Disusun oleh :
Dosen pengampu :
I Gede Marendra M.T, S.Sos
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan judul “kelembagaan dan identitas koperasi”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Koperasi dan
UKM. Dalam makalah ini membahas tentang kelembagaan dan identitas koperasi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
BAB II .......................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4
PENUTUP .................................................................................................................. 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
keberhasilan investasi, yang merupakan tujuan utama adanya UU Ciptaker melalui
omnibus law. Menurut pemerintah, setidaknya ada 3 (tiga) manfaat dari penerapan
omnibus law: 1) Menghilangkan tumpang tindih antar peraturan perundang-
undangan; 2) Efisiensi proses perubahan atau pencabutan peraturan perundang-
undangan. 3) Menghilangkan ego sektoral yang terkandung dalam berbagai
peraturan perundang-undangan. Dalam UU Ciptaker terdapat 11 klaster kebijakan,
yaitu: 1) Penyederhanaan Perizinan, 2) Persyaratan Investasi, 3) Ketenagakerjaan,
4) Kemudahan, Pemberdayaan, dan Perlindungan UMK-M, 5) Kemudahan
Berusaha, 6) Dukungan Riset dan Inovasi, 7) Administrasi Pemerintahan, 8)
Pengenaan Sanksi, 9) Pengadaan Lahan, 10) Investasi dan Proyek Pemerintah, dan
11) Kawasan Ekonomi.
2
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep koperasi ?
2. Apa saja unsur-unsur dari konsep koperasi ?
3. Bagaimana prisinp dari koperasi ?
4. Apa saja landasan dan asas koperasi ?
5. Apa fungsi dan peran koperasi ?
6. Apa tujuan dari koperasi ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
ialah sebagai wahana untuk mewujudkan kepemilikan kolektif sarana produksi
dan untuk mencapai tujuan sosial politik.
3. Konsep koperasi negara berkembang
Koperasi Negara Berkembang adalah Koperasi yang sudah berkembang
dengan cirinya tersendiri, yaitu dominasi campur tangan pemerintah dalam
pembinaan dan pengembangannya.
Campur tangan ini memang bisa dimaklumi karena bila masyarakat
dengan kemampuan sumber daya manusia dan modalnya terbatas dibiarkan
dengan inisiatif sendiri untuk membentuk koperasi, maka koperasi tidak akan
pernah tumbuh dan berkembang. Sehingga, pengembangan koperasi di negara
berkembang seperti di Indonesia dengan top down approach pada awal
pembangunannya dapat diterima, sepanjang polanya selalu disesuaikan dengan
perkembangan pembangunan di negara tersebut. Dengan kata lain, penerapan
pola top down harus diubah secara bertahap menjadi bottom up approach. Hal
ini dimaksudkan agar rasa memiliki (sense of belonging) terhadap koperasi oleh
anggota semakin tumbuh, sehingga para anggotanya akan secara sukarela
berpartisipasi aktif. Apabila hal seperti tersebut dapat dikembangkan, maka
koperasi yang benar-benar mengakar dari bawah akan tercipta, tumbuh, dan
berkembang.
Adanya campur tangan pemerintah Indonesia dalam pembinaan dan
pengembangan koperasi di Indonesia membuatnya mirip dengan konsep
sosialis. Perbedaannya adalah, tujuan koperasi dalam konsep sosialis adalah
untuk merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan pribadi ke pemilikan
kolektif, sedangkan koperasi di negara berkembang seperti Indonesia,
tujuannya adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya itu sendiri.
5
Tujuan koperasi adalah menunjang kepentingan para anggota koperasi
dengan cara menyediakan dan menjual barang dan jasa yang dibutuhkan para
anggota.
1. Keanggotaan koperasi
Keanggotaan koperasi merupakan salah satu unsur yang paling
menentukan dalam berjalannya organisasi koperasi. Tanpa anggota, koperasi
tidak dapat melaksanakan usahanya. Kedudukan anggota dalam koperasi secara
hukum adalah suatu keharusan. Sebagai konsekuensinya, anggota koperasi
memiliki hak dan kewajiban umum.
Anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Keanggotaan
koperasi bersifat terbuka bagi semua yang bisa dan mampu menggunakan jasa
koperasi, serta bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan.
2. Rapat Anggota
Rapat anggota adalah wujud kehendak para anggota untuk
membicarakan segala sesuatu yang menyangkut kehidupan dan pelaksanaan
kegiatan koperasi. Rapat anggota merupakan kolektivitas suara anggota sebagai
pemilik koperasi. Anggaran dasar, anggaran rumah tangga, anggaran
pendapatan dan belanja, dan ketentuan dasar lainnya dibuat berdasarkan
musyawarah anggota.
Rapat anggota berwenang untuk:
• Menetapkan kebijakan umum koperasi.
• Mengubah anggaran dasar.
• Memilih, mengangkat, dan memberhentikan pengawas dan pengurus.
• Menetapkan rencana kerja, rencana pendapatan, dan belanja koperasi.
6
• Menetapkan batas maksimum pinjaman yang dapat dilakukan oleh pengurus
untuk dan atas nama koperasi.
• Meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban pengawas dan
pengurus.
• Menetapkan pembagian sisa hasil usaha atau SHU. Pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan,
dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan
merupakan arti dari SHU.
• Memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran
koperasi.
3. Pengurus koperasi
Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat
anggota. Pengurus bertugas mengelola organisasi dan usaha. Pengurus koperasi
harus memiliki kemampuan manajerial, teknis, dan berjiwa wirakoperasi,
sehingga pengelolaan mencerminkan koperasi yang sesuai dengan prinsip-
prinsipnya.
Tugas pengurus koperasi adalah:
• Mengelola koperasi berdasarkan anggaran dasar.
• Mendorong dan memajukan usaha anggota.
• Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan belanja koperasi
untuk diajukan di rapat anggota.
• Menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
• Menyusun rencana pendidikan, pelatihan, dan komunikasi koperasi.
• Menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien.
• Melakukan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib.
7
Seluruh tindakan pengurus harus selalu didasarkan pada pertimbangan
yang matang. Tindakan pengurus diusahakan semaksimal mungkin
kebermanfaatannya untuk anggota.
4. Badan pengawas
Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan
diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha koperasi.
Tugas badan pengawas adalah:
• Mengusulkan calon pengurus.
• Memberikan nasihat dan pengawasan kepada pengurus.
• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
koperasi yang dilakukan oleh pengurus.
• Melaporkan hasil pengawasan kepada rapat anggota.
8
seluruh masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai anggota yang akan
menjadi bagian dari koperasi yang akan didirikan.
3. Sifat pembagian hasil yang adil dan sebanding (proposional) dengan besarnya
jasa para anggota.
5. Prinsip Kemandirian
9
Koperasi berdiri dengan prinsip kemandirian dengan tidak berada di
bawah naungan organisasi lain dan tidak bergantung serta mengandalkan
organisasi lain, koperasi berdiri sendiri dengan membentuk struktur organisasi
sendiri untuk mengelola dan menjalankan kegiatan usahanya dengan bertujuan
meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat.
6. Pendidikan Perkoperasian
Koperasi mempunyai arah dan tujuan untuk dapat bekerja sama
mengelola kegiatan yang bersifat positif membutuhkan keahlian dalam
pengopersiannya maka dibutuhkan pendidikan dan pengarahan dalam
penerapannya dengan bermaksud agar koperasi sebagai wadah yang
berlandaskan prinsip dan asas kekeluargaan dapat bermanfaat, oleh karena itu
pendidikan perkoperasian sangatlah dibutuhkan sebagai dasar pembentukan
koperasi.
7. Kerjasama Antar Koperasi
Koperasi dikatakan bersifat mandiri dalam pengorganisasiannya tetapi
dalam menjalankan kegiatan usahanya koperasi tetap menjalin hubungan dan
kerjasama antar koperasi berupa komunikasi dan interaksi baik secara langsung
maupun tidak langsung karena koperasi berlandaskan kekeluargaan dan dalam
menjaga kelangsungan kehidupan perkoperasian diusahakan selalu
mengadakan kerjasama agar dapat memperluas bidang usaha dan saling
memberikan dukungan.
10
mekanisme serta hubungan-hubungan ekonomi. Secara ringkas, mekanisme serta
hubungan-hubungan yang dimaksud sudah dijelaskan secara mendalam pada bab
sebelumnya, terutama dalam pembahasan yang menyangkut dengan sistem
ekonomi kerakyatan.
11
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional.
12
sejahtera, lebih makmur, dan lebih adil, bukan sekadar masyarakat yang lebih
efisien (melalui persaingan/kompetisi) yang ekonominya tumbuh cepat. Dalam
tatanan ekonomi baru pihak pemerintah termasuk juga pemerintah daerah harus
berperan aktif untuk menjaganya agar selalu dipatuhi aturan main dalam
berekonomi yang akan menghasilkan sebesar-besar kemakmuran ekonomi rakyat.
Otonomi daerah yang merupakan simbol kewenangan daerah untuk mengelola
sendiri ekonomi daerah harus dilengkapi dengan desentralisasi fiskal yang diatur
secara serasi oleh pemerintah daerah bersama DPRD, kesemuanya diarahkan pada
kesejahteraan rakyat yang maksimal, agar rakyat pun dapat merasakannya dengan
optimal.
Selain itu para pengelola koperasi di Indonesia,yang mewakili unsur
gerakan yang berbasis pada masyarakat pun tentu harus punya kebijakan dan
strategi lain untuk mengembangkan koperasi. Campur tangan pemerintah melalui
berbagai aturan dan kebijakan bahkan saat pembentukan pengurus pada lembaga-
lembaga koperasi dari pusat hingga kabupaten praktis masih terpusat kepada
kepentingan penguasa. Artinya pemerintah masih memiliki kekuasaan besar dalam
membina koperasi yang pada akhirnya melenceng dari tujuan utama koperasi.
Tentunya hal ini merupakan motivator bagi para anggota yang bergabung dalam
koperasi untuk menghadapi persaingan dan diperlukan insentif individu sudah
tidak dapat dielakan. Sehingga koperasi diharapkan akan mampu memainkan
peranannya cari kegiatan yang kecil saja sesuai dengan kondisi pasar
dilingkungannya. Dengan demikian koperasi dapat bertumbuh, berkembang
secara efisien dengan tetap memainkan peranannya sebagai gerakan ekonomi
rakyat.
Presiden menegaskan bahwa koperasi serta usaha mikro, kecil dan
menengah memiliki peran yang makin penting bagi perekonomian Indonesia di
masa depan, terlepas dari makin globalnya perekonomian dunia. Meskipun seolah-
olah kita hidup di era globalisasi tapi justru peran koperasi, usaha mikro, kecil dan
menengah makin penting di masa depan. Jika perekonomian nasional tidak
13
memberi tempat untuk berkembangkan koperasi serta usaha mikro, kecil dan
menengah maka upaya untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat akan terhambat. Oleh karena itu,solusinya
adalah makin ke depan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah makin
dikembangkan ke seluruh tanah air.
Keberhasilan Indonesia untuk dapat bertahan dari dampak krisis keuangan
global yang tengah melanda negara-negara barat tidak terlepas dari peran koperasi
serta usaha mikro, kecil dan menengah. Karena menilik dari perkembangan
koperasi, serta usaha mikro, kecil dan menengah lima tahun terakhir maka berarti
arah dan kebijakan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir telah tepat.
14
koperasi. Kepedulian ditunjukkan dengan sikap tolong-menolong antaranggota
guna menciptakan kekuatan ekonomi.
2. Membangun tatanan ekonomi. Koperasi diharapkan mampu menjadi
penyeimbang berbagai badan usaha yang ada sekaligus menjembatani berbagai
kepentingan, baik sosial maupun ekonomi.
3. Terwujudnya masyarakat adil dan makmur merupakan perekat
kepentingankepentingan ekonomi masyarakat dengan menjadikan koperasi
sebagai wadah untuk mengakumulasikan individu sebagai sebuah kekuatan
guna menghadapi kekuatan kapital. Kekuatan orang-orang yang dimaksud
adalah kekuatan sosial untuk tolongmenolong sehingga tercipta negara dan
bangsa yang adil, damai, dan sejahtera.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelembagaan koperasi di Indonesia dapat dilihat dari perangkat organisasi
yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Berdasarkan undang-undang tersebut, perangkat organisasi
koperasi di Indonesia adalah Rapat Anggota, Pengurus,Pengawas dan Pengelola.
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, meskipun jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan dari
para pembaca. Semoga apa yang kita dapati dalam pembahasan makalah tentang
Kelembagaan dan identitas koperasi ini kita mendapat manfaat dan keberkahan
ilmu tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
17