Anda di halaman 1dari 8

PT MAYORA INDAH TBK

1. Aspek Legalitas
PT. Mayora Indah Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 17 Februari 1977
berdasarkan akta No. 204 yang diubah dengan akta No. 320 tanggal 22 Juni 1977,
keduanya dibuat dihadapan Notaris Poppy Savitri Parmanto S.H., sebagai pengganti dari
Notaris Ridwan Suselo S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan no.
Y.A.5/5/14 tanggal 3 Januari 1978 dan telah didaftarkan pada Kantor Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Tangerang No. 2/PNTNG/1978 tanggal 10 Januari 1978 serta
diumumkan dalam Berita Negara RI No. 39 tanggal 15 Mei 1990, Tambahan No. 1716.
Anggaran Dasar Perusahaan diubah dengan akta No. 421 tertanggal 30 Desember 1989
dan diubah kembali dengan akta No. 155 tertanggal 16 Januari 1990, keduanya dibuat
dihadapan S.P. Henny Sidkhi S.H., notaris di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2-1696.HT.01.04.TH.90 tertanggal 26
Maret 1990. Anggaran Dasar Perusahaan juga diubah secara menyeluruh dengan akta No.
49 tertanggal 4 April 1990 dibuat dihadapan S.P. Henny Sidkhi S.H., notaris di Jakarta
dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan
Surat Keputusan No. C2-2609.HT.01.04.TH.90 tertanggal 7 Mei 1990.
Perubahan tersebut antara lain meningkatkan modal dasar Perusahaan dari
Rp.20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah) menjadi Rp. 30.000.000.000,- (tiga puluh
milyar rupiah) yang terbagi atas Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) saham biasa
dengan nilai nominal Rp. 1.000,- per saham. Anggaran Dasar Perusahaan telah
mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta Notaris Adam
Kasdarmadji S.H., No. 448 tanggal 27 juni 1997, antara lain mengenai maksud dan
tujuan perusahaan. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-620.HT.01.04.TH.98
tanggal 6 Februari 1998. Pada tanggal 25 Mei 1990, Perusahaan memperoleh persetujuan
dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.
SI-109/SHM/MK.10/1990 untuk menawarkan 3.000.000 saham kepada masyarakat
melalui Bursa Efek di Indonesia. Saham tersebut mulai tercatat di Bursa Efek pada
tanggal 4 Juli 1990. Adapun tujuan perusahaan menawarkan sebagian dari modal
sahamnya kepada masyarakat melalui Bursa Efek di Indonesia antara lain untuk
memperkuat struktur permodalan Perusahaan dengan cara pengurangan kewajiban jangka
panjang, meningkatkan kegiatan usaha dengan ekspansi atau perluasan di bidang
makanan ringan dan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas baik perorangan
maupun lembaga/badan usaha untuk memiliki saham Perusahaan. Selanjutnya pada
tanggal 16 Oktober 1992, Perusahaan memperoleh surat dari Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal No. S-1710/PM/1992, perihal pemberitahuan efektifnya Pernyataan
Pendaftaran Perusahaan, atas penawaran umum terbatas kepada pemegang saham
sebanyak 63.000.000 saham, yang mulai tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya
pada tanggal 30 Desember 1992. Pada tanggal 7 Februari 1994, Perusahaan memperoleh
surat dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-219/PM/1994 perihal
pemberitahuan efektifnya Pernyataan Pendaftaran Perusahaan, atas penawaran umum
terbatas II kepada para pemegang saham sebanyak 24.570.000 saham, yang mulai tercatat
di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 1 Maret 1994. Pada tanggal 31
Desember 2004 seluruh saham Perusahaan sejumlah 766.584.000 saham telah tercatat
pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Pada tanggal 26 Mei 1997, Perusahaan
memperoleh surat dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. 001/MI/V/97 perihal
pemberitahuan efektifnya Pernyataan Pendaftaran Perusahaan atas penawaran umum
obligasi kepada masyarakat sebesar Rp.300.000.000.000,- pada tingkat bunga tetap
sebesar 14,65% per tahun. Seluruh obligasi dijual dengan harga nilai nominal dan dicatat
di Bursa Efek Surabaya. Pada tahun 2004 obligasi telah dilunasi Perusahaan. Pada
tanggal 27 Juni 2003, Perusahaan memperoleh surat dari Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal No. S-1542/PM/2003 perihal pemberitahuan efektifnya Pernyataan
Pendaftaran Perusahaan atas penawaran umum obligasi kepada masyarakat sebesar Rp.
200.000.000.000,- pada tingkat bunga tetap sebesar 14% per tahun. Seluruh obligasi
dijual dengan harga nilai nominal dan dicatat di Bursa Efek Surabaya. Perusahaan
berdomisili di Tangerang dengan pabrik berlokasi Tangerang dan Bekasi. Kantor pusat
Perusahaan beralamat di Gedung Mayora, Jl. Tomang Raya No. 21-23, Jakarta 11440.
2. Aspek Ekonomi dan Budaya
Mayora, yaitu http://www.Mayoraindah.co.id/. Namun, terdapat data
dari http://www.gerobaksampah.com/2010/11/indofood-group-dan-Mayora-dalam-
csr.html,yang mendokumentasikan program CSR Mayora.
Dalam website tersebut, tercatat bahwa Mayora pernah menyumbangkan alat
kebersihan berupa mesin dan pengolah sampah di tahun 2010.Mayora bersama dengan
Indofood menyumbangkan gerobak sampah untuk kebutuhan di lingkungan warga
sekitar pabrik.
Pada tahun 2013, Mayora sedang membangun perkebunan tebu di Kecamatan Tubang,
Merauke. Mayora melakukan survei operasional dan pendekatan terhadap warga.
Kelompok survei terbagi menjadi tiga, yaitu, di daerah Desa Yowid, Dokil dan
Wamal, yang potensial menjadi area pelabuhan. Tim yang telah dibentuk berpencar,
ada tim yang mengunjungi daerah Wobuyo dan Dodalim, dan yang ketiga di sekitar
Bibikem, Ulili, dan Ilwayab. Staf perusahaan yang sudah mendapat izin selalu dikawal
oleh petugas keamanan, anggota dari Brimob polisi. Data ini
ditemukan dari website
3. Aspek Pasar dan Pemasaran
Pada analisa situasi pasar disini PT MAYORA INDAH Tbk dalam hal situasi pasar sangat
memperhatikan dan melihat dimana saluran distribusinya dengan kebutuhan pelanggannya.
Saluran distribusi yang kreatif dan luar biasa ini menjadi sumber dari keunggulan bersaingnya.
Sehingga PT.Mayora dapat memperoleh banyak pangsa pasar dan dapat menjangkau populasi
sasaran yang tersebar luas. Sehingga dapat melayani berbagai kebutuhan dari beberapa segmen
dengan cepat dan terfragmentasi. Yaitu dengan cara :

 Mendesain sebuah sistem saluran membutuhkan analisis terhadap kebutuhan layanan


konsumen.
 Mendesain saluran distribusi dinilai dengan menemukan nilai apa yang diinginkan oleh
berbagai segmen sasaran dari saluran distribusi.
  Membidik sasaran pangsa pasar sesuai dengan produk yang ditawarkan.
4. Aspek Manajemen
Saat ini PT mayora indah telah menerapkan sisitem manajemen ISO 22000 : 2005 yaitu tentang
keamanan pangan Untuk menjaga mutu produk dan keamanan pangan sebagai salah satu standar
FOOD SAFETY, yang digunakan secara internasional diseluruh dunia.
PT mayora menerapkan sistem manajemen ISO Selain kebutuhan dunia industri makanan pada
khususnya adalah bagaimana meningkatkan profit margin dan efisiensi organisasi sehingga dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan. Oleh karenanya permasalahan ini perlu diantisipasi dengan
menerbitkan suatu metode untuk melakukan risk analysis atau analisis resiko terhadap bahaya
yang disebabkan oleh makanan dalam proses penyediaannya dan sekaligus diperlukan suatu
metode manajemen  mutu yang dapat mengontrol dan meningkatkan perbaikan yang
berkesinambungan. Melalui penerepan  ISO 22000 ini PT Mayora indah berharap dapat
menjamin keamanan produknya untuk dikonsumsi dan melakukan perbaikan yang
berkesinambungan Sebagaimana standar sistem Manajemen Mutu ISO 22000 yang ditinjau
secara periodik.

5. Aspek Keuangan
 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas yang diteliti pada PT Mayora Indah, Tbk adalah rasio lancar dan
rasio cepat pada periode 2017 sampai 2019.
Terlihat dari hasil perhitungan di atas, hasil persentase rasio lancar dari periode tahun 2017
hingga 2019 mencapai hingga melebihi 200%. Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio
lancar dengan standar 200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran baik atau
memuaskan dalam bagi suatu perusahaan (Tanor, Sabijono, & Walandouw, 2015). Artinya, aset
suatu entitas atau perusahaan baiknya harus dua kali lipat dari liabilitasnya.

Terlihat dari hasil perhitungan di atas, hasil persentase rasio cepat dalam tiga tahun periode yang
diteliti melebihi 100% yang berarti baik (Tanor et al., 2015). Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menutupi utangnya. Maka dari itu, semakin besar rasio ini terhadap utang,
maka semakin baik. Dikatakan yang paling optimal adalah 1:1 (Ottay & Alexander, 2015).
Namun, kenaikan dan penurunannya pertahun masih cenderung tidak stabil.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas yang diteliti terdiri dari total assets turn over dari periode 2017 hingga periode
2019.

Terlihat dari hasil perhitungan di atas bahwa persentase TATO Ratio cenderung
menurun. Hasil ini dikatakan kurang baik karena memiliki arti bahwa penjualan PT
Mayora Indah, Tbk cenderung menurun, sedangkan total aktiva atau aset cenderung
meningkat.
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas yang diteliti memakai debt to asset ratio dan debt to equity ratio PT Mayora
Indah, Tbk periode tahun 2017 sampai 2019.

Dari perhitungan data yang dilakukan, rasio tersebut naik sedikit pada tahun 2018 dan pada tahun
berikutnya mengalami penurunan sebesar 3,44%. Dari hasil di atas, debt to asset ratio cenderung
baik karena tidak mengalami kenaikan yang drastis danmengalami penurunan.

Dari hasil perhitungan di atas dapat terlihat bahwa debt to equity ratio dari tiga periode
mengalami kenaikan dan penurunan. Pada periode terakhir, penurunannya cukup tinggi. Dapat
dikatakan kondisi ini cukup solvable karena porsi utang tidak melebihi porsi modal, tetapi tetap
harus ditingkatkan karena perbedaannya dibandingkan modal tidakcukup signifikan.
Rasio Profitabilitas
Penelitian rasio profitabilitas yang dilakukan menggunakan net profit margin, return on assets,
dan return on equity periode 2017 sampai periode 2019.
Dari hasil perhitungan di atas, NPM mengalami penurunan dan kenaikan yang tidak stabil tetapi
perbedaannya tidak terlalu besar. Dari penelitian, hasil data yangdidapatkan dapat dikatakan baik
karena perusahaan di atas 5%. Karena itu, perusahaancenderung memperoleh keuntungan lebih
besar dari beban pokok penjualan atas setiappenjualannya. Menurut Sulistyono, angka yang dapat
dikatakan baik apabila lebih dari 5% atau 0,05. Semakin tinggi net profit yang diperoleh, maka
perusahaan tersebut dinilai efisien dalam menentukan harga pokok penjualan.

Dari hasil perhitungan di atas, ROA mengalami penurunan pada satu periose, tetapi pada dua
periode yang ada cenderung stabil. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007) angka ROA dapat
dikatakan baik atau sehat apabila di atas 2%. Nilai rasio antarakeuntungan yang diperoleh
perusahaan dengan penggunaan aktiva yang lebih dari 2% dapat menggambarkan bahwa
kemampuan untuk mendapatkan laba bersih semakin tinggi dibandingkan aktiva perusahan yang
digunakan. Hal ini menunjukkan laba yang dimiliki perusahaan cenderung baik dibandingkan
investasi dalam aset.
Dari perhitungan di atas, nilai ROE meningkat setiap tahunnya. Hal ini berarti perusahaan sudah
cukup baik dalam memaksimalkan penggunaan modalnya dengan stabil. Angka ROE yang
semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian
investasi makin tinggi. Angka ROE dapat dikatakan baik apabila di atas 12%. Salah satu alasan
utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang
saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai.
Semakin besar ROE mencerminkankemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
yang tinggi bagi pemegang saham (Lestari dan Sugiharto: 2017).

Anda mungkin juga menyukai