LEGALITAS USAHA
1
tidak terlepas dari tambahan atau suntikan modal dari perbankan. Di sisi lain.
perbankan tidak akan sembarangan untuk menggelontorkan dana kredt modal
usahanya. Salah satu syarat pengajuan kredit modal usaha adalah adanya izin
usaha. Tanpa legalitas, pelaku usaha bakal mengalami kesulitan mendapatkan
akses permodalan.
Dalam konteks badan usaha, legalitas berwujud kepemilikan izin usaha. Izin
usaha merupakan bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak berwenang
atas penyelenggaraan suatu kegiatan usaha oleh seorang pengusaha atau suatu
perusahaan. Beberapa dokumen legalitas usaha misalnya akta pendirian
perusahaan, nomor pokok wajib pajak perusahaan, surat izin usaha, izin ganguan
atau HO (Hinderordonnantie), izin lokasi, izin lingkungan, dan banyak izin-izin
lainnya sesuai bidang usahanya masing-masing. Bukan hanya usaha yang
skalanya besar saja yang harus memiliki izin, tetapi usaha dengan skala mikro,
kecil, dan menengah (UMKM).
Prosedur perizinan yang berbelit-belit, memakan waktu yang lama, dan
berbiaya tinggi menyebabkan banyak pelaku usaha, utamanya skala mikro, kecil
dan menengah, tidak terdorong untuk mendapatkan izin usaha. Ditambah lagi
dengan adanya pemain pungutan liar (pungli), semakin membuat malas para
pelaku usaha malas untuk mengurus izin usaha. Mengingat pentingnya legalitas
usaha membuat pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang
Percepatan Pelaksanaan Berusaha. Kebijakan ini dikeluarkan untuk
meningkatkan standar pelayanan perizinan berusaha yang efisien, mudah dan
terintegrasi tanpa mengabaikan tata kelola pemerintah yang baik. Salah satu
bentuk kebijakannya yakni Peraturan Presiden No. 98/2014 tentang Izin Usaha
Mikro dan Kecil (IUMK). Dengan adanya Peraturan Presiden ini, maka usaha
mikro dan kecil yang memenuhi syarat hanya perlu memperoleh satu jenis izin
yaitu IUMK, di tingkat kecamatan dalam waktu satu hari setelah diajukan.
2
1. Bentuk Usaha Pribadi / Perseorangan
Bentuk usaha ini merupakan bentuk usaha yang paling sederhana. Usaha
perseorangan merupakan bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola oleh satu
orang. Orang ini bertanggung jawab atas keseluruhan harta kekayaan
perusahaan tersebut dan mempunyai hak atas keseluruhan laba dari hasil
usaha. Namun orang tersebut juga mempunyai kewajiban tidak terbatas akan
utang yang ditanggung oleh perusahaan apabila mengalami kerugian. Orang
lain boleh ikut serta dalam hal permodalan dengan mendapatkan imbalan
tetap atau laba tertentu sesuai dengan perjanjian tetapi pengelolaan tetap
berada di tangan pemilik. Hal ini karena seluruh harta kekayaan pribadinya
berada dalam status jaminan bagi usaha yang akan dijalankan. Bagi
wirausaha pemula, tidak ada salahnya untuk mencoba terlebih dahulu bentuk
usaha ini.
2. Bentuk Usaha Persekutuan
Persekutuan (firma dan komanditer) merupakan bentuk organisasi bisnis
dimana dua orang atau lebih bertindak sebagai pemilik dari perusahaan
sehingga bertanggung jawab dan hak yang ada akan ditanggung oleh mereka.
Firma adalah persekutuan untuk menjalankan suatu usaha oleh dua orang
atau lebih dibawah satu nama bersama dimana tanggung jawab masing-
masing anggota firma tidak terbatas. Laba yang diperoleh dari usaha dibagi
bersama-sama, sedangkan kerugian semua anggota firma ikut
menanggungnya. Persekutuan Komanditer (CV) adalah perseroan yang
didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk oleh satu orang
atau lebih sebagai pihak yang bertanggung jawab secara tanggung-renteng
untuk keseluruhannya dan satu orang atau lebih sebagai pihak lain yang
mempercayakan uangnya atau pemberi pinjaman uang. Dalam CV ada dua
macam anggota yaitu anggota aktif dan anggota pasif. Anggota aktif adalah
anggota yang mengurus perusahaan dan melibatkan seluruh harta pribadinya,
sedangkan anggota pasif ialah anggota yang hanya menyerahkan modalnya
saja tetapi tidak melibatkan harta pribadinya, sehingga tidak memiliki hak
mencampuri pengelolaan perusahaan.
3. Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas (PT) ialah badan hukum yang didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
3
undang-undang serta peraturan pelaksanaannya. Pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham
yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan bisa
dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan
4
Adapun sertifikasi dapat diartikan sebagai suatu pengakuan bahwa usaha atau
produk dari hasil usaha telah memenuhi standar tertentu.
1. Izin Usaha
Izin Usaha merupakan suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari
pihak berwenang (pemerintah) atas penyelenggaraan suatu kegiatan usaha oleh
seorang pengusaha atau suatu perusahaan. Berbicara mengenai perizinan
memang tidak diwajibkan kepada semua jenis usaha, khususnya usaha kecil.
Terlebih bagi pedagang kecil keliling yang tidak menetap dan pedagang kaki lima
(PKL) tidak diwajibkan memiliki perizinan usaha. Perizinan usaha diperlukan
dengan maksud agar tercipta tertib usaha, pemerataan kesempatan berusaha,
dan adanya kepastian usaha.
Sebelum membahas mengenai jenis-jenis izin usaha, berikut ini merupakan
dokumen yang diperlukan oleh suatu usaha:
a. Tanda Daftar Perusahaan
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
c. Bukti Diri
Berikut beberapa jenis izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
menyangkut izin usaha, antara lain:
a. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
SITU adalah izin yang diberikan kepada perorangan, perusahaan, badan
untuk memperoleh tempat usaha sesuai dengan tata ruang wilayah yang
diperlukan dalam rangka penanaman modal.
b. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
SIUP adalah surat izin untuk dapat melaksanakan kegiatan
perdagangan.
c. Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK)
IUMK adalah tanda legalitas kepada seseorang atau pelaku
usaha/kegiatan tertentu dalam bentuk izin usaha mikro dan kecil dalam
bentuk satu lembar. Dasar hukum IUMK tertuang dalam Peraturan
Presiden Nomor 98 Tahun 2014 tentang Perizinan untuk Usaha Mikro
dan Kecil dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2014
tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil.
d. Surat Izin Usaha Industri (SIUI)
5
SIUI adalah surat izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha di
industry.
e. Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)
SKUD adalah surat yang menyatakan domisili seseorang atau suatu
badan usaha.
2. Sertifikasi
Selain harus memiliki izin usaha, beberapa bentuk usaha juga dianjurkan
untuk mengantongi sejumlah sertifikasi. Jika izin usaha diperlukan guna
memberikan kepastian usaha, maka sertifikasi ini penting untuk memberikan
kepastian perlindungan kepada konsumen.
Berikut ini adalah macam-macam sertifikasi yang diperlukan, antara lain:
a. Sertifikasi Halal
Sertifikasi ini dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sertifikasi ini diperlukan untuk menunjukkan kehalalan suatu produk
sesuai dengan syariat Islam.
b. Sertifikasi Izin Edar
Sertifikasi yang dikelaurkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) terkait dengan izin edar produk pangan, minuman, dan obat-
obatan.
c. Sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI)
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah satu-satunya standar yang
berlaku secara nasional di Indonesia yang dirumuskan oleh Komite
Teknis Perumusan SNI dan ditetapkan oleh BSN. Penerapan SNI pada
dasarnya bersifat sukarela. Namun untuk keperluan melindungi
kepentingan umum, keamanan negara, perkembangan ekonomi
nasional, dan pelestarian fungsi lingkungan hidup, pemerintah dapat
memberlakukan SNI tertentu secara wajib.
d. Sertifikasi Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT)
Sertifikasi atas suatu produk yang berasal dari industri kecil berskala
rumah tangga. Sertifikasi ini dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.
6
Latihan
Anda diminta untuk mendatangi berbagai instansi yang berhubungan dengan
legalitas usaha. Dapatkan berbagai formulir untuk kepentingan formulir usaha dan
jelaskan apakah terdapat masalah pada pengurusan aspek legalitas usaha ini.