Anda di halaman 1dari 16

Universitas Pamulang S-1 Manajemen

PERTEMUAN III
BADAN USAHA/HUKUM

A. TUJUAN PEMBELAJARAN.

Setelah Pertemuan ke-3 Tentang Badan Usaha ini usai maka


kemampuan yang diharapkan ada pada diri Mahasiswa/i yang mempelajari
Hukum Bisnis, adalah :
1. Memiliki Kemampuan Menganalisis Penggunaan Konsep Dasar
Pengaplikasian Hukum Bisnis dalam konteks Badan Usaha Dalam Praktik
Ekonomi.
2. Memiliki Kemampuan Dan Memahami Fenomena Hukum Dari Realita
Badan Usaha sebagai bentuk dan wujud bisnis.

B. URAIAN MATERI

1. PENDAHULUAN.

Dalam menjalankan suatu kegiatan bisnis para pelaku usaha harus


memerlukan wadah atau tempat untuk menjalankan aktivitas bisnis yang
mereka jalani, hal ini penting karena menyangkut kredibilitas mereka dimata
patner usaha mereka bahkan juga para pelanggan. Adapun pengertian dari
usaha adalah suatu tindakan, perbuatan atau kegiatan di bidang
perekonomian ayng dilakukan oleh pengusaha dengan tujuan mencari
keuntungan.
Tempat usaha atau biasa disebut dengan perusahaan adalah setiap
bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus
dengan tujuan mencari laba. Secara hukum bisnis, perushaaan tersebut
harus memiliki legalitas, yang mana dapat dipertanggung jawabkan dimuka
hukum.

2. PENGERTIAN BADAN USAHA DAN BADAN HUKUM

Badan usaha merupankesatuan yuridis (hukum), teknis, dan


ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan Badan Hukum

Pengantar Hukum Bisnis 25


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

merupakan entitas, sedangkan perusahaans adalah di mana unit bisnis


mengatur faktor-faktor produksi. Dengan demikian, unit bisnis memiliki lebih
banyak ruang karena unit bisnis mungkin memiliki satu atau lebih
perusahaan..

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN JENIS BADAN USAHA

Berdasarkan Pengalaman Penulis Pemilihan atas jenis dari badan


usaha dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor tersebut diantaranya:
a. Tipe dari usahanya, misalnya seperti: perkebunan, industri, perdagangan
dan lain-lain..
b. Luas dari jangkauan pemasaran yang akan dicapai.
c. Modal yang diperlukan untuk memulai usaha.
d. Sistem pengawasan yang dikehendaki.
e. Tinggi dan rendahnya resiko yang nantinya akan dihadapi.
f. Jangka waktu izin operasional yang diberikan oleh pemerintah.
g. Keuntungan yang direncanakan.

4. PERBEDAAB BADAN USAHA DAN PERUSAHAN


Perbedaan badan usaha dengan perusahaan yaitu badan usaha
memakai kesatuan Yuridis maksudnya menggunakan aspek-aspek hukum
yang harus di penuhi untuk dapat mencapai tujuannya, sedangkan
perusahaan merupakan satu kesatuan faktor produksi yang melakukan
kegiatankegiatan produksi untuk dapat menghasilkan barang ataupun jasa.
Perusahaan merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan dari badan
usaha dan badan usaha bisa saja mempunyai beberapa perusahaan untuk
mencapai tujuannya, jadi itulah perbedaan antara badan usaha dan
perusahaan.

5. BADAN USAHA BERBADAN HUKUM DAN NON BERBADAN HUKUM

Pembagian badan usaha dalam melakukan kegiatan usaha sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu: badan usaha
berbadan hukum dan badan usaha tidak berbadan hukum.

Pengantar Hukum Bisnis 26


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

Susanto berpendapat Badan usaha berbadan hukum misalnya antara


lain: perseroan terbatas, koperasi, yayasan, badan usaha milik Negara,
perseroan, perseroan terbuka, dan perum. Adapun badan usaha tidak
berbadan hukum antara lain usaha perseorangan, persekutuan perdata
(maatschap), firma, persekutuan komanditer (CV). Relevansi pembagian 2
(dua) kelompok tersebut perlu diketahui dalam kaitan pengenalan mengenai
kewajiban dan tanggung jawab pendiri/pemegang saham. Pengelompokkan
kedua badan usaha tersebut dapat dilihat dengan perbedaan yang cukup
signifikan. angkah perbaikan yang dilakukan meliputi restrukturisasi usaha,
pengurangan jumlah karyawan, penerapan sistem pengendalian
manajemen, dan kebijakan strategis lainnya. BUMN yang tidak melakukan
perbaikan manajemen, biasanya akan menghadapi berbagai kesulitan,
terutama di bidang finansial.13
Pertama, subyek dan permodalan. Sejak pendiriannya disahkan,
maka subyek hukum badan usaha berbadan hukum itu adalah dia sendiri
sebagai personifikasi orang sebagai badan hukum. Oleh karenanya, dia
sendiri telah diakui sebagai badan hukum terpisah dari pendiri/pemegang
saham. Dalam melakukan perbuatannya, badan usaha berbadan hukum
diwakilkan oleh pengurus/direksi yang ditunjuk sesuai dengan akta
pendirian/anggaran dasar.
Sedangkan, subyek hukum dalam badan usaha tidak berbadan
hukum melekat pada pendiri atau pengurusnya, dengan demikian badan
usaha tersebut bukan merupakan subyek hukum yang berdiri sendiri di luar
pendiri/pengurus. Dalam melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga,
badan usaha tidak berbadan hukum diwakilkan oleh pendiri yang sekaligus
juga bertindak sebagai pengurus.
Badan usaha berbadan hukum ini mempunyai hak dan kewajiban,
sedangkan badan usaha tidak berbadan hukum tidak. Konsekuensi
hukumnya, pihak ketiga yang mempunyai perikatan hanya dapat menuntut

13Susanto, S. (2018). Kedudukan Hasil Audit Investigatif Pada Kekayaan Badan Usaha Milik Negara
Persero Dalam Hukum Pembuktian Pidana di Indonesia. JURNAL CITA HUKUM, 6(1), 139-162.

Pengantar Hukum Bisnis 27


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

pendiri/atau pengurusnya, dan bukan badan usahanya selayaknya pada


badan usaha berbadan hukum.
Mengenai harta (permodalan) pada badan usaha berbadan hukum
terpisah dari kekayaan para pendiri/pengurus, sementara harta kekayaan
dalam badan usaha tidak berbadan hukum bercampur dengan
harta/kekayaan pendiri/pengurus. Selain itu, badan usaha berbadan hukum
dapat digugat dan menggugat, sedangkan badan usaha tidak berbadan
hukum tidak dapat, akan tetapi dapat ditujukan kepada pendiri/pengurus
aktif karena pendiri/pengurus aktif tersebutlah yang secara tidak langsung
melakukan hubungan hukum.
Kedua, prosedur pendirian. Pendirian badan usaha berbadan hukum
mutlak harus ada pengesahan dari pemerintah terhadap akta pendirian dan
anggaran dasarnya. Sebagai gambaran, akta pendirian suatu perseroan
terbatas disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM (Pasal 7 ayat (4) UU
Perseroan Terbatas), sedangkan pendirian suatu firma hukum hanya
didirikan di bawah sebuah akta notaris dan kemudian didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang di dalam daerah hukumnya firma
bertempat kedudukan (Pasal 23 KUH Dagang).
Ketiga, harta kekayaan. Harta kekayaan badan usaha berbadan
hukum terpisah dengan harta kekayaan pribadi pendiri/pengurus. Dengan
demikian, dalam akta pendirian dijelaskan permodalan badan usaha
tersebut. Pemisahan harta keduanya sangat jelas diatur. Sementara, pada
badan usaha tidak berbadan hukum tidak ada suatu pembatasan yang jelas
antara harta kekayaan pribadi pendiri/pengurus dengan harta kekayaan
badan usaha tersebut, atau dengan kata lain, harta kekayaannya
bercampur dan tidak ada suatu pemisahan yang jelas.
Keempat, pertanggungjawaban. Dalam badan usaha berbadan
hukum, pertanggungjawaban pendiri/pemegang saham terhadap perikatan
badan usaha kepada pihak ketiga hanya sebatas modal (inbreng) yang
dimasukkan ke dalam badan usaha tersebt. Sedangkan, pada badan usaha
tidak berbadan hukum, pertanggungjawabannya akan sampai harta pribadi
pendiri tersebut alias tidak ada pembatas.

Pengantar Hukum Bisnis 28


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

Dalam terjadi kebangkrutan (kepailitan) atau dalam likuidasi, harta


yang dibereskan dalam badan usaha berbadan hukum yang dibereskan
hanya harta/modal yang terdaftar, sedangkan pada badan hukum yang
tidak berbadan hukum pemberesan dilakukan terhadap semua hartanya
sampai terhadap harta pribadinya.

6. JENIS – JENIS BADAN USAHA DI INDONESIA

Di wilayah hukum Indonesia terdapat jenis –jenis badan usaha yang


mana, diantaranya sebagai berikut:
a. BUMN merupakan badan usaha milik negara. Definisi BUMN Menurut
ketentuan Pasal 1 (1), (2) dan (4) Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2003 tentang BUMN, penjelasannya adalah sebagai berikut: Nomor 1:
Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut "BUMN",
seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh badan usaha, melalui partisipasi
langsung Negara. Definisi BUMN sesuai dengan ketentuan Pasal 1, 2
dan 4 Undang-Undang Nomor 19 tanggal 1 Juli 2003 tentang perseroan
terbatas publik adalah sebagai berikut: nomor 1: Badan Usaha Milik
Negara, yang selanjutnya disebut "BUMN", adalah seluruh atau
sebagian perusahaan modal yang dimiliki oleh Negara melalui partisipasi
langsung dalam ikatan Aset negara.14
Saat ini Badan Usaha Milik Negara memiliki tiga bentuk badan hukum
perusahaan, yaitu Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Terbatas
Perseroan (PT Persero) dan Perusahaan Terbatas Perseroan Terbuka
(PT Persero Tbk.). Hingga tahun 2004, BUMN masih memiliki satu
bentuk perusahaan lainnya, yaitu Perusahaan Jawatan (Perjan). Dalam
perkembangannya, seluruh Perjan dikeluarkan dari naungan

14
SUSANTO, S. (2017, December). HARMONISASI HUKUM MAKNA KEUANGAN NEGARA DAN
KEKAYAAN NEGARA YANG DIPISAHKAN PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) PERSERO. In
PROCEEDINGS (Vol. 2, No. 1).
Pengantar Hukum Bisnis 29
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

Kementerian BUMN dan telah bergeser ke arah bentuk usaha lainnya


seperti Lembaga Penyiaran Publik dan Badan Layanan Umum. 15
1) Perusahaan Perseroan
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang BUMN dan penjelasannya menyebutkan Perusahaan, yang
selanjutnya disebut "Persero", adalah perusahaan terbatas publik
yang modal sahamnya dibagi menjadi seluruh saham atau setidaknya
51% (lima puluh satu persen) dari saham yang dimiliki oleh Republik
Indonesia, dengan tujuan utama adalah untuk menghasilkan
keuntungan. BUMN yang berbentuk Perusahaan Perseroan terdiri
dari Perusahaan Terbatas Perseroan (PT Persero) dan Perusahaan
Terbatas Perseroan Terbuka (PT Persero Tbk.). Pasal 1angka 4
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN dan
penjelasannya menyebutkan Perusahaan publik, yang selanjutnya
disebut 'Perum', adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh
Negara dan yang tidak dibagi menjadi saham yang dimaksudkan
untuk memberi manfaat kepada publik dalam penyediaan barang dan
/ atau jasa berkualitas dan pada saat yang sama mendapat untung
dari prinsip-prinsip tata kelola perusahaan. Definisi BUMN dapat
diartikan secara sederhana dan singkat sebagai BUMN adalah bisnis
yang melakukan kegiatan bisnis dengan modal setidaknya 51% (lima
puluh satu persen) dalam kepemilikan negara yang diciptakan untuk
tujuan dan tujuan komersial dan sosial. dukungan ekonomi nasional. 16
Pengertian: Merupakan bentuk badan usaha tanpa ada
pembedaan pemilikan antara hak milik pribadi engan hak milik
perusahaan (Indriyo, 2005). Menurut Swasta (2002), perusahaan
perseorangan adalah salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh
seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua
resiko dan kegiatan perusahaan. Dengan tidak adanya pemisahan

15
Khalimi, K., & Susanto, S. (2017). KEDUDUKAN AKUNTAN PUBLIK UNTUK MELAKUKAN AUDIT
INVESTIGATIF TERHADAP KEKAYAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) PERSERO DALAM RANGKA
MENGHITUNG KERUGIAN NEGARA. JURNAL HUKUM STAATRECHTS, 1(1).
16
Susanto, Op. CIt
Pengantar Hukum Bisnis 30
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

pemilikan antara hak milik pribadi dengan milik perusahaan, maka


harta benda pribadi juga merupakan kekayaan perusahaan, yang
setiap saat harus menanggung utang-utang perusahaan. Peraturan
Perundangan: tidak ada peraturan untuk pendirian perusahaan
perseorangan, yang diperlukan hanya izin permohonan dari kantor
perizinan setempat. Kelebihan dan Kekurang bentuk badan usaha
Perseorangan:
Usaha perorangan sebaiknya dimulai dengan jenis usaha yang
disukai dan dikuasai serta sesuai dengan hobi Anda. Karena pada
saat usaha baru mulai berjalan, sering kali menuntut beban kerja yang
melebihi beban kerja yang biasa. Apabila beban kerja yang berlebihan
itu dilakukan dianggap sebagai hobi, maka hal itu tidak akan
dirasakan sebagai beban, justru sebaliknya menikmatinya sebagai
sesuatu yang menyenangkan. Wirausaha yang memilih bentuk
perusahaan perorangan dapat dikatakan berhasil, apabila dalam
mengelola keuangannya benar dan memperhatikan efisiensi produksi.
Tahapan pertama ini, hanya dijadikan sebagai batu loncatan oleh
wirausaha untuk membuat bentuk usaha lain yang mungkin lebih
besar dan lebih baik dari perusahaan perorangan yang dijalankannya.
Langkah-langkah mendirikan badan usaha perseorangan:
a) Persiapan
(1) Meyiapkan KTP pihak yang akan mendirikan perusahaan
perseorangan
(2) Menentukan calon nama perusahaan
(3) Menentukan tempat kedudukan perusahaan
(4) Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari perusahaan
perseorangan tersebut
b) Pendaftaran ke notaris Setelah semua kelengkapan tersebut
terpenuhi, langkah selanjutnya adalah mendaftar ke notaris untuk
mendapatkan akta notaris tentang pendirian perusahaan
perseorangan

Pengantar Hukum Bisnis 31


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

b. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)


BUMS yaitu badan usaha yang dimodali maupun didirikan oleh
seseorang ataupun kelompok swasta. Macam-macam BUMS yang
diantaranya sebagai berikut ini:
1) Firma (Fa)
Firma yaitu suatu Badan Usaha yang didirikan oleh 2 (dua) orang atau
lebih, yang dimana setiap anggotanya mempunyai tanggung jawab
penuh terhadap perusahaan. Untuk mendirikan firma dilakukan
dengan cara membuat akta perjanjian dihadapan Notaris. Yang
dimana perjanjian itu memuat nama dari pendiri Firma, cara
membagi-bagi keuntungan yang diperoleh, serta waktu dimulai
maupun diakhirinya perjanjian tersebut. Merupakan
persekutuan/perserikatan untuk menjalankan usaha antara dua orang
atau lebih dengan nama bersama, dengan tanggung jawab masing-
masing anggota firma tidak terbatas. Sedangkan, laba yang diperoleh
dari usaha tersebut untuk dibagi bersama-sama, begitupun sebaliknya
bila terjadi kerugian, semua anggota firma ikut menanggungnya
(Indriyo, 2005). Sedangkan menurut Manulang (2003), persekutuan
dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan
dengan memakai nama bersama. Jadi, ada beberapa orang yang
bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan. Para anggota yang
berkumpul merupakan anggota aktif sehingga satu perusahaan
dikelola dan dimiliki oleh beberapa orang. Peraturan Perundangan:
Ketentuan-ketentuan tentang Firma diatur dalam pasal 16 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang yang bunyinya: “Perseroan di bawah
firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan di
bawah nama bersama”. Selain itu, Pasal 18 Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang menyebutkan inti dari firma, yaitu bahwa tiaptiap
anggota saling menanggung dan semuanya bertanggung jawab
terhadap perjanjian firma tersebut. Agar lebih jelas peraturan-
peraturan tersebut diperkuat oleh pasal 16 dan 18 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa persekutuan
adalah suatu perjanjian, di mana dua orang atau lebih sepakat untuk
Pengantar Hukum Bisnis 32
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

bersama-sama mengumpulkan sesuatu dengan maksud laba yang


diperoleh dibagi antara mereka. Kelebihan dan kekurangan Badan
Usaha Firma. Langkah-langkah mendirikan Firma adalah sebagai
berikut:
a) Para pihak yang berkehendak mendirikan Firma menyiapkan akta
yang didalamnya minimal memuat (Pasal 26 KUHD):
(1) Nama lengkap, pekerjaan, dan tempat tinggal para pendiri
Firma;
(2) Nama Firma yang akan didirikan (termasuk juga tempat
kedudukan Firma);
(3) Keterangan kegiatan usaha yang akan dilakukan Firma di
kemudian hari;
(4) Nama Sekutu yang tidak berkuasa untuk menandatangani
perjanjian atas nama Firma;
(5) Saat mulai dan berakhirnya Firma;
(6) Klausula-klausula yang berkaitan dengan hubungan antara
pihak ketiga dengan Firma
b) Akta tersebut dibuat sebagai akta otentik yang dibuat di hadapan
notaris (Pasal 22 KUHD)
c) Akta otentik tersebut selanjutnya didaftarkan pada register
Kepaniteraan Pengadilan Negeri dimana Firma berkedudukan
(Pasal 23 KUHD)
d) Akta yang telah didaftarkan ke Pengadilan Negeri selanjutnya
diumumkan dalam Berita Negara.

2) CV (Commanditaire vennotschap) atau Persekutuan Komanditer


CV merupakan badan usaha yang didirikan olah 2 (dua) sekutu
orang ataupun lebih, yang dimana sebagian merupakan sekutu aktif
dan sebagian lainnya lagi merupakan sekutu pasif. Sekutu aktif yaitu
mereka yang menyertakan modal sekaligus menjalankan usahanya
sedangkan sekutu pasif yaitu mereka yang menyertakan modal dalam
usaha tersebut. Sekutu aktif mempunyai tanggung jawab penuh
terhadap semua kekayaan dan terhadap utang perusahaan,
Pengantar Hukum Bisnis 33
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

sedangkan sekutu pasif hanya mempunyai tanggung jawab terhadap


modal yang diberikan. Dengan perkataan lain Commanditaire
Vennootschap (CV) adalah sebuah perusahaan yang dibentuk oleh
dua orang atau lebih, sehingga dalam CV, ada dua macam anggota,
yaitu: anggota aktif dan anggota pasif. Anggota aktif merupakan
anggota yang mengelola usahanya serta bertanggung jawab penuh
terhadap utang perusahaan,
sedangkan anggota pasif merupakan anggota yang hanya
menyetorkan modalnya saja dan tidak ikut mengelola perusahaan,
bertanggung jawab sebatas pada modal yang disetorkan saja.
Peraturan Perundangan: Ketentuan-ketentuan tentang Perserikatan
Komanditer (CV) diatur dalam Pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang yang bunyinya : “Persekutuan secara melepas uang yang
dinamakan persekutuan komanditer didirikan antara satu orang atau
beberapa sekutu yang secara tanggung-menanggung bertanggung
jawab untuk seluruhnya pada pihak satu dan satu orang atau lebih
sebagai pelepas uang pada pihak lain”.
a) Persiapan
(1) Membuat kesepakatan antar pihak yang akan membentuk
Perserikatan Komanditer (CV)
(2) Menyiapkan KTP pihak yang membentuk CV
(3) Menentukan calon nama yang akan digunakan oleh CV
(4) Menentukan tempat kedudukan CV
(5) Menentukan pihak yang akan bertindak selaku anggota aktif
dan pihak yang akan bertindak selaku anggota pasif
(6) Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari
Perserikatan Komanditer tersebut
b) Pendaftaran ke notaris Untuk mendapatkan akta notaris tentang
pendirian CV
c) Pendaftaran ke Pengadilan Negeri Untuk memperkokoh posisi CV,
sebaiknya Perserikatan Komanditer yang telah didirikan dengan
akta notaris didaftarkan pada pengadilan negeri setempat dengan
membawa kelengkpaan berikut:
Pengantar Hukum Bisnis 34
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

(1) Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)


(2) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama CV yang
bersangkutan.
3) PT (Perseroan Terbatas)
PT merupakan badan usaha yang modalnya terbagi atas
saham-saham, tanggung jawabnya terhadap perusahaan bagi para
pemiliknya hanya sebatas sebesar saham yang dimiliki. Saat ini ada 2
(dua) macam PT yaitu PT Tertutup dan PT terbuka. Yang dimaksud
dengan PT tertutup adalah PT yang dimana pemegang sahamnya
terbatas hanya dikalangan tertentu saja seperti misalnya hanya di
kalangan keluarga, sedangkan yang dimaksud dengan PT terbuka
adalah PT yang sahamsahamnya dijual kepada Public atau umum.
Beberapa contoh Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) saat ini,
misalnya seperti, PT Pupuk Kaltim, PT Union Metal, PT Djarum, PT
Holcim, PT Karakatau Steel dan lain-lain. Peraturan perundangan:
Ketentuan-ketentuan tentang Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam
UU RI Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 1
Undang-Undang tersebut menyatakan: “ Perseroan Terbatas yang
selanjutnya disebut perseroan adalah badan usaha yang didirikan
berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta
peraturan pelaksanaannya” pemegang saham memiliki hak suara
dalam rapat umum. Besarnya hak suara tergantung pada banyaknya
saham yang dimiliki dan bila seorang pemegang saham tidak dapat
hadir dalam rapat umum, maka hak suaranya dapat diserahkan
kepada orang lain. Hasil keputusan rapat umum pemegang saham
biasanya dilimpahkan kepada komisaris yang membawahi dewan
direksi untuk menjalankan kebijaksanaan manajemennya.
Sahamsaham yang dikeluarkan pada umumnya ada dua, yaitu saham
biasa (commond stock) dan saham istimewa (preference stock)
Langkah-langkah mendirikan badan usaha Perseroan Terbatas (PT):
a) Pembuatan akta notaris
Pengantar Hukum Bisnis 35
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

(1) Nama lengkap, tempat tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal,


dan kewarganegaraan pendiri
(2) Susunan, nama lengkap, tempat tanggal lahir, pekerjaan,
tempat tinggal, dan kewarganegaraan anggota Direksi dan
Komisaris yang kali pertama diangkat
(3) Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham,
rincian jumlah saham, dan nilai nominasi atau nilai yang
diperjanjikan dari saham yang telah ditempatkan dan disetor
pada saat pendirian.
b) Anggaran dasar
(1) Nama dan tempat kedudukan perseroan
(2) Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(3) Jangka waktu berdirinya perseroan
(4) Besarnya jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan dan
modal yang disetor
(5) Jumlah saham, jumlah klasifikasi saham apabila ada jumlah
saham untuk tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada
setiap saham, dan nilai nominal setiap saham
(6) Susunan, jumlah, dan nama anggota direksi dan komisaris
(7) Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS)
(8) Tatacara pemilihan, pengangkatan, penggantian, dan
pemberhentian anggota direksi dan komisaris Tata cara
penggunaan laba dan pembagian deviden
(9) Ketentuan-ketentuan lain menurut Undang-Undang Perseroan
Terbatas (UUPT)
c) Pengesahan Menteri Kehakiman Akta notaris yang telah dibuat
harus mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman untuk
mendapatkan status sebagai badan hukum. Dalam Pasal 9
Undang-Undang Perseroan Terbatas disebutkan Menteri
Kehakiman akan memberikan pengesahan dalam jangka waktu
paling lama 60 hari setelah diterimanya permohonan pengesahan
Pengantar Hukum Bisnis 36
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

PT, lengkap dengan lampiran-lampirannya. Jika permohonan


tersebut ditolak, Menteri Kehakiman memberitahukan kepada
pemohon secara tertulis disertai dengan alasannya dalam jangka
waktu 60 hari itu juga.
d) Pendaftaran wajib Akta pendirian/Anggaran Dasar PT disertai SK
pengesahan dari Menteri Kehakiman selanjutnya wajib didaftar
dalam daftar perusahaan paling lambat 30 hari setelah tanggal
pengesahan PT atau tanggal diterimanya laporan.
e) Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara Apabila
pendafataran dalam daftar perusahaan telah dilakukan, direksi
mengajukan permohonan pengumuman perseroan di dalam
Tambahan Berita Negara (TBN) paling lambat 30 hari terhitung
sejak pendaftaran.

4) Yayasan
Pengertian yayasan menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun
2001 tentang Yayasan, “ Yayasan adalah badan usaha yang terdiri
atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai
tujuan tertentu di bidang soial, keagamaan, dan kemanusiaan yang
tidak mempunyai anggota” Kekayaan yayasan baik berupa uang,
barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh yayasan. Berdasarkan
undang-undang ini dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung
atau tidak langsung kepada pembina, pengurus, pengawas,
karyawan, atau pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap
yayasan. Dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari yayasan
mempunyai organ yang terditri atas: Pembina, Pengurus dan
Pengawas. Langkah-langkah mendirikan Yayasan adalah:
a) Penyampaian dokumen yang diperlukan
(1) Fotokopi KTP para badan pendiri, badan pembina, dan badan
pengurus
(2) Nama yayasan
(3) Maksud & tujuan yayasan serta kegiatan usaha yayasan
(4) Jangka waktu berdirinya yayasan
Pengantar Hukum Bisnis 37
Universitas Pamulang S-1 Manajemen

(5) Modal awal yayasan


(6) Susunan badan pendiri, badan pembina, dan badan pengurus
b) Penandatangan akta pendirian yayasan
c) Pengurusan surat keterangan domisili
d) Pengurusan NPWP
e) Pengesahan yayasan menjadi badan hukum di Dep. Keh dan HAM
(1) Salinan akta pendirian yayasan yang dibubuhi materai
(2) Fotokopi NPWP atas nama yayasan telah dilegalisir notaris
(3) Fotocopy surat keterangan domisili yang dikeluarkan oleh
lurah atau kepala desa
(4) Bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak
(5) Bukti pembayaran pengumuman dalam Tambahan Berita
Negara menunggu diterbitkan PP
f) Pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI)

5) Koperasi
Kata koperasi berasal dari kata Co yang artinya bersama dan
operation yang artinya bekerja. Secara umum dapat dikatakan bahwa
koperasi adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang
ekonomi, yang anggotanya adalah orang-orang atau badan hokum
koperasi yang tergabung secara sukarela atas dasar persamaan hak
dan kewajiban, melakukan satu macam usaha atau lebih untuk
meningkatkan kesejahteraan para anggota khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Sedangkan pengertian koperasi menurut
pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hokum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan”.Dari batasan
atau definisi di atas dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah:
a) Badan usaha yang landasan kegiatannya berdasarkan prinsi-
prinsip koperasi

Pengantar Hukum Bisnis 38


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

b) Anggotanya adalah orang-orang atau badan hukum koperasi yang


mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama
c) Menggabungkan diri sebagai anggota secara sukarela dan
mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama sebagai
pencerminan adanya demokrasi dalam koperasi.
d) Kerugian dan keuntungan akan ditanggung dan dinikmati bersama
menurut perbandingan yang adil.
e) Pengawasan dilakukan oleh anggota.
f) Adanya sifat saling tolong-menolong (mutual aids).
g) Membayar sejumlah uang sebagai simpanan pokok dan simpanan
wajib, sebagai syarat dan kewajiban anggota Langkah-langkah
dalam mendirikan Koperasi:
a) Menyelenggarakan rapat pendirian koperasi oleh anggota
yang menjadi pendiri ditungkan dalam rapat pembentukkan
dan akta pendirian yang memuat anggaran dasar koperasi.
Sebaiknya pejabat Departemen Koperasi menyaksikan.
b) Para pendiri mengajukan permohonan pengesahan akta
pendirian yang dilampirkan 2 rangkap akta pendirian koperasi,
berita acara rapat pembentukkan, surat bukti penyetoran
modal dan rencana awal kegiatan usaha.
c) Pengesahan akta pendirian dalam jangka waktu 3 bulan
setelah permintaan
d) Pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia

Pengantar Hukum Bisnis 39


Universitas Pamulang S-1 Manajemen

C. SOAL LATIHAN/ TUGAS

Dari penjelasan-penjalasan yang telah disebutkan diatas maka, terdapat


bebrapa hal yang harus di pecahkan oleh mahasiswa/I yakni :
1. Coba Sdr/i Jabarkan seberapa penting faktor-faktor penentu bentuk badan
usaha menentukan terbentuknya badan usaha ?
2. Jabrkanlah mengapa terdapat 2 (duan) jenis badan usaha yakni yang
berbadan hukum dan tidak berbandan hukum?
3. Sdr/i Dapat jelaskan berkaitan dengan perbedaan dan persamaan BUMN
dengan BUMS?

D. REFERENSI

Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah Suatu Solusi Dalam Menjawab Kebutuhan
Lokal dan Tantangan Global, Rineka Cipta, Jakarta.
Mubyarto, Prospek Otonomi Daerah dan Perekonomian Indonesia Pasca Krisis
Ekonomi, BPFE, Yogyakarta, 2001.
Pandji Anoraga, Perusahaan Multi Nasional Penanaman Modal Asing, Pustaka Jaya,
Jakarta.
Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika,
2010.
Susanto, S., & Iqbal, M. (2019). Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam Sinergitas
Akademisi Dan TNI Bersama Tangkal Hoax Dan Black Campaign. CARADDE:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 8-16.
Susanto, S., & Iqbal, M. (2019, January). Efektifitas Peranan Hukum dalam
Pengelolaan Dana Desa Melalui BUMDes Sebagai Perwujudan Kearifan Lokal
yang Berdaya Saing Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.
In PROCEEDINGS (Vol. 1, No. 1).

Pengantar Hukum Bisnis 40

Anda mungkin juga menyukai