Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KOPERASI DAN UKM


KELEMBAGAAN DAN IDENTITAS KOPERASI

Disusun oleh :

Bayril Ilhamsyah 221010502114


Muhamad Dava Almahes 221010502173

Dosen pengampu :
I Gede Marendra M.T, S.Sos

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S-1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan judul “kelembagaan dan identitas koperasi”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Koperasi dan
UKM. Dalam makalah ini membahas tentang kelembagaan dan identitas koperasi.

Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah


ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri penulis dan
khususnya untuk pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah
ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dan
membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Tanggerang selatan, 11 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ................................................................................................ 3

1.3 Tujuan penulisan ................................................................................................. 3

BAB II .......................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4

2.1 Konsep koperasi ................................................................................................. 4

2.2 Unsur – unsur konsep koperasi .......................................................................... 5

2.3 Prinsip koperasi .................................................................................................. 8

2.4 Landasan dan asas koperasi .............................................................................. 10

2.5 Fungsi dan peran koperasi ................................................................................ 11

2.6 Tujuan koperasi ................................................................................................ 14

BAB III ....................................................................................................................... 16

PENUTUP .................................................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 16

3.2 Saran .................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Koperasi merupakan usaha bersama yang dalam menjalankan kegiatan
usahanya melibatkan seluruh anggota yang ada secara gotong royong lazimnya
seperti dalam kegiatan suatu keluarga. Semangat kebersamaan ini tidak saja dalam
bentuk gotong royong bertanggung jawab atas kegiatan usaha koperasi tetapi juga
dalam bentuk memiliki modal bersama. Oleh karena itu, jelas bahwa peran
koperasi sangat penting dalam menumbuh kembangkan potensi ekonomi
masyarakat serta dapat mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang memiliki
ciri-ciri demokratis, kebersamaan dan kekeluargaan Koperasi merupakan usaha
bersama yang dalam menjalankan kegiatan usahanya melibatkan seluruh anggota
yang ada secara gotong royong lazimnya seperti dalam kegiatan suatu keluarga.
Semangat kebersamaan ini tidak saja dalam bentuk gotong royong bertanggung
jawab atas kegiatan usaha koperasi tetapi juga dalam bentuk serta keterbukaan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa inti dari jati diri koperasi adalah
semangat kekeluargaan dan gotong royong dalam membangun usaha bersama
sebagaimana dimaksudkan dalam konstitusi sebagai Demokrasi Ekonomi. Saat ini
koperasi dihadapkan pada dua tantangan sekaligus yaitu pertama koperasi
dihadapkan dengan sistem ekonomi digital (era revolusi industri 4.0) dimana
koperasi harus mampu meningkatkan daya saingnya dan beradapasi dengan
penggunaan teknologi sebagai basis bisnisnya. Di samping itu, koperasi di
Indonesiadihadapkan dengan kebijakan baru dalam bidang hukum, yaitu, Omnibus
Law.

Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU


Ciptaker),koperasi dan UMKM menjadi salah satu penyokong penting dalam

1
keberhasilan investasi, yang merupakan tujuan utama adanya UU Ciptaker melalui
omnibus law. Menurut pemerintah, setidaknya ada 3 (tiga) manfaat dari penerapan
omnibus law: 1) Menghilangkan tumpang tindih antar peraturan perundang-
undangan; 2) Efisiensi proses perubahan atau pencabutan peraturan perundang-
undangan. 3) Menghilangkan ego sektoral yang terkandung dalam berbagai
peraturan perundang-undangan. Dalam UU Ciptaker terdapat 11 klaster kebijakan,
yaitu: 1) Penyederhanaan Perizinan, 2) Persyaratan Investasi, 3) Ketenagakerjaan,
4) Kemudahan, Pemberdayaan, dan Perlindungan UMK-M, 5) Kemudahan
Berusaha, 6) Dukungan Riset dan Inovasi, 7) Administrasi Pemerintahan, 8)
Pengenaan Sanksi, 9) Pengadaan Lahan, 10) Investasi dan Proyek Pemerintah, dan
11) Kawasan Ekonomi.

Lebih lanjut dalam kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tersebut


disebutkan bahwa koperasi dapat berperan dalam berbagai aktifitas ekonomi,
misalnya dalam KEK, dalam bidang penanaman modal, dan usaha penyediaan
tenaga listrik. Dengan demikian posisi koperasi dalam sangat strategis karna dapat
berada didalam setiap aspek usaha. Oleh karena itu, koperasi harus bersiap
mengadapi peluang dan tantangan dalam era omnibus law. Pada sisi lain koperasi
merupakan sebuah bentuk usaha kerakyatan yang masih menghadapi tantangan
internal dalam dirinya. Hal itu membuat banyak koperasi yang tidak dapat
menjalankan aktifitas usahanya sebagaimana yang diharapkan dalam Undang
Undang 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, maupun sebagaimana yang dicita-
citakan dalam jati diri koperasi. Hal ini dapat dilihat dari kualitas koperasi
Indonesia yang masih diluar harapan.

2
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep koperasi ?
2. Apa saja unsur-unsur dari konsep koperasi ?
3. Bagaimana prisinp dari koperasi ?
4. Apa saja landasan dan asas koperasi ?
5. Apa fungsi dan peran koperasi ?
6. Apa tujuan dari koperasi ?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk memahami bagaimana konsep dari koperasi.
2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur dari konsep koperasi.
3. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dari koperasi.
4. Untuk mengetahui apa saja landasan dan asas dari koperasi.
5. Untuk mengetahui apa fungsi dan peran dari koperasi.
6. Untuk mengetahui tujuan dari koperasi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep koperasi


Konsep koperasi dibagi menjadi tiga yaitu konsep koperasi barat, konsep
koperasi sosialis dan konsep koperasi negara berkembang :

1. Konsep koperasi barat


Konsep Koperasi Barat merupakan organisasi swasta yang dibentuk
secara sukarela oleh orang-orang yang mempunyai kesamaan kepentingan,
dengan maksud mengurusi kepentingan - kepentingan para anggotanya serta
menciptakan keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi maupun
perusahaan koperasi. Persamaan kepentingan tersebut bisa berasal dari
perorangan atau kelompok. Kepentingan bersama suatu kelompok keluarga
atau kelompok kerabat dapat diarahkan untuk masuk menjadi anggota koperasi.
Jika dinyatakan secara negatif, maka koperasi dalam pengertian tersebut dapat
dikatakan sebagai organisasi bagi egoisme kelompok.
2. Konsep koperasi sosialis
Konsep Koperasi Sosialis merupakan Koperasi yang direncanakan dan
dikendalikan oleh pemerintah dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan
produksi, untuk menunjang perencanaan nasional.
Menurut koperasi ini, koperasi tidak berdiri sendiri tetapi merupakan
subsistem dari sistem sosialisme untuk mencapai tujuan-tujuan sistem sosialis-
komunis.
Sebagai alat pelaksana dari perencanaan yang ditetapkan secara sentral,
maka koperasi merupakan bagian dari suatu tata administrasi yang menyeluruh,
berfungsi sebagai badan yang turut menentukan kebijakan publik, serta
merupakan badan pengawasan dan pendidikan. Peran penting lain koperasi

4
ialah sebagai wahana untuk mewujudkan kepemilikan kolektif sarana produksi
dan untuk mencapai tujuan sosial politik.
3. Konsep koperasi negara berkembang
Koperasi Negara Berkembang adalah Koperasi yang sudah berkembang
dengan cirinya tersendiri, yaitu dominasi campur tangan pemerintah dalam
pembinaan dan pengembangannya.
Campur tangan ini memang bisa dimaklumi karena bila masyarakat
dengan kemampuan sumber daya manusia dan modalnya terbatas dibiarkan
dengan inisiatif sendiri untuk membentuk koperasi, maka koperasi tidak akan
pernah tumbuh dan berkembang. Sehingga, pengembangan koperasi di negara
berkembang seperti di Indonesia dengan top down approach pada awal
pembangunannya dapat diterima, sepanjang polanya selalu disesuaikan dengan
perkembangan pembangunan di negara tersebut. Dengan kata lain, penerapan
pola top down harus diubah secara bertahap menjadi bottom up approach. Hal
ini dimaksudkan agar rasa memiliki (sense of belonging) terhadap koperasi oleh
anggota semakin tumbuh, sehingga para anggotanya akan secara sukarela
berpartisipasi aktif. Apabila hal seperti tersebut dapat dikembangkan, maka
koperasi yang benar-benar mengakar dari bawah akan tercipta, tumbuh, dan
berkembang.
Adanya campur tangan pemerintah Indonesia dalam pembinaan dan
pengembangan koperasi di Indonesia membuatnya mirip dengan konsep
sosialis. Perbedaannya adalah, tujuan koperasi dalam konsep sosialis adalah
untuk merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan pribadi ke pemilikan
kolektif, sedangkan koperasi di negara berkembang seperti Indonesia,
tujuannya adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya itu sendiri.

2.2 Unsur – unsur konsep koperasi


Organisasi koperasi merupakan suatu badan usaha atau organisasi dengan
sistem sosio-ekonomi yang memiliki kelompok tersendiri dan bersifat swadaya.

5
Tujuan koperasi adalah menunjang kepentingan para anggota koperasi
dengan cara menyediakan dan menjual barang dan jasa yang dibutuhkan para
anggota.

Berdasarkan Undang-undang atau UU Nomor 17 Tahun 2012 pasal 31


tentang perkoperasian, yang termasuk perangkat atau unsur organisasi koperasi
adalah:

1. Keanggotaan koperasi
Keanggotaan koperasi merupakan salah satu unsur yang paling
menentukan dalam berjalannya organisasi koperasi. Tanpa anggota, koperasi
tidak dapat melaksanakan usahanya. Kedudukan anggota dalam koperasi secara
hukum adalah suatu keharusan. Sebagai konsekuensinya, anggota koperasi
memiliki hak dan kewajiban umum.
Anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Keanggotaan
koperasi bersifat terbuka bagi semua yang bisa dan mampu menggunakan jasa
koperasi, serta bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan.
2. Rapat Anggota
Rapat anggota adalah wujud kehendak para anggota untuk
membicarakan segala sesuatu yang menyangkut kehidupan dan pelaksanaan
kegiatan koperasi. Rapat anggota merupakan kolektivitas suara anggota sebagai
pemilik koperasi. Anggaran dasar, anggaran rumah tangga, anggaran
pendapatan dan belanja, dan ketentuan dasar lainnya dibuat berdasarkan
musyawarah anggota.
Rapat anggota berwenang untuk:
• Menetapkan kebijakan umum koperasi.
• Mengubah anggaran dasar.
• Memilih, mengangkat, dan memberhentikan pengawas dan pengurus.
• Menetapkan rencana kerja, rencana pendapatan, dan belanja koperasi.

6
• Menetapkan batas maksimum pinjaman yang dapat dilakukan oleh pengurus
untuk dan atas nama koperasi.
• Meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban pengawas dan
pengurus.
• Menetapkan pembagian sisa hasil usaha atau SHU. Pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan,
dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan
merupakan arti dari SHU.
• Memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran
koperasi.
3. Pengurus koperasi
Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat
anggota. Pengurus bertugas mengelola organisasi dan usaha. Pengurus koperasi
harus memiliki kemampuan manajerial, teknis, dan berjiwa wirakoperasi,
sehingga pengelolaan mencerminkan koperasi yang sesuai dengan prinsip-
prinsipnya.
Tugas pengurus koperasi adalah:
• Mengelola koperasi berdasarkan anggaran dasar.
• Mendorong dan memajukan usaha anggota.
• Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan belanja koperasi
untuk diajukan di rapat anggota.
• Menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
• Menyusun rencana pendidikan, pelatihan, dan komunikasi koperasi.
• Menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien.
• Melakukan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib.

7
Seluruh tindakan pengurus harus selalu didasarkan pada pertimbangan
yang matang. Tindakan pengurus diusahakan semaksimal mungkin
kebermanfaatannya untuk anggota.
4. Badan pengawas
Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan
diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha koperasi.
Tugas badan pengawas adalah:
• Mengusulkan calon pengurus.
• Memberikan nasihat dan pengawasan kepada pengurus.
• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
koperasi yang dilakukan oleh pengurus.
• Melaporkan hasil pengawasan kepada rapat anggota.

Pengawas memiliki tugas yang sangat strategis karena posisinya dapat


menjadi pengaman dari ketidakjujuran atau ketidakprofesionalan pengurus.
Oleh karena itu, menjadi pengawas harus memiliki persyaratan kompetensi
pribadi dan kompetensi profesional.
Kompetensi pribadi meliputi kewibawaan, kejujuran, dan kepemimpinan.
Sedangkan, kompetensi profesional meliputi kemampuan teknis seperti
akuntansi, manajerial, menilai kelayakan usaha, dan lain-lain. Kompetensi
profesional biasanya dipengaruhi pengalaman dan pendidikan.

2.3 Prinsip koperasi


1. Sifat sukarela dan terbuka bagi para anggota.
Koperasi menerima anggota secara terbuka bagi siapa saja yang
berminat menjadi anggota dengan tidak pandang status masyarakat baik dari
kalangan bawah, menengah maupun atas, siapapun mempunyai hak yang sama
untuk mendaftarkan diri dan tidak bersifat memaksa dengan tidak mewajibkan

8
seluruh masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai anggota yang akan
menjadi bagian dari koperasi yang akan didirikan.

2. Sifat demokratis kekeluargaan dalam pengelolaannya


Koperasi membentuk struktur organisasi sesuai dengan ketentuan yang
telah ada dengan berlandaskan kekeluargaan yang menjunjung asas demokrasi
dalam penyelenggaraan rapat anggota, pembentukan pengawas, penentuan
pengurus,dan penunjukkan pengelola sebagai karyawan yang bekerja di
koperasi.

3. Sifat pembagian hasil yang adil dan sebanding (proposional) dengan besarnya
jasa para anggota.

Koperasi mempunyai tujuan untuk mensejahterakan masyarakat pada


umumnya dan anggota pada khususnya, maka dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan anggotanya koperai berusaha semaksimal mungkin untuk bersifat
dan berlaku adil dan merata terutama dalam hal pembagian sisa hasil usaha
dengan mempertimbangkan aspek kepercayaan dalam pengelolaan koperasi
yang telah diberikan oleh masing-masing anggota yang dinilai dalam bentuk
besarnya jasa usaha.

4. Mengutamakan prinsip kesejahteraan anggota


Koperasi memberikan timbal balik kepada anggota yang telah
menanamkan modalnya dan mempercayakan koperasi dalam mengelola modal
tersebut berupa balas jasa yang sesuai dengan keadilan, keseimbangan dan
keterbatasan seberapa besar modal yang telah diberikan anggota dengan
transparan agar anggota jelas dan mengerti pemberian balas jasa yang diberikan
koperasi sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Prinsip Kemandirian

9
Koperasi berdiri dengan prinsip kemandirian dengan tidak berada di
bawah naungan organisasi lain dan tidak bergantung serta mengandalkan
organisasi lain, koperasi berdiri sendiri dengan membentuk struktur organisasi
sendiri untuk mengelola dan menjalankan kegiatan usahanya dengan bertujuan
meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat.
6. Pendidikan Perkoperasian
Koperasi mempunyai arah dan tujuan untuk dapat bekerja sama
mengelola kegiatan yang bersifat positif membutuhkan keahlian dalam
pengopersiannya maka dibutuhkan pendidikan dan pengarahan dalam
penerapannya dengan bermaksud agar koperasi sebagai wadah yang
berlandaskan prinsip dan asas kekeluargaan dapat bermanfaat, oleh karena itu
pendidikan perkoperasian sangatlah dibutuhkan sebagai dasar pembentukan
koperasi.
7. Kerjasama Antar Koperasi
Koperasi dikatakan bersifat mandiri dalam pengorganisasiannya tetapi
dalam menjalankan kegiatan usahanya koperasi tetap menjalin hubungan dan
kerjasama antar koperasi berupa komunikasi dan interaksi baik secara langsung
maupun tidak langsung karena koperasi berlandaskan kekeluargaan dan dalam
menjaga kelangsungan kehidupan perkoperasian diusahakan selalu
mengadakan kerjasama agar dapat memperluas bidang usaha dan saling
memberikan dukungan.

2.4 Landasan dan asas koperasi


Meskipun lahirnya koperasi sebagai sebuah bentuk perlawanan terhadap
ketidakadilan ekonomi yang diciptakan kapitalis, tetapi dalam perkembangannya,
baik landasan, asas, maupun tujuan koperasi sangat tergantung kepada lokasi
koperasi itu berada. Khusus di Indonesia, landasan, asas, dan tujuan koperasi diatur
dalam konstitusi negara melalui UU Nomor 25 Tahun 1992. Landasan koperasi di
Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945 yang secara umum mengatur

10
mekanisme serta hubungan-hubungan ekonomi. Secara ringkas, mekanisme serta
hubungan-hubungan yang dimaksud sudah dijelaskan secara mendalam pada bab
sebelumnya, terutama dalam pembahasan yang menyangkut dengan sistem
ekonomi kerakyatan.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dibatalkan


oleh Mahkamah Konstitusi (MK) pada 28 Mei 2014 . Undang-Undang tersebut
dinilai telah menggerus jati diri koperasi (bernuansa korporasi). MK membatalkan
seluruh materi muatan undang-undang tersebut.

Selain karena bernuansa korporasi, UU Perkoperasian telah


menghilangkan asas kekeluargaan dan gotong-royong yang menjadi Ciri khas
koperasi. Menurut MK, UU Perkoperasian 2012 bertentangan dengan UUD 1945
dan menjadi tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat setelah putusan ini.
Untuk menghindari kekosongan hukum, MK menyatakan ULJ Perkoperasian
Tahun 1 992 berlaku kembali.

Selain merupakan kekuatan utama yang juga menunjukkan keunggulan


komparatif koperasi, kekeluargaan juga menunjukkan Ciri khas bangsa Indonesia
yang menjunjung tinggi kebersamaan sebagai sebuah sikap sebagaimana pepatah
klasik bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Kesadaran yang demikian yang
diharapkan mondorong tumbuhnya sikap mental yang diharapkan bermuara
kepada semangat kekeluargaan dalam ekonomi.

2.5 Fungsi dan peran koperasi


Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa
fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota


pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

11
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional.

Peranan koperasi sebagai suatu lembaga yang bertugas dalam menye-


jahterakan serta memajukan perekonomian rakyat telah banyak ditunjukkan di
berbagai negara besar di dunia. Di Amerika Serikat misalnya, 80% listrik di
wilayah perdesaan disediakan koperasi. Tiga perempat produk susu yang
dikonsumsi dunia berasal dari koperasi peternak sapi perah di Australia dan
Selandia Baru.
Di Indonesia, meskipun konsep koperasi sudah dipayungi oleh undang-
undang, tetapi tetap saja keberadaan koperasi belum bisa berjalan secara efektif.
Dalam era otonomi daerah setiap daerah terutama masyarakat desanya harus
memiliki rasa percaya diri bahwa melalui organisasi koperasi kegiatan ekonomi
rakyat dapat diperhitungkan dan diandalkan kekuatannya. Koperasi harus
mereformasi dirinya, meninggalkan sifat-sifat koperasi sebagai koperasi pengurus
menjadi koperasi anggota dalam arti kata yang sebenarnya. Jika koperasi benar-
benar merupakan koperasi, tidak akan ada program/kegiatan koperasi yang tidak
11 berkaitan langsung dengan kepentingan atau kebutuhan anggota. Dengan
perkataan lain setiap ‘produk’ atau kegiatan usaha koperasi harus berdasarkan
‘restu’ atau persetujuan anggota dalam kopersi tersebut. Koperasi tidak berhak
untuk mencari keuntungan karena anggotalah yang mempunyai hak untuk mencari
keuntungan yang harus menjadi lebih besar dengan bantuan organisasi koperasi.
Bersamaan dengan pembaruan praktik berkoperasi seperti itulah, yang kita
harapkan akan lahir dan berkembang ilmu koperasi, yang merupakan ‘ilmu
ekonomi baru’ di Indonesia, yang merupakan ilmu sosial ekonomi (social
economics). Ilmu ekonomi baru ini merupakan ilmu ekonomi tentang bagaimana
bekerja sama (cooperation) agar masyarakat Indonesia bisa menjadi lebih

12
sejahtera, lebih makmur, dan lebih adil, bukan sekadar masyarakat yang lebih
efisien (melalui persaingan/kompetisi) yang ekonominya tumbuh cepat. Dalam
tatanan ekonomi baru pihak pemerintah termasuk juga pemerintah daerah harus
berperan aktif untuk menjaganya agar selalu dipatuhi aturan main dalam
berekonomi yang akan menghasilkan sebesar-besar kemakmuran ekonomi rakyat.
Otonomi daerah yang merupakan simbol kewenangan daerah untuk mengelola
sendiri ekonomi daerah harus dilengkapi dengan desentralisasi fiskal yang diatur
secara serasi oleh pemerintah daerah bersama DPRD, kesemuanya diarahkan pada
kesejahteraan rakyat yang maksimal, agar rakyat pun dapat merasakannya dengan
optimal.
Selain itu para pengelola koperasi di Indonesia,yang mewakili unsur
gerakan yang berbasis pada masyarakat pun tentu harus punya kebijakan dan
strategi lain untuk mengembangkan koperasi. Campur tangan pemerintah melalui
berbagai aturan dan kebijakan bahkan saat pembentukan pengurus pada lembaga-
lembaga koperasi dari pusat hingga kabupaten praktis masih terpusat kepada
kepentingan penguasa. Artinya pemerintah masih memiliki kekuasaan besar dalam
membina koperasi yang pada akhirnya melenceng dari tujuan utama koperasi.
Tentunya hal ini merupakan motivator bagi para anggota yang bergabung dalam
koperasi untuk menghadapi persaingan dan diperlukan insentif individu sudah
tidak dapat dielakan. Sehingga koperasi diharapkan akan mampu memainkan
peranannya cari kegiatan yang kecil saja sesuai dengan kondisi pasar
dilingkungannya. Dengan demikian koperasi dapat bertumbuh, berkembang
secara efisien dengan tetap memainkan peranannya sebagai gerakan ekonomi
rakyat.
Presiden menegaskan bahwa koperasi serta usaha mikro, kecil dan
menengah memiliki peran yang makin penting bagi perekonomian Indonesia di
masa depan, terlepas dari makin globalnya perekonomian dunia. Meskipun seolah-
olah kita hidup di era globalisasi tapi justru peran koperasi, usaha mikro, kecil dan
menengah makin penting di masa depan. Jika perekonomian nasional tidak

13
memberi tempat untuk berkembangkan koperasi serta usaha mikro, kecil dan
menengah maka upaya untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat akan terhambat. Oleh karena itu,solusinya
adalah makin ke depan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah makin
dikembangkan ke seluruh tanah air.
Keberhasilan Indonesia untuk dapat bertahan dari dampak krisis keuangan
global yang tengah melanda negara-negara barat tidak terlepas dari peran koperasi
serta usaha mikro, kecil dan menengah. Karena menilik dari perkembangan
koperasi, serta usaha mikro, kecil dan menengah lima tahun terakhir maka berarti
arah dan kebijakan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir telah tepat.

2.6 Tujuan koperasi


Tujuan didirikannya koperasi adalah sebagai upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota, khususnya, dan masyarakat luas, pada umumnya.
Kesejahteraan yang dimaksud bukan semata-mata ditujukan kepada kepentingan-
kepentingan ekonomi yang bermotif pencarian keuntungan. Kesejahteraan juga
ditujukan bagi komunitas masyarakat yang memiliki kemandirian, kreativitas,
sesuai dengan potensi yang dimiliki dengan berlandaskan kepada demokrasi dan
keadilan, dan kesetaraan yang lazim diterjemahkan sebagai masyarakat madani
atau civi/ society.

Pada Pasal 3 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang koperasi ditegaskan bahwa


koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota, pada khususnya, dan
masyarakat, pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan Pasal 3 UU Nomor 25 Tahun
1992 ini, tujuan koperasi secara garis besar meliputi:

1. Memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Merupakan wujud


kepedulian koperasi dalam membantu sesama yang menjadi kekuatan utama

14
koperasi. Kepedulian ditunjukkan dengan sikap tolong-menolong antaranggota
guna menciptakan kekuatan ekonomi.
2. Membangun tatanan ekonomi. Koperasi diharapkan mampu menjadi
penyeimbang berbagai badan usaha yang ada sekaligus menjembatani berbagai
kepentingan, baik sosial maupun ekonomi.
3. Terwujudnya masyarakat adil dan makmur merupakan perekat
kepentingankepentingan ekonomi masyarakat dengan menjadikan koperasi
sebagai wadah untuk mengakumulasikan individu sebagai sebuah kekuatan
guna menghadapi kekuatan kapital. Kekuatan orang-orang yang dimaksud
adalah kekuatan sosial untuk tolongmenolong sehingga tercipta negara dan
bangsa yang adil, damai, dan sejahtera.

Agar tujuan koperasi dapat tercapai, maka dalam pengelolaan koperasi,


selain memenuhi aspek sosial dengan menjadikan anggotanya sebagai kekuatan,
koperasi juga harus menjalankan usaha riil sesuai dengan kondisi anggotanya.
Dengan demikian, diharapkan kegiatan ekonomi yang dijalankan akan
memberikan manfaat langsung kepada anggota, baik sebagai pemilik maupun
sebagai pemakai jasa koperasi. Jika ini terpenuhi, maka tahap berikutnya adalah
aktualisasi tujuan utama koperasi, yaitu menyejahterakan masyarakat secara luas.
Jika koperasi beranggotakan individu-individu dengan latar belakang
profesi yang berbeda, maka tujuan koperasi Okan sulit dicapai. Hal ini dikarenakan
tidak fokusnya usaha yang dijalankan koperasi sehingga berdampak kepada tidak
optimalnya pelayanan yang mampu diberikan pada anggota.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kelembagaan koperasi di Indonesia dapat dilihat dari perangkat organisasi
yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Berdasarkan undang-undang tersebut, perangkat organisasi
koperasi di Indonesia adalah Rapat Anggota, Pengurus,Pengawas dan Pengelola.

Koperasi dipandang sebagai badan usaha yang paling baik untuk


mendorong dan mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan. Sebelum lebih
jauh, yang dimaksud “rakyat” di sini bukanlah definisi secara aritmetik atau
statistik yaitu warga negara dalam suatu negara melainkan definisi sesuai dengan
konsepsi politik (Swasono, 2002). Rakyat yang dimaksud adalah “common
people” atau orang kebanyakan. Dengan demikian yang dimaksud dengan
kepentingan rakyat adalah kepentingan publik bukannya rakyat sebagai orang
seorang. Maka jelaslah bahwa meskipun Liem Sio Liong adalah warganegara
Indonesia maka bisnis yang ia punya bukanlah kegiatan ekonomi rakyat melainkan
ekonomi konglomerat.

3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, meskipun jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan dari
para pembaca. Semoga apa yang kita dapati dalam pembahasan makalah tentang
Kelembagaan dan identitas koperasi ini kita mendapat manfaat dan keberkahan
ilmu tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

ayu, M. (2022, 10 4). nasional.kompas.com/unsur-unsur-organisasi-


koperasi?page=all. Retrieved from Kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2022/04/10/02000041/unsur-unsur-
organisasi-koperasi?page=all

Hanafiah, M. (2004). USAHA KECIL MENENGAH DAN KOPERASI. Jurnal


FACULTY OF ECONOMICS UNIVESITY OF TRISAKTI, 1-16.

koperasi, A. (2012, Mei 2). koperasi.kulonprogokab.go.id. Retrieved from


koperasi.kulonprogokab:
https://koperasi.kulonprogokab.go.id/detil/536/sejarah-dan-latar-belakang-#

Zulhartati, S. (2010). Peranan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia. Jurnal


Universitas Tanjungpura, 25-30.

17

Anda mungkin juga menyukai