OLEH :
Mai F. Nainggolan
135080400111037
135080400111078
145080400111020
Dwi Fatmawati
155080400111002
Rohmatin
155080400111007
Nilam Deviana P
155080400111008
155080400111009
155080400111011
Kata Pengantar
Puji syukur penulis mengucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya, mungkin penulis tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan walaupun masih ada kesalahan. Makalah ini memuat tentang
Sukses Penjualan Kunci Wirausahawan dan sengaja dipilih karena menarik
perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua
pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kekurangan. Penyusun mohon untuk
saran dan kritiknyaagar makalah ini dapat menjadi lebih baik.. Terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada era zaman sekarang mulai banyak muncul seorang wirausahawan
muda. Mereka memilih melakukan usaha sendiri karena naluri pengusaha atau
naluri pebisnis sudah melekat di dalam dirinya dan kemauan untuk mandiri.
Terlebih lagi pada zaman sekarang memang mencari suatu pekerjaan memang
sangat susah. Karena minimnya lapangan pekerjaan dan memang persaingan
kerja yang sangat ketat. Akhirnya dengan kemauan yang keras dan tekad yang
kuat seseorang memutuskan untuk berwirausaha.
Dalam berwirausaha semuanya berujung pada kemampuan untuk menjual
produk atau jasa. Karena itu dalam berwirausaha adalah sejauh mana seseorang
bisa mengoptimalkan kemampuan melakukan penjualan. Namun bagi pelaku
wirausaha kecil dan menengah kemampuan untuk menjual produk/jasa ini sering
menjadi titik lemah. Banyak orang bisa melakukan produksi yang bagus dengan
kuantitas yang besar, namun harus mandek karena tidak bisa menjual produk
yang dihasilkan. Padahal produknya bagus, karena itu penjualan adalah kunci
sukses dalam berwirausaha.
Agar barang atau jasa yang ditawarkan diketahui dan dikenal oleh
konsumen, seorang wirausaha harus memperkenalkan barang atau jasa yang
akan dijual. Misalnya melalui promosi secara offline atau online, melalui brosur,
banner atau melalui media sosial. Hal ini tentu akan membantu dalam penjualan
akan barang atau jasa yang ditawarkan.
Sebelum melakukan penjualan, seorang wirausaha harus menentukan
target dan segmentasi pasar dari produk atau jasa yang akan di tawarkan
kepada para konsumen. Misalkan target pasar adalah ibu-ibu atau bapak-bapak,
pelajar, anak-anak, remaja atau bahkan orang tua dan manula. Selain itu
seorang wirausaha harus menentukan segmentasi dari produk atau jasa yang
ditawarkan. Seorang wirausaha harus bisa melihat permasalahan dari para
konsumennya, sehingga seorang wirausaha bisa memberikan solusi dari
permasalahan
konsumen
dengan
menawarkan
produk
atau
jasa
yang
dipasarkan.
Mengingat pentingnya penjualan dalam sukses berwirausaha, maka perlu
upaya terus-menerus untuk mengasah kemampuan menjual dan juga langkahlangkah penjualan yang sistematis dan terencana. Selain terencana langkah
penjualan harus bisa dievaluasi sehingga diperbaiki saat ada langkah yang
kurang pas.
1.2 Rumusan Masalah
1 Bagaimana cara memperkenalkan produk yang kita jual kepada pasar?
2 Bagaimana cara menyusun rencana pemasaran?
3 Bagaimana cara mengatur strategi pemasaran dari produk yang
4
ditawarkan?
Apa maksud dari penjual sebagai ilmuwan dan artis dan penjual
sebagai profesi?
dan
penulis
mengetahui
bagaimana
cara
ditawarkan.
Agar pembaca dan penulis mengetahui arti dan maksud dari kalimat
penjual sebagai ilmuwan dan artis dan penjual sebagai profesi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penjual Sebagai Profesi
2.1.1 Profesi Penjual
Profesi Penjual Seorang penjual profesional harus memiliki dedikasi tinggi
untuk melayani kebutuhan dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh pembeli.
Seorang penjual harus memberi advis kepada pembeli, apa yang harus dibeli,
bagaimana cara menggunakan barang, dan sebagainya.
Gambaran seorang penjual profesional adalah sebagai berikut :
1. Memiliki kemampuan menjual yg memuaskan
2. Dia bangga memilih pekerjaan menjual ini
3. Dia memiliki standar etika yang tinggi
4. Terampil dalam pekerjaannya
5. Memiliki pengetahuan
6. Benar bila berjanji
7. Dia tidak ketinggalan jaman karena selalu belajar
8. Dia memelihara keutuhan pribadinya dan kemerdekaannya
9. Dia mengetahui bahwa pekerjaan menjual artinya melayani
2.1.2 Keuntungan Penjual Profesi
Memiliki kesempatan mengadakan tour ke berbagai daerah dan ini akan
menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman, bergaul dengan banyak
orang dari segala lapisan. Rasa bangga akan pekerjaannya dan lebih bebas,
tidak selalu bekerja dibawah seorang mandor seperti dalam pabrik. Pribadinya
dapat berkembang, karena banyak mendapat ide-ide baru dari hasil interelasinya
dengan orang lain. Memiliki rasa tanggung jawab tinggi karena sudah
terlatihKeuntungan bila seseorang terjun ke dalam bidang profesi penjualan :
1. Akan memperoleh gaji / penghasilan yang cukup tinggidibandingkan dengan
orang-orang yang menerima upah gaji tetap.
2. Memiliki kesempatan yang lebih luas untuk berkembang, dibandingkan
dengan pegawai tetap pada umumnya
3. Memiliki kesempatan mengadakan tour ke berbagai daerah dan ini akan
menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bergaul dengan banyak
orang dari segala lapisan.
4. Rasa bangga akan pekerjaannya dan lebih bebas, tidak selalu bekerja di
bawah seorang mandor seperti dalam pabrik.
5. Pribadinya dapat berkembang, karena banyak mendapat ide ide baru dari
hasil interelasinya dengan orang lain.
6. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi karena sudah terlatih
2.1.2 Kelemahan Penjual Profesi
kita
miliki
dalam
praktik
atau
juga
merupakan
keahlian
dalam
minyak
gorengnya
sehat
bagi
jantung.
Ini
diperkuat
Tropical
dengan
ikatan
emosional
antara
konsumen
dan
produk
(brand)
banyak
warna,
dan
warna
ini
juga
digunakan
untuk
menyampaikan pesan dengan cara yang sangat artistik. Sebagai contoh jika kita
memeriksa logo COCA-COLA, apa yang mereka sampaikan? Ketika kita berpikir
tentang warna merah, apa hal pertama yang muncul dalam pikiran Anda? Love
dan Power. Itulah mengapa Coca-Cola memilih warna ini untuk logo karena
kecerahan dan percikan dalam warna merah membawa daya tarik dan
meningkatkan produk.
Gambar 3. Coca-Cola dengan logo warna merah yang melambangkan Love dan
Power
Jadi kita dapat mengatakan "pemasaran adalah sebuah seni".
2.2.2 Pemasaran sebagai sebuah ilmu (science)
Untuk memudahkan dalam memahami bahwa pemasaran sebagai
sebuah ilmu, kita analogikan pemasaran paling dekat dengan Psikologi yang
secara luas diakui sebagai ilmu. Psikologi adalah studi tentang pikiran dan
perilaku dalam kaitannya dengan bidang pengetahuan tertentu atau kegiatan
(Merriam-Webster, Inc). The American Marketing Association dalam Kotler dan
Keller (2012, p.27) mendefinisikan pemasaran sebagai: "Kegiatan, mengatur
lembaga, dan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, memberikan, dan
bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan
masyarakat pada umumnya."
Seperti yang ditunjukkan oleh definisi AMA di atas, pemasaran melibatkan
komunikasi nilai yang diberikan kepada kelompok konsumen. Kita percaya
bahwa penentuan nilai ini adalah proses ilmiah karena melibatkan kognitif
mempelajari calon konsumen dalam berbagai cara untuk menghasilkan hasil
yang menguntungkan bagi pemasar. Sementara gagasan ini dapat dikatakan
sebagai ilmu eksak. Proses penentuan nilai calon pelanggan menggunakan array
yang luas dari metodologi penelitian, analisis data, angka-angka, metrik, survei,
model
peramalan,
dan
alat-alat
lain
yang
membantu
seseorang
atau
atau
ilmu
pengetahuan
untuk
lebih
memahami
kebutuhan
adalah
contoh
kasus
ketika
pemasaran
menggunakan
adalah
semua tentang ilmu pengetahuan, tapi tidak. Sementara kita dapat memprediksi
perilaku konsumen dan pasar dengan menggunakan metode ilmiah, keputusan
berdasarkan hasil ilmiah tidak selalu benar. Ambil contoh Coca-Cola misalnya.
Mereka melakukan riset pasar yang luas ketika mengembangkan produk baru
Coca Cola baru. Mayoritas peserta dalam penelitian ini adalah mereka yang
sangat positif terhadap Coca Cola baru. Manajemen mendasarkan keputusan
mereka pada hasil-hasil riset dan yakin akan sukses ketika mereka meluncurkan
produk baru tersebut. Mereka kembali dengan angka analisis kuantitatif dan
mengklaim bahwa survei mereka mengatakan bahwa Coca Cola "baru" akan
sepopuler soft drink yang paling trendi yang pernah ada.
Apa yang terjadi? Itu adalah bencana. Orang-orang menuntut Coca Cola
classic kembali. Bahkan, Coca-Cola harus meluncurkan Coca Cola classic ke
pasar karena kegagalan Coca Cola baru. Terlepas dari tingkat investasi dan
riset pasar yang besar, produk gagal dan buruk. Riset tersebut gagal untuk
mempertimbangkan ikatan emosional yang telah dibangun selama bertahuntahun dan ini tidak sepenuhnya diukur dalam riset. Disini terlihat bahwa Coca
Cola adalah keputusan pembelian berbasis emosional. Hal ini menunjukkan
bahwa pemasaran tidak hanya cukup sekedar ilmu pengetahuan.
Nilai unsur "kreatif" dari kampanye pemasaran dapat menjadi sulit untuk
diukur, terutama di dunia di mana ukuran keberhasilan adalah Return on
Investment (ROI). Bagaimana kita bisa mengukur dampak kreatif dalam
pemasaran suatu produk dan kita bisa yakin bahwa ini adalah faktor yang
menentukan dalam keberhasilan suatu kampanye? Seni mengambil pendekatan
subyektif untuk metode dalam pemasaran (Saunders, 2009). Konsumen
10
11
jasa.
W.Y. Stanton mengemukakan bahwa pasar yaitu tempat yang bertujuan
untuk merencanakan, menentukan, mempromosikan, serta mendistribusikan
barang dan jasa. Dalam hal ini beliau mengedepankan kepuasan pembeli.
Philip & Duncanadan mengemukakan bahwa pasar sebagai sesuatu yang
sebagai berikut:
1. Persaingan pasar sempurna
Pasar yang terdiri dari banyak penjual dan banyak pembeli dengan
produk yang seragam atau serupa (uniform), tidak ada penjual ataupun
pembeli yang dapat mempengaruhi harga.
2. Persaingan monopolistik
Pasar terdiri dari banyak penjual dan banyak pembeli dengan harga yang
beragam mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
Keragaman
harga
mendiferensiasi
ini
disebabkan
produknya.
Dalam
oleh
adanya
pasar
yang
kesempatan
seperti
ini,
untuk
sebuah
13
14
1.
2.
15
dalam
perencanaan
pemasaran, meliputi :
1. Melakukan analisis situasi
Analisis yang dilakukan dalam tahap ini adalah analisis SWOT ( Streghts,
Weaknesses, Opportunities dan Threats ). Analisis ini mencakup peluang dan
masalah yang ditimbulkan oleh trend an situasi pembeli, pesaing, biaya dan
regulasi. Selain itu, termasuk pula di dalammnya adalah kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan.
2. Menetapkan tujuan / sasaran
Tujuan dirumuskan secara spesifilk dan mengidentifikasi tingkat kinerja
yang diharapkan untuk dicapai organisasi pada waktu tertentu di masa datang,
dengan mempertimbangkan realitas masalah dan peluang lingkungan serta
kekuatan dan kelemahan perusahaan.
3. Menyusun strategi dan program kerja
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, pengambil keputusan
kemudian merancang strategi (tindakan jangka panjang untuk mencapai tujuan)
16
17
BAB III
KESIMPULAN
Pada era zaman sekarang mulai banyak muncul seorang wirausahawan
muda. Untuk sukses berwirausaha, maka perlu upaya terus-menerus untuk
mengasah kemampuan menjual dan juga langkah-langkah penjualan yang
sistematis dan terencana. Selain terencana langkah penjualan harus bisa
dievaluasi sehingga diperbaiki saat ada langkah yang kurang pas. Tipe penjual
dibagi menjadi tiga yaitu penjual sebagai profesi, ilmuwan dan artis, serta Both
and Science. Masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Penjual akan
selalu berkaitan dengan pasar, dimana pasar merupakan suatu tempat fisik di
mana pembeli dan penjual
18
DAFTAR PUSTAKA
Anjani Arin. 2015. Analisis Strategis Pemasaran Produk Indomei PT. Telkom
Kandetal Bantul.
Hani Handoko. 2003. Manajemen Edisi ke 2. BPFE Yogyakarta.
Kasmir & Jakfar. (2006). Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Prenada Media
Group. Jakarta.
Rachmawati, Rina. 2011. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap
Peningkatan Penjualan (Sebuah Kajian Terhadap Bisnis Restoran). Jurnal
Kompetensi Teknik Vol. II No. 2 Tahun 2011. Jurusan Teknologi
Richard L. 2003. Management, Edisi 6. Salemba Empat : Jakarta.
19