PERTEMUAN I
A. TUJUAN PEMBELAJARAN.
B. URAIAN MATERI
1. PENGERTIAN MASYARAKAT.
1
Iqbal, M. (2018). IMPLEMENTASI EFEKTIFITAS ASAS OPORTUNITAS DI INDONESIA DENGAN
LANDASAN KEPENTINGAN UMUM. Jurnal Surya Kencana Satu: Dinamika Masalah Hukum dan Keadilan, 9(1).
dari dari kekuatan-kekuatan produksi hemat mirip teknik dan karya. tidak sinkron
dengan pendapat Harold. J. Laski, masyarakat itu artinya grup manusia yg
berafiliasi serta hayati demi mencapai terkabulnya cita-cita mereka bersama
Pengertian warga dari Gillin, insan memiliki kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan
menjadi satu unit yg diikat sang kesamaan. Robert Maciver menyebut masyarakat
adalah suatu sistem korelasi yang ditertibkan. Selo Soemardjan mempunyai
pendapat warga merupakan orang yg hidup beserta serta membuat kebudayaan
Horton dan Hunt mengatakan organisasi manusia yang saling bekerjasama itu
merupakan rakyat.
Sedangkan Mansyur Fakih mengatakan bahwa pengertian warga adalah
sebuah sistem yg terdiri atas bagian-bagian yg saling berkaitan serta masing-masing
bagian acara terus menerus mencari keseimbangan serta harmoni. Pada suatu
perkembangan wilayah, masyarakat bisa dibagi menjadi 2 bagian yaitu masyarakat
sederhana serta warga maju. warga sederhana yaitu sekumpulan masyarakat
menggunakan pola pikir yg kuno dan hanya bisa membedakan antara pria serta
wanita saja sedangkan masyarakat maju artinya masyarakat yg mempunya pola
pikir buat kehidupan yang akan dicapainya pada masa mendatang beserta orang-
orang pada sekitarnya meskipun tak berada pada golongan yg sama. Rakyat
awalnya terbentuk asal sekumpulan orang saja. misalnya sebuah famili yg dipimpin
oleh ketua famili lalu lalu berangsur-angsur asal sekeluarga membuat RT dan RW
sampai akhirnya membuat sebuah dusun. Dusun pun lalu berkembang menjadi
beberapa Kecamatan lalu menjadi Kabupaten, Provinsi hingga akhirnya membuat
sebuah Negara. Rakyat tidak akan pernah terbentuk tanpa kehadiran seseorang
pemimpin pada tengah-tengahnya. seorang pemimpin yg akan mengepalai seluruh
warga bisa dipilih dengan aneka macam cara misalnya lewat pemungutan bunyi
mirip Pemilu atau dipandang dari garis keturunannya. dalam suatu daerah yg masih
kental budaya leluhurnya, pemilihan pemimpin telah terikat menggunakan hukum
masing-masing yg disebut menggunakan norma tata cara.
3. PENGELOMPOKAN MASYARAKAT
kiprah orang-orang tersebut dengan mesin demi penghematan aturan serta unsur
lainnya. Bila hal ini terjadi maka akan menaikkan taraf pengangguran di pada
masyarakat serta berimbas dengan keluarnya penyakit social dalam masyarakat
yang akan merugikan poly pihak.
Dalam banyak keadaan orang biasa membedakan antara „kita‟atau „kami‟,
yaitu anggapan bahwa orang-orang yang terlibat dalam satu situasi atau
kepentingan yang sama dianggap sebagai satu kelompok, dan „mereka‟, yaitu
anggapan bahwa orang-orang lain yang tidak terlibat dalam satu situasi atau
kepentingan yang sama dianggap sebagai kelompok lain. kelompok pertama dengan
mana individu mengidentifikasikan dirinya, dalam konsep sosiologi W.G. Sumner
(1940) disebut sebagai ‘in-group’, sedangkan kelompok kedua dengan mana
individu-individunya diidentifikasikan menurut situasi dan kepentingan yang berbeda
disebut sebagai ‘out- group’.
Seorang ahli Sosiologi Indonesia, JBAF Mayor Polak (1966), mengatakan
bahwa sikap terhadap „out-group‟ biasanya selalu ditandai dengan suatu kelainan
yang berwujud antagonisme atau antipati. Perasaan „in-group‟ dan „out-group‟ atau
perasaan dalam dan perasaan luar kelompok dapat merupakan dasar suatu sikap
yang disebut „etnosentrisme‟; sikap „etnosentris‟ ini merupakan kecenderungan
bahwa anggota-anggota suatu kelompok sosial tertentu menganggap bahwa segala
sesuatu yang termasuk dalam kebiasaan-kebiasaan kelompoknya sendiri sebagai
sesuatu yang terbaik, apabila dibandingkan dengan kebiasaankebiasaan kelompok
yang lainnya; atau dalam pengertian lain diartikan sebagai suatu sikap untuk menilai
unsur-unsur kebudayaan lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran
kebudayaaannya sendiri. Sikap „etnosentris‟ ini sering disamakan dengan sikap
mempercaya sesuatu, sehingga kadang-kadang sukar sekali bagiyang bersangkutan
untuk merubahnya, walaupun dia menyadari bahwa sikapnya itu salah. Sikap
„etnosentris‟ disosialisasikan atau diajarkan kepada anggota kelompok sosial secara
sadar maupun tidak sadar, serentak dengan nilai-nilai kebudayaan yang lain.
Didalam proses tersebut sering kali digunakan „stereotip‟ (stereotype) yaitu
gambaran atau anggapananggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu obyek
kebudayaan tertentu. Keadaan ini seringkali dijumpai dalam sikap suatu kelompok
etnis terhadap kelompok etnis lainnya, misalnya cara orang kulit putih untuk
melakukan berbagai tindakan terhadap orang kulit hitam di Amerika Serikat.
Pengantar Hukum Bisnis 5
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
„Etnosentris‟ ini mempunyai aneka macam dasar yang saling berhubungan atau
bahkan kadang-kadang berlawanan satu sama lainnya, misalnya seseorang yang
tergolong kedalam satu kelompok etnis tertentu sikapnya mungkin berbeda dengan
sikap kelompoknya sendiri, oleh karena dia memeluk agama lain atau mungkin pula
daerah kelahirannya berbeda. „In-group‟ dan „out-group’ dapat dijumpai pada setiap
masyarakat, walaupun kepentingan-kepentingannya tidak selalu sama. Dalam
masyarakat yang relatif sederhana mungkin jumlahnya tidak sebanyak apabila
dibandingkan dengan bentuk masyarakat yang kompleks, walaupun dalam
masyarakat yang sederhana tadi perbedaan-perbedaannya tidak begitu tampak
dengan jelas. Selama individu mengadakan identifikasi dengan kelompoknya maka
bentuk in-group ini akan selalu ada; hanya yang perlu diingat, bahwa setiap manusia
itu tidak selalu terikat dengan kebutuhan atau kepentingan yang sama, sehingga
seorang inidividu itu tidak selalu melekat dengan satu in-group, tetapi beberapa „in-
group‟ tergantung dari aspek mana dia mengidentifikasikan dengan kepentingannya
itu, pada satu kondisi (kepentingan) dia menyatakan bahwa kelompok lain adalah
out-group, sedangkan pada kondisi (kepentingan) yang berlainan dia menyatakan
bahwa out-group nya itu sebagai in-group nya.
Charles. H. Cooley (1930) membagi masyarakat dalam dua golongan
kelompok, yaitu yang disebut dengan kelompok primer (primary group) dan
kelompok sekunder (secondary group); unsur esensial dalam kelompok primer, ialah
antaraksi dan antar relasi sosial. Di dalam berantaraksi dalam kelompok primer
anggota yang satu mermperhatikan anggota yang lain sebagai individu-individu
dengan kwalitas-kwalitas yang unik, tidak sebagai kesatuankesauan yang kosong
yang membentuk kelompok; tiap-tiap anggota kelompok primer terhadap satu sama
lain mempunyai arti yang khas sedemikian rupa, sehingga anggota yana satu tidak
dapat diganti oleh anggota-anggota lain tanpa mengganggu emosi dan relasi-relasi
dalam kelompok. Keluarga sebagai contoh dari kelompok primer menunjukkan ciri-
ciri tersebut dengan jelas. Anggota-anggota sebuah keluarga, suami, istri, dan anak-
anak mempunyai status dan peranan masing-masing, sehingga antaraksi dan anta
relasi mereka menunjukkan pola yang jelas dan tetap. Status anggota-anggota
keluarga ini sedemikian pentingnya sehingga kalau salah satu anggota keluar dari
ikatan atau hubungan keluarga, maka anggota-anggota yang lain akan merasa
kehilangan; disamping itu pola antar relasi di dalam keluarga itu jelas berubah.
Pengantar Hukum Bisnis 6
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
Walaupun tiap-tiap anggota suatu kelompok primer itu terhadap satu sama lain
saling memperhatikan dan mempunyai kualitas yang unik, hail itu tidaklah berarti
bahwa tiap-tiap anggota sama pentingnya bagi kelompok. Namun hal itu hanyalah
berarti, bahwa tiap-tiap anggota merupakan kepribadian yang khas dalam semua
relasi dan diperlakukan seperti itu oleh anggota-anggota yang lain.
4. CIRI CIRI MASYARAKAT
Berbicara mengenai ciri ciri masyarakat, maka dapat dipaparkan mengenai ciri
ciri masyarakat sebagai berikut :
a. Ciri ciri Masyarakat adalah Manusia Yang Hidup Berkelompok
Ciri ciri masyarakat yang pertama adalah Manusia yang hidup secara
bersama dan membentuk kelompok. Kelompok ini lah yang nantinya membentuk
suatu masyarakat. Mereka mengenali antara yang satu dengan yang lain dan
saling ketergantungan. Kesatuan sosial merupakan perwujudan dalam hubungan
sesama manusia ini. Seorang manusia tidak mungkin dapat meneruskan
hidupnya tanpa bergantung kepada manusia lain.
Ciri ciri masyarakat yang terakhir ialah adanya stratifikasi sosial. Stratifikasi
sosial yaitu meletakkan seseorang pada kedudukan dan juga peranan yang harus
dimainkannya di dalam masyarakat.
5. PENGERTIAN HUKUM
Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah
laku manusia agar tingkah laku manusia dapat terkontrol , hukum adalah aspek
terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan, Hukum
mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat.
Oleh karena itu setiap masyarat berhak untuk mendapat pembelaan didepan hukum
sehingga dapat di artikan bahwa hukum adalah peraturan atau ketentuan-ketentuan
tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan
menyediakan sangsi bagi pelanggarnya.
6. TUJUAN HUKUM
Dengan adanya hukum maka tiap perkara dapat di selesaikan melaui proses
pengadilan dengan prantara hakim berdasarkan ketentuan hukum yang
berlaku,selain itu Hukum bertujuan untuk menjaga dan mencegah agar setiap orang
tidak dapat menjadi hakim atas dirinya sendiri.
Hukum secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu Hukum Publik dan
Hukum Privat. Hukum pidana merupakan hukum publik, artinya bahwa Hukum
pidana mengatur hubungan antara para individu dengan masyarakat serta hanya
diterapkan bilamana masyarakat itu benar-benar memerlukan. Van Hamel antara
lain menyatakan bahwa Hukum Pidana telah berkembang menjadi Hukum Publik,
dimana pelaksanaannya sepenuhnya berada di dalam tangan negara, dengan
sedikit pengecualian. Pengeualiannya adalah terhadap delik-delik aduan (klacht-
delicht). Yang memerlukan adanya suatu pengaduan (klacht) terlebih dahulu dari
pihak yang dirugikan agar negara dapat menerapkannya.
Maka Hukum Pidana pada saat sekarang melihat kepentingan khusus para
individu bukanlah masalah utama, dengan perkataan laintitik berat Hukum Pidana
ialah kepentingan umum/masyarakat. Hubungan antara si tersalah dengan korban
bukanlah hubungan antara yang dirugikan dengan yang merugikan sebagaimana
dalam Hukum Perdata, namun hubungan itu ialah antara orang yang bersalah
dengan Pemerintah yang bertugas menjamin kepentingan umum atau kepentingan
masyarakat sebagaimana ciri dari Hukum Publik.
a. Contoh Hukum Privat (Hukum Sipil)
1) Hukum sipil dalam arti luas (Hukum perdata dan hukum dagang)
2) Hukum sipil dalam arti sempit (Hukum perdata saja)
3) Dalam bahasa asing diartikan :
a) Hukum sipil : Privatatrecht atau Civilrecht
b) Hukum perdata : Burgerlijkerecht
c) Hukum dagang : Handelsrecht
b. Menurut bentuknya :
1) Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan pada berbagai perundangan
2) Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan), yaitu hukum yang masih hidup dalam
keyakinan masyarakat, tapi tidak tertulis, namun berlakunya ditaati seperti
suatu peraturan perundangan.
c. Menurut tempat berlakunya :
1) Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu Negara.
2) Hukum internasional, yaitu yang mengatur hubungan hubungan hukum dalam
dunia internasional.
d. Menurut waktu berlakunya :
1) Ius constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.
2) Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada masa yang
akan datang.
3) Hukum asasi (hukum alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam
segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia.
e. Menurut cara mempertahankannya :
1) Hukum material, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur
kepentingan dan hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan.
2) Hukum formal, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur tentang
bagaimana cara melaksanakan hukum material
f. Menurut sifatnya :
1) Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun
mempunyai paksaan mutlak.
2) Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila
pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri.
g. Menurut wujudnya :
1) Hukum obyektif, yaitu hukum dalam suatu Negara berlaku umum.
2) Hukum subyektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum obyektif dan berlaku
pada orang tertentu atau lebih. Disebut juga hak.
h. Menurut isinya :
1) Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu
dengan yang lain dengan menitik beratkan pada kepentingan perseorangan.
Pengantar Hukum Bisnis 11
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
2) Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan
alat kelengkapannya ata hubungan antara Negara dengan warganegara.
D. REFERENSI