KONSEP FIRMA
Diajukan sebagai tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan
Disusun Oleh :
Mochammad Misbachul Arfad
Wiwik Fauziah
Dosen Pengampu :
M.Yusuf Azwar Anas, SE., MM
Prodi Ekonomi Syariah
Semester 2
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT
Tahun Pelajaran 2015 - 2016
DAFTAR ISI
i
Konsep Firma
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkonstribusi dengan memberikn sumbangan materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Konsep Firma
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak.
Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk
perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar
di pemerintah secara resmi.
Adapun perusahaan itu sendiri dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Perusahaan Perseorangan atau disebut juga Perusahaan Individu adalah badan
usaha yang kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dapat membuat badan
usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara tertentu. Semua orang bebas membuat
bisnis personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya
perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi,
memiliki tenaga kerja/buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi
sederhana. Perusahaan Perseorangan dapat berbentuk Perusahaan Dagang/Jasa (Toko
Swalayan, Biro Konsultan) dan Perusahaan Industri. Contoh perusahaan perseorangan
seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan, dan lain sebagainya.
Perusahaan Persekutuan Badan Hukum yang dapat berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), Koperasi, dan BUMN. Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang
memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung
jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau
perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik modal tidak harus
memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk
menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT / persoroan terbatas dibutuhkan sejumlah
modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya.
Perusahaan Persekutuan bukan Badan Hukum atau disebut juga Perusahaan
persekutuan yang artinya badan usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih yang
secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Yang termasuk
dalam badan usaha persekutuan adalah Perusahaan Dagang/Usaha Dagang, Industri
Rumah (home industri), dan Perseroan (Firma dan CV). Untuk mendirikan badan
usaha persekutuan membutuhkan izin khusus pada instansi pemerintah yang terkait.
Firma yang merupakan salah satu contoh dari Badan Persekutuan bukan
Berbadan Hukum. Kita tahu sekarang ini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang
menggunakan bentuk Firma ini. Bahkan Firma bukanlah suatu istilah yang asing lagi
untuk kita dengar dan akan terus berkembang di masa sekarang ini. Firma itu sendiri
telah dibuat hukum nya (peraturannya) dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) oleh pemerintah. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui lebih
dalam lagi apa itu Firma sehingga kita dapat mempertimbangkan bentuk usaha apa
yang ingin kita gunakan jika kita ingin membuka suatu usaha.
B. Rumusan Masalah
Konsep Firma
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari firma
2. Untuk mengetahui proses pendirian firma
3. Untuk mengetahui kebaikkan dan keburukkan firma
4. Untuk mengetahui Akuntansi dalam firma
D.
Konsep Firma
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Firma
Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma) secara harfiah: firma
merupakan perserikatan dagang antara beberapa perusahaan atau sering juga disebut
Fa, adalah sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau
lebih (disebut Firmant) dengan memakai nama bersama atau satu nama yang
digunakan bersama untuk memperluas usahanya. Menurut Manulang (1975)
persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan
memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan
suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah nama dari salah seorang
sekutu.
Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya baik sendiri maupun
bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Bila perusahaan
mengalami kerugian akan ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh kekayaan
pribadi mereka. Firma dapat dibentuk oleh 2 orang atau lebih yang semuanya belum
memiliki usaha. Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masingmasing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum
dalam akta pendirian perusahaan. Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan
hukum karena : Tidak ada pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi
sekutusekutu, setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan.
Tidak ada keharusan pengesahan akta pendirian oleh Menteri Kehakiman dan HAM
Firma berakhir apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah
berakhir.
Tujuan dari firma adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar
lebih kuat dan mampu bersaing perusahaan yang lain. Firma juga biasa disebut
Persekutuan ( Partnership ), sebab perusahaan yang berbentuk firma memang didirikan
oleh orang-orang atau sekutu-sekutu sebagai pemilik dari firma. Dengan demikian
pemilik firma biasa disebut anggota atau sekutu atau partner.
Adapun ciri-ciri Firma yang diketahui diantaranya :
1.
Anggota Firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.
2.
Perjanjian Firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
3.
Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
4.
Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.
5.
Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan
harta pribadi.
6.
Setiap anggota Firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin.
7.
Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota
yang lainnya.
8.
Keanggotaan Firma melekat dan berlaku seumur hidup.
9.
Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma.
10. Mudah memperoleh kredit usaha.
Konsep Firma
3
11.
2.
3.
4.
5.
Konsep Firma
4
1.KESINAMBUNGAN
USAHA
2.PERIJINAN
PENDIRIAN
3.TANGGUNG JAWAB
PEMILIK TERHADAP
HUTANG
4. KETERLIBATAN
DALAM PENEGLOLAAN
PERUSAHAAN
Firma
Perseroan
Umur
dianggap
tidak
terbatas.
Perubahan
komposisi
pemilikan
perusahaan
tidak
mengakibatkan berakhirnya
umur poerseroan.
Dengan adanya beberapa karakteristik firma dan perbedaan antara firma dengan
bentuk perusahaan yang lain, maka jelas sudah bahwa firma memiliki ciri tersendiri.
Walaupun tidak bisa dipisahkan antara pemilik dan manajemen dalam firma, namun
pengelolaan akuntansi pada firma harus tetap berpedoman pada prinsip akuntansi yang
lazim. Yaitu firma merupakan salah satu unit usaha yang berdiri sendiri dan memiliki
kedudukan yang terpisah dari pemiliknya (business entity).
Perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian firma biasanya berisi tentang halhal berikut:
a) Nama dan alamat firma.
b) Jenis usaha firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan, atau
manufaktur.
Konsep Firma
5
c) Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi manajer
serta tugas dan wewenang anggota lainnya.
d) Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota,
termasuk uraian lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan (bila
ada) yang digunakan dalam operasi firma
e) Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio antara
anggota yang satu dengan yang lain.
f) Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.
g) Prosedur penerimaan anggota baru firma.
h) Prosedur keluarnya anggota firma.
i) Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi.
j) Dan uraian penting lainnya.
3.
Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi manajer serta
tugas dan wewenang anggota lainnya.
4.
Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota, termasuk uraian
lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan (bila ada) yang digunakan dalam
operasi firma.
5.
Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio antara anggota
yang satu dengan yang lain.
6.
Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.
7.
Prosedur penerimaan anggota baru firma.
8.
Prosedur keluarnya anggota firma.
9.
Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi.
10. Dan uraian penting lainnya.
Dapat disimpulkan, bahwa akta dalam pembentukan Firma hanyalah berfungsi
sebagai alat bukti untuk memudahkan pembuktian berdirinya suatu Firma dan perincian
hak dan kewajiban masing-masing anggota. Setelah Firma didirikan, maka Firma harus
didaftarkan kepada Panitera Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Firma yang bersangkutan, dan pendaftaran Firma dapat berupa petikan akta
saja (Pasal 23-25 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yang diatur lebih lanjut dalam
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan).
Proses Pembubaran Firma
Pengaturan Firma dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak hanya
mengatur mengenai pendirian Firma, tetapi juga mengatur hingga mengenai
pembubaran Firma. Pembubaran Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang terutama di dalam Pasal 31 hingga Pasal 35, yang dapat dinyatakan
sebagai berikut:
1.
Perubahan harus dinyatakan dengan data otentik
2.
Perubahan akta harus didaftarkan kepada Panitra Pengadilan Negeri
3.
Perubahan akta harus diumumkan dalam berita Negara
4.
Perubahan akta yang tidak diumumkan akan mengikat pihak ketiga
5.
Pemberesan oleh persero adalah pihak lain yang disepakati atau yang
ditunjuk oleh Pengadilan.
Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang
atau lebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan dengan
tegas oleh bekas pescro atau bila dalam hal adanya kematian, para ahli warisnya tidak
menentangnya, dan dalam hal itu ulituk membuktikannya harus dibuat akta, dan
mendaftarkannya dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar dan dengan
cara yang ditentukan dalam pasal 23, serta dengan ancaman hukuman aabila melanggar
yang tercantum dalam pasal 29.
Pembubaran sebuah Perseroan Firma sebelum waktu yang ditentukan dalam
perjanjian, atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu
setelah habis waktu yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan
dalam petikaian yang asli yang berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan juga dengan
akta otentik. Kelalaian mendaftarkan dan mengumumkan dalam hal perpanjangan
waktu perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasal 29. (KUHPerd. 1646 dst.; KUHD
22, 26, 30.). Pada pembubaran perseroan, para peseroan yang tadinya mempunyai hak
Konsep Firma
7
mengurus harus membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas nama Firma,
kecuali bila dalam perjanjiannya ditentukan lain, atau seluruh peseroan mengangkat
seorang pengurus lain dengan pemungutan suara seorang, demi seorang dengan suara
terbanyak.
Bila keadaan kas perseroan yang dibubarkan tidak mencukupi untuk membayar
utang-utang yang telah ditagih, maka mereka yang bertugas untuk membereskan
keperluan itu dapat menagih uang yang seharusnya akan dimasukkan dalam perseroan
oleh tiap-tiap peseroan menurut bagiannya masing-masing (KUHD 18,22.). Uang yang
selama pemberesan dapat dikeluarkan dari kas perseroan, harus dibagikan sementara.
(KUHD 33.)Pembubaran Firma (The Dissolution of Partnership) dapat diakibatkan oleh
adanya kebangkrutan dalam usaha atau hal-hal lain yang akhirnya menjadi likuidasi
Firma.Pengertian bangkrut adalah suatu keadaan perusahaan yang mengalami
kekurangan dan ketidak cukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya.
Sebagai akibat dari adanya kebangkrutan ini adalah berupa penutupan usaha dan pada
akhirnya terjadi pembubaran usah atau likuidasi. Jadi istilah bangkrut lebih menekankan
pada aspek ekonomis perusahaan yaitu berupa kegagalan perusahaan dalam mencapai
tujuannya.
C. Kebaikkan dan Keburukkan Firma
Setiap bentuk-bentuk usaha pasti mempunyai kebaikan dan keburukan. Begitu
pula Firma, pasti memiliki kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan yang harus di
pertimbangkan. Berikut adalah kebaikan-kebaikan dari Firma, yaitu:
a. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih
mudah untuk memperluas usahanya.
b. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial
yang lebih besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa
orang.
c. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di
antara para anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersamasama. Sehingga keputusan-keputusan menjadi lebih baik
d. Tergabung alasan-alasan rasional.
e. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan.
f. Prosedur pendirian relative mudah.
Selain memiliki kebaikan-kebaikan, Firma juga mempunyai keburukankeburukan sebagai berikut:
1.
Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan.
2.
Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini
memungkinkan timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.
3.
Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.
4.
Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang
anggota keluar, maka firma pun bubar.
5.
Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota
firma.
D. Akuntansi dalam Firma
Konsep Firma
8
Jenis
Aktiva
Rp.
Hari
35.000.0
00
325.000.
000
Rp.
50.000.0
00
kas
tanah
(NB
100.000.000.)
bangunan kantor
(NB
Lely
10.000.
000
Badri
25.000.
000
75.000.000)
Konsep Firma
9
10.000.
000
25.000.
000
total
Rp 45.000.000,-
Tanah
Rp 325.000.000,-
Bangunan Kantor
Rp 50.000.000,-
Truk
Rp 25.000.000,-
Modal Heri
Rp 410.000.000,-
Modal Lely
Rp 10.000.000,-
Modal Badri
Rp 25.000.000,-
Rp. 2.500.000,-
Modal Lely
Rp. 2.500.000,-
Modal Badri
Rp. 5.000.000,-
(untuk membukukan adanya bonus bagi Badri atas investasinya pada persekutuan
TRIO, dengan kompensasi masing-masing 50% atas saldo modal Heri dan Lely)
2. Metode Goodwill
Misalnya nilai lebih dari truk sebesar Rp. 5.000.000,- diakui sebagai goodwill maka
jurnal yang dibuat :
Konsep Firma
10
Goodwill
Rp. 5.000.000,-
Modal Badri
Rp. 5.000.000,-
(untuk membukukan adanya goodwill atas Badri) Misal truk dinilai lebih rendah dari
nilai wajar sebesar Rp. 5.000.000,-, maka jurnalnya:
Modal Badri
Rp. 5.000.000,-
Modal Heri
Rp. 2.500.000,-
Modal Lely
Rp. 2.500.000,-
Saldo
300.000
.000
100.000
.000
300.000.0
00
400.000.0
00
Saldo
400.000
.000
100.000
.000
400.000.0
00
500.000.0
00
Saldo
500.000
.000
500.000.0
00
jan. 2
juni.
1
Modal Harun
Tangg Keteran
al
gan
2005
jan. 2
Konsep Firma
11
April.
1
Agust
us. 1
775.000
.000
875.000
.000
1.375.000
.000
600.000.0
00
Rp. 150.000.000
Prive, Fajar
Rp. 50.000.000
Prive, Gita
Rp. 50.000.000
Prive, Harun
Rp. 50.000.000
Rp. 150.000.000
Prive, Fajar
Rp. 37.500.000
Prive, Gita
Rp. 50.000.000
Prive, Harun
Rp. 62.500.000
Perhitungan
Nama
Anggota
Saldo Modal
Awal
Harun
Rp.
300.000.000
Rp.
400.000.000
Rp.
500.000.000
Jumlah
Rp.
1.200.000.0
00
Fajar
Gita
Ratio
Pembagian
laba
3/12
Rp. 37.500.000
4/12
Rp. 50.500.000
5/12
Rp. 65.500.000
12/12
Rp. 150.000.000
Rp. 150.000.000
Prive, Fajar
Rp. 40.000.000
Prive, Gita
Rp. 50.000.000
Prive, Harun
Rp. 60.000.000
Konsep Firma
12
Perhitungan
Nama
Anggota
Saldo Modal
Akhir
Harun
Rp.
400.000.000
Rp.
500.000.000
Rp.
600.000.000
Jumlah
Rp.
1.500.000.0
00
Fajar
Gita
Ratio
Pembagian
Laba
4/15
Rp. 40.000.000
5/15
Rp. 50.000.000
6/15
Rp. 60.000.000
15/15
Rp.
150.000.000
Rp. 150.000.000
Prive, Fajar
Rp. 33.750.000
Prive, Gita
Rp. 41.250.000
Prive, Harun
Rp. 75.000.000
Fajat
Gita
tangga
l
mutasi
Mutasi
Saldo
modal
Jk waktu tiap
bgn modal
2-jan
300.000.
000
300.000.00
0
3 bulan
1-april
100.000.
000
Jumlah
400.00.000
12 bulan
3.600.000.0
00
4.500.000.0
00
2.000.000.0
00
9 bulan
2-jan
400.000.
000
400.000.00
0
5 bulan
1-juni
100.000.
000
500.000.00
0
7 bulan
12 bulan
Konsep Firma
13
Jumlah
modal dlm
jk waktu yg
bersangkuta
n
900.000.00
0
3.500.000.0
00
5.500.000.0
00
Harun
2-jan
500.000.
000
500.000.00
0
3 bulan
1.500.000.0
00
1-april
875.000.
000
1.375.000.
000
4 bulan
5.500.000.0
00
600.000.00
0
5 bulan
775.000.
000
1-agst
12 bulan
3.000.000.0
00
10.000.000.
000
Pembagian laba
Nama
anggota
ratio
pembagian
laba
Fjar
4.500 / 20.000
Gian
Harun
5.500 / 20.000
10.000 /
20.000
33.750.0
00
41.250.0
00
75.000.0
00
Jumlah
20.000 /
20.000
150.000.
000
Hak atas
laba
Rp. 150.000.000
Prive, Fajar
Rp. 42.500.000
Prive, Gita
Rp. 47.500.000
Prive, Harun
Rp. 60.000.000
= Rp. 4.500.000
Konsep Firma
14
= Rp . 3.500.000
Jumlah Rp. 27.500.000
= Rp. 39.375.000
Jumlah Rp. 69.375.000
Dikurangi :
Penarikan kembali modal sebesar Rp. 775.000.000 = 5/12 x 6% x 775.000.000 = Rp. 19.375.000
Jumlah = Rp. 50.000.000
Pembagian laba
fajar
Bunga 22.500.
modal
000
Sisa
20.000.
laba
000
42.500.
Jumlah
000
Gian
27.500.
000
20.000.
000
47.000.
000
Harun
50.000.
000
10.000.
000
60.000.
000
jumlah
100.000
.000
50.000.
000
150.000
.000
Laba Rugi dibagi dengan terlebih dahulu menentukan gaji pemilik yang setiap bulannya F : G : H = Rp.
2.750.000 : Rp. 2.500.000 : Rp. 2.250.000. Sedang sisanya dibagi sesuai dengan perbandingan modal
akhir
Ikhtisar Laba Rugi
Rp. 150.000.000
Prive, Fajar
Rp. 49.000.000
Prive, Gita
Rp. 50.000.000
Prive, Harun
Rp. 51.000.000
Perhitungan Gaji :
Fajar : Rp. 2.750.000 x 12 =
Rp. 33.000.000
Gita
: Rp. 2.500.000 x 12 =
Rp. 30.000.000
Rp. 27.000.000
Pembagian laba
Konsep Firma
15
Gaji
pemili
k
Sisa
laba
Jumla
h
Fajar
Gian
Harun
Jumlah
33.000.
000
16.000.
000
49.000.
000
30.000.
000
20.000.
000
50.000.
000
27.000.
000
24.000.
000
51.000.
000
90.000.
000
60.000.
000
150.000
.000
Laba Rugi dibagi berdasarkan ketentuan sebagai berikut : a. bunga modal ditetapkan sebesar 6%
setahun dari modal rata-rata , b. Untuk Fajar sebagai anggota yang memimpin diberikan bonus sebesar
20% dari keuntungan sesudah dikurangi bonus untuknya terlebih dahulu, sedang Gita yang membantu
secara part-time diberikan bonus sebesar 1/5 dari bonus Fajar, c. Sisanya dibagi dengan perbandingan
F:G:H=2:2:1
Ikhtisar Laba Rugi
Rp. 150.000.000
Prive, Fajar
Rp. 55.500.000
Prive, Gita
Rp. 40.500.000
Prive, Harun
Rp. 54.000.000
Perhitungan bonus :
Laba bersih Rp. 150.000.000
Bonus 20% dari laba sesudah dikurangi bonus, jadi :
100% + 20%
= Rp. 150.000.000
120%
= Rp. 150.000.000
20%
= Rp. 25.000.000
Pembagian laba
Fajar
Bunga
22.500.
modal
000
25.000.
Bonus
000
Sisa
laba
8.000.0
00
Gian
27.500.
000
5.000.0
00
8.000.0
00
Harun
50.000.
000
4.000.0
00
Jumlah
100.000
.000
30.000.
000
20.000.
000
55.500.
000
40.500.
000
54.000.
000
150.000
.000
Jumlah
Konsep Firma
16
Rp. 200.000.000
Lia
Rp. 250.000.000
Lala
Rp. 550.000.000
Jumlah
Rp. 1.000.000.000
Lisa menyatakan akan mengundurkan diri dari firma 3L. Lia dan Lala sepakat untuk memberikan uang
kas sebesar Rp. 250.000.000 dengan kompensasi masing-masing 50% pada modal masing-masing
sekutu yang masih aktif senhingga akan menimbulkan bonus bagi sekutu Lisa, jurnal sebagai berikut :
Modal Lia
Rp. 25.000.000
Modal Lala
Rp. 25.000.000
Modal Lisa
Rp. 50.000.000
(untuk membukukan adanya pemberian bonus bagi pengunduran diri sekutu Lisa dengan kompensasi
masing-masing 50% pada Lia dan Lala)
Modal Lisa
Rp. 250.000.000
Kas
Rp. 250.000.000
(untuk membukukan pembayaran tunai bagi Lisa sebagai sekutu yang mengundurkan
diri)
Jika Lia dan Lala sepakat bahwa selisih pemberian kas atas pengunduran diri Lisa dikompensasi sebagai
goodwill, maka goodwill tersebut akan menambah saldo modal sekutu yang masih aktif, masing-masing
50%. Jurnal umumnya sebagai berikut :
Goodwill
Modal Lia
Rp. 50.000.000
Rp. 25.000.000
Modal Lala
Rp. 25.000.000
(untuk membukukan adanya pemberian goodwill bagi pengunduran diri sekutu Lisa
dengan kompensasi masing-masing 50% pada Lia dan Lala)
Modal Aura
Rp. 250.000.000
Kas
Rp. 250.000.000
(untuk membukukan pembayaran tunai bagi Lisa sebagai sekutu yang mengundurkan diri)
b. Masuknya sekutu baru dengan penggantian secara langsung kepada sekutu yang masih aktif (tanpa
melakukan investasi pada firma 3L)
Lely sebagai orang yang berminat untuk masuk sebagai sekutu dengan menggantikan kepentingan Lala
dengan kesepakatan bahwa Lely akan memberikan kas sebesar Rp. 150.000.000,- dengan imbalan
Konsep Firma
17
menggantikan modal Lala Rp. 100.000.000,-. Mengingat pembayaran kas tersebut langsung pada Lala
tanpa melalui aliran investasi pada firma 3L. Maka jurnal yang dibuat :
Modal Lala
Rp. 100.000.000
Modal Lely
Rp. 100.000.000
(untuk membukukan perubahan komposisi dari Modal Lala kepada Modal Lely)
c. Masuknya sekutu baru dengan melakukan investasi (menyetorkan aktiva) pada firma 3L
Misalnya, kasus masuknya Lely dengan menggantikan 50% modal Lisa sebagai kompensasi kas yang
dibayarkan oleh Lely sebesar Rp. 150.000.000. Para sekutu lama (Lisa, Lia dan Lala) sepakat untuk
memberikan kepentingan kepada Lely sebesar 10% dari modal firma baru setelah Lely masuk, maka
perhitungannya sebagai berikut :
Total modal sekutu baru = Rp. 1.000.000.000 + Rp. 150.000.000 = Rp. 1.150.000.000
Total kepentingan Lely pada persekutuan 3L adalah : 10% x Rp. 1.150.000.000 = Rp.115.000.000,-.
Karena Lely menyerahkan kas sebesar Rp. 150.000.000,- dan selisihnya disepakati sebagai bonus bagi
sekutu yang lama. Dengan kesepakatan bonus tersebut dibagi rata kepada ketiga sekutu lama masingmasing sebesar Rp.35.000.000 : 3 = Rp. 11.666.666,67
Jurnalnya :
Kas
Rp. 150.000.000
Modal Lisa
Rp. 11.666.666,67
Modal Lia
Rp. 11.666.666,67
Modal Lala
Rp. 11.666.666,67
Modal Lely
Rp.115.000.000
Konsep Firma
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma) secara harfiah:
firma merupakan perserikatan dagang antara beberapa perusahaan atau
sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk badan usaha untuk
menjalankan usaha antara dua orang atau lebih (disebut Firmant)
dengan memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan
bersama untuk memperluas usahanya.
2. Adapun pendirian Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang dengan cukup lengkap, terutama dalam Pasal 22
hingga Pasal 29 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Ada tiga unsur
penting dalam isi Pasal di atas, yang dapat diuraikan yaitu firma harus
didirikan dengan akta otentik, firma dapat didirikan tanpa akta otentik,
dan akta yang tidak otentik tidak boleh merugikan pihak ketiga.
3. Kebaikan dan Keburukan Firma :
Konsep Firma
19
Konsep Firma
20
DAFTAR PUSTAKA
Konsep Firma
21