Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH HUKUM BISNIS

Dosen pebimbing : Jasman Nazar SH.MH


Disusun oleh kelompok 5
keny rober (22150023)
fajar ramadhan (22150128)
wahyu okta viona (22150009)
nabila salsabila (22150099)

Fakultas hukum
universitas muhammadiyah
sumatra barat
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan- Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan


nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal
pikiran, sehinggan penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah mata kuliah hukum bisnis dengan judul
“Perusahhan perseorangan (PO)

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan
di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah
ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

usaha perseorangan sering didengar oleh banyak


masyarakat luas namun belum paham apa makna dari
usaha perseorangan tersebut. Badan usaha perseorangan
disebut juga perusahaan dagang (PD) ataupun Usaha
Dagang (UD) adalah usaha yang didirikan oleh peorangan
dengan modal dari satu orang dan segala resiko yang
terjadi tehadap usaha tersebut menjadi tanggung jawab
pribadi pendiri usaha tersebut. Adapun yang masuk
kedalam kategori usaha perseorangan berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor
316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 adalah
pengrajin, industri rumah tangga, petani, peternak,
nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang
dan jasa.

Usaha Dagang adalah perekonomian rakyat yang berskala


kecil memiliki keunggulan dibandingkan dengan usaha
menengah dan usaha besar. Pada kenyataannya usaha
dagang juga mampu berperan mengantisipasi kelesuan
perekonomian yang diakibatkan oleh inflasi maupun
berbagai faktor penyebab lainnya . Usaha dagang banyak
memberikan lapangan kerja baru sehingga disebut sebagai
salah satu cara dalam memecahkan masalah-masalah
dalam pembangunan Indonesia seperti tingginya angka
pengangguran dan mampu membantu pertumbuhan
ekonomi yang lebih mantap.

Usaha Dagang masih kategorikan dalam usaha kecil


ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan
oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan, bukan cabang perusahaan yang dimiliki
dan dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar
yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang seperti dilihat dari
pendapatannya pertahun bahwa usaha kecil Usaha kecil:
memiliki kekayaan bersih > Rp. 50.000.000,- sampai
dengan Rp 500.000.000,- atau hasil penjualan tahunan >
Rp. 300.000.000,- sampai Rp.2.500.000.000,- dan dilihat
dari tenaga kerjanya Usaha Dagang yang memiliki
karyawan dari 5 sampai 19 orang termasuk ke dalam
usaha kecil
BAB 2
PENABAHASAN

Perusahaan perseorangan (PO)

Perusahaan perseorangan (bahasa Inggris: sole trader atau sole


proprietorship) adalah suatu perusahaan atau bentuk bisnis yang
paling sederhana yang dimiliki oleh pemilik tunggal, sedangkan
pengusaha perorangan adalah pemilik dari suatu perusahaan
perseorangan yang memiliki kendali penuh atas bisnis tersebut.
[1] Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa
izin dan tata cara tertentu. Semua orang bebas berkembang
membuat bisnis personal tanpa ada batasan untuk
mendirikannya. Tujuan pendirian perusahaan perseorangan
dikhususkan hanya untuk memperoleh laba. Kekayaan
perusahaan meliputi kekayaan pribadi dari pengusaha tanpa ada
pemisahan sama sekali.[2] Dari segi permodalan1 pengusaha
perseorangan dapat saja mendapatkan pinjaman dari kreditur
untuk menanggung biaya operasional perusahaan, tetapi tidak
berarti pinjaman itu sebagai bukti kepemilikan lain dari orang
tersebut. Akibat dari adanya utang tersebut pemilik bertanggung
jawab langsung dalam pelunasaan utang tersebut dan apabila
terjadi keuntungan, pengusaha tidak perlu membagi
1
Hukum perusahaan eidisi pertama prf. Dr. H. Zainal aikin,S.H.,SU & DR. L. Wira pria
suhartana, s.h.,M.H H
, https://ejournal.undip.ac.id/index.php/notarius/article/download/43800/20813
keuntungannya kepada kreditur.

Organisasi bisnis atau badan usaha perseorangan adalah badan


usaha yang banyak digunakan di Indonesia, khususnya
pengusaha kecil dan beberapa pengusaha menengah. Ini adalah
bentuk badan usaha yang paling sederhana. Organisasi
perusahaan perseorangan adalah badan usaha perusahaan yang
dimiliki oleh satu orang saja. Satu orang pengusaha yang
menjadi pemilik badan usaha itu yang menjalankan perusahaan.
Di dalam badan usaha perseorangan ini yang menjadi
pengusaha hanya satu orang. Dengan demikian modal usaha
tersebut hanya dimiliki satu orang pula. Jika di dalam
perusahaan tersebut banyak orang bekerja, mereka hanyalah
pembantu pengusaha dalam perusahaan berdasarkan perjanjian
kerja atau pemberian kuasa.

Di dalam peraturan perundang-undangan tidak dijumpai adanya


pengaturan khusus mengenai perusahaan perseorangan
sebagaimana halnya bentuk badan usaha lainnya seperti
Perseroan Terbatas (PT), Persekutuan Komanditer (CV), atau
juga2 Koperasi. Menurut H.M.N. Purwosutjipto, bentuk
perusahaan perseorangan secara resmi tidak ada. Di dalam
dunia bisnis, masyarakattelah mengenal dan menerima bentuk

2
Penegtian pokok hokum dagang 3 H.M.N purwosutjipto hal 228
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/ekonomi/article/download/5926/4628
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/notarius/article/download/43800/20813
badan usaha perseorangan yang disebut Perusahaan Dagang
(PD) atau Usaha Dagang (UD). Misalnya “PD Lautan Mas” dan
“PD Jin Lung”. 3

Tidak berarti kalau ada nama “PD” atau “UD” selalu bermakna
bisnis tersebut dilaksanakan oleh badan usaha perseorangan.
Ada juga bisnis yang dijalankan dengan bentuk persekutuan
perdata memakai nama “UD” atau “PD”.

Dalam undang-undang nomor 3 tahun 1982 tentang wajib


daftar perusahaan telah disebutkan mengenai pengertian
perusahaan, yakni setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap
jenis usaha yang bersifat tetap, terus-menerus, dan didirikan,
bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia
untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.

Berdasarkan pengertian tersebut, tampak bahwa perusahaan


memiliki beberapa bentuk usaha dan jenis usaha yang berbeda.
Bentuk usaha merupakan bentuk badan hukum suatu usaha atau
dapat pula dikatakan sebagai bentuk perusahaan. Diantara
beberapa bentuk perusahaan tersebut, salah satunya ialah
perusahaan perseorangan.

Menurut Murti Sumarai dan Jhon Suprianto, perusahaan


perseorangan adalah perusahaan yang dimiliki, dikelola, dan
3
Penegtian pokok hokum dagang 6 H.M.N purwosutjipto hal 187
https://arenahukum.ub.ac.id/index.php/arena/article/download/1460/90937/95682
dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab penuh
terhadap semua resiko dan aktivitas perusahaan. Perusahaan
perseorangan banyak sekali dipakai di Indonesia. Bentuk
perusahaan ini biasanya dipakai untuk kegiatan usaha kecil,
atau pada saat permulaan mengadakan kegiatan usaha, misalnya
dalam bentuk toko, restaurant, bengkel, dll. Walaupun jumlah
perusahaan yang ada relatif banyak, tetapi volume penjualan
masing-masing relatif kecil jika dibandingkan perusahaan lain.

Cara Pendirian Perusahaan Perseorangan

Untuk pendirian perusahaan perseorangan, izin yang dikenakan


dapat dikatakan lebih ringan dan sederhana persyaratannya
dibandingkan dengan jenis perusahaan lainnya. Selama ini
pemerintah tidak menentukan suatu kategori khusus tentang
bentuk usaha ini, jadi tidak ada pemisahan secara hukum antara
perusahaan dan kepentingan pribadi. Semua urusan perusahaan
menjadi satu dengan urusan pribadi si pemilik perusahaan.

Di Indonesia sesungguhnya belum terdapat pengaturaan


mengenai perusahaan perseorangan yang cukup komprehensif
yang menjadi dasar hukum perusahaan perseorangan. Meski
demikian perusahaan perseorangan adalah salah satu bentuk
perusahaan yang diakui di Indonesia. Hal ini dapat dilihat
4
dalam Permendagri Nomor 36 Tahun 2007, yang
menyebutkan5 bentuk-bentuk perusahaan, diantaranya adalah
perusahaan6 perseorangan. Namun, berdasarkan pasal 4 ayat (1)
huruf C, Permendagri Nomor 46 tahun 2009, Perusahaan
Perseorangan tidak wajib memiliki Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SIUP). Namun apabila perusahaan perseorangan
tersebut, merupakan perusahaan perdagangan mikro tetap, maka
apabila dikehendaki, perusahaan tersebut dapat mengajukan
permohonan untuk mendapatkan SIUP Mikro.

Berdasarkan Permendagri Nomor 46 tahun 2009, pasal 4 ayat


(1), Perusahaan yang tidak wajib memiliki SIUP ialah
Perusahaan Perdagangan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Usaha perseorangan atau persekutuan.

2. Kegiatan usaha diurus, dijalankan, atau dikelola oleh


pemiliknya atau anggota keluarga/kerabat terdekat.

3. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,-


(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.

Modal

Jika dibandingkan dengan bentuk usaha lain, Perusahaan


4
5
Penegtian pokok hokum dagang 6 H.M.N purwosutjipto
6
Pedoman Pebentukan Perda Inisiatif Yunita Mustika Putri ,SH.,M.Hum hal 18
Perseorangan tidak membutuhkan jumlah modal yang banyak.
Sumber modal Perusahaan Perseorangan adalah dari pemilik
atau dapat pula menggunakan modal pinjaman. Hal ini tentu
saja disebabkan karena biaya yang dibutuhkan untuk mengurus
pendirian dan menggerakkan perusahaan relatif sedikit dan
lebih murah. Dan karena sumber modalnya berasal dari
pendanaan pribadi, maka tidak ada pemisahan antara kekayaan
pribadi pemilik dari aset perusahaan.

Organ Perusahaan

Selain biaya operasional yang lebih rendah, Perusahaan


Perseorangan juga memiliki bentuk organisasi yang lebih
sederhana dan mudah bergerak karena belum terlalu dibatasi
oleh peraturan perundang-undangan atau hukum perusahaan
perseorangan. Pemilik perusahaan perseorangan mempunyai
kebebasan yang sepenuhnya pada setiap tindakannya. Segala
keputusan adalah mutlak harus dilaksanakan sesuai keputusan.

Keputusan-keputusan dalam perusahaan perseorangan akan


dapat cepat diambil karena pemilik perusahaan dapat mengatur
perusahaannya menurut kehendaknya yang sekiranya terbaik
dan terefektif, juga karena tidak adanya perselisihan pendapat
yang mengakibatkan perundingan yang berlarut-larut yang tentu
saja merugikan apalagi dalam dunia bisnis.7
7
Penegtian pokok hokum dagang 6 H.M.N purwosutjipto
Tanggung Jawab Perusahaan Apabila Bangkrut

Dalam Perusahaan Perseorangan, tanggung jawab perusahaan


terletak di tangan pemilik perusahaan, sehingga seluruh resiko
atas perusahaan ditanggung oleh pemilik perusahaan. Jika
perusahaan tidak dapat melunasi seluruh hutangnya maka
kekayaan pribadi menjadi jaminannya. Pemilik perusahaan
selain bertanggung jawab pada aset perusahaan juga harus
mampu menangani segala hal sendirian, kecuali jika menyewa
jasa orang lain atau merekrut karyawan.

Badan usaha dan badan hukum

Membentuk badan usaha merupakan dasar penting apabila kita


akan membangun suatu bisnis sendiri. Keberadaan badan usaha
yang berbadan hukum dalam suatu perusahaan baik perusahaan
kecil, menengah atau besar akan melindungi perusahaan dari
segala tuntutan akibat aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan
tersebut. Meskipun begitu, dalam menjalankan suatu usaha
tidak diwajibkan bagi seorang pengusaha untuk mendirikan
sebuah badan hukum. Hal tersebut merupakan suatu pilihan
bagi pengusaha untuk menentukan bentuk dari penyelenggaraan
usaha yang cocok untuk kegiatan usaha yang dijalankannya.
Namun, untuk beberapa jenis usaha tertentu yang memang
8
diwajibkan menurut peraturan perundang-undangan harus
berbentuk badan usaha yang merupakan badan hukum seperti
bank, rumah sakit, atau penyelenggara satuan pendidikan
formal. Badan usaha merupakan kesatuan yuridis dan ekonomis
atau kesatuan organisasi yang terdiri dari faktor-faktor produksi
yang bertujuan mencari keuntungan. Badan usaha adalah rumah
tangga ekonomi yang bertujuan mencari laba dengan faktor-
faktor produksi. Sebuah usaha atau bisnis sendiri dapat
dikatakan berbadan hukum apabila memiliki “Akta Pendirian”
yang disahkan oleh notaris disertai dengan tanda tangan di atas
bea meterai dan cap.

Ciri-Ciri Perusahaan perorangan

1. Relatif Mudah untuk Didirikan

Perusahaan perorangan menjadi jenis perusahaan yang relatif


mudah untuk didirikan karena ditentukan oleh satu orang saja.
Satu orang tersebut bertindak sebagai pemilik usaha, pemberi
modal serta pemimpin usaha. Sebagai usaha yang dimiliki oleh
satu orang, maka semua ketentuan dan ketetapan usaha bisa
dengan mudah ditemukan.
8
Hukum perusahaan eidisi pertama prf. Dr. H. Zainal aikin,S.H.,SU & DR. L. Wira pria
suhartana, s.h.,M.H
Selain itu, jenis perusahaan ini lingkup usahanya relatif kecil
sehingga modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Dengan
begini maka tidak butuh waktu lama untuk melakukan
perencanaan usaha dan mempersiapkan modal yang
dibutuhkan.

2. Modal yang Relatif Kecil

Dalam merintis dan membangun usaha, Anda harus memiliki


modal. Modal yang dibutuhkan masing-masing jenis
perusahaan tentu berbeda. Untuk perusahaan perorangan modal
yang dibutuhkan relatif kecil karena usaha yang dibangun
merupakan usaha kecil dan biaya operasional yang dibutuhkan
tidak besar.

3. Imbal Hasil yang Diperoleh Kecil

Besar kecilnya usaha akan mempengaruhi pendapatan maupun


imbal hasil yang akan diterima. Seperti yang diketahui, jika
dalam membangun dan menjalankan perusahaan perorangan
menggunakan modal yang kecil, kemungkinan besar imbal
hasil yang diperoleh juga kecil. Namun, tidak menutup
kemungkinan perusahaan perorangan dengan modal kecil bisa
menghasilkan imbal hasil yang besar.9

9
Hukum perusahaan eidisi pertama prf. Dr. H. Zainal aikin,S.H.,SU & DR. L. Wira pria
suhartana, s.h.,M.H
https://arenahukum.ub.ac.id/index.php/arena/article/download/1460/90937/95682
4. Minim Pajak

Perusahaan perorangan yang dimiliki satu orang termasuk


usaha yang relatif kecil. Sebagai usaha kecil, jenis usaha ini
tidak dibebankan pajak. Namun, jika perusahaan perorangan
sudah memiliki tempat usaha berarti mengharuskan pemiliknya
untuk membayar pajak bangunan dengan nominal yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan perusahaan
perseorangan seperti toko kelontong, penjual bakso gerobak
tidak akan dikenakan pajak.

5. Tidak Memiliki Izin Resmi

Ciri-ciri perusahaan perorangan selanjutnya adalah tidak


memiliki izin resmi. Dalam membangun jenis perusahaan ini,
tidak membutuhkan izin sehingga tidak membutuhkan waktu
untuk segera dibuka dan memulai usaha. Umumnya perusahaan
perorangan adalah usaha skala rumahan. Contohnya seperti
bisnis laundry, katering, bengkel, salon kecantikan dan
sebagainya.

6. Kelangsungan Usaha Tergantung Pemiliknya

Perusahaan perorangan memiliki modal yang berasal dari


pemilik perusahaan tersebut yang berjumlah satu orang.
10
Sebagai pemilik dan pemimpin usaha berarti segala aktivitas
10
yang dilakukan dalam usaha tersebut tergantung pemiliknya.
11
Jika pemiliknya tidak melanjutkan produksi lagi maka akan
benar-benar berhenti produksi. Tidak mengherankan jika
perusahaan perorangan dikenal sebagai jenis perusahaan yang
mudah untuk dibubarkan.

Kelebihan Perusahaan Perseorangan

Berikut beberapa kelebihan dari perusahaan perseorangan:

Perorangan tidak dikenakan pajak perusahaan seperti halnya PT


atau Partnership (Firma).

Dalam melakukan pengelolaan perusahaan, pemilik juga


menjadi bagian dari manajemen sehingga pengendalian internal
tidak terlalu kompleks dan mudah diawasi oleh pemilik
langsung.

Biaya yang rendah dalam pengelolaan, karena karyawan yang


bekerja didalam perorangan adalah si pemilik usaha.

Tidak melalui proses administrasi hukum yang terlalu


kompleks, biasanya hanya sampai akte notaris, dan surat
keterangan domisili dari kelurahan saja. tidak perlu melalui
proses pembuatan SIUP, atau TDP ataupun hingga
11
Hukum perusahaan eidisi pertama prf. Dr. H. Zainal aikin,S.H.,SU & DR. L. Wira pria
suhartana, s.h.,M.H
membutuhkan surat keputusan dari Menkeh dan HAM.

Proses pembentukan usaha yang sangat cepat.

Apabila dalam bisnis perorangan terjadi kerugian maka


kompensasi kerugian dapat dimasukan dalam perhitungan pajak
penghasilan pemilik.

Seluruh laba menjadi miliknya. Bentuk perusahaan perorangan


memungkinkan pemilik menerima 100% laba yang dihasilkan
perusahaan.

Kepuasan Pribadi. Prinsip satu pimpinan merupakan alasan


yang baik untuk mengambil keputusan.

Kebebasan dan Fleksibilitas. Pemilik perusahaan perorangan


tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dalam mengambil
keputusan

Sifat Kerahasiaan. Tidak perlu dibuat laporan keuangan atau


informasi yang berhubungan dengan masalah keuangan
perusahaan. Dengan demikian masalah tersebut tidak dapat
dimanfaatkan oleh pesaing.

Peraturan minim. Jika pada persekutuan dengan firma,


komanditer, PT, terdapat banyak peraturan-peraturan
pemerintah yang harus dituruti maka perusahaan perorangan
hanya sedikit peraturan yang dikenakan.

Dorongan perusahaan. Pengusaha perusahaan perorangan selalu


berusaha sekuat tenaga agar perusahaannya mendapatkan
12
keuntungan tanpa memperhatikan lamanya waktu bekerja
dalam perusahaan.

Lebih mudah memperoleh kredit. Perusahaan perseorangan


lebih mudah mendapatkan kredit karena tanggung jawab atau
jaminannya tidak terbatas pada modal usaha sendiri saja tetapi
juga kekayaan pribadi dari pemilik maka resiko kreditnya lebih
keci

Kelemahan Perusahaan Perseorangan

Berikut beberapa kelemahan dari perusahaan perseorangan:

Tanggung jawab pemilik tidak terbatas. Artinya seluruh


kekayaan pribadinya termasuk sebagai jaminan terhadap
seluruh utang perusahaan.

Sumber keuangan terbatas. Karena pemiliknya hanya satu


orang, maka usaha-usaha yang dilakukan untuk memperoleh
sumber dana hanya bergantung pada kemampuannya.

12
Hukum perusahaan eidisi pertama prf. Dr. H. Zainal aikin,S.H.,SU & DR. L. Wira pria
suhartana, s.h.,M.H
Kesulitan dalam manajemen. Semua kegiatan seperti
pembelian, penjualan, pembelanjaan, pengaturan karyawan dan
sebagainya dipegang oleh seorang pimpinan. Ini lebih sulit
apabila manajemen dipegang oleh beberapa orang.

Kelangsungan usaha kurang terjamin. Kematian pimpinan atau


pemilik, bangkrut, atau sebab-sebab lain dapat menyebabkan
usaha ini berhenti kegiatannya

Jenis-Jenis Usaha Perseorangan

Terdapat beberapa jenis atau bidang jika ingin membangun


usaha sendiri. Dalam artian, usaha perorangan adalah sebuah
bisnis yang dimiliki per individu. Berikut penjelasannya beserta
contoh pekerjaannya.

1. Usaha Perdagangan

Tentu sudah banyak yang tahu mengenai jenis yang pertama


ini. Mengingat memang usaha perorangan di bidang
perdagangan semakin meningkat. Apalagi bisa Anda kelola
sendiri dengan modal sedikit atau banyak.

Usaha perorangan ini sangat banyak cabang pekerjaannya, bisa


melalui offline maupun online. Jika produksi dan target tepat,
maka bisa mendatangkan banyak keuntungan. Contoh jenis
13
usaha perorangan dalam bidang ini adalah sebagai berikut:

Reseller atau Dropshipper

Penjualan Agen

Pengecer.

2. Industri Kecil

Bidang ini termasuk jenis usaha ekonomi perorangan yang


kompleks. Sebab, bisa memadukan antara dagang dan jasa. Jasa
tersebut dari keahlian membuat suatu barang, kemudian
menjualnya.

Usaha ini dapat Anda jalankan, meskipun dengan modal


sedikit. Pengerjaannya pun fleksibel dan bisa melakukannya
dengan lebih santai. Seperti pada contoh pekerjaan di bawah
ini.

Melukis

Kerajinan Tangan.

Souvenir Pernikahan.

13
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/ekonomi/article/download/5926/4628
3. Usaha Jasa

Bidang ini juga termasuk banyak peminatnya, karena bisa


menyesuaikan dengan kemampuan khusus. Anda bisa
menjadikan hobi sebagai profesi. Misalnya suka menulis, maka
bisa membuka jasa di bidang kepenulisan.

Bahkan, untuk memulai jenis usaha perorangan ini ada yang


tidak memerlukan modal sama sekali. Namun, hanya barang-
barang pendukung sebagai penunjangnya agar berjalan lancar.

Apalagi di era sekarang dengan dunia teknologi dan internet,


tentu usaha jasa ada dimana-mana. Baik itu jasa dalam bidang
teknologi, dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh
pekerjaan dalam bidang ini.

Les Privat

.Jasa Cuci Kendaraan

Penulis Artikel

4. Pertanian

Usaha ini paling banyak diterapkan di pedesaan, karena


memiliki lahan luas yang subur. Namun, Anda tetap bisa
memulai usaha ini, meskipun hidup di perkotaan.
Sebab, sudah ada berbagai cara praktis untuk membudidayakan
berbagai tanaman. Bahkan, bisa menggunakan lahan yang
tidak14 luas. Contohnya seperti hortikultura, hidroponik, atau
terrarium.

Usaha ini juga tidak membutuhkan keahlian khusus, cukup


mempelajari tata caranya dengan benar. Anda bisa
menjadikannya sebagai pekerjaan utama atau sampingan
sebagai hobi.

Budidaya Tanaman Hias.

Produksi Pupuk Tanaman

Contoh kasus

PKL sebagai bagian dari usaha sektor informal memiliki


potensi untuk menciptakan dan memperluas lapangan kerja,
terutama bagi tenaga kerja yang kurang memiliki kemampuan
dan keahlian yang memadai untuk bekerja di sektor formal
karena rendahnya tingkat pendidikan yang mereka miliki, untuk
itu perlu dilakukan tindakan atau kebijakan dari Pemerintah
Daerah agar tidak menimbulkan persoalan di masyarakat.

Besarnya arus migrasi desa-kota akan menimbulkan dampak


demikian besar pada daya dukung lingkungan dengan gejala

14
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/ekonomi/article/download/5926/4628
https://klikpajak.id/blog/usaha-perseorangan
munculnya pemukiman liar (squatter settlement) dan
pengangguran yang akan mempertajam persaingan
memperebutkan lapangan pekerjaan dan pemukiman. Para
pendatang dari desa ini sebagian besar tidak memiliki keahlian
atau keterampilan yang dibutuhkan sektor modern, sehingga
mereka harus menjalani kehidupan marginal selama bermukim
di perkotaan, dengan berjualan di sudut-sudut kota.

Maraknya keberadaan PKL di Kota Padang kerap menimbulkan


masalah bagi pemerintah Kota Padang, untuk itu perlunya
Peraturan khusus yang mengatur Pedagang Kaki Lima (Perda),
mulai dari hak-hak Pedagang Kaki Lima dan perlindungan
hukum bagi para Pedagang Kaki Lima itu sendirii

Bagaimana kita mau menegakkan suatu hukum dan keadilan,


ketika cara (metode) yang dipergunakan justru melawan
hukum. Apapun alasannya PKL ini tidak dapat disalahkan
secara mutlak. Harus diakui juga memang benar bahwa PKL
melakukan suatu perbuatan pelanggaran terhadap ketentuan
yang ada di dalam Perda. Akan tetapi pemerintah juga telah
melakukan suatu perbuatan kejahatan yaitu melanggar HAM
ketika ia melakukan pengrusakan atas hak milik barang
dagangan PKL, dan pemerintah juga harus mengganti kerugian
atas barang dagangan PKL yang dirusak. Pemerintah belum
pernah memberikan suatu jaminan yang pasti bahwa ketika para
15
PKL ini di gusur, mereka harus berjualan di tempat seperti
apa.16

Menyikapi berita miring terhadap anggota Satuan Polisi


Pamong Praja di Kabupaten / Kota terhadap PKL, perlu
dilakukan pembinaan dan ditindak keras kepada anggota
Satpol. PP tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku. Perlu
diketahui bahwa Satuan Polisi Pamong Praja bukan aparat
Pemerintah yang melakukan tindakan pengrusakan tatanan
kehidupan masyarakat tetapi Satuan Polisi Pamong Praja adalah
perangkat Pemerintah Daerah yang melaksanakan tugas Kepala
Daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan Ketentraman
dan Ketertiban Umum, Penegakan Peraturan Daerah,
Keputusan Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No 6 Tahun 2010, guna menciptakan kondisi yang mantap di
wilayah/ daerah – daerah, dalam arti suatu kondisi dimana
Pemerintah dan Rakyat dapat melakukan kegiatan
Pembangunan secara aman, tertib dan teratur.

Analisa kasus

Plk adalah salah satu dari usaha perorangan meskipun tidak


memerlukan izin usaha,PKL tetap memiki hak2 mereka sebagai
suatu badan uaha oleh karena mendurut kelompok kami ada

15
16
https://sumbarprov.go.id/home/news/2091-satpol-pp-vs-pedagang-kaki-lima
beberapa tindakan yang dapat dilakukan yaitu17

Memberikan ruang usaha bagi PKL yang dinilai daerah pusat


perekonomian

Memberikan suatu jaminan yang pasti bahwa ketika para PKL


ini digusur dengan memformalkan status mereka sehingga bisa
memperoleh bantuan kredit bank dengan melalui registrasi
(Pendataan PKL) sesuai lokasi dan penempatan yang tidak
melanggar Peraturan Daerah atau Keputusan Kepala Daerah.

Memberikan sanksi bagi PKL yang berdagang mengunakan


trotoar, badan jalan, taman, jalur hijau dan tempat-tempat lain
yang bukan peruntukkannya tanpa izin dari Pemerintah.

Memberikan sanksi apabila mendirikan kios dan/atau berjualan


di trotoar, taman, jalur hijau, melakukan kegiatan yang dapat
mengakibatkan kerusakan kelengkapan taman atau jalur hijau.

Memberikan shift / jadwal yang bergantian, apabila jumlah


PKL melebihi kapasitas penempatan pasar tersebut.

Merelokasi PKL apabila melebihi Kapasitas penempatan pasar


tersebut ketempat yang baru, terutama pada pasar – pasar
pembantu ( Pasar Inpres ) dengan menata fasilitas – fasilitas
PKL di tempat tersebut dengan baik dan teratur.

Memberikan perhatian yang lebih terhadap PKL untuk

17
https://sumbarprov.go.id/home/news/2091-satpol-pp-vs-pedagang-kaki-lima
pemberian Pelatihan dan permodalan terhadap PKL yang telah
18
ditata melalui pendataan dan registrasi secara bertahap19

BAB 3

PENUTUP

kesimpulan

1. Status badan hukum Perseroan Perorangan tidak dapat


disamakan dengan status badan hukum dari PT Persekutuan.
Perbedaan karakteristik yang fundamental membuat banyak hal
yang harus diimplementasikan di dalam PT Persekutuan
menjadi tidak dapat diterapkan pada Perseroan Perorangan.
Status badan hukum yang didapatkan hanya dengan melalui
surat pernyataan pendirian merupakan perbuatan hukum
sepihak yang kontradiktif dengan pendirian PT Persekutuan
berdasarkan pada suatu perjanjian yang dituangkan ke dalam
akta notaris. Status badan hukum yang didapatkan melalui
keputusan Menteri menandakan bahwa Perseroan Perorangan
telah memenuhi syarat formil yakni pengesahan oleh negara.
Namun, secara substansial Perseroan Perorangan tidak secara
otomatis memenuhi empat syarat badan hukum lainnya, yakni
adanya pemisahan harta kekayaan, adanya tujuan tertentu,
adanya kepentingan sendiri, serta adanya struktur organ. Hal ini
18
http://scholar.unand.ac.id/106125/3/BAB%20IV%20PENUTUP.pdf
19
disebabkan oleh personalitas pemegang saham tunggal
Perseroan, sehingga harta kekayaan, tujuan dan kepentingan
20
antara Perseroan dengan pemegang saham adalah satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, organ
Perseroan yang lazimnya dibagi atas Direksi, RUPS, dan
Komisaris, semuanya dipegang oleh satu orang saja.

2. Konsekuensi yuridis dari eksistensi Perseroan Perorangan


terhadap doktrin separate entity di dalam Perseroan Terbatas
adalah terbukanya ruang yang sangat luas untuk
menyalahgunakan separate entity bagi pemilik tunggal
Perseroan, karena tidak adanya jurang pemisah antara
kepribadian pendiri dengan kepribadian badan hukum
Perseroan. Ketentuan Pasal 153J ayat (1) menjamin kepastian
mengenai keberadaan doktrin separate entity dan limited
liability, akan tetapi peraturan perundang-undangan tidak
menyiapkan konsep khusus mengenai doktrin ini bagi
Perseroan Perorangan. Sementara itu, desain awal dari separate
entity dan limited liability adalah untuk PT yang lahir dari
persekutuan modal dengan adanya struktur organ, yakni RUPS,
Komisaris, dan Direksi. Keberadaan doktrin separate entity dan
limited liability yang dijamin oleh norma hukum positif hanya
akan menstimulasi peran dari doktrin piercing the corporate

20
http://scholar.unand.ac.id/106125/3/BAB%20IV%20PENUTUP.pdf
veil, karena seluruh perbuatan hukum yang dilakukan oleh
Perseroan Perorangan selaku badan hukum sama sekali tidak
21
dapat dilepaskan dari dominasi peran pemegang saham
tunggal di dalamnya.

B. Saran

1. Pembentuk undang-undang diharapkan mengkaji ulang


perihal pemberian status badan hukum yang diberikan untuk
Perseroan Perorangan. Terutama hal-hal yang berkaitan dengan
surat pernyataan pendirian, keseimbangan struktur organ,
pertanggungjawaban terbatas, dan potensi kerugian yang bisa
diterima oleh pihak-pihak yang

mempunyai hubungan hukum dengan Perseroan Perorangan.


Penguatan usaha perorangan tidak harus dengan memberikan
status badan hukum kepada para pelaku usaha perorangan,
melainkan bisa memudahkan akses untuk permodalan dan
pemberian berbagai insentif. Namun masih tetap
mempertahankan status sebagai Perusahaan Perorangan

2. Pembentuk undang-undang hendaknya meninjau kembali


perihal pemberian separate entity dan limited liability bagi
Perseroan Perorangan, karena Perseroan Perorangan memiliki
21
http://scholar.unand.ac.id/106125/3/BAB%20IV%20PENUTUP.pdf
karakter yang sebenarnya hampir sama dengan Perusahaan
Perseorangan. Dengan demikian, penyalahgunaan terhadap
doktrin-doktrin ini semakin besar potensinya untuk terjadi.
Jikalau tidak, sekurang-kurangnya Pembentuk Undang- Undang
harus merumuskan regulasi khusus yang mengatur mengenai
model pemisahan entitas dan pertanggungjawaban terbatas yang
terdapat di dalam Perseroan Perorangan. Selain itu, pelaku
usaha juga amat disarakankan agar tidak menyalahgunakan
pertanggungjawaban terbatas yang dimilikinya, hal ini dalam
rangka menghindari segala potensi kerugian yang dapat
diterima oleh pihak ketiga yang memiliki hubungan hukum
dengan Perseroan Perorangan. Pembentuk undang-undang juga
harus mengharmonisasikan pengaturan mengenai Perseroan
Perorangan dengan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai Lembaga Keuangan, Lembaga
Pembiayaan, dan Kepailitan.22

22
http://scholar.unand.ac.id/106125/3/BAB%20IV%20PENUTUP.pdf

Anda mungkin juga menyukai