Anda di halaman 1dari 19

KELEMBAGAAN DAN IDENTITAS KOPERASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah


Koperasi Syariah dan UMKM
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Nuraeni Gani, MM.

Disusun oleh :

FITHRI AZIZAH
90500120095
firhriazizah@gmail.com

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya kita
dapat menyelesaian Makalah KELEMBAGAAN DAN IDENTITAS KOPERASI. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Koperasi Syariah dan UMKM dengan dosen
pengampu Ibu Dra. Hj. Nuraeni Gani, MM.

Saya berharap makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca. Semoga Makalah ini
dapat menambah ilmu dan pengetahuan kita mengenai bank syariah. Saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saya mengharapkan
saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Makassar, 06 Juni 2022

Fithri Azizah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 3
A. Unsur-Unsur Kelembagaan Koperasi ............................................................................................... 3
B. Koperasi sebagai Gerakan Ekonomi ................................................................................................. 6
C. Koperasi sebagai Badan Usaha ......................................................................................................... 7
D. Fungsi dan Peran Koperasi ............................................................................................................... 8
E. Tujuan Koperasi ................................................................................................................................ 9
F. Ciri-Ciri Koperasi ........................................................................................................................... 10
G. UU Koperasi ................................................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi adalah “soko guru” sebagai bagian integral dan tak terpisahkan dari
tata perekonomian nasional, maka koperasi bukan hanya amanah konstitusi namun
sekaligus menjadi harapan dalam membangun ekonomi rakyat, bahkan bapak Koperasi
Indonesia Moh. Hatta secara ekstrem menyatakan bahwa koperasi merupkan satu
satunya wadah aparat produksi. Pasal 33 ayat (2) UndangUndang Dasar 1945
manyatakan bahwa bangun usaha di Indonesia selain Koperasi adalah Perusahaan
Negara (BUMN/D) dan Perusahaan Milik Swasta (BUMS), namun semangat
menjadikan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional merupakan cita cita
yang harus diwujudkan.

Lembaga keuangan yaitu salah satunya adalah koperasi yang memegang


peranan yang sangat penting yaitu sebagai penggerak roda perekonomian yang ada di
dalam negara. Salah satunya adalah perkembangan kemajuan ekonomi syariah yang
ada di Indonesia, saat ini berbagai pihak perbankan syariah telah berlomba-lomba
dalam melaksanakan kegiatan yang berubah pemberian pembiayaan kepada beberapa
pelaku usaha mikro atau usaha kecil.

Koperasi itu bukan pertama kali muncul di indonesia akan tetapi muncul dan
diperkenalkan pertama kali itu di barat dan koperasi juga muncul bukan karena
sebuah ajaran atau kultur islam akan tetapi koperasi muncul dan dikenal melalui
pemikiran-pemikiran yang tentunya berasal dari barat. Sistem koperasi mulai
dijalankan pada sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme, pada saat itu koperasi yang
ada di tujukan kepada perekonomian itu sendiri dikarenakan disini koperasi di gunakan
sebagai alat pendorong untuk memperkuat sistem perekonomian kapitalisme dan
sosialisme.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja unsur-unsur koperasi?
2. Bagaimanakah koperasi sebagai gerakan ekonomi?
3. Bagaimanakah koperasi sebagai badan usaha?
4. Apa saja fungsi dan peran koperasi?
5. Apa tujuan dari koperasi?

1
6. Apa saja ciri-ciri koperasi?
7. Apa Undang-Undang tentang koperasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui unsur-unsur koperasi.
2. Mengetahui koperasi sebagai gerakan ekonomi.
3. Mengetahui koperasi sebagai badan usaha.
4. Mengetahui fungsi dan peran koperasi.
5. Mengetahui tujuan dari koperasi.
6. Mengetahui ciri-ciri koperasi.
7. Mengetahui Undang-Undang tentang koperasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Unsur-Unsur Kelembagaan Koperasi


Unsur – unsur yang ada dalam organisasi koperasi pada umumnya adalah
menyangkut keanggotaan, rapat anggota, pengawas dan pengelola.

1. Keanggotaan Koperasi

Keanggotaan koperasi termasuk salah satu unsur yang menentukan dalam


organisasi koperasi. Tanpa anggota, jelas tidak mungkin koperasi berdiri, apalagi
melaksanakan usahanya. Karena itu, kedudukan anggota dalam koperasi secara
hukum adalah suatu keharusan dan sebagai konsekuensinya anggota tersebut
memiliki hak serta kewajiban umum.

Berkaitan dengan keanggotaan koperasi ditegaskan dalam pasal 17 undang


– undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian yang menyebutkan 1)
Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi; 2)
Keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Dalam kedudukanya
sebagai pemilik, anggota koperasi 1) adalah pemodal koperasi dank arena itu harus
memberikan kontribusi modalnya kepada koperasi, sesuai dengan ketentuan sesuai
dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga dan atau keputusan rapat anggota; 3)
mengawasi segala sesuatu yang dilakukan oleh koperasi agar tidak menyimpang
dari keputusan – keputusan yang ditetapkan oleh anggota dan demi pengamanan
terhadap modal yang ditanam oleh anggota ke dalam koperasi.

Dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa atau pelanggan dari


koperasinya, anggota harus berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha koperasi.
Kegiata usaha koperasi pada dasarnya adalah kegiatan yang diputuskan oleh
anggota dan diselenggarakan untuk kepentingan anggota sendiri.

Selanjutnya dalam koperasi bukti kepemilikan anggota diwujudkan dengan


plaksanaan kewajiban membayar simpanan pokok yang dibuktikan dalam bentuk
sertifikat. Ketentuan tersebut memperjelas pengertian keanggotaan koperasi, jika
dibandingkan dengan misalnya, pengertian keanggotaan pada
perkumpulan/organisasi masyarakat, atau yayasan, atau perseroan terbatas yang
tidak mengenal istilah anggota, tetapi menggunakan pengertian pemegang saham.

3
Atas dasar itu anggota koperasi adalah baku atau normatif. Dengan istilah dan
pengertian tersebut, maka pada dasarnya anggota koperasi adalah aktif dalam
melaksanakan hak dan kewajibannya, baik sebagai pemilik maupun sebagai
pengguna jasa koperasi. Hal itu berbeda dengan, misalnya pemegang saham pada
perseroan terbatas atau anggota pada perkumpulan masyarakat, yang umumnya
pasif.

Kedudukan hukum anggota koperasi sebagaimana dimaksud diatas,


member kekuatan, kemantapan, perlindungan dan rasa aman bagi mereka yang
sudah atau yang akan menjadi anggota koperasi. Mereka menjadi anggota koperasi
dengan kesadaran penuh dan bukan ikut – ikutan atau karena terpaksa atau seolah
– olah diwajibkan oleh pihak lain. Kesadaran tersebut diwujudkan dengan
memenuhi persyaratan keanggotaan tersebut sebagaimana diatur dalam anggaran
dasar / anggaran rumah tangga koperasi yang bersangkutan. Hal ini dapat diartikan
pula bahwa anggota mengikat diri dengan koperasi yang menurut hukum perdata
tersebut sebagai perjanjian. Dengan berlakunya perjanjian ini, maka kedua belah
pihak ( anggota dan koperasi ) mempunyai hak dan suara yang sama, satu anggota
satu suara. Demikian pula penegasan bahwa keanggotaan koperasi tidak dapat
dipindah tangankan, karena titik tolak keanggotaan koperasi adalah orang, bukan
modal. Daripada yang telah dijelaskan dimuka, maka mengenai keanggotaan ini
merupakan identitas khusus yang menjadi dasar atau pondasi yang kokoh bagi suatu
organisasi koperasi.

2. Rapat Anggota Koperasi

Rapat anggota dalam koperasi merupakan suatu lembaga atau institusi,


bukan sekedar forum rapat. Rapat anggota adalah salah satu perangkat organisasi
koperasi. Dan karenanya merupakan suatu lembaga struktur organisasi koperasi.
Kedudukan rapat anggota secara hukum ditegaskan dalam pasal 22 Undang –
undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, yang menyebutkan 1) rapat
anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi; 2) rapat anggota
dihadiri oleh anggota yang pelaksanaanya diatur dalam anggaran dasar. Dengan
ketentuan tersebut jelas bahwa istilah pengertian rapat anggota memiliki fungsi,
wewenang, aturan main, dan tata tertib, yang ketentuannya bersifat mengikat,
namun justru menjadi kekuatan dirinya. Rapat anggota sebagai pemegang

4
kekuasaan tertinggi dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat
menentukan, berwibawa dan sumber dari segala keputusan atau tindakan yang
dilaksanakan oleh perangkat organisasi koperasi lainnya dan para pengelola usaha
koperasi. Kebijaksanaan dan keputusan yang ditetapkan oleh rapat anggota harus
ditaati dan mengikat semua angota, pengurus, pengawas dan pengelola usaha
koperasi. Hal itu berarti bahwa kedudukan atau kekuatan hukum rapat anggota
menentukan segala perbuatan dan akibat hukum yang dilakukan koperasi, dalam
hubungannya dengan anggota dan pihak lain/badan usaha lain. Fungsi dan
wewenang yang sangat menentukan tersebut membawa lembaga rapat aggota
kepada kedudukkanannya semacam lembaga legislatif. Hal ini ditegaskan dalam
pasal 23 undang – undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoprasian yang
menyebutkan bahwa rapat anggota menetapkan 1) anggaran dasar 2) kebijakan
umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi 3) pemilihan,
pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas 4) rencana kerja, rencana
anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan 5)
pengesahan pertanggung jawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya 6)
pembagian sisa hasil usaha 7) Penggabungan, peleburan, pembagian dan
pembubaran koperasi.

3. Pengurus Koperasi

Pengurus koperasi adalah satu perangkat organisasi koperasi yang


merupakan suatu lembaga/badan structural organisasi koperasi. Kedudukan
pengurus sebagai pemegang kuasa rapat anggota memiliki tugas dan wewenang
yang ditetapkan oleh undang – undang nomor 25 tahun 1992 tentang
perkoperasiaan, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta peraturan lainnya
yang berlaku dan diputuskan oleh rapat anggota. Dalam pasal 29 ayat 2 undang –
undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan bahwa pengurus
merupakan pemegang kuasa rapat anggota, serta dalam pasal 30 diantaranya juga
disebutkan bahwa 1) pengurus bertugas mengelola koperasi dan usahanya 2 )
pengurus berwenang mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan.

Dengan ketentuan tersebut pengurus mengemban amanat dan keputusan


rapat anggota untuk mengelola organisasi dan usaha koperasi. Tugas dan wewenang
yang dilakukan pengurus merupakan pelaksanaan kegiatan sebagai lembaga

5
eksekutif dan memiliki identitas sendiri. Atas dasar itu, maka istilah dan pengertian
pengurus koperasi adalah baku dan normative.

4. Pengawas Koperasi

Pengawas pada organisasi koperasi adalah salah satu perangkat organisasi


koperasi, dan karenanya merupakan suatu lembaga / badan structural organisasi
koperasi. Pengawas mengemban amanat anggota untuk melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, keputusan pengurus
dan peraturan lainnya yang ditetapkan dan berlaku dalam koperasi.

Fungsi utama pengawas adalah mengamankan keputusan rapat anggota,


ketentuan anggaran dasar / anggaran rumah tangga koperasi, keputusan pengurus
dan peraturan lainnya yang berlaku dalam koperasi yang bersangkutan. Disamping
itu, juga melindungi kepentingan anggota dan koperasi dari kesewenangan dan
penyimpangan yang dilakukan oleh pegurus dan atau pengelola.

Kedudukan pengawas sebagai lembaga kontrol dengan tugas, wewenang


dan tanggung jawab khusus menunjukan identitas tersendiri. Karena itu, istilah dan
pngertian pengawas dalam organisasi koperasi adalah baku dan normative, yang
dapat disejajarkan dengan dewan komisaris pada perseroan terbatas. Disamping
mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab, pengawas juga mempunyai
kewajiban hukum dan karenanya dapat terkena sanksi hukum sebagai mana diatur
dalam peraturan undang – undang.

B. Koperasi sebagai Gerakan Ekonomi


Koperasi pada dasarnya memberikan manfaat baik ekonomi bagi seluruh
anggotanya. Manfaat ekonomi merupakan salah satu faktor pendorong bagi anggota
untuk terus bergabung menjadi anggota koperasi diluar adanya kepentingan sosial.

Semakin tinggi manfaat yang diberikan oleh koperasi maka partisipasi anggota
juga akan semakin meningkat. Tanpa adanya manfaat yang diberikan koperasi tersebut
maka koperasi akan sama seperti badan usaha lainnya.

Manfaat ekonomi bagi anggota koperasi sering disebut dengan istilah Promosi
Ekonomi Anggota, yang memiliki pengertian peningkatan pelayanan koperasi kepada
anggotanya dalam bentuk manfaat ekonomi yang diperoleh sebagai anggota koperasi.

6
Manfaat ekonomi langsung adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh
anggota langsung pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya.

Sedangkan manfaat ekonomi tidak langsung adalah manfaat ekonomi yang


diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi diperoleh kemudian
setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan atau
pertanggungjawaban pengurus dan pengawas, yakni penerimaan SHU anggota.

Manfaat ekonomi yang diberikan tergantung pada jenis koperasi dan usaha yang
dilaksanakan oleh koperasi tersebut. Manfaat koperasi tersebut antara lain:

1. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.

2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.

3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.

4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian SHU.

C. Koperasi sebagai Badan Usaha


Badan usaha atau perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan
& mengkoordinasikan sumber-sumber daya untuk tujuan memproduksi &
menghasilkan barang atau jasa.

Adapun Koperasi sebagai badan usaha maka :

- Tunduk pada kaidah & prinsip ekonomi yang berlaku

- Mampu menghasilkan keuntungan & mengembangkan org.&usahanya

- Anggota sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa

- Memerlukan sistem manajemen usaha (keuangan,teknik,organisasi & informasi)

Dalam fungsinya sebagai badan usaha, maka koperasi tetap tunduk pada
prinsip-prinsip ekonomi perusahaan dan prinsip-prinsip dasar koperasi. Khusus yang
menyangkut aspek pengkoperasian, ada 4 aspek dasar yang menjadi pertimbangan
untuk mencapai tujuan koperasi sebagai badan usaha, yaitu:

a. Status dan Motif Anggota Koperasi

Status anggota koperasi sebagai badan usaha adalah sebagai pemilik


(owner) dan sebagai pemakai (users). Sebagai pemilik, kewajiban anggota adalah

7
melakukan investasi atau menanam modal dikoperasinya. Sedangkan sebagai
pemakai, anggota harus menggunakan secara maksimum pelayanan usaha yang
diselenggarakan oleh koperasi.

Calon anggota paling tidak harus memenuhi 2 kriteria, yaitu :

- Calon anggota tersebut tidak lagi berada pada tingkat kehidupan di bawah garis
kemiskinan, atau orang tersebut paling tidak mempunyai potensi ekonomi
ataupun kepentingan ekonomi yang sama.
- Calon anggota koperasi harus memiliki pendapatan ( income) yang pasti,
sehingga dengan dmikian mereka dapat dengan mudah melakukan investasi
pada usaha koperasi yang mempunyai prospek.
b. Kegiatan Usaha

Untuk koperasi di Indonesia, lapangan usaha koperasi telah ditetapkan


pada UU No.25/1992, pasal 43, yaitu :

- Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan


anggota untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraannya.
- Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakatyang bukan anggota koperasi.Perlu digarisbawahi
bahwa, yang dimaksud dengan kelebihan kemampuan disini adalah kelebihan
kapasitas dana dan daya yang dimiliki oleh koperasi untuk melayani
anggotanya.
- Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama disegala bidang
kehidupan ekonomi rakyat.
D. Fungsi dan Peran Koperasi
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi
dan peran koperasi sebagai berikut:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota


pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan


manusia dan masyarakat

8
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional,


yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.

Fungsi koperasi

a. Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian indonesia

b. Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi indonesia

c. Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara indonesia

d. Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan


koperasi

Peran dan tugas koperasi

a. Meningkatkan tarah hidup sederhana masyarakat indonesia

b. Mengembangkan demokrasi ekonomi di indonesia

c. Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara


menyatukan, membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada.

E. Tujuan Koperasi
Menurut para ahli, pengertian dan pembentukan koperasi bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota. Selain memiliki fungsi-fungsi yang
penting, Koperasi menjadi badan usaha yang memiliki tujuan-tujuan tertentu, Tujuan
tersebut adalah:

1. Membantu Anggota Koperasi dalam Meningkatkan Taraf Hidup

Anggota badan usaha jenis ini diwajibkan membayar kas, dan dengan kas
tersebut mereka dapat meningkatkan taraf hidup. Namun tidak hanya khusus
untuk anggota, badan usaha ini juga menaungi seluruh masyarakat di sekitarnya.

9
2. Membantu Pemerintah Indonesia dalam Memberikan Keadilan Pada Rakyatnya

Apabila pemerintah tidak dapat mendatangi seluruh rakyat Indonesia


disebabkan untuk datang ke desa-desa memerlukan banyak usaha, waktu, dan
kesempatan, maka badan usaha ini akan membantu pemerintah.

Koperasi akan membantu pemerintah Indonesia dalam memberikan keadilan


yang belum bisa diberikan secara langsung. Dengan lokasinya tersebar di
banyak tempat maka badan usaha ini dapat memberikan keadilan bagi rakyat
Indonesia.

3. Meningkatkan Tatanan Perekonomian di Indonesia

Selain itu, tujuan lainnya adalah meningkatkan tatanan perekonomian di


Indonesia. Badan usaha satu ini dapat memberikan pinjaman khusus bagi
anggota dan masyarakat sekitar yang membutuhkan bantuan finansial yang
tidak memberatkan.

F. Ciri-Ciri Koperasi
Adapun ciri-ciri dari koperasi sebagai berikut:

 Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.


 Koperasi sebagai wadah demokrasi ekonomi dan sosial yang kegiatannya
berdasarkan gotong royong.
 Keberjalanan kegiatan koperasi atas kesadaran anggotanya.
 Bersifat sukarela dan tidak memaksa.
 Rapat anggota adalah kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
 Kegiatannya berdasarkan prinsip usaha sendiri dan kemampuan sendiri.
 Pembagian usaha adil sesuai dengan besarnya jasa yang dilakukan oleh
anggotanya.
 Kerugian koperasi ditanggung secara bersama-sama.

G. UU Koperasi
Penerapan nilai dan prinsip-prinsip koperasi merupakan hal yang sangat
fundamental dalam suatu Undang-Undang Koperasi. Roh atau pembeda koperasi
dengan badan usaha lainya terletak pada roh yang disebut dengan prinsip-prinsip
koperasi. Dalam menganalisis penerapan prinsip koperasi pada Undang-Undang No.

10
25 Tahun 1992 dan Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 menurut penulis harus
disandarkan pada;

1. Pada hukum dasar negara Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945


khususnya pada alenia keempat Pembukaan UUD 1945 “...Kemudian dari pada
itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi
segenap banagsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum”.

2. Pada Pasal 33 ayat (1) UUD 1945: “perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan”.

3. Pada Pasal 33 ayat (4) UUD 1945: “Perekonomian nasional diselenggarakan


berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”; dan

4. Pada pengertian koperasi dan prinsipprinsip koperasi yang ditetapkan oleh


Internatiaonal Cooperative alliance (ICA); badan atau organisasi dunia yang
lain, dan dari para ahli atau tokoh perkoperasian.

Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, Pasal 1 menyebutkan koperasi adalah


badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Sedangkan Undang-Undang
No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud koperasi badan
hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan
pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang
memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai
nilai dan prinsip koperasi.

Dari pengertian koperasi sebagaimana dalam Undang-Undang No. 25 Tahun


1992 bahwa kata “orangseorang” bersifat “individualitas” yang artinya adalah sadar
dan memahami bahwa harga dirinya untuk berusaha secara bersama. Berbeda dengan
rumusan pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 dimana kata “Orang perseorangan”
bersifat “individualisme” yang artinya mendahulukan kepentingan sendiri dan
mengingkari untuk bekerja sama (cooperative). Dengan demikian dapat dianalisis

11
bahwa pengertian koperasi pada Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 sesuai dengan
alenia keempat pembukaan UUD 1945, Pasal 33 ayat (1) dan 33 ayat (4) serta sesuai
pengertian koperasi yang ditetapkan ICA. Sedang pengertian koperasi menurut
Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 bertentangan dan tidak sesuai dengan pembukaan
pada alenia keempat UndangUndang Dasar 1945 dan bertentangan dengan prinsip-
prinsip koperasi

Namun mengenai status koperasi sebagai badan hukum penulis sependapat


dengan pembuat Undang-Undang No.17 Tahun 2012. Hal ini sebagaimana termuat
dalam penjelasan Undang-Undang No. 17 Tahun 2012, bahwa sejarah perjalanan
koperasi di Indonesia sudah cukup panjang, dan karenanya usaha perbaikan dari aspek
kualitas utamanya dalam menghadapi perubahan tata perekonomian nasional dan
global, maka status koperasi sebagai badan hukum, merupakan sesuatu yang perlu
diatur dalam Undang-Undang Koperasi. Pengertian koperasi sebagai badan hukum
memang mengalami perubahan pada konsep dasar koperasi. Keberlangsungan suatu
koperasi sejatinya terletak pada anggota, karena anggota adalah pemilik dan sekaligus
pengguna jasa karena koperasi ada karena ada manusia sebagai anggota, sedangkan
badan hukum adalah subyek hukum yang adanya karena dianggap sebagai subyek
hukum atau badan hukum adalah subyek hukum buatan atau subyek hukum rekaan .
Jadi koperasi menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 adalah subyek hukum
buatan yang didirikan oleh subyek hukum alamiah.

Tentang prinsip-prinsip koperasi pada Undang-Undang No.25 Tahun 1992 yang


meliputi;

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis;

3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota;

4. Kemandirian;serta ditambah prinsip pendidikan perkoperasian; dan kerja sama


antar koperasi;

Sedangkan prinsip-prinsip koperasi menurut Undang-Undang No. 17 tahun


2012 meliputi;

12
1. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;

2. Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis;

3. Anggota berpartisipasi yang aktif dalam kegiatan ekonomni koperasi;

4. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan indipenden

5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota, Pengawas,


Pengurus dan Karyawan serta memberi informasi kepada masyarakat tentang
jatidiri, kegiatan dan kemanfaatan koperasi;

6. Melayani anggota secara prima dan memperkuat gerakan koperasi, dengan


bekerja sama melalui jaringan kegiatan baik tingkat lokal, nasional, regional dan
internasional;

7. Bekerjasama untuk pembangunan yang berkelanjutan bagi lingkungan serta


masyarakatnya dengan melalui kebijakan yang disepakati oleh anggota.

Pencantuman prinsip-prinsip koperasi baik di dalam UndangUndang No. 25


Tahun 1992 dan Undang-Undang No. 17 Tahun 2012, sebagian besar sudah sesuai
dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 khususnya alenia ke empat, Pasal 33
ayat (1), Pasal 33 ayat (4) dan prinsipprinsip koperasi yang di tetapkan oleh
International Cooperative Alliance (ICA), bahkan didalam Undang-Undang No. 17
Tahun 2012 selain mencantumkan prinsip-prinsip koperasi sesuai ICA juga ditambah
dengan prinsip yang lain, yaitu bekerja sama untuk pembangunan berkelanjutan bagi
lingkungan dan masyarakat melalui kebijakan yang disepakati anggota. Disamping itu
di dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2012, mencantumkan nilai kegiatan koperasi,
antara lain, kekeluargaan, menolong diri sendiri, bertanggung jawab, demokrasi,
persamaan, berkeadilan, dan kemandirian, serta mencantumkan nilai yang diyakini
anggota koperasi, yaitu, kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab, dan kepedulian
terhadap orang lain.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Unsur – unsur yang ada dalam organisasi koperasi pada umumnya adalah
menyangkut keanggotaan, rapat anggota, pengawas dan pengelola. Manfaat ekonomi
bagi anggota koperasi sering disebut dengan istilah Promosi Ekonomi Anggota, yang
memiliki pengertian peningkatan pelayanan koperasi kepada anggotanya dalam bentuk
manfaat ekonomi yang diperoleh sebagai anggota koperasi. Adapun Koperasi sebagai
badan usaha maka: Tunduk pada kaidah & prinsip ekonomi yang berlaku; Mampu
menghasilkan keuntungan & mengembangkan orang dan usahanya; Anggota sebagai
pemilik sekaligus pengguna jasa; Memerlukan sistem manajemen usaha
(keuangan,teknik,organisasi & informasi)

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi


dan peran koperasi yaitu: Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya; Berperan serta secara aktif dalam upaya
mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

Adapun tujuan dari koperasi yaitu: Membantu Anggota Koperasi dalam


Meningkatkan Taraf Hidup; Membantu Pemerintah Indonesia dalam Memberikan
Keadilan Pada Rakyatnya; Meningkatkan Tatanan Perekonomian di Indonesia. Adapun
ciri-ciri dari koperasi sebagai berikut: Koperasi bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota; Koperasi sebagai wadah demokrasi ekonomi dan sosial yang
kegiatannya berdasarkan gotong royong; Keberjalanan kegiatan koperasi atas
kesadaran anggotanya. Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, Pasal 1 menyebutkan
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

B. Saran
Dengan membaca makalah ini diharapkan kita mampu memahami lebih jauh
tentang Kelembagaan dan Identitas Koperasi lebih dalam lagi walaupun penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.

14
Untuk itu, penulis menyarankan agar mencari referensi-referensi bacaan lebih banyak
lagi selain dari makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Al-Amin, M. I. (2021, November 12). MEMAHAMI PRINSIP DAN CIRI-CIRI KOPERASI


DI INDONESIA. Diambil kembali dari katadata:
https://katadata.co.id/safrezi/berita/618e0fb17b600/memahami-prinsip-dan-ciri-ciri-
koperasi-di-indonesia
P, A. (2022, Januari 11). MENGENAL KOPERASI DAN MANFAATNYA BAGI EKONOMI.
Diambil kembali dari merdeka.com: https://m.merdeka.com/uang/mengenal-koperasi-
dan-manfaatnya-bagi-ekonomi.html?page=2
Pebriyani, T. (2012, Desember 15). UNSUR-UNSUR ORGANISASI KOPERASI. Diambil
kembali dari Tutis Blog: http://tpebriyani.blogspot.com/2012/12/unsur-unsur-
organisasi-koperasi_8999.html?m=1
rangkulteman. (2017, Mei 3). KOPERASI: PENGERTIAN, FUNGSI, TUJUAN, DAN
JENISNYA. Diambil kembali dari Rangkul Teman:
https://rangkulteman.id/berita/koperasi-pengertian-fungsi-tujuan-dan-jenisnya
Rohmat, A. B. (2015). ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI DALAM
UNDANG-UNDANG KOPERASI. Jurnal Pemabaharuan Hukum , 138-147.
Zulhartati, S. (2010). PERANAN KOPERASI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA.
Jurnal Guru Membangun, 1-7.

16

Anda mungkin juga menyukai