemampuan untuk membayar, tetapi tidak memiliki kemampuan, misalnya karena
kredit yang dibiayai mengalami musibah. Tingkat resiko ini diukur dari kesulitan
dan kepatuhan nasabah dalam membayar kewajibannya.
5. Balas Jasa
Nasabah berkewajiban untuk membayar jasa atas penggunaan dana yang
diberikan oleh bank. Nasabah penerima dana akan dikenakan bunga sebagai jasa
pinjaman kredit yang diberikan dan biaya lainnya. Penerima kredit akan
dikenakan

bunga

kredit

yang

besarnya

tergantung

dari

bank

yang

menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan


bank, mengingat keuntungan utama bank adalah dari selisih bunga kredit dengan
bunga simpanan. Bagi bank Islam balas jasa diberikan dalam bentuk bagi hasil
(profit sharing).
Agar kredit tersebut tidak macet, sebelum kredit dikucurkan, bank terlebih
dahulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Nasabah yang
mengajukan kredit dikenakan berbagai persyaratan sesuai dengan ketentuan bank
masing-masing. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian.
Nasabah sebagai peminjam disebut debitur dan mempunyai kewajiban
untuk mengembalikan pinjaman berikut bunga sesuai jangka waktunya.
Sementara bank sebagai kreditur tugasnya memberikan dana pinjaman kepada
nasabah.
4.5

Jenis-jenis Pinjaman
Pinjaman yang dapat diperoleh perusahaan dari dunia perbankan terdiri

dari beragam bentuk. Bank menciptakan jenis pinjaman sesuai dengan kebutuhan
nasabah. Masing-masing jenis pinjaman memiliki kelebihan dan persyaratan
tersendiri.
Secara umum jenis-jenis kredit atau pinjaman yang ditawarkan bank
dewasa ini adalah sebagai berikut :

Bab 4. Modal Usaha

50

1. Kredit Investasi
Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang
melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini
memiliki jangka waktu yang relatif panjang, yaitu di atas satu tahun. Contoh
jenis kredit ini adalah kredit untuk membeli tanah, membangun pabrik, atau
membeli peralatan pabrik seperti mesin-masin.
2. Kredit Modal Kerja
Kredit modal kerja merupakan yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya
kredit jenis ini berjangka waktu pendek, yaitu tidak lebih dari satu tahun.
Contoh jenis kredit ini adalah kredit untuk membeli bahan baku, membayar
gaji karyawan, dan modal kerja lainnya.
3. Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang
dalam rangka memperlancar, memperluas, atau memperbesar kegiatan
perdagangannya. Contoh jenis kredit ini adalah kredit untuk membeli barang
dagangan yang diberikan kepada para suplier.
4. Kredit Produktif
Kredit produktif merupakan kredit yang berupa investasi, modal kerja, atau
perdagangan. Kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga
pengembalian kredit diharapkan berasal dari hasil dibiayai.
5. Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi,
misalnya keperluan konsumsi, baik pangan sandang, maupun papan. Contoh
jenis kredit ini adalah kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor yang
semuaya untuk dipakai sendiri.
6. Kredit Profesi
Kredit profesi merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan profesional,
seperti dosen, dokter, atau pengacara.
Jika dalam bank konvensional (Barat) istilah pinjaman sering disebut
dengan kata kredit, dalam bank Islam pinjaman disebut pembiayaan. Artinya bank
syariah akan membiayai usaha nasabah dengan model pembiayaan bank Islam.

Bab 4. Modal Usaha

51

4.6 Angsuran Pinjaman


Setiap

nasabah

yang

memperoleh

sejumlah

pinjaman

wajib

mengembalikan pinjaman tersebut pada periode yang telah disepakati. Periode


pembayaran dapat dilakukan secara mingguan, bulanan, triwulan, atau semester,
tergantung perjanjian yang dibuat antara bank dengan nasabah. Dalam praktiknya,
pembayaran kredit dapat dilakukan oleh nasabah untuk membayar utangnya
dilakukan oleh dunia perbankan secara bulanan atau triwulan atau semester. Hal
ini tergantung dari objek usaha yang akan dibiayai. Utang yang dibayar nasabah
setiap periode inilah yang diebut dengan cicilan atau angsuran.
Komponen cicilan atau angsuran terdiri dari jumlah pokok pinjaman dan
bunga. Besarnya pokok pinjaman dihitung dari jumlah pinjaman dibagi jangka
waktu pinjaman. Sementara besarnya bunga adalah persentase bunga dikalikan
jumlah pinjaman dibagi pertahun .
Berikut ini rumusan sederhana untuk mencari besarnya angsuran, pokok
pinjaman, dan bunga.
Angsuran

= pokok pinjaman + bunga

Pokok Pinjaman

= Jangka Waktu Pinjaman

Bunga

Jumlah Pinjaman

% Bunga X Jumlah Pinjaman


x1
1tahun

Di samping dikenakan angsuran, nasabah juga dikenakan biaya-biaya yang


berkaitan dengan kredit tersebut. Biaya yang timbul misalnya biaya administrasi
yang dibayar per tahun serta biaya provisi dan komisi yang besarnya dihitung dari
jumlah kredit yang didapat dengan persentase tertentu dan juga hanya untuk satu
kali akad kredit (perjanjian kredit).
Perhitungan Bunga Pinjaman
Setiap nasabah akan dikenakan bunga atas pinjaman yang diambilnya.
Besarnya bunga tergantung dari jenis kredit yang diambil serta sistem
pembebanan bunga kredit tersebut. Besar kecilnya bunga kredit serta biaya yang
dikeluarkan untuk kredit tersebut sangat memengaruhi biaya perusahaan. Pada

Bab 4. Modal Usaha

52

akhirnya biaya ini akan menjadi beban harga jual kepada masyarakat. Oleh karena
itu, besar kecilnya bunga kredit perlu dipertimbangkan secara matang.
Sistem perhitungan bunga kredit dapat dilakukan dengan tiga metode.
Ada beberapa rumus yang dapat digunakan oleh bank, namun hasil yang diperoleh
tidak jauh berbeda, kadang-kadang bedanya hanya pada nama banknya.
Berikut ini jenis sistem perhitungan bunga sebagai berikut :
1. Sistem flate rate
Flate rate merupakan sistem di mana nasabah mengangsur pinjamannya
(jumlah angsuran) secara tetap (sama) selama periode pinjaman. Nasabahnya,
jika angsuran per bulan Rp. 1.000.000,00, angsuran itu tidak akan berubah
sampai kredit tersebut lunas.
2. Sliding rate
Sliding rate merupakan sistem di mana jumlahnya angsuran perbulan semakin
mengecil atau berkurang. Artinya, angsuran bulan berikutnya lebih kecil
daripada bulan sekarang. Hal ini terjadi karena jumlah suku bunga yang juga
semakin menurun. Menurunnya suku bunga ini karena dihitung dari sisa
pinjaman, bukan dari jumlah pinjaman, namun pokok pinjamannya tetap.
Misalnya angsuran bulan ini sebesar Rp. 1.000.000,00 kemudian bulan depan
menurun menjadi Rp. 950.000,00, bulan selanjutnya menurun lagi menjadi
Rp. 900.000,00, dan seterusnya. (lihat contoh).
3. Floating rate
Floating rate merupakan sistem angsuran yang besarnya berubah-ubah setiap
bulan. Artinya angsuran bulan ini tidak sama dengan bulan-bulan selanjutnya.
Perubahan ini terjadi karena perhitungan persentase bunga tergantung dari
bunga yang berlaku pada bulan yang bersangkutan. Jadi, jumlah angsuran
setiap bulan bisa tetap, berkurang, atau malah bertambah.
Hal yang paling penting untuk diingat adalah bahwa yang menentukan
sistem perhitungan bunga adalah pihak bank. Jadi, nasabah hanya bisa menerima
keputusan bank tersebut.
Contoh perhitungan bunga di atas adalah sebagai berikut :

Bab 4. Modal Usaha

53

PT SUMBER REJEKI memperoleh kredit dari Bank Rakyat Indonesia senilai


Rp.18.000.000,00 jangka waktu setahun (12 bulan), bunga dikenakan 14% pa (per
tahun). Di samping itu, nasabah dikenakan biaya administrasi Rp.360.000,00 serta
biaya provisi dan komisi 1%.
Contoh :
1. Hitung berapa besar angsuran per bulan dengan menggunakan sistem flate
rate dan sliding rate.
2. Hitung berapa besar angsuran per bulan dengan menggunakan sistem floating
rate jika suku bunga diperkirakan sebagai berikut :
-

Bantuan bulan 1 sampai bulan 4 adalah 14%

Bunga bulan 5 sampai bulan 8 adalah 16%

Bunga bulan 9 sampai bulan 12 adalah 15%

Jawab :
Pokok Pinjaman =
Bunga =

Rp.18.000.000,00
Rp.1.500.000,00
12 bulan

14% x Rp.18.000.000,00
x 1 Rp.210.000,00
1tahun (12 bulan)

Jumlah Angsuran untuk sistem flate rate adalah :


Angsuran bulan pertama sama perhitungan dan jumlahnya dengan metode flate
rate yaitu Rp.1.710.000,00.
Jumlah Angsuran utuk sistem sliding rate adalah :
Angsuran bulan pertama sama perhitungan dan jumlahnya dengan metode flate
rate yaitu Rp. 1.710.000,00.
Sementara angsuran bulan ke-2 dan seterusnya sebagai berikut :
Pokok pinjaman

= Rp.

1.500.000,00

14% x Rp. 16.500.000,00


Bunga =

x1
1 tahun (12 bulan)

Angsuran bulan ke-2

= Rp.
192.500,00
=============
=

Rp.1.692.500,00

Catatan :
Angka Rp. 16.500.000,00 diperoleh dari pinjaman dikurangi pokok pinjaman
bulan 1 yaitu Rp. 18.000.000,000 Rp. 1.500.000,00 = Rp.16.000.000,00.

Bab 4. Modal Usaha

54

Angsuran bulan ke-3 yaitu :


Pokok pinjaman

= Rp.

1.500.000,00

14% x Rp. 15.000.000,00


Bunga =

x1
1 tahun (12 bulan)

Angsuran bulan ke-3

= Rp.
175.500,00
=============
= Rp.

1.675.000,00

Catatan :
Angka Rp.15.000.000,00 diperoleh dari sisa pinjaman dikurangi pokok pinjaman
bulan ke 2 yaitu Rp. 16.500.000,00 Rp. 1.500.000,00 = Rp.15.000.000,00.
Dan seterusnya perhitungan sama
Jumlah Angsuran untuk sistem floating rate adalah :
Bulan ke-1 sampai bulan ke-4 sama yaitu sebagai berikut :
Pokok pinjaman

= Rp.

1.500.000,00

14% x Rp. 18.000.000,00


Bunga =

x1
1 tahun (12 bulan)

Angsuran bulan ke-1 sampai bulan ke-4

= Rp.
210.000,00
=============
=

Rp.1.710.000,00

Bulan ke-5 sampai bulan ke-8 sama yaitu :


Pokok pinjaman

= Rp.

1.500.000,00

16% x Rp. 18.000.000,00


Bunga =

x1
1 tahun (12 bulan)

Angsuran bulan ke-1 sampai bulan ke-4

= Rp.
240.000,00
=============
=

Rp.1.740.000,00

Angsuran bulan ke-9 sampai bulan ke-12 sama yaitu :


Pokok pinjaman

= Rp.

1.500.000,00

15 % x Rp. 18.000.000,00
Bunga =

x1
1 tahun (12 bulan)

Angsuran bulan ke-9 sampai bulan ke12

Bab 4. Modal Usaha

= Rp.
225.000,00
=============
=

Rp.1.725.000,00

55

4.7 Pembiayaan Bank Syariah


Khusus untuk bank syariah (Islam) istilah yang digunakan dalam
penyaluran dana bukan kredit, tetapi pembiayaan. Berbeda dengan kredit yang
diberikan oleh bank konvensional yang menggunakan sistem bunga sebagai balas
jasanya, bagi bank syariah balas jasa menggunakan sistem bagi hasil (profit
sharing). Jenis-jenis pembiayaan yang diberikan bank syariah dengan sistem bagi
hasil juga berbeda.
Berikut ini jenis-jenis pembiayaan oleh bank syariah.
1. Al-musharakah
Yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, merupakan akad kerja dua
pihak atau untuk melakukan usaha bersama. Masing-masing pihak
memberikan dana dengan kesepakatan keuntungan dan risiko ditanggung
bersama sesuai kesepakatan.
2. Al-mudharabah
Yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal. Artinya akad kerja
sama di mana bank syariah membiayai seluruh modal dan nasabah sebagai
pengelola. Pembagian keuntungan dituang dalam kontrak yang disepakati
sebelumnya.
3. Baialmurabahah
Yaitu kegiatan jual beli barang. Pembiayaan ini meliputi penentuan harga
pokok ditambah keuntungan yang diharapkan oleh nasabah dan dibiayai oleh
bank. Pembayaran oleh nasabah dilakukan secara cicilan sesuai dengan jangka
waktu usaha.
4. Ijarah
Yaitu pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan atau
dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh pihak lain yang disebut ijarah wa iqtina.
Untuk memudahkan pemahaman tentang pembiayaan bank syariah di atas,
berikut ini contoh jenis-jenis pembiayaan tersebut.

Bab 4. Modal Usaha

56

Contoh kasus untuk Al-musyarakah


Tuan Muhammad Aqil ingin membuat perluasan usaha peternakan dengan
modal

Rp.40.000.000,00.

Namun,

ia

baru

memiliki

dana

sebesar

Rp.20.000.000,00. Tuan Muhammad Aqil masih kekurangan dana sebesar


Rp.20.000.000,00. Kekurangan dana tersebut akhirnya mendapat bantuan Bank
Syariah. Artinya, untuk perluasan usaha tersebut masing-masing pihak Bank
Syariah dan Tuan Muhammad Aqil memiliki dana 50 persen.
Jika proyek yang dibiayai tersebut pada akhirnya menghasilkan
pendapatan sebesar Rp.15.000.000,00, bagaimana pembagian keuntungan antara
bank dengan nasabah?
Jawab :
Dari usaha tersebut keuntungan yang akan diperoleh :
Tuan Muhammad Aqil

: 50% x Rp.15.000.000,00

Bank Syariah : 50% x Rp.15.000.000,00

= Rp.7.500.000,00

= Rp.7.500.000,00

Namun, pihak Tuan Muhammad Aqil tetap diwajibkan membayar dana


pembiayaan Bank Syariah sebesar Rp.20.000.000,00. Jadi, jumlah yang dibayar
Tuan

Muhammad

Aqil

adalah

Rp.27.500.000,00

(Rp.20.000.000,00

Rp.7.500.000,00).
Contoh kasus untuk Al-mudharabah
Tuan Kamase ingin melakukan usaha dengan modal Rp.50.000.000,00 dan
diperkirakan akan memberikan keuntungan sebesar Rp.10.000.000,00 per bulan.
Seluruh modal akan dibiayai oleh Bank Syariah. Dari keuntungan ini sebesar
Rp.4.000.000,00 akan disisihkan untuk pengembalian modal bank dan selebihnya
akan dibagi antara bank syariah dengan nasabah sesuai kesepakatan yang telah
dibuat, yakni 60%-40%.
Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh :
Bank Syariah adalah 60% x Rp.6.000.000,00
Tuan Kamase, 40% x Rp.6.000.000,00

= Rp.3.600.000,00

= Rp.2.400.000,00

Catatan : Rp.6.000.000,00 diperoleh dari Rp.10.000.000,00 Rp.4.000.000,00

Bab 4. Modal Usaha

57

Contoh kasus untuk Baialmurabahah


Nn. Ardelia ingin membeli mobil senilai Rp.300.000.000,00 dan selama 3
tahun diperkirakan akan memberikan keuntungan sebesar Rp.60.000.000,00.
Seluruh modal akan dibiayai oleh Bank Syariah. Maka, harga yang ditetapkan Nn.
Ardelia Rp.360.000.000,00 (Rp.300.000.000,00 + Rp.60.000.000,00).
Jika hal ini disetujui, Nn. Ardelia akan mencicil (mengangsur) sebesar :
Rp.360.000.000,00

cicilan = 36 bulan (3 tahun) Rp.10.000.000,00 per bulan


4.8 Prosedur dan Syarat Pinjaman
Hampir semua bank menerapkan prosedur atau proses peminjaman uang
yang sama. Hanya saja, persyaratan yang ditetapkan sedikit berbeda antara bank
satu dengan bank lainnya. Tujuannya adalah agar kredit atau pembiayaan yang
diberikan kenasabah aman atau tidak macet. Di samping itu, juga agar jangan
sampai kredit tersebut disalahgunakan dan menjadi beban bagi nasabah di masa
yang akan datang.
Secara umum prosedur dan proses pengajuan kredit pada suatu bank
adalah sebagai berikut :
1. Nasabah mengajukan secara tertulis dengan mengisi dan menandatangani
aplikasi (formulir) permohonan kredit.
2. Nasabah melengkapi semua persyaratan yang telah ditetapkan dan
dilampirkan dalam aplikasi permohonan.
3. Pihak bank akan mempelajari permohonan tersebut dan apabila terdapat
kekurangan persyaratan, nasabah diminta untuk melengkapinya.
4. Apabila permohonan dirasakan memenuhi syarat, nasabah dipanggil untuk
diwawancarai seputar kehendaknya, maksud, dan tujuan memperoleh kredit.
5. Kemudian bank akan melakukan penelitian dokumen dan penelitian ke
lapangan, yaitu penelitian ke lokasi yang berhubungan dengan kredit.
6. Apabila hasil penelitian dokumen, hasil wawancara, dan penelitian lapangan
memenuhi persyaratan kredit, nasaah diminta

datang ke bank untuk

menandatangani akad kredit.

Bab 4. Modal Usaha

58

7. Setelah akad kredit ditandatangani, bank akan menyetor uang tersebut ke


rekening nasabah.
Persyaratan untuk memperoleh kredit dibagi menjadi dua jenis, yaitu
untuk nasabah perorangan dan nasabah badan usaha. Untuk nasabah perorangan
persyaratannya relatif lebih ringan, di antaranya :
1. Bukti diri yang masih berlaku;
2. Slip gaji asli;
3. SK Pengangkatan untuk karyawan;
4. Surat nikah;
5. Kartu keluarga;
6. Jaminan lainnya bila diperlukan untuk jumlah tertentu; dan
7. Persyaratan tambahan lainnya.
Sementara itu, persyaratan untuk nasabah badan usaha adalah :
1. Akte notaris badan usaha;
2. Bukti diri pimpinan;
3. NPWP;
4. Izin-izin usaha;
5. Riwayat singkat perusahaan;
6. Kegiatan perusahaan selama tiga tahun terakhir yang ditunjukkan dalam
laporan keuangan;
7. Rencana keuangan dan pengembalian pinjaman dalam bentuk cash flow;
8. Jaminan yang dapat diberikan; dan
9. Persyaratan tambahan lainnya.
4.9.

Penutup
Kesimpulan
Modal adalah sesuatu yang yang diperlukan untuk membiayai operasi

perusahaan mulai dari berdiri sampai beroperasi. Modal terdiri dari uang dan
tenaga (keahlian).
Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk membiaya segala keperluan
usaha, mulai dari biaya prainvestasi, pengurusan izin, biaya investasi untuk

Bab 4. Modal Usaha

59

pembelian aktiva tetap, sampai dengan modal kerja. Sementara modal keahlian
diperlukan untuk mengelola atau menjalankan usaha tersebut.
Kebutuhan modal untuk melakukan usaha terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Modal investasi;
2. Modal kerja.
Modal investasi digunakan untuk panjang dan berulang-ulang dan
biasanya umurnya lebih dari satu tahun. Penggunaan modal investasi untuk jangka
panjang digunakan untuk membeli aktiva tetap, seperti tanah, bangunan, mesinmesin, peralatan, kendaraan, serta inventaris lainnya.
Modal kerja digunakan untuk jangka pendek dan beberapa kali pakai
dalam satu proses produksi. Jangka waktu modal kerja biasanya tidak lebih dari
satu tahun. Modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasinal
perusahaan pada saat perusahaan sedang beroperasi.
Pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin memperoleh modal adalah :
1. Tujuan perusahaan;
2. Masa pengembalian modal;
3. Biaya yang dikeluarkan;
4. Estimasi keuntungan.
Jenis modal dilihat dari sumbernya adalah sebagai berikut :
1. Modal sendiri, terdiri dari :
Setoran modal (saham);
Cadangan laba;
Laba yang belum dibagi;
Modal sumbangan;
Hibah.
2. Modal asing (pinjaman), terdiri dari :

Pinjaman dari dunia perbankan;

Pinjaman dari lembaga keuangan lainnya;

Pinjaman dari perusahaan nonkeuangan.

Kelebihan dan kelemahan masing-masing modal adalah sebagai berikut :

Bab 4. Modal Usaha

60

1. Kelebihan modal sendiri adalah :

Tidak ada biaya;

Tidak tergantung kepada pihak lain;

Tidak memerlukan persyaratan yang rumit;

Tidak ada keharusan pengembalian modal.

2. Kekurangan modal sendiri adalah :

Jumlahnya terbatas;

Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu sulit;

Kurang motivasi pemilik.

3.

Kelebihan modal pinjaman adalah :

Jumlahnya tidak terbatas;

Motivasi usaha tinggi.

4.

Kekurangan modal pinjaman adalah :

Dikenakan berbagai biaya;

Harus dikembalikan;

Beban moral.

5.

Kelebihan modal campuran adalah dapat mengatur komposisi


modal yang seimbang.
Pinjaman;
Pemberian pinjaman yang dilakukan oleh bank diartikan sebgai

penyaluran dana ke masyarakat. Pinjaman bank ini lebih dikenal dengan nama
kredit bagi bank konvensional (Barat) dan pembiayaan bagi bank syariah (Islam).
Unsur-unsur kredit ataupun pembiayaan yakni :
1. Kepercayaan;
2. Kesepakatan;
3. Jangka waktu;
4. Risiko; dan
5. Balas jasa.
Jenis-jenis kredit atau pinjaman yang ditawarkan meliputi :
1. Kredit investasi;

Bab 4. Modal Usaha

61

2. Kredit modal kerja;


3. Kredit perdagangan;
4. Kredit produktif;
5. Kredit konsumtif;
6. Kredit profesi.
Rumusan sederhana untuk mencari besarnya angsuran, pokok pinjaman
dan bunga adalah sebagai berikut :
Angsuran = Pokok Pinjaman + Bunga
Jumlah Pinjaman

Pokok pinjaman = Jangka Waktu Pinjaman


Bunga =

% Bunga x Jumlah Pinjaman


x1
1tahun

Sistem perhitungan bunga kredit dilakukan dengan tiga metode, yakni:


1. Sistem flate rate;
2. Sliding rate; dan
3. Floating rate.
Jenis-jenis pembiayaan yang diberikan bank syariah adalah :
1. Al-musharakah;
2. Al-mudharabah;
3. Baialmurabahah;
4. Ijarah;
5. (Ijarah wa iqtina).
Soal-soal
1. Jelaskan pengertian modal dan jenis-jenis modal yang Anda ketahui secara
lengkap dengan contoh!
2. Uraikan pula manfaat modal bagi dunia usaha secara lengkap dengan contoh
yang konkret!
3. Uraikan dari mana saja sumber dana dapat diperoleh secara lengkap, bila
perlu dengan contoh!
4. Jelaskan pengertian modal sendiri dan modal asing serta jenis-jenis masingmasing modal tersebut!

Bab 4. Modal Usaha

62

5. Uraikan secara lengkap apa saja keuntungan dan kerugian masing-masing


modal, baik modal sendiri maupun modal asing!.
6. Uraian pengertian pinjaman yang Anda ketahui, bila perlu dengan contoh yang
konkret!
7. Jelaskan alasan mengapa seseorang perlu melakukan atau memperoleh suatu
pinjaman!
8. Uraian keuntungan dan kerugiannya bila memperoleh suatu pinjaman, baik
bank konvensional maupun bank syariah!
9. Jelaskan dari mana saja seseorang dapat memperoleh pinjaman dengan contoh
konkret!
10. Uraikan dengan contoh teknik atau cara perhitungan bunga pinjaman yang
Anda ketahui

Bab 4. Modal Usaha

63

Anda mungkin juga menyukai