Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MANAJEMEN DAN KERJASAMA KOPERASI

Dosen: Rasit, S.E., M.M

Mata Kuliah: Koperasi dan UMKM

Disusun Oleh Kelompok 4:


Muh. Musyaid saputra ( 19320014 )

Sasfito Jahuja ( 19320018 )

Selti Aprilia ( 19320024 )

Uun Sutiani ( 19320030 )

Nesti Sentia Dewi ( 19320035 )

PROGRAM STUDI AKUTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAUBAU 2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,karunia,
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Baubau, 20 Desember 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................

Daftar Isi........................................................................................................................

Bab I Pendahuluan.......................................................................................................

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................................

Bab II Pembahasan.......................................................................................................

2.1 Manajemen dan organisasi koperasi.........................................................................

2.2 Aspek-aspek manajemen koperasi............................................................................

2.3 Akuntabilitas koperasi..............................................................................................

2.4 Kerjasama bidang usaha antar koperasi....................................................................

2.5 Kerjasama koperasi dengan bukan koperasi.............................................................

Bab III Penutup.............................................................................................................

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................

Daftar Pustaka..............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi sebagai badan usaha dapat melaksanakan kegiatan di segala bidang kehidupan
ekonomi, dengan memperhatikan bahwa usaha tersebut adalah usaha yang berkaitan dengan
kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraannya.

Dalam pasal 43 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian


disebutkan bahwa usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan
anggota untuk meningkatkan usaha dan kepentingan anggota, penjelasannya menyebutkan
bahwa Usaha koperasi terutama diarahkan pada bidang usaha yang berkaitan langsung dengan
kepentingan anggota, baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraannya. Dalam hubungan
ini maka pengelola usaha koperasi harus dilakukan secara produktif, dan efisien dalam arti
koperasi harus mempunyai kemampuan untuk mewujudkan pelayanan usaha yang dapat
meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya pada anggota dan tetap
mempertimbangkan untuk memperoleh sisa hasil yang wajar.

Adapun mengenai pelaksanaan usaha koperasi dapat dilakukan dimana saja, baik di dalam
maupun luar negeri dengan mempertimbangkan kelayakan usahanya. Lapangan usaha koperasi
merupakan perwujudan dari peran dan fungsi koperasi dalam menunjang usaha manapun.
Manajemen merupakan salah satu bagian penting dari organisasi koperasi. Berhasil tidaknya
suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dalam bidang manajemennya. Apabila
orang-orang manajemen itu memiliki kejujuran, kecakapan dan giat dalam bekerja maka besarlah
kemungkinannya koperasi akan maju pesat atau setidak-tidaknya tendensi untuk terjadinya
kebangkrutan akan mudah ditanggulangi. Tetapi sebaliknya, orang-orang ini tidak cakap, curang
atau tidak berwibawa tentulah koperasipun akan mundur atau tidak semaju seperti yang
diharapkan.

Kita sering melihat, terjadinya kesulitan-kesulitan dalam soal keuangan, soal yang menarik
perhatian anggota pada koperasi, pemasaran barang-barang, organisasi yang kacau dan
sebagainya. Kesulitan-kesulitan semacam ini pangkal persoalannya karena ketidakberesan pada
manajemen.

Manajemen memang bukanlah satu-satunya unsur yang menentukan gagal tidaknya suatu
usaha, tetapi bagaimanapun orang-orang yang duduk dalam manajemen ini mempunyai peranan
penting. Lebih-lebih dalam organisasi yang bukan kumpulan modal uang melainkan kumpulan
orang-orang. Sehingga dari sekian banyak koperasi yang gagal banyak diantara yang disebabkan
oleh kekacauan dalam bidang manajemen. Demikian penting kedudukan manusia dalam suatu
usaha, sehingga sebagian besar waktu dan tenaga “pengusaha” dalam menghadapi masalah usaha
adalah terutama dicurahkan kepada masalah-masalah manusiawi karyawannya.

1.2 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui tentang manajemen dan organisasi koperasi, aspek-aspek manajemen
koperasi, akuntabilitas koperasi, kerjasama bidang usaha antar koperasi, dan kerjasama koperasi
dengan bukan koperasi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Organisasi Dan Manajemen Koperasi
2.1.1 Pengertian Organisasi Koperasi
Organisasi koperasi adalah suatu cara atau sistem hubungan kerja sama antara orang-orang
yang mempunyai kepentingan yang sama antara orang-orang yang mempunyai kepentingan yang
sama dan bermaksud mencapai tujuan yang ditetapkan bersama-sama dalam suatu wadah
koperasi.

2.1.2 Tujuan Organisasi Koperasi


Sebagai organisasi koperasi mempunyai tujuan organisasi yang merupakan kumpulan dari
tujuan-tujuan individu dari anggotanya, jadi tujuan koperasi sedapat mungkin harus mengacu dan
memperjuangkan pemuasan tujuan individu anggotanya, dalam operasionalnya harus sinkron.
Sebagai organisasi koperasi yang bergerak dibidang usaha guna memuaskan kepentingan
anggotanya, koperasi mempunyai 5 persyaratan yang harus dipenuhi koperasi :
1. Adanya orang/subyek hukum pendukung hak dan kewajiban.
2. Adanya pengelola, pengurus, direksi
3. Adanya harta kekayaan yang terpisah/equity (permodalan)
4. Adanya kegiatan
5. Adanya aturan main berdasarkan prinsip koperasi Advertisement

2.1.3 Bentuk – Bentuk Organisasi


Ada 2 bentuk Organisasi Koperasi :
A. Menurut Hanel
Bentuk organisasi koperasi adalah suatu system social ekonomi atau social tehnik (a socio-
economic system or social engineering) yang terbuka dan berorientasi pada tujuan (open and
goal-oriented).
 Kriteria  Pengertian
 Substansi  Suatu sistem sosial dalam masyarakat
 Hubungan perbedaan lingkungan  Suatu sistem terbuka
 Cara kerja  Suatu sistem yang berorientasi pada tujuan
 Pemanfaatan sumber daya  Suatu sistem ekonomi
Bentuk dari organisasinya terdiri dari sub system koperasi yaitu :
• individu (pemilik dan konsumen akhir)
• Pengusaha Perorangan/kelompok ( pemasok /supplier)
• Badan Usaha yang melayani anggota dan masyarakat

B. Menurut Ropke
Memiliki Identifikasi Ciri Khusus yaitu :
• Kumpulan sejumlah individu dengan tujuan yang sama (kelompok koperasi)
• Kelompok usaha untuk perbaikan kondisi sosial ekonomi (swadaya kelompok koperasi)
• Pemanfaatan koperasi secara bersama oleh anggota (perusahaan koperasi)
• Koperasi bertugas untuk menunjang kebutuhan para anggotanya (penyediaan barang dan
jasa)

Bentuk dari organisasinya terdiri dari sub system koperasi yaitu :


• Anggota Koperasi
• Badan Usaha Koperasi
• Organisasi Koperasi

C. Bentuk Organisasi Di Indonesia


Merupakan suatu susunan tanggung jawab para anggotanya yang melalui hubungan dan
kerjasama dalam organisasi perusahaan tersebut.
• Bentuk: Rapat Anggota, Pengurus, Pengelola dan Pengawas
• Rapat Anggota,
• Wadah anggota untuk mengambil keputusan
• PemegangKekuasaan Tertinggi, dengan tugas :
 Penetapan Anggaran Dasar
 Kebijaksanaan Umum (manajemen, organisasi & usaha koperasi)
 Pemilihan, pengangkatan & pemberhentian pengurus
 Rencana Kerja, Rencana Budget dan Pendapatan sertapengesahan Laporan Keuangan
 Pengesahan pertanggung jawaban
 Pembagian SHU
 Penggabungan, pendirian dan peleburan.

Struktur organisasi koperasi di Indonesia dapat dirunut berdasarkan perangkat organisasi


koperasi, yaitu meliputi rapat anggota, pengurus, pengawas dan pengelola. Sebenarnya, struktur
organisasi koperasi tidak hanya mencakup segi intern koperasi tetapi meliputi segi ekstern.
Sebagai sebuah badan usaha yang sekaligus merupakan gerakan ekonomi rakyat, maka kedua
segi organisasi koperasi harus dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya.

Yang dimaksud segi intern organisasi koperasi adalah struktur organisasi koperasi yang
meliputi unsur-unsur kelengkapan yang ada dalam organisasi koperasi tersebut.Contoh ada unsur
pengurus; pengawas; pengelola dan anggota. Masing-masing unsur tersebut harus bekerja sama
sesuai dengan kapasitas masing-masing dalam memajukan koperasi.

Sedangkan yang dimaksud segi ekstern organisasi koperasi adalah hubungan dan kedudukan
koperasi terhadap organisasi koperasilainnya, baik yang sama tingkatnya (antar sesama koperasi
primer) maupun dengan koperasi yang lebih tinggi tingkatannya seperti Pusat Koperasi,
Gabungan Koperasi serta Induk Koperasi.

2.1.4 Hirarki Tanggung Jawab


a. Pengurus
Pengurus adalah seseorang yang mengelola koperasi dan usahanya.
Seperti :
1. Mengajukan rancangan Rencana kerja, budget dan belanja koperasi,
2. Menyelenggarakan rapat bagi para anggotanya,
3. Mengajukan laporan keuangan & pertanggung jawaban,
4. Maintenance daftar anggota dan pengurus,
5. Wewenang, Mewakili koperasi di dalam & luar pengadilan,
6. Meningkatkan peran koperasi di masyarakat.
Tugas dan kewajiban pengurus koperasi adalah:
• Pengurus bertugas mengelola koperasi sesuai keputusan RAT.

Kewajiban Pengurus :
1. Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan proker
2. Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban
3. Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarakan pembukuan keuanagn dan Inventaris.
4. Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarkan administrasi
5. Pengurus koperasi berkewajiban Menyelenggarkan RAT.

Wewenang Pengurus koperasi adalah :


1. Pengurus berwenang mewakili koperasi didalam dan diluarkoperasi.
2. Pengurus berwenang melakukan tindakan hukum atau upaya lain untuk kepentingan
anggota dan kemanfaatan koperasi.
3. Pengurus berwenang memutuskan penerimaan anggota dan pemberhentian anggota
sesuai ketentuan AD/ART.

Tanggung Jawab Pengurus koperasi


• Pengurus koperasi bertanggungjwab atas segala upaya yang berhubungan dengan tugas
kewajiban, dan wewenangnya.

b. Pengelola
Pengelola adalah Karyawan / Pegawai yang diberikan kuasa & wewenang oleh pengurus
untuk mengembangkan usaha dengan efisien & professional, Hubungannya dengan pengurus
bersifat kontrak kerja, dan dapat diangkat serta diberhentikan oleh pengurus.

c. Pengawas
Pengawas adalah Perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya organisasi & usaha koperasi.
Dengan UU 25 Th. 1992 pasal 39 yang bertuliskan:
• Bertugas untuk melakukan pengawasan kebijakan dan pengelolaan koperasi,
• Berwenang untuk meneliti catatan yang ada & mendapatkan segala keterangan yang
diperlukan.

Tugas pengawas:
1. Tidak untuk mencari-cari kesalahan tetapi untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan
olehkoperasi sesuai dengan idiologi, AD/ART koperasi dan keputusan RA.
2. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaanorganisasi.
3. Pengawas koperasi meneliti catatan dan fisik yang ada dikoperasi dan mendapatkan
keterangan yang diperlukan.

Kewajiban Pengawas :
1. pengawas wajib membuat laporan tentang hasil kepengawasanya dan merahasiakan hasil
laporanya kepada pihak ketiga.

Wewenang Pengawas :
1. Pengawas koperasi berwenang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan
dan pengelolaanorganisasi.
2. Melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, termasuk organisasi, usaha-
usaha dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus, serta membuat laporan tertulis tentang
pemeriksaan.

2.1.5 Manajemen Koperasi


a. Pola Manajemen Koperasi Indonesia
Koperasi seperti halnya organisasi yang lain membutuhkan pola manajemen yang baik agar
tujuan koperasi tercapai dengan efisien.Bagaimana pola manajemen Koperasi di Indonesia.
Menurut Sitio dan Tamba (2001) menyatakan badan usaha koperasi di Indonesia memiliki
manajemen koperasi yang dirunut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu:
Rapat anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola.

Watak manajemen koperasi ialah gaya manajemen partisipatif. Pola umum manajemen
koperasi yang partisipatif tersebut menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen
koperasi. Terdapat pembagian tugas (job description) pada masing-masing unsur. Demikian pula
setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan (decision area) yang berbeda, kendatipun
masih ada lingkup keputusan yang dilakukan secara bersama (shared decision areas)

Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi adalah


sebagai berikut (Sitio dan Tamba, 2001):

a. Rapat Anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan kebijakan umum
di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi. Kebijakan yang sifatnya sangat
strategis dirumuskan dan ditetapkan pada forum Rapat Anggota. Umumnya, Rapat
Anggota diselenggarakan sekali setahun.
b. Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. Dengan demikian, Pengurus dapat
dikatakan sebagai pemegang kuasa Rapat Anggota dalam mengoperasionalkan kebijakan-
kebijakan strategis yang ditetapkan Rapat Anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah
kebijakan strategis yang menyangkut organisasi maupun usaha.
c. Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan yang dilaksanakan oleh Pengurus. Pengawas dipilih dan diberhentikan oleh
Rapat Anggota. OIeh sebab itu, dalam struktur organisasi koperasi, posisi Pengawas dan
Pengurus adalah sama.
d. Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus, untuk
melaksanakan teknis operasional di bidang usaha. Hubungan Pengelola usaha (managing
director) dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam
bentuk perjanjian atau kontrak kerja.

Hal yang membedakan manajemen koperasi dengan manajemen umum adalah terletak pada
unsur-unsur manajemen koperasi yaitu rapat anggota, pengurus, dan pengawas.
Adapun tugas masing-masing dapat diperinci sebagai berikut :
• Rapat anggota bertugas untuk menetapkan anggaran dasar, membuat kebijaksanaan
umum yang sangat stategis, mengangkat/memberhentikan pengurus dan pengawas
• Pengurus koperasi bertugas memimpin koperasi dan usaha koperasi
• Pengawas tugasnya mengawasi jalannya koperasi.
• Pengelola bertugas melaksanakan teknis operasional koperasi.

b. Beberapa pola manajemen koperasi yang nantinya akan membantu koperasi tersebut dalam
mencapai tujuannya yaitu :
(a).Perencanaan
Perencanaan merupakan proses dasar manajemen. Dalam perencanaan manajer memutuskan
apa yang harus dilakukan, kapan harus dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang harus
melakukan. etiap organisasi memerlukan perencanaan. Baik organisasi yang bersifat kecil
maupun besar sama saja membutuhkan perencanaan. Perencanaan yang baik adalah perencanaan
yang fleksibel, sebab perencanaan akan berbeda dalam situasi dan kondisi yang berubah-ubah di
waktu yang akan datang.

Perencanaan dalam Koperasi : Organisasi koperasi sama dengan organisasi yang lain, perlu
dikelola dengan baik agar dapat mencapai tujuan akhir seefektif mungkin. Fungsi perencanaan
merupakan fungsi manajemen yang sangat penting karena merupakan dasar bagi fungsi
manajemen yang lain. Agar tujuan akhir koperasi dapat dicapai maka koperasi harus membuat
rencana yang baik, dengan melalui beberapa langkah dasar pembuatan rencana yaitu menentukan
tujuan organisasi mengajukan beberapa alternatif cara mencapai tujuan tersebut dan kemudian
alternatif-alternatif tersebut harus dikaji satu per satu baik buruknya sebelum diputuskan
alternatif mana yang dipilih Tipe rencana yang dapat diambil dalam koperasi dapat bermacam-
macam tergantung pada jangka waktu dan jenjang atau tingkatan manajemen.

(b). Pengorganisasian dan Struktur Organisasi


Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota
organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien. Pelaksanaan proses
pengorganisasian akan mencerminkan struktur organisasi yang mencakup beberapa aspek
penting seperti:
1. Pembagian kerja,
2. Departementasi,
3. Bagan organisasi,
4. Rantai perintah dan kesatuan perintah,
5. Tingkat hierarki manajemen, dan
6. Saluran komunikasi dan sebagainya

(c). Pengarahan
Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang sangat penting. Sebab masing-masing orang
yang bekerja di dalam suatu organisasi mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Supaya
kepentingan yang berbeda-beda tersebut tidak saling bertabrakan satu sama lain, maka pimpinan
perusahaan harus dapat mengarahkannya untuk mencapai tujuan perusahaan.

Manajemen Kepegawaian : Seorang manajer kepegawaian adalah pembantu pengurus yang


diserahi tugas mengurus administrasi kepegawaian, yang mencakup:
• Mendapatkan pegawai yang mau bekerja dalam koperasi,
• Meningkatkan kemampuan kerja pegawai,
• Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik sehingga para karyawan tersebut
tidak bosan bekerja bahkan dapat meningkatkan prestasinya,
• Melaksanakan kebijaksanaan yang dibuat pengurus, mengawasi pelaksanaannya dan
menyampaikan informasi maupun laporan kepada pengurus secara teratur,
• Memberikan saran-saran/usul-usul perbaikan.

(d). Pengawasan
Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk membuat semua kegiatan perusahaan sesuai
dengan rencana. Ada beberapa alasan yang dapat diberikan mengapa hampir setiap perusahaan
menghendaki adanya proses pengawasan yang baik. Alasan-alasan tersebut antara lain:
• Manajer dapat lebih cepat mengantisipasi perubahan lingkungan,
• Perusahaan yang besar akan lebih mudah dikendalikan,
• Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggota organisasi dapat dikurangi.
Berdasarkan waktu melakukan pengawasan, dikenal ada tiga tipe pengawasan yaitu,
feedforward controll, concurrent controll, dan feedback control.
Teknik dan Metode Pengawasan : Secara garis besar pengawasan dapat dibagi menjadi dua,
yaitu metode pengawasan kualitatif dan metode pengawasan kuantitatif. Pengawasan kualitatif
dilakukan oleh manajer untuk menjaga performance organisasi secara keseluruhan, sikap serta
performance karyawan. Metode pengawasan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data,
biasanya digunakan untuk mengawasi kuantitas maupun kualitas produk. Ada beberapa cara
yang biasa digunakan untuk mengadakan pengawasan kuantitatif, antara lain: dengan
menggunakan anggaran, mengadakan auditing, analisis break even, analisis rasio dan
sebagainya.

Kita dapat melihatnya dalam program keterkaitan yang dicanangkan sebagai Gerakan
Nasional muncul 4 (empat) macam pola hubungan kemitraan, yaitu:
1. Pola Dagang.
Keterkaitan merupakan hubungan dagang biasa antara produsen/ koperasi dan
pemasar/pengusaha.
2. Pola Vendor.
Kerjasama dilakukan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahan yang menjadi bapak
angkat.
3. Pola Subkontrak.
Kerjasama dilakukan dalam hubungan produk yang dihasilkan oleh koperasi menjadi bagian
dalam sistem produksi bapak angkat.
4. Pola Pembinaan.
Pola ini dikembangkan untuk memberi kesempatan kepada koperasi yang memiliki potensi
produksi tetapi lemah dalam pemasaran.

2.2 Aspek-Aspek Manajemen Koperasi


Sesuai dengan fungsi-fungsi yang terdapat dalam setiap perusahaan termasuk Koperasai,
maka penerapan masing-masing fungsi manajemen itu memerlukan penjabaran lebih lanjut.
Dalam garis besarny, fungsi-fungsi yang terdapat dalam setiap Koperasi dapat dibedakan atas
dasar fungsi operasi, fungsi keuangan, fungsi pemasaran, serta fungsi administrasi dan umum.
2.2.1 Manajemen Operasi
Manajemen operasi adalah salah satu aspek dari manajemen koperasi yang memusatkan
perhatiannya terhadap pengelolaan variable-variabel kunci yang menentukan tercapainya
efisiensi dan efektifitas kegiatan utama koperasi secara optimal. Manajemen operasi dapat di
bagi atas beberapa manajemen lain yang mencakup manajemen operasi, yaitu:
• Manajemen masukan
Yang dimaksud dengan masukan dalam hal ini adalah bahan baku yang digunakan dalam
proses produksi tersebut. Sehubungan dengan bahan baku ini, maka pertama-tama
pengurus koperasi harus bisa menentukan sumber pengadaan bahan baku yang paling
murah dengan kualitas yang memadai.
• Manajemen Peralatan dan SDA
Pengurus koperasi harus menentukan secara cermat jenis alat produksi yang hendak
digunakan, serta jumlah dan kualitas sumber daya manusia yang akan melaksanakan proses
produksi tersebut.
• Manajemen Keluaran
Pengurus koperasi harus dapat menentukan secara tepat baik jumlah satuan yang akan
dihasilkan yang dapat diserap oleh pasar, maupun standar kualitas tertentu sesuai dengan
sasaran pasar yang ingin diraih. Selain itu, agar proses produksi ini dapat dijalankan
dengan biaya serendah-rendahnya, dengan keluaran yang memenuhi standar kualitas
tertentu, maka standar penyusunan produksi dam biaya merupakan kebutuhan yang mutlak
sifatnya pada tahap produksi ini.

2.2.2 Manajemen Keuangan


Pusat perhatian manajemen keuangan adalah terhadap pengelolaan berbagai aspek keuangan
suatu usah. Masalah utama yang biasanya dihadapi dalam kaitannya dengan pengelolaan
keuanagan ini adalah masalah menentukan berbagai kemungkianan perolehan sumber dana, yaitu
yang bisa diperoleh dengan biaya relative murah, serta masalah penggunaannya untuk
membiayai berbagai kegiatan sesuai dengan prioritas yang telah ditentukan.
• Manajemen Modal Kerja
Modal kerja diperlukan dalam menunjang kelancaran kegiatan seperti membeli bahan
baku, membayar gaji pegawai, membayar utang, membayar bunga, dan kegiatan lainnya
yang merupakan kegiatan rutin koperasi. Yang menjadi elemen modal kerja adalah semua
aktiva lancar.
• Manajemen Kas
Pusat perhatian manajemen kas adalah pada tercapainya keseimbangan antara kas yang
dikeluarkan (cash outflow) dengan kas yang diterima (cash inflow).
• Manajemen Piutang
Piutang adalah tagihan kepada pihak-pihak diluar Koperasi yang timbul karena adanya
penjualan atau penyerahan jasa-jasa koperasi.. Permasalahan manajemen piutang
biasanya terletak pada segi kolektibilitas atau penagihannya.
• Manajemen Persediaan
Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki oleh kopersai , dengan maksud untuk
dijual kembali atau diproses lebih lanjut menjadi produk baru yang mempunyai nilai
ekonomis lebih tinggi. Sesuai dengan jenisnya, maka pesediaan dapat dibedakan menjadi
persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi.
• Manajemen Infestasi Jangka Pendek
Yang dimaksud dengan infestasi jangka pendek adalah infestasi berupa pembelian surat-
surat berharga jangka pendek dengan tujuan untuk segera dijual kembali. Tindakan
infestasi jangka pendek ini biasanya dilakukan untuk mendayagunakan kelebihan
sementara koperasi, yaitu untuk memperoleh pendapatan tambahan. Hasil yang diperoleh
dari infestasi jangka pendek ini dapat berupa pendapatan bunga, dividen, atau keuntungan
selisih kurs, transaksi jual beli mata uang asing.

2.2.3 Manajemen Pemasaran


Sebagai suatu proses, maka kegiatan pemasaran dapat dibagi atas beberapa tahap kegiatan
sebagai berikut:
a) Analisis pasar,
b) Identifikasi kebutuhan konsumen,
c) Menyusun rencana pemenuhan kebutuhan konsumen,
d) Menguji rencana pemasaran dengan menempatkan produk ke pasar,
e) Evaluasi hasil-hasil pengujian rencana pemasaran.
Masalah utama pemasaran adalah mengupayakan terpenuhinya kepuasan konsumen melalui
perencanaan yang cermat terhadap elemen-elemen kunci pemasaran. Elemen-elemen kunci
pemasaran antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut: perencanaan produk, distribusi produk,
penetapan harga jual, metode promosi, dan pelayanan purna jual.

2.3 Akuntanilitas Koperasi


Menurut peraturan menteri koperasi dan usaha kecil dan menengah nomor
20/Per/M.KUKM/IX/2015 pada pasal 1 yang dimaksud akuntabilitas koperasi adalah kewajiban
pengurus atau pengelola koperasi untuk mempertanggung jawabkan hasil kerja yang dicapai.
Menurut Teguh Arifiydi, dalam Konsep Tentang Akuntabilitas dan Implementasinya di
Indonesia, Akuntabilitas dapat diartikan sebagai “kewajiban-kewajiban dari individu-individu
atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang
bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut
pertanggungjawabannya. Akuntabilitas terkait erat dengan instrumen untuk kegiatan control
terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan publik dan menyampaikannya secara
transparan kepada masyarakat”.

Menurut Penny Kusumastuti definisi akuntabilitas adalah sebagai “Akuntabilitas adalah


bentuk kewajiban penyedia penyelenggaraan kegiatan publik untuk dapat menjelaskan dan
menjawab segala hal menyangkut langkah dari seluruh keputusan dan proses yang dilakukan,
serta pertanggungjawaban terhadap hasil dan kinerjanya.”

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas Koperasi adalah kewajiban untuk
menyampaikan pertanggung jawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan oleh seseorang
atau sekelompok orang (organisasi) yang telah menerima amanah dari pihak-pihak yang
berkepentingan tersebut.

2.3.1 Prinsip-Prinsip Akuntabilitas Koperasi


Menurut peraturan menteri koperasi dan usaha kecil dan menengah nomor
20/Per/M.KUKM/IX/2015 pada pasal 5 merinci ada ada enam prinsip dalam pelaksanaan
akuntabilitas koperasi, yaitu:
1. Adanya komitmen dari pengurus dan seluruh pengelola untuk melaksanakan pengelolaan
pelaksanaan visi dan misi agar koperasi akuntabel
2. Harus merupakan suatu system yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber daya
secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaiaan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
4. Harus berorientasi pada pencapaian vivi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh
5. Harus jujur, obyektif, transparan dan inovatif
6. Harus menyajikan penjelasan tentang realisasi kegitan dengan rencana serta keberhasilan
dan kegagalan dalam pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

2.3.2 Pelaksanaan Akuntabilitas Koperasi


Menurut peraturan menteri koperasi dan usaha kecil dan menengah nomor
20/Per/M.KUKM/IX/2015 pada pasal 6 merinci ada ada enam tahapan dalam pelaksanaan
akuntabilitas koperasi, yaitu:
1. Akuntabilitas koperasi dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip koperasi
2. Pelaksanaan penerapan akuntabilitas oleh koperasi dilakukan dengan cara:
a. Menyusun dan menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran secara tertulis.
b. Menyusun rencana anggaran pendapan dan belanja koperasi (RAPBK) dengan
melibatkan anggota.
3. Menyelenggarakan pencatatan dalam buku administrasi organnisasi koperasi
4. Menyelnggarakan system akuntasi dalam menyusun laporan keuangan dengan
menerapkan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas public (SAK-ETAP)
5. Melaksanakan fungsi pengawasan secara efektif sesuai dengan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga koperasi

2.3.3 Tujuan Akuntabilitas Koperasi


Pada dasarnya tujuan dari pelaksanaan akuntabilitas koperasi adalah untuk mencari jawaban
atas apa yang harus dipertanggung jawabkan, berdasarkan hal apa yang sungguh-sungguh terjadi
serta membandingkannya dengan apa yang seharusnya terjadi. Apabila terjadi suatu
penyimpangan atau hambatan, maka penyimpangan dan hambatan tersebut harus segera
dikoreksi. Maka pelaksanaan suatu kegiatan diharapkan masih bisa mencapai tujuan yang
diharapkan.

Penjelasan tersebut sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh J.b. Ghartey (2004:308)
bahwa akuntabilitas ditujukan untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang berhubungan dengan
pelayanan yaitu apa, mengapa, siapa, ke mana, yang mana, dan bagaimana suatu
pertanggungjawaban harus dilaksanakan. 36

Dari tujuan akuntabilitas yang telah dikemukakan di atas, dapat diinterpretasikan bahwa
akuntabilitas koperasi bukan hanya untuk mencari-cari kesalahan tetapi untuk menjawab atas
pertanggung jawaban seseorang berdasarkan apa yang terjadi sesungguhnya, sehingga dapat
segera diperbaiki apabila terjadi kesalahan.

2.4 Kerjasama Bidang Usaha antara Koperasi dengan Koperasi


Kerjasama di bidang usaha antar koperasi dapat di lakukan dalam dua cara, yaitu:
• Dengan membentuk organisasi baru yang berazazkan hukum. Kerjasama antar koperasi
yang dilakukan dengan pembentukan wadah baru, yang berbadan hukum sendiri
umumnya banyak dilakukan oleh koperasi-koperasi tingkat sekunder, seperti yang
dilakukan dalam pendirian BUKOPIN. BUKOPIN merupakan hasil kerjasama dari 9
buah koperasi, yang mana 9 koperasi tersebut merupakan koperasi yang memiliki
cakupan daerah yang luas yang disebut koperasi sekunder.
• Dalam bentuk proyek atau kemitraan usaha tanpa membentuk organisasi baru yang
berbentuk badan hukum. Kerjasama antar koperasi, selain dapat dilakukan dengan
pembentukan wadah baru yang berbadan hukum sendiri, kerjasama antar koperasi
tersebut dapat dilakukan tanpa diikuti pembentukan wadah baru, seperti dalam bentuk
proyek atau kemitraan usaha.

Kerjasama antar koperasi juga banyak dilakukan oleh koperasi-koperasi yang beranggotakan
20 orang yang disebut koperasi primer dalam segala bentuk. Kerjasama ini berdasarkan pada
keinginan untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat yang berada disekitarnya. Contoh
kerjasama proyek atau kemitraan yaitu Induk Koperasi Pegawai Negeri yang mengadakan
kerjasama dengan GKPN (gabungan koperasi pegawai negeri) Daerah Istimewa Yogyakarta
dalam bentuk proyek pembangunan perumahan sehat bagi pebagawai negeri yang berkedudukan
di Yogyakarta.

Kerjasama di bidang koperasi ini banyak dilakukan oleh koperasi-koperasi yang ada di
Inonesia, karena manfaatnya dapat memperbesar dan meningkatkan mutu koperasi tersebut.
Berikut contoh kerjasama di bidang usaha antar koperasi : Induk Koperasi Pegawai Negeri yang
mengadakan kerjasama dengan GKPN (gabungan koperasi pegawai negeri) Daerah Istimewa
Yogyakarta dalam bentuk proyek pembangunan perumahan sehat bagi pebagawai negeri yang
berkedudukan di Yogyakarta.

2.5 Kerjasama koperasi dengan bukan koperasi


Kerjasama antara koperasi dengan bukan koperasi dapat dilakukan dengan dua carai, yaitu
sebagai berikut:
1. Membentuk wadah baru yang berbadan hukum. Kerjasama ini banyak dilakukan oleh
koperasi-koperasi sekunder, khususnya tingkat induk, seperti IKPN dan beberapa induk
koperasi lain yang dengan mitra usahanya masing-masing membentuk bank dengan
tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota-anggotanya, khususnya dalam
pemberian kredit maupun membantu menunjang kebutuhan hidup anggota-anggotanya.
2. Tanpa membentuk wadah baru yang berbadan hukm, biasanya kerjasama itu dalam
bentuk kemitraan usaha. Kemitraan antara koperasi dengan perusahaan-perusahaan besar
lebih merupakan tanggung jawab sosial dalam rangka “membantu dan membina
koperasi”.

Pada umumnya kerjasama antara koperasi dengan bukan koperasi dilakukan dengan
membentuk wadah baru yang berbadan hukum. Kerjasama ini umumnya dilakukan oleh
koperasi-koperasi sekunder, khususnya ditingkat induknya, seperti induk koperasi pegawai
negeri, dan beberapa induk koperasi lainnya dengan mitra usahanya mendirikan Bank, SPBU,
dan lain sebagainya.
Dalam kerjasama ini mitra usaha IKPN adalah Badan Usaha Milik Negara dan Yayasan Dana
pensiunnya, yaitu PT Taspen, PT. ASEI (Asuransi Ekspor Indonesia), Yayasan Dana Pensiun
Jasa Raharja, Yayasan Dana Pensiun Jasindo, dan Yayasan Dana Pensiun Pertamina, mendirikan
sebuah Bank pada tahun 1992, yang diberi nama “Bank Kesejahteraan Ekonomi” yang berbadan
hukum Perseroan Terbatas (PT). Semula IKPN ingin memakai wadah berbadan hukum koperasi,
tetapi tidak memungkinkan dikarenakan adanya kebijakan Menteri Koperasi nomor 12/M/1989
yang tidak mengijinkan gerakan koperasi mendirikan Bank Umum Koperasi selain bank
Bukopin. Dalam usaha perbankan ini, IKPN merupakan pemegang saham mayoritas dengan
menguasai 70% dari seluruh jumlah sahamnya.

Kerjasama antara koperasi dengan badan usaha bukan koperasi juga dilakukan oleh koperasi-
koperasi primer dalam bentuk kemitraan usaha. Tetapi sifat kemitraan usaha antara perusahaan-
perusahaan besar dengan koperasi-koperasi primer/pengusaha kecil tanpa membentuk wadah
baru yang berbadan hukum. Hal ini mempunyai dasar pertimbangan yang berbeda dengan
kemitraan usaha antara induk-induk dengan perusahaan swasta dan BUMN/BUMD yang disertai
dengan pembentukan wadah baru berbadan hukum. Dalam kemitraan tersebut bagi perusahaan-
perusahaan besar dipandang sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang didalamnya
terkandung unsur untuk “membantu dan membina” koperasi dan usaha kecil. Sedangkan
kemitraan induk-induk koperasi dengan perusahaan-perusahaan besar disadarkan pada
pertimbangan ekonomis dan masing-masing pihak berada dalam posisi yang setingkat.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian Organisasi Koperasi Organisasi koperasi adalah suatu cara atau sistem hubungan
kerja sama antara orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama antara orang-orang yang
mempunyai kepentingan yang sama dan bermaksud mencapai tujuan yang ditetapkan bersama-
sama dalam suatu wadah koperasi. Yang dimaksud segi intern organisasi koperasi adalah
struktur organisasi koperasi yang meliputi unsur-unsur kelengkapan yang ada dalam organisasi
koperasi tersebut.Contoh ada unsur pengurus; pengawas; pengelola dan anggota.

Sedangkan yang dimaksud segi ekstern organisasi koperasi adalah hubungan dan kedudukan
koperasi terhadap organisasi koperasilainnya, baik yang sama tingkatnya (antar sesama koperasi
primer) maupun dengan koperasi yang lebih tinggi tingkatannya seperti Pusat Koperasi,
Gabungan Koperasi serta Induk Koperasi. Pola Manajemen Koperasi Indonesia Koperasi seperti
halnya organisasi yang lain membutuhkan pola manajemen yang baik agar tujuan koperasi
tercapai dengan efisien.Bagaimana pola manajemen Koperasi di Indonesia.

Agar tujuan akhir koperasi dapat dicapai maka koperasi harus membuat rencana yang baik,
dengan melalui beberapa langkah dasar pembuatan rencana yaitu menentukan tujuan organisasi
mengajukan beberapa alternatif cara mencapai tujuan tersebut dan kemudian alternatif-alternatif
tersebut harus dikaji satu per satu baik buruknya sebelum diputuskan alternatif mana yang dipilih
Tipe rencana yang dapat diambil dalam koperasi dapat bermacam-macam tergantung pada
jangka waktu dan jenjang atau tingkatan manajemen.

Akuntanilitas Koperasi Menurut peraturan menteri koperasi dan usaha kecil dan menengah
nomor 20/Per/M.KUKM/IX/2015 pada pasal 1 yang dimaksud akuntabilitas koperasi adalah
kewajiban pengurus atau pengelola koperasi untuk mempertanggung jawabkan hasil kerja yang
dicapai. BUKOPIN merupakan hasil kerjasama dari 9 buah koperasi, yang mana 9 koperasi
tersebut merupakan koperasi yang memiliki cakupan daerah yang luas yang disebut koperasi
sekunder.
DAFTAR PUSTAKA

Subandi. (2010). Ekonomi Koperasi : Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Alfabeta

http://makalah/koperasi/Fajri_Arif_Wibawa_Mari_kita_berbagi_pengetahuan_dan_pengalaman_
Makalah_Kerjasama_Koperasi”.html.

https://liasetianingsih.wordpress.com/2009/11/11/aspek-aspek-manajemen-koperasi/

http://kittingblogger.blogspot.co.id/2014/11/organisasi-dan-manajemen-koperasi.html

http://ikhaandani.blogspot.co.id/2013/10/struktur-organisasi-koperasi.html

Anda mungkin juga menyukai