Anda di halaman 1dari 16

KELEMBAGAAN DAN IDENDITAS KOPERASI

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas


pada Mata Kuliah Koperasi Syariah dan UMKM
Dosen Pengampuh : Dra. Hj. Nuraeni Gani, MM.

RAHMI
90500120121
rahmi@gmail.com

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kelembagaan dan

Identitas Koperasi” ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk

memenuhi tugas pada mata kuliah Koperasi Syariah. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk

menambah wawasan tentang Kelembagaan dan Identitas Koperasi bagi para pembaca dan

juga penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Hj. Nuraeni Gani, MM, selaku

dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan

sesuai bidang yang saya tekuni.

Makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Gowa, 02 Mei 2022

Rahmi

ii
DAFTAR ISI

KELEMBAGAAN DAN IDENDITAS KOPERASI.............................................................. i


KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
A. Unsur-Unsur Kelembagaan Koperasi ............................................................................. 6
B. Fungsi dan Peran Koperasi ........................................................................................... 11
C. Peran Koperasi Dalam Gerakan Ekonomi .................................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi di Indonesia belum memiliki kemampuan untuk menjalankan peranannya secara

efektif dan kuat. Hal ini disebabkan Koperasi masih menghadapai hambatan struktural dalam

penguasaan faktor produksi khususnya permodalan. Dengan demikian masih perlu perhatian

yang lebih luas lagi oleh pemerintah agar keberadaan Koperasi yang ada di Indonesia bisa

benar-benar sebagai soko guru perekonomian Indonesia yang merupakan sistem

perekonomian yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Pada saat ini masih banyak orang yang kurang memahami betapapentingnya peran

koperasi sebagai salah satu sector usaha perekonomian Indonesia. Mungkin masih banyak

orang yang menganggap koperasihanyalah lembaga keuangan biasa. Namun kenyataannya

koperasimerupakan salah satu dari tiga sector usaha formal dalam perekonomianIndonesia.

Dalam kegiatannya, selain menekankan pada kepentingansocial dan ekonomi, kegiatan

ekonomi juga menekankan padakepentingan moral.

Cita-cita Koperasi memang sesuai dengan susunan kehidupan rakyat Indonesia. Meski

selalu mendapat rintangan, namun Koperasi tetap berkembang. Seiring dengan

perkembangan masyarakat, berkembang pula perundang-undangan yang digunakan.

Perkembangan dan perubahan perundang-undangan tersebut dimaksudkan agar dapat selalu

mengikuti perkembangan jaman. Sesuai latar belakang di atas maka penulis memilih judul

makalah “Kelembagaan dan Identitas Koperasi.”

Tiga prinsip identitas (tanpa mengabaikan prinsip yang lain ) dalam koperasi adalah

keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela, adanya pembatasan atas modal dengan dasar satu

orang satu suara, serta alokasi sisa hasil usaha sebanding dengan transaksi yang dilakukan

4
oleh anggota. Makna prinsip identititas ini menuntut kesadaran anggota bahwa kelangsungan

hidup koperasi sangat tergantung dari partisipasi para anggota koperasi sebagai pemilik

sekaligus sebagai konsumen. Inilah yang membedakan koperasi dengan badan usaha yang

lain.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana unsur-unsur kelembagaan koperasi ?

2. Bagaimana fungsi dan peran koperasi ?

3. Bagaimana peran koperasi sebagai gerakan ekonomi ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana unsur-unsur kelembagaan koperasi.

2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana fungsi dan peran koperasi.

3. Untuk mengetahui dan memahami peran koperasi sebagai gerakan ekonomi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Unsur-Unsur Kelembagaan Koperasi

Masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian sehubungan dengan tatanan

kelembagaan koperasi adalah soal ketidakjelasan pembagian wewenang antara berbagai

kelengkapan organisasi koperasi. Sebagaimana diketahui, tatanan kelembagaan koperasi

dalam garis besarnya terdiri atas : fungsi pengurus, fungsi pengawas dan fungsi manajer serta

karyawan koperasi. Dalam praktek yang berlangsung selama ini pelaksanaan fungsifungsi

pokok organisasi koperasi itu cenderung tumpang tindih. Dalam kaitannya dengan fungsi

manajerial misalnya, walaupun secara yuridis keberadaan manajer dalam struktur

kelembagaan koperasi dinyatakan sebagai pembantu pengurus (UU No. 25 / 1992), namun

manajer sebenarnya dapat diberi wewenang secara luas. Dengan seijin pengurus, manajer

sebenarnya dapat mengambil alih hampir semua fungsi yang kini dijalankan oleh pengurus.

Kekhawatiran yang muncul sehubungan dengan pelimpahan wewenang kepada

manajer ini biasanya adalah pada aspek pengawasannya artinya, sebagai pembantu pengurus

para manajer koperasi pada umumnya belum mendapatkan pelimpahan wewenang yang

proporsional sesuai dengan kecakapan yang mereka miliki. Di satu pihak, para pengurus

koperasi cenderung memiliki keinginan yang sangat kuat untuk terlibat dalam pengelolaan

koperasi sehari-hari. Sedangkan di pihak lain, para manajer koperasi kadang

menyalahgunakan wewenang yang dimilikinya, untuk memperkaya diri. (Mubyarto, 1992)

Pengembangan Kelembagaan Koperasi.

Koperasi mempunyai karakteristik khusus ditinjau dari keangotaannya yaitu anggota

sebagai pemilik (owner) sekaligus anggota sebagai pengguna jasa koperasi (user), yang lebih

dikenal dengan prinsip “dual identity’ anggota. Agar koperasi dapat berfungsi dengan baik,

maka “dual identity’ anggota harus dilaksanakan dengan baik. Pencerminan sifat ganda

6
anggota tersebut juga nampak pada kelembagaan koperasi. Menurut Subyantoro (2008)

bahwa dalam kelembagaan koperasi terdapat dua peran yang mendukung kelembagaan

koperasi, yaitu peran kelembagaan kelompok berkoperasi (cooperative group) dan peran

kelembagaan usaha (cooperative enterprise). Kedua kelompok tersebut merupakan

pencerminan dua sifat ganda anggota koperasi yaitu anggota sebagai pemilik sekaligus

pelanggan. Sehingga kualitas kelembagaan koperasi akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

partisipasi anggota koperasi.

Pengertian Keanggotaan dan Organisasi Koperasi Pengertian koperasi adalah

perkumpulan yang terdiri dari orang-orang yang umumnya berekonomi lemah secara

sukarela menggabungkan diri untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan jalan

pembentukan perusahaan yang diawasi secara demokratis dimana masing-masing anggota

secara ikhlas turut memberikan modal yang dibutuhkan dan masing-masing bersedia

memikul resiko dan turut merasakan keuntungan yang timbul dari usaha itu menurut

pertimbangan yang adil.

Keanggotaan koperasi, koperasi adalah kumpulan orang-orang bukan kumpulan modal.

Ini berarti bahwa kekuatan dan perkembangan koperasi sangat tergantung pada kuantitas dan

kualitas anggotanya. Secara makro dapat dikatakan bahwa semakin besar anggota koperasi

dalam jumlah koperasi yang relatif lebih sedikit adalah indikasi pertumbuhan koperasi

yang sehat. Tetapi jumlah anggota yang besar saja belum cukup sebagai indikasi yang baik.

Karena itu diperlukan tingkat partisipasi yang tinggi dari setiap anggota sehingga pembinaan

anggota dalam mencapai kualitas sumber daya manusia yang tinggi perlu terus diusahakan.

Struktur Organisasi Koperasi Koperasi sebagaimana organisasi lainnya harus bisa

menciptakan hubungan yang efektif diantara orangorang sedemikian rupa sehingga mereka

dapat bekerjasama secara efisien dan memperoleh kepuasan pribadi. Dalam melaksanakan

7
tugas yang dipilih di bawah kondisi lingkungan tertentu dengan maksud memperoleh tujuan.

Adapun alat perlengkapan koperasi yaitu :

1. Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tugasnya : menetapkan AD Koperasi, menetapkan

kebijaksanaan umum dan pelaksanaan keputusankeputusan dari koperasi yang ada di

atasnya, memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus, Badan Pemeriksa dan

Badan Penasehat, menetapkan rencana kerja anggaran belanja, pengesahan neraca dan

kebijaksanaan pengurus dalam bidang organisasi dan perusahaan.

2. Pengurus Tugasnya : Memimpin organisasi dan usaha koperasi, mewakili koperasi

dimuka dan diluar pengadilan, mencatat keluar masuknya anggota, mencatat mulai dan

berakhirnya masa jabatan pengurus, menyelenggarakan RAT, memberi pelayanan

kepada anggota dan masyarakat, melakukan pembukuan dan administrasi, membuat

laporan dan melaporkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa kepada RAT,

meningkatkan partisipasi, kesejahteraan dan ketrampilan anggota, bekerjasama dengan

pihak lain, meminta bantuan kepada pejabat. Wewenang : melakukan tindakan-tindakan

dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan bagi koperasi sesuai keputusan RAT.

Tanggung jawab : menanggung segala kerugian yang diderita koperasi karena kelalaian

atau kesenjangan yang dilakukan oleh pengurus.

3. Manajer Tugasnya : mengkoordinasi seluruh kegiatan, memimpin dan melaksanakan

kegiatan dan usaha koperasi dan keuangan koperasi, memelihara sarana dan

peralatan pelayanan kepada anggota masyarakat.

4. Badan pemeriksa Tugasnya : melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi

termasuk organisasi, usaha-usaha dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus. Wewenang

meneliti segala catatan tentang hasil seluruh harta kekayaan koperasi dan kebenaran

pembukuan, mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan dari siapapun.

8
5. Dewan penasehat Dewan penasehat terdiri atas para ahli sesuai dengan bidang yang

diperlukan oleh koperasi yang bersangkutan.

6. Peranan pemerintah Sebagian pihak berpendapat bahwa salah satu penyebab lambannya

perkembangan koperasi selama ini adalah karena adanya campur tangan Departemen

koperasi yang cenderung berlebihan. Akibatnya koperasi tidak hanya menjadi sangat

tergantung kepada pemerintah, ia kemudian lebih terkesan sebagai lembaga

pemerintah daripada sebagai sebuah perusahaan yang otonom. (Baswir, 2000)

7. Konsep Demokrasi Definisi demokrasi adalah sebuah bentuk kekuasaan (kratein)

dari/oleh/untuk rakyat (demos). Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan

arti politik dan pemerintahan, sedangkan rakyat beserta warga masyarakat

didefinisikan sebagai warga negara. Kenyataannya, baik dari segi konsep maupun

praktek, demos menyiratkan makna diskriminatif. Demos bukanlah rakyat keseluruhan,

tetapi hanya populus tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan

formal mengontrol akses ke sumbersumber kekuasaan dan bisa mengklaim kepemilikan

atas hak-hak prerogratif dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

urusan publik atau pemerintahan

8. Partisipasi dapat diartikan Sebagai suatu proses dimana sekelompok orang (anggota)

menemukan dan mengimplementasikan ide-ide / gagasan koperasi. Melalui partisipasi,

anggota sendiri yang mengisyaratkan dan menyatakan kepentingannya, sumber-sumber

daya dapat digerakkan, keputusan-keputusan dapat dilaksanakan dan dievaluasi.

Mengembangkan koperasi ternyata tidak semudah mengucapkannya walaupun

berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memacu perkembangan organisasi

gerakan rakyat ini, hasilnya ternyata masih jauh dari memuaskan. Posisi koperasi dalam

perekonomian Indonesia masih tetap terbelakang, sedangkan kemampuannya dalam

memberdayakan perekonomian rakyat semakin banyak diragukan. Menyadari hal itu

9
berbagai upaya strategis untuk menanggulangi keterbelakangan koperasi, perlu mendapatkan

perhatian. Kendala-kendala internal koperasi harus segera disingkirkan. Sedangkan kendala

eskternal yang menghambat kelancaran koperasi harus segera ditanggulangi.

Profesionalisme kepengurusan merupakan syarat mutlak bagi perkembangan koperasi,

maka adanya mekanisme pemilihan pengurus yang lebih berkualitas, khususnya untuk

koperasi yang memiliki anggota lebih dari 1.000 orang, perlu dipikirkan bentuknya.

Mekanisme pemilihan melalui lembaga perwakilan adalah mekanisme yang jauh lebih

berhasil guna, dibandingkan pemilihan melalui rapat anggota tahunan. Dengan demikian,

adanya lembaga Dewan Perwakilan Anggota dalam tatanan kelembagaan koperasi perlu

dipertimbangkan. DPA inilah kemudian yang bertugas memilih dan mengevaluasi kinerja

pengurus tahun yang telah berlalu.

Mekanisme pemilihan pengurus sebagaimana diusulkan, kiranya jauh mampu

menghasilkan pengurus yang profesional. Selain masalah mekanisme pemilihan pengurus,

fungsi lembaga pengurus itu sendiri perlu dikaji ulang. Selama ini, dalam menetapkan fungsi

pengurus, pengurus selalu diasumsikan berasal dari anggota koperasi. Sedangkan pengelola

usaha dan para pekerja koperasi, yang berfungsi sebagai pembantu pengurus, adalah pekerja

yang digaji, bukan anggota koperasi. Bila pengurus pengelola dan para pekerja koperasi

semuanya adalah anggota koperasi, perbedaan fungsi pengurus dan pengelota tidak

diperlukan lagi. Bila DPA dapat diperlakukan sama seperti dewan komisaris pada perusahaan

perseroan, maka tanggung jawab pengelolaan koperasi haruslah diserahkan sepenuhnya

kepada pengurus, untuk itu pengurus serta segenap aparatnya harus menerima imbalan dari

koperasi.

Dengan tatanan kelembagaan seperti itu, koperasi memang kemudian seperti

perusahaan yang berbentuk CV. Tetapi perlu diingat, yang turut serta memiliki perusahaan

dalam koperasi tidak hanya para pemimpin perusahaan melainkan meliput segenap pekerja

10
koperasi itu. Adapun lembaga badan pemeriksa disatu pihak keberadaannya hendaknya

disesuaikan dengan situasi koperasi, sedangkan kedudukannya haruslah ditetapkan sejajar

dengan pengurus.

Dengan perubahan-perubahan sebagaimana diusulkan itu, struktur organisasi koperasi

secara umum tentu ikut berubah. Secara umum, struktur koperasi tidak akan banyak berbeda

dibanding dengan struktur perseroan. Tapi ini bukan masalah. Perbedaan koperasi dengan

perseroan haruslah lebih ditekankan pada segi pemilikan, serta hak setiap anggota untuk

ikut menentukan arah perusahaan. Dengan tujuan tersebut diharapkan fungsi-fungsi pokok

organisasi tidak saling tumpang tindih sehingga tujuan koperasi dapat dicapai.

B. Fungsi dan Peran Koperasi

Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, fungsi koperasi yaitu:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan

ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia

dan masyarakat.

3. Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dengan koperasi sebagai guru utamanya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang

merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomiKoperasi juga memiliki beberapa peran dari apa yang sudah dirumuskan

pada tujuan, prinsip, dan fungsinya.

11
Berikut ini adalah peran yang dijalankan oleh koperasi untuk mecapai tujuannya:

1. Koperasi dapat mengurangi tingkat pengangguran.

Kehadiran koperasi diharapkan dapat menolong masyarakat yang

membutuhkan pekerjaan, karena dengan adanya koperasi akan dibutuhkan banyak

pekerja untuk mengelola usahanya.

2. Koperasi dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat

Sebagai contoh, koperasi yang bergerak dalam bidang usaha pengadaan alat-alat

pertanian yang dibutuhkan oleh petani. Dengan adanya koperasi tersebut, maka petani

dapat membeli alat pertanian di koperasi dengan harga yang lebih murah, sehingga

dapat meningkatkan kegiatan usaha pertanian tersebut.

3. Koperasi dapat berperan serta meningkatkan pendidikan rakyat, terutama pendidikan

perkoperasian dan dunia usaha

Koperasi dapat memberikan pendidikan kepada anggotanya, kemudian koperasi dapat

mengamalkan pengetahuan tersebut kepada masyarakat sekitar.

4. Koperasi dapat berperan sebagai alat perjuangan ekonomi.

Sesuai dengan prinsipnya, koperasi harus memiliki kemandirian, sehingga

mampu bersaing dengan badan usaha lainnya. Oleh karena itu, majunya koperasi

dapat memberi dorongan peningkatan taraf hidup para anggota dan masyarakat

sekitar.

5. Koperasi Indonesia dapat berperan menciptakan demokrasi ekonomi.

Demokrasi ekonomi yang dimaksud adalah menekankan peran aktif masyarakat

dalam pembangunan, sedangkan pemerintah hanya wajib memberi dorongan,

pengarahan, dan bimbingan.

6. Koperasi Indonesia berperan serta dalam membangun tatanan perekonomian nasional

12
Koperasi sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa, perlu dikembangkan

bersama kegiatan usaha lainnya. Dengan memberdayakan koperasi, berarti pula dapat

memberdayakan masyarakat, yang pada akhirnya akan memberdayakan perekonomian

nasional.

C. Peran Koperasi Dalam Gerakan Ekonomi

Keberadaan koperasi di Indonesia memiliki peran penting bagi setiap lembaga dan

anggota yang menjalankannya, salah satunya untuk membangun perekonomian.

Berikut adalah beberapa peran koperasi dalam perekonomian Indonesia yang kamu harus

ketahui, yaitu:

1. Mengembangkan Kegiatan Usaha Masyarakat

Contohnya, koperasi yang bergerak dalam bidang usaha pengadaan alat-alat pertanian

yang dibutuhkan oleh petani. Dengan adanya koperasi tersebut, maka petani bisa

membeli kebutuhan alat-alat pertanian di koperasi dengan harga yang lebih murah.

Karena itu, kegiatan usaha pertanian tersebut bisa menjadi lebih baik dan meningkat.

2. Meningkatkan Pendapatan Anggota

Kalau kamu menjadi anggota koperasi, kamu bisa mendapatkan Sisa Hasil Usaha

(SHU) yang diperoleh koperasi sehingga kamu mendapatkan keuntungan. Hal ini

karena semakin besar jasa seorang anggota terhadap koperasi, maka semakin besar

pula penghasilan yang diperoleh anggota itu.

3. Mengurangi Tingkat Pengangguran

Kehadiran koperasi di Indonesia diharapkan bisa menolong nasib mereka yang

membutuhkan pekerjaan, karena dengan adanya koperasi akan dibutuhkan banyak

13
pekerja untuk mengelola usahanya. Setiap orang juga bisa belajar mengelola

keuangan dan mendapatkan penghasilan setiap bulan dari pengelolaan koperasi ini.

Pada dasarnya, koperasi bisa memberi kesempatan kepada tenaga kerja dan menyerap

sumber daya manusia.

1. Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat

Kegiatan koperasi bisa meningkatkan penghasilan para anggota koperasi. Ini berarti

peran koperasi bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan memperoleh

penghasilan yang tinggi, kemungkinan akan lebih mudah memenuhi kebutuhan hidup

yang beraneka ragam, dan sebagai alat perjuangan ekonomi untuk bisa bersaing

dengan badan usaha lainnya.

2. Turut Mencerdaskan Bangsa

Usaha koperasi bukan hanya kegiatan di bidang material atau jasa saja lho, tapi juga

mengadakan kegiatan pendidikan terhadap para anggotanya. Pendidikan tersebut

antara lain diberikan dalam bentuk pelatihan keterampilan serta manajemen bisnis

dan keuangan. Dengan begitu, peran koperasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa

juga sudah sangat terbukti dengan mengamalkan pengetahuan kepada anggota dan

masyarakat sekitar.

3. Membangun Tatanan Perekonomian Nasional

Koperasi sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa dan dikembangakan oleh

pemerintah, perlu dikembangkan bersama kegiatan usaha lainnya. Dengan

memberdayakan koperasi, berarti juga bisa memberdayakan masyarakat, yang pada

akhirnya akan mampu memberdayakan perekonomian nasional.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan perubahan-perubahan sebagaimana diusulkan itu, struktur organisasi koperasi

secara umum tentu ikut berubah. Secara umum, struktur koperasi tidak akan banyak berbeda

dibanding dengan struktur perseroan. Tapi ini bukan masalah. Perbedaan koperasi dengan

perseroan haruslah lebih ditekankan pada segi pemilikan, serta hak setiap anggota untuk

ikut menentukan arah perusahaan. Dengan tujuan tersebut diharapkan fungsi-fungsi pokok

organisasi tidak saling tumpang tindih sehingga tujuan koperasi dapat dicapai.

Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, fungsi koperasi yaitu:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan

ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia

dan masyarakat.

3. Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dengan koperasi sebagai guru utamanya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang

merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

B. Saran

Dengan membaca makalah ini diharapkan kita mampu memahami lebih jauh tentang

Kelembagaan dan Identitas Koperasi lebih dalam lagi walaupun penulis menyadari bahwa

dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis

menyarankan agar mencari referensi-referensi bacaan lebih banyak lagi selain dari makalah

ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Daru, R. (2011). STRATEGI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN KOPERASI


MELALUI SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA. Telematika, (4).
Solikhah, R. (2020). PERAN KUALITAS SUMBER DAYA INSANI DALAM
MEWUJUDKAN KEBERHASILAN KOPERASI. ISTIKHLAF: JURNAL EKONOMI,
PERBANKAN & MANAJEMEN SYARIAH, 2(2), 1-21.

Partomo, T. S. (2004). Usaha kecil menengah dan Koperasi. Fakultas Ekonomi. Universitas
Trisakti. Jakarta.
Sudarwanto, A. (2012). Restrukturisasi Kelembagaan Bisnis Sebagai Alternatif Strategi
Dalam Rangka Memperkuat Identitas Koperasi. JURNAL STIE SEMARANG (EDISI
ELEKTRONIK), 4(1), 55-66.

16

Anda mungkin juga menyukai