Anda di halaman 1dari 11

KONFLIK DAN PERUNDINGAN

MATA KULIAH: PERILAKU ORGANISASI

Makalah Ini Disusun Oleh:

Rts. Putri Kiranti (A1D519038)

Miranda Safitri (A1D519041)

Ayu Rahmaningsih (A1D519053)

Ajeng Rahma Destiana (A1D519060)

Heldi Kurniawan (A1D519071)

Dosen Pengampu : Robi Hendra, S.Pd., M.Pd

KELAS R002

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW serta keluarganya dan
para sahabatnya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok sebagai tugas Mata Kuliah Perilaku
Organisasi. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyusun tugas ini.

Dengan segala Rahmat dan Karunia-Nya akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah ini
dengan berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun, agar kami bisa lebih baik dalam membuat tugas selanjutnya. Semoga makalah ini
bisa memberi manfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

Jambi, 27 November 2019

Kelompok Penyusun

DAFTAR ISI
i
Kata Pengantar.....................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan Makalah.............................................................................1

D. Manfaat Penulisan Makalah...........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Konflik...........................................................................................................2

B. Perundingan....................................................................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................7

B. Saran...............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang mempunyai karakteristik yang beda-beda. Karakteristik yang
berbeda ini lah yang dapat menimbulkan konflik yang artinya manusia tidak terlepas dari sebuah
masalah. Konflik harus mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat agar konflik tersebut
tidak semakin besar dan berkepanjangan sehingga muncullah sebuah perundingan. Perundingan
adalah proses yang dilakukan untuk mencapai kesepkatan bersama.

Konflik akan selalu muncul jika persepsi di antara kedua belah pihak berbeda. Agar konflik
dapat memberikan manfaat serta mengurangi dampak negatifnya, konflik harus di kendalikan
dengan melakukan pengawasan dan penindakan yang benar sehingga tujuan dan sasaran dalam
perundingan dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian konflik dan perundingan


2) Apa saja penyebab timbulnya konflik
3) Apa saja jenis-jenis konflik
4) Bagaimana peranan konflik dalam organisasi
5) Bagaimana proses dari perundingan
6) Apa saja taktik yang digunakan dalam perundingan

C. Tujuan Penulisan Makalah

1) Mengetahui pengertian dari konflik dan juga perundingan


2) Mengidentifikasi penyebab timbulnya suatu konflik
3) Mengetahui jenis-jenis konflik
4) Mengetahui peranan konflik dalam organisasi
5) Mengerahui proses dari perundingan
6) Mengetahui taktik yang digunakan dalam perundingan

D. Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat dari penulisan makalah ini agar pembaca dapat mengetahui konflik serta bagaimana
cara perundingan yang dilakukan agar dapat menyelesaikan suatu konflik

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konflik

1. Pengertian Konflik

Konflik secara etimologi berasal dari bahasa Inggris yaitu conflict, dari bahasa Latin
configure yang artinya saling menjatuhkan atau konflik terjadi karena ada pihak-pihak yang
saling bertentangan dengan kata lain kekerasan, menyindir, sikap, pendapat-pendapat, perilaku,
tujuan-tujuan, dan kebutuhan yang bertentangan.

Menurut Afzalur Rahim menyatakan bahwa konflik dapat didefinisikan sebagai keadaan
interaktif yang termanifestasikan dalam sikap ketidakcocokan, pertentangan, atau perbedaan
dengan atau antara entitas sosial seperti individu-individu, kelompok-kelompok, atau organisasi-
organisasi.

Konflik dalam organisasi adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota atau
kelompok organisasi yang timbul akibat adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi
sumber-sumber daya yang terbatas atau kegiatan kerja karena kenyataan bahwa mereka memiliki
perbedaan status, tujuan, nilai, atau persepsi. Konflik juga dapat diartikan sebagai ketidak
setujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi
yang timbul karena mereka harus menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama
atau menjalankan kegiatan bersama-sama dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan,
nilai-nilai dan persepsi yang berbeda.

2. Timbulnya Konflik

Suatu konflik dapat terjadi disebabkan oleh masing-masing pihak atau salah satu pihak
merasa dirugikan. Untuk mencegah terjadinya konflik maka yang dapat kita ketahui antara lain:

a) Perbedaan Pendapat

Konflik dapat terjadi pada saat terjadi perbedaan pendapat yaitu dimana masing-masing
pihak merasa dirinya benar. Jika perbedaan itu cukup signifikan maka timbullah rasa yang
tidak enak tegang dan sebagainya.

b) Salah Paham

Salah paham merupakan hal yang sering menimbulkan sebuah konflik. misalnya perilaku
seseorang itu bertujuan baik tetapi dianggap oleh pihak lain sebagai tindakan yang
merugikan.

c) Perasaan Yang Sensitif Atau Mudah Tersinggung

2
Dilihat dari sudut atau etika yang berlaku tindakan ini sebenarnya tidak salah. Meskipun
begitu pihak lain selalu memiliki perasaan yang sensitif jadi dapat merugikan pihak lain
sehingga timbulnya konflik.

3. Jenis-Jenis Konflik

Konflik dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:

a) Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (person role conflict), dimana
peraturan yang berlaku tidak dapat diterima oleh seseorang sehingga orang itu memilih
untuk tidak melaksanakan sesuatu sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b) Konflik antar peranan (inter role conflict), dimana orang menghadapi persoalan karena
dia menjabat dua tau lebih fungsi yang saling bertentangan; misalnya saja anggota serikat
pekerja yang juga pengawasan atau mandor perusahaan.

c) Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang
(intersender conflict), misalnya saja dekan suatu fakultas harus memenuhi permintaan
yang berlainan para ketua jurusan.

d) Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan


(intrasender conflict).

Kelompok konflik yang pertama pada hakekatnya meminta kesadaran orang untuk mentaati
peraturan yang ada atau memerlukan kesetiaan orang pada organisasi. Kelompok konflik yang
kedua dapat dihindari dengan mendefinisikan kembali tugas yang terlebih dahulu telah
dispesialisasikan dan dialokasikan pada seorang tertentu sehingga akibat negatif dwi-fungsi
diminimumkan. Sedangkan kelompok konflik ketiga dapat dihindari dengan memperlakukan
sama bagi semua pihak-pihak yang berkepentingan. Akhirnya kelompok konflik keempat dapat
dihindari dengan sistem informasi yang lebih baik serta adanya buku pedoman atau petunjuk
perusahaan.

Dalam kehidupan organisasi, konflik juga dapat dibedakan menurut pihak-pihak yang saling
bertentangan. Atas dasar hal ini, kita mengenal lima konflik (T. Hani Handorko, 1984):

1) Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi
ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya, bila
berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk
melakukan lebih dari pada kemampuannya.

2) Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering disebabkan
oleh perbedaan-perbedaan pendapat. Konflik ini juga berasal dari adanya konflik antar
peranan (seperti antara manajer dan bawahan).

3
3) Konflik antara individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu
menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok
kerjanya karena melanggar norma-norma kelompok.

4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan
kepentingan antar kelompok.

5) Konflik antar organisasi, timbul sebagai akibat dari bentuk persaingan ekonomi dalam
sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya
pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga-harga lebih rendah, dan
penggunaan sumber daya lebih efisien.

4. Peranan Konflik dalam Organisasi

Secara tradisional pendekatan terhadap konflik organisasional adalah sangat sederhana dan
optimistik. Pendekatan tersebut didasarkan atas tiga anggapan sebagai berikut (Joe Kelly, 1974):

1) Konflik menurut definisinya dapat dihindarkan.

2) Konflik dapat disebabkan oleh para pembuat masalah dan pengacau.

3) Bentuk-bentuk wewenang legalistik seperti “berjalan melalui saluran-saluran” atau


“berpegang pada aturan” ditekankan.

4) Korban diterima sebagai hal yang tak dapat dihindarkan. Manajemen mendasarkan pada
wewenang formal dan penyusunan organisasi klasik untuk memecahkan “masalah
konflik” mereka. Para manajer individual sering menjadi hipokritis untuk dapat
menghindari konflik-konflik dari atas atau bawah. Mereka menutup mata terhadap
keberadaan konflik, menciptakan strategi-strategi penundaan yang masuk akal untuk
menghindari konflik dan kembali menggunakan mekanisme-mekanisme defensive
sebagai penyelesaian semu terhadap konflik.

B. Perundingan

1. Pengertian Menurut Para Ahli:

a) Menurut Robbins (2002), dalam ilmu Ekonomi, perundingan merupakan proses antara
dua pihak atau lebih untuk menyepakati nilai tukar barang dan jasa.

b) Menurut Herb Cohen (1995) dalam buku Kewirausahaan Indonesia, perundingan adalah
kegiatan yang menggabungkan pengetahuan dan kekuatan seseorang untuk menentukan
perilaku pihak lain.

4
c) Menurut Bill Scoot, perundingan yaitu suatu pertemuan antara satu pihak dengan pihak
lain. Dari penjelasan diatas, secara garis besar perundingan adalah suatu pertemuan
salah satu pihak dengan pihak lain guna mendapatkan suatu kesepakatan.

d) Menurut Sudikno Mertokususmo (1999), perjanjian adalah perbuatan hukum yang


berdasar atas kesepakatan yang memiliki kekuatan hukum.

e) Menurut Lukman Santoso, perjanjian terjadi ketika orang lain saling berjanji
melaksanakan sesuatu yang secara otomatis berkekuatan hukum dan bersifat konkret.

f) Menurut Kartini Muljadi dan Gunawan Wijaya (2003), perjanjian merupakan perbuatan
dua orang atau lebih yang melahirkan suatu perikatan antara pihak-pihak yang berjanji.

Sehingga dari pendapat parah ahli dapat disimpulkan perundingan adalah proses yang
dilakukan antara dua orang atau dua pihak untuk mencapai suatu kesepakatan.

2. Proses Perundingan

a) Perencanaan dan persiapan: perundingan apa yang diinginkan, bagaimana awal mula
yang mendorong perundingan tersebut.

b) Ketentuan aturan dasar: isu-isu apa yang akan dibahas, siapa yang terlibat, dimana
diadakan.

c) Penjelasan pembenaran: menerangkan, menjelaskan, menegaskan, memperkuat dan


membenarkan tuntutannya kepada pihak yang lain.

d) Tawar menawar dan pemecahan masalah: perundingan dilakukan dengan tawar


menawar untuk memecahkan suatu masalah dan dapatlah hasil kesepakatan tersebut.

e) Penutupan dan implementasi: proses akhir dalam perundingan yang menyepakati


persetujuan yang telah dikerjakan dan dilakukan pemantauan.

3. Taktik Perundingan

Ada beberapa taktik dalam melakukan perundingan, yaitu :

a) Membuat agenda: memberikan waktu kepada pihak yang berselisih dan mendorong
pihak-pihak untuk mencapai kesepakatan atas perundingan yang dilakukan.

b) Bluffing: mengelabui lawan berunding dengan membuat distorsi kenyataan yang ada
dan membuat gambaran yang tidak nyata.

c) Deadline: pihak yang berunding bisa mempercepat proses perundingan dengan cara
memberi tenggat waktu kepada lawannya untuk cepat mengambil keputusan.

5
d) The art of concecion: meminta konsensi dari lawan berunding atas permintaan pihak
lawan berunding yang akan disepakati atau dipenuhi.

e) Intimidasi: proses ini dilakukan apabila salah satu pihak membuat ancaman kepada
lawan berunding nya agar menerima penawaran, dan menerima konsekuensi yang ada.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konflik adalah suatu bentuk pertentangan yang terjadi antara dua pihak atau lebih dimana
salah satu pihak dirugikan atau dipengaruhi secara negatif sehingga menimbulkan ketidakpuasan
terhadap perilaku pihak lain. Konflik dapat terjadi akibat terjadinya perbedaan pendapat, salah
paham, dan perasaan yang sensitif

Perundingan adalah proses tawar menawar dengan cara berunding untuk mencapai
kesepakatan kedua belah pihak dan berupaya menyepakati tingkat kerja sama yang baik.

B. Saran

Konflik akan selalu timbul jika pandangan suatu pihak berbeda dengan pandangan pihak
lawan, agar konflik dapat memberikan manfaat yang optimal dalam perundingan dan
mengurangi efek negatifnya, konflik dapat di kelola dengan melakukan pencegahan dan
penanganan konflik sehingga tujuan dan sasaran dalam perundingan dapat tercapai.

Sebelum melakukan perundingan sebaiknya seseorang mempelajari situasi yang ada, agar
mampu mengatur perundingan dan mendapatkan hasil positif dalam perundingan tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Inayah, S. S. (2014). Konflik dan Negoisasi Dalam Perspektif Komunikasi, LENTERA, 16(2).

Anwar, Khoirul. (2018). Urgensi Penerapan Manajemen Konflik dan Organisasi Pendidikan.
Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam, 1(2), 32-33.

Lumintang, Juliana. (2015). Dinamika Konflik Dalam Organisasi. e-journal “Acta Diunra”,
4(2), 2-3.

Anda mungkin juga menyukai