Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KONSEP FIRMA
Diajukan sebagai tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan

Disusun Oleh :
Mochammad Misbachul Arfad
Wiwik Fauziah
Dosen Pengampu :
M.Yusuf Azwar Anas, SE., MM
Prodi Ekonomi Syariah
Semester 2
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT
Tahun Pelajaran 2015 - 2016

DAFTAR ISI
i

Daftar Isi ............................................................................................................................. i


Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan ..............................................................................................................3
A.
B.
C.
D.

Pengertian Firma ...................................................................................................... 3


Proses Pendirian Firma ............................................................................................ 6
Kebaikan dan Keburukan Firma .............................................................................. 8
Akuntansi dalam Firma ............................................................................................ 9

Bab III Penutup ...................................................................................................................18


A. Kesimpulan ...............................................................................................................18
Daftar Pustaka .....................................................................................................................20

Konsep Firma

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkonstribusi dengan memberikn sumbangan materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kepanjen, 3 April 2016

Penyusun

Konsep Firma
0

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak.
Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk
perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar
di pemerintah secara resmi.
Adapun perusahaan itu sendiri dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Perusahaan Perseorangan atau disebut juga Perusahaan Individu adalah badan
usaha yang kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dapat membuat badan
usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara tertentu. Semua orang bebas membuat
bisnis personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya
perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi,
memiliki tenaga kerja/buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi
sederhana. Perusahaan Perseorangan dapat berbentuk Perusahaan Dagang/Jasa (Toko
Swalayan, Biro Konsultan) dan Perusahaan Industri. Contoh perusahaan perseorangan
seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan, dan lain sebagainya.
Perusahaan Persekutuan Badan Hukum yang dapat berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), Koperasi, dan BUMN. Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang
memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung
jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau
perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik modal tidak harus
memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk
menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT / persoroan terbatas dibutuhkan sejumlah
modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya.
Perusahaan Persekutuan bukan Badan Hukum atau disebut juga Perusahaan
persekutuan yang artinya badan usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih yang
secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Yang termasuk
dalam badan usaha persekutuan adalah Perusahaan Dagang/Usaha Dagang, Industri
Rumah (home industri), dan Perseroan (Firma dan CV). Untuk mendirikan badan
usaha persekutuan membutuhkan izin khusus pada instansi pemerintah yang terkait.
Firma yang merupakan salah satu contoh dari Badan Persekutuan bukan
Berbadan Hukum. Kita tahu sekarang ini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang
menggunakan bentuk Firma ini. Bahkan Firma bukanlah suatu istilah yang asing lagi
untuk kita dengar dan akan terus berkembang di masa sekarang ini. Firma itu sendiri
telah dibuat hukum nya (peraturannya) dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) oleh pemerintah. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui lebih
dalam lagi apa itu Firma sehingga kita dapat mempertimbangkan bentuk usaha apa
yang ingin kita gunakan jika kita ingin membuka suatu usaha.

B. Rumusan Masalah
Konsep Firma
1

1. Apa pengertian dari firma ?


2. Bagaimana proses pendirian firma ?
3. Apa saja kebaikkan dan keburukkan firma ?
4. Bagaimana Akuntansi dalam firma ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari firma
2. Untuk mengetahui proses pendirian firma
3. Untuk mengetahui kebaikkan dan keburukkan firma
4. Untuk mengetahui Akuntansi dalam firma

D.

Konsep Firma
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Firma
Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma) secara harfiah: firma
merupakan perserikatan dagang antara beberapa perusahaan atau sering juga disebut
Fa, adalah sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau
lebih (disebut Firmant) dengan memakai nama bersama atau satu nama yang
digunakan bersama untuk memperluas usahanya. Menurut Manulang (1975)
persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan
memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan
suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah nama dari salah seorang
sekutu.
Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya baik sendiri maupun
bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Bila perusahaan
mengalami kerugian akan ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh kekayaan
pribadi mereka. Firma dapat dibentuk oleh 2 orang atau lebih yang semuanya belum
memiliki usaha. Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masingmasing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum
dalam akta pendirian perusahaan. Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan
hukum karena : Tidak ada pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi
sekutusekutu, setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan.
Tidak ada keharusan pengesahan akta pendirian oleh Menteri Kehakiman dan HAM
Firma berakhir apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah
berakhir.
Tujuan dari firma adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar
lebih kuat dan mampu bersaing perusahaan yang lain. Firma juga biasa disebut
Persekutuan ( Partnership ), sebab perusahaan yang berbentuk firma memang didirikan
oleh orang-orang atau sekutu-sekutu sebagai pemilik dari firma. Dengan demikian
pemilik firma biasa disebut anggota atau sekutu atau partner.
Adapun ciri-ciri Firma yang diketahui diantaranya :
1.
Anggota Firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.
2.
Perjanjian Firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
3.
Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
4.
Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.
5.
Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan
harta pribadi.
6.
Setiap anggota Firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin.
7.
Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota
yang lainnya.
8.
Keanggotaan Firma melekat dan berlaku seumur hidup.
9.
Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma.
10. Mudah memperoleh kredit usaha.
Konsep Firma
3

11.

Pendiriannya tidak memelukan akte pendirian.

Di dalam Perseroan Firma semua anggota adalah pemilik yang sekaligus


merangkap pengelola yang secara langsung, aktif melaksanakan usaha perusahaan,
firma memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan bentuk organisasi
perusahaan yang lain.
1.

2.

3.

4.

5.

Menurut Drebin, krakteristik Perseroan Firma ada 5, yaitu :


Mutual Agency (saling mewakili), setiap anggota dalam menjalankan usaha
Firma merupakan wakil dari anggota Firma yang lain. Apabila ada salah
seorang anggota beroperasi dalam bidang usaha Firma, maka secara tidak
langsung anggota tersebut mewakili anggota Firma yang lain.
Limited Life (umur terbatas), Firma yang didirikan oleh beberapa anggota
memiliki umur yang terbatas. Artinya adalah jika ada anggota yang keluar
berarti Firma tersebut dinyatakan bubar secara hukum, dan apabila ada
anggota baru yang bergabung, Firma dinyatakan masih beroperasi.
Unlimited Liability (tanggung jawab terhadap kewajiban Firma tak terbatas),
maksudnya, tanggung jawab tak terbatas, tanggung jawab atas hutang tidak
terbatas pada kekayaan yang dimiliki Firma saja, tapi juga sampai harta milik
pribadi para anggota Firma. Jika dalam keadaan tertentu Firma memiliki
hutang pada kreditur dan Firma tersebut tidak mampu membayar karena
jumlah kekayaan tidak mencukupi maka kreditur berhak menagih kepada para
anggota Firma sampai harta milik pribadi.
Ownership of an Interest in a Partnership yaitu, bahwa kekayaan setiap
anggota yang sudah ditanamkan dalam Firma merupakan kekayaan bersama
dan tidak dapat dipisahkan secara jelas, masing-masing anggota adalah
sebagai pemilik bersama atas kekayaan Firma, tanpa seijin anggota lain,
anggota lain tidak boleh menggunakan kekayaan Firma.
Participating in Partnership Profit maksudnya, laba atau rugi sebagai hasil
operasi Firma akan dibagikan kepada setiap anggota Firma berdasarkan
partisipasi para anggota didalam Firma, jika ada seorang anggota yang aktif
menjalankan usaha, maka anggota tersebut berhak atas bagian laba yang lebih
besar dari pada anggota yang lain meskipun modal yang ditanamkan lebih
kecil dari pada modal yang ditanam oleh anggota yang lain, yang tidak aktif
atau dapat ditentukan secara lain atas persetujuan anggota lainnya. Ketentuan
mengenai besarnya pembagian laba atau rugi ini harus dicantumkan secara
rinci dan jelas dalam akte pendirian firma tersebut.
Selain Drebin (1982) yang mengemukakan karakteristik Firma seperti
diatas, Fischer, Taylor, dan Leer menyatakan bahwa karakteristik firma akan
lebih mudah dipahami dengan jelas jika dibandingkan dengan karakteristik
perseroan seperti yang tercantum pada table berikut :
BEBERAPA PERBEDAAN PENTING ANTARA FIRMA DAN
PERSEROAN

Konsep Firma
4

1.KESINAMBUNGAN
USAHA

2.PERIJINAN
PENDIRIAN

3.TANGGUNG JAWAB
PEMILIK TERHADAP
HUTANG

4. KETERLIBATAN
DALAM PENEGLOLAAN
PERUSAHAAN

Firma

Perseroan

Umur firma terbatas dan


secara hukum dinyatakan
bubar jika ada perubahan
dalam komposisi sekutu
atau anggota, tetapi secara
ekonomis
dapat
terus
beroperasi
untuk
melanjutkan usahanya, tidak
perlu dilikuidasi.

Umur
dianggap
tidak
terbatas.
Perubahan
komposisi
pemilikan
perusahaan
tidak
mengakibatkan berakhirnya
umur poerseroan.

Diperlukan sedikit prosedur Didirikan berdasarkan ijin


untuk
memperoleh Negara dan harus taat pada
formalitas usahanya.
aturan
yang
telah
ditetapkan. Prosedur untuk
memperoleh ijin usaha
biasanya relatif lama dan
sulit.
Tanggung jawab setiap Kewajiban
pemilik
anggota
pemilik
tidak (pemegang saham) hanya
terbatas, bahkan sampai terbatas sebesar modal yang
harta
pribadi
nya di tanamkan.
dijaminkan.
Para anggota terlibat aktif Pemegang saham bisa tidak
dalam pengelolaan firma aktif dalam pengelolaan
secara langsung.
perseroan. Mereka memilih
dewan
direktur
untuk
melaksanakan pengelolaan
langsung
terhadap
perseroan.

Dengan adanya beberapa karakteristik firma dan perbedaan antara firma dengan
bentuk perusahaan yang lain, maka jelas sudah bahwa firma memiliki ciri tersendiri.
Walaupun tidak bisa dipisahkan antara pemilik dan manajemen dalam firma, namun
pengelolaan akuntansi pada firma harus tetap berpedoman pada prinsip akuntansi yang
lazim. Yaitu firma merupakan salah satu unit usaha yang berdiri sendiri dan memiliki
kedudukan yang terpisah dari pemiliknya (business entity).
Perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian firma biasanya berisi tentang halhal berikut:
a) Nama dan alamat firma.
b) Jenis usaha firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan, atau
manufaktur.

Konsep Firma
5

c) Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi manajer
serta tugas dan wewenang anggota lainnya.
d) Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota,
termasuk uraian lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan (bila
ada) yang digunakan dalam operasi firma
e) Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio antara
anggota yang satu dengan yang lain.
f) Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.
g) Prosedur penerimaan anggota baru firma.
h) Prosedur keluarnya anggota firma.
i) Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi.
j) Dan uraian penting lainnya.

B. Proses Pendirian Firma


Adapun pendirian Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang dengan cukup lengkap, terutama dalam Pasal 22 hingga Pasal 29 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang. Adapun pendirian Firma dalam Pasal 22 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang yang menjelaskan bahwa, tiap-tiap persekutuan Firma
harus didirikan dengan akta otentik, akan tetapi ketiadaan akta demikian tidak dapat
ditemukan untuk merugikan pihak ketiga.
Ada tiga unsur penting dalam isi Pasal di atas, yang dapat diuraikan sebagai
berikut
1.
Firma harus didirikan dengan akta otentik;
2.
Firma dapat didirikan tanpa akta otentik;
3. Akta yang tidak otentik tidak boleh merugikan pihak ketiga.
Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak ketiga
menganggap firma sebagai persekutuan umum yang menjalankan segala macam usaha,
didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas serta semua sekutu berwenang
menandatangani berbagai surat untuk firma ini sebagaimana dimaksud di dalam Pasal
29 KUHD. Isi ikhtisar resmi akta pendirian firma dapat dilihat di Pasal 26 KUHD yang
harus memuat sebagai berikut:
Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.
Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum ataukah
terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam hal terakhir dengan
menunjukan cabang khusus itu.
Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas nama
firma. Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya. Dan selanjutnya, pada
umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai untuk menentukan hakhak pihak ketiga terhadap para sekutu.
Bentuk umumnya perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian firma biasanya
berisi tentang hal-hal berikut:
1.
Nama dan alamat firma.
2.
Jenis usaha firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan, atau
manufaktur.
Konsep Firma
6

3.

Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi manajer serta
tugas dan wewenang anggota lainnya.
4.
Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota, termasuk uraian
lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan (bila ada) yang digunakan dalam
operasi firma.
5.
Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio antara anggota
yang satu dengan yang lain.
6.
Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.
7.
Prosedur penerimaan anggota baru firma.
8.
Prosedur keluarnya anggota firma.
9.
Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi.
10. Dan uraian penting lainnya.
Dapat disimpulkan, bahwa akta dalam pembentukan Firma hanyalah berfungsi
sebagai alat bukti untuk memudahkan pembuktian berdirinya suatu Firma dan perincian
hak dan kewajiban masing-masing anggota. Setelah Firma didirikan, maka Firma harus
didaftarkan kepada Panitera Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Firma yang bersangkutan, dan pendaftaran Firma dapat berupa petikan akta
saja (Pasal 23-25 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yang diatur lebih lanjut dalam
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan).
Proses Pembubaran Firma
Pengaturan Firma dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak hanya
mengatur mengenai pendirian Firma, tetapi juga mengatur hingga mengenai
pembubaran Firma. Pembubaran Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang terutama di dalam Pasal 31 hingga Pasal 35, yang dapat dinyatakan
sebagai berikut:
1.
Perubahan harus dinyatakan dengan data otentik
2.
Perubahan akta harus didaftarkan kepada Panitra Pengadilan Negeri
3.
Perubahan akta harus diumumkan dalam berita Negara
4.
Perubahan akta yang tidak diumumkan akan mengikat pihak ketiga
5.
Pemberesan oleh persero adalah pihak lain yang disepakati atau yang
ditunjuk oleh Pengadilan.
Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang
atau lebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan dengan
tegas oleh bekas pescro atau bila dalam hal adanya kematian, para ahli warisnya tidak
menentangnya, dan dalam hal itu ulituk membuktikannya harus dibuat akta, dan
mendaftarkannya dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar dan dengan
cara yang ditentukan dalam pasal 23, serta dengan ancaman hukuman aabila melanggar
yang tercantum dalam pasal 29.
Pembubaran sebuah Perseroan Firma sebelum waktu yang ditentukan dalam
perjanjian, atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu
setelah habis waktu yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan
dalam petikaian yang asli yang berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan juga dengan
akta otentik. Kelalaian mendaftarkan dan mengumumkan dalam hal perpanjangan
waktu perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasal 29. (KUHPerd. 1646 dst.; KUHD
22, 26, 30.). Pada pembubaran perseroan, para peseroan yang tadinya mempunyai hak
Konsep Firma
7

mengurus harus membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas nama Firma,
kecuali bila dalam perjanjiannya ditentukan lain, atau seluruh peseroan mengangkat
seorang pengurus lain dengan pemungutan suara seorang, demi seorang dengan suara
terbanyak.
Bila keadaan kas perseroan yang dibubarkan tidak mencukupi untuk membayar
utang-utang yang telah ditagih, maka mereka yang bertugas untuk membereskan
keperluan itu dapat menagih uang yang seharusnya akan dimasukkan dalam perseroan
oleh tiap-tiap peseroan menurut bagiannya masing-masing (KUHD 18,22.). Uang yang
selama pemberesan dapat dikeluarkan dari kas perseroan, harus dibagikan sementara.
(KUHD 33.)Pembubaran Firma (The Dissolution of Partnership) dapat diakibatkan oleh
adanya kebangkrutan dalam usaha atau hal-hal lain yang akhirnya menjadi likuidasi
Firma.Pengertian bangkrut adalah suatu keadaan perusahaan yang mengalami
kekurangan dan ketidak cukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya.
Sebagai akibat dari adanya kebangkrutan ini adalah berupa penutupan usaha dan pada
akhirnya terjadi pembubaran usah atau likuidasi. Jadi istilah bangkrut lebih menekankan
pada aspek ekonomis perusahaan yaitu berupa kegagalan perusahaan dalam mencapai
tujuannya.
C. Kebaikkan dan Keburukkan Firma
Setiap bentuk-bentuk usaha pasti mempunyai kebaikan dan keburukan. Begitu
pula Firma, pasti memiliki kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan yang harus di
pertimbangkan. Berikut adalah kebaikan-kebaikan dari Firma, yaitu:
a. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih
mudah untuk memperluas usahanya.
b. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial
yang lebih besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa
orang.
c. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di
antara para anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersamasama. Sehingga keputusan-keputusan menjadi lebih baik
d. Tergabung alasan-alasan rasional.
e. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan.
f. Prosedur pendirian relative mudah.
Selain memiliki kebaikan-kebaikan, Firma juga mempunyai keburukankeburukan sebagai berikut:
1.
Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan.
2.
Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini
memungkinkan timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.
3.
Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.
4.
Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang
anggota keluar, maka firma pun bubar.
5.
Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota
firma.
D. Akuntansi dalam Firma
Konsep Firma
8

Firma biasanya didirikan oleh beberapa anggota yang bertujuan untuk


memperluas usaha masing-masing atau untuk memperoleh tambahan laba. Para
anggota yang mendirikan firma dapat terdiri dari beberapa kemungkinan sebagai
berikut :
a. Firma didirikan oleh para anggota yang semuanya belum memiliki usaha (semua
anggota baru).
b. Firma didirikan oleh anggota yang sudah memiliki usaha sebelumnya dan
anggota yang belum punya usaha.
c. Firma didirikan oleh para anggota yang semuanya sudah memiliki usaha
sebelumnya.
Karena adanya beberapa kemungkinan para anggota pendiri, ada 2 metode
akuntansi yang dapat digunakan untuk mencatat pendirian firma, yaitu :
1.
Pembukuan firma menggunakan buku baru.
2.
Pembukuan firma melanjutkan milik salah seorang anggota firma yang sudah
memiliki usaha.
Firma didirikan oleh para anggota yang semua belum memiliki usaha, maka
setoran pertama dari para anggota tersebut akan langsung dicatat dalam rekening
modal para anggota. Jika ada anggota yang menyetorkan modal pertama berupa aktiva
non-kas, maka aktiva non-kas tersebut terlebih dahulu harus dinilai sebesar nilai
wajarnya. Apabila tidak dapat ditentukan nilai wajar aktiva non-kas tersebut, maka
aktiva non-kas tersebut dinilai berdasarkan perjanjian dari para anggota. Jumlah
setoran pertama dari para anggota ini harus dicantumkan dalam akta pendirian firma.
Investasi dalam suatu persekutuan
Contoh Kasus 1 :
Heri, Lely, dan Badri berminat untuk mendirikan persekutuan dengan nama
TRIO.Adapun data tentang aktiva dari ketiga orang tersebut yang hendak
diinvestasikan pada persekutuan TRIO adalah sebagai berikut :

Jenis
Aktiva

Rp.

Hari
35.000.0
00
325.000.
000

Rp.

50.000.0
00

kas
tanah
(NB
100.000.000.)
bangunan kantor
(NB

Lely
10.000.
000

Badri

25.000.
000

75.000.000)

Konsep Firma
9

truk (NB Rp.


40.000.000)
410.000.
000

10.000.
000

25.000.
000

total

Jurnal Umum untuk transaksi diatas :


Kas

Rp 45.000.000,-

Tanah

Rp 325.000.000,-

Bangunan Kantor

Rp 50.000.000,-

Truk

Rp 25.000.000,-

Modal Heri

Rp 410.000.000,-

Modal Lely

Rp 10.000.000,-

Modal Badri

Rp 25.000.000,-

(untuk membukukan transaksi pendirian persekutuan TRIO dengan investasi berupa


uang kas, tanah, bangunan kantor, dan truk sesuai nilai wajarnya)
Metode Penentuan besarnya nilai investasi
1.Metode Bonus
Para sekutu dari persekutuan TRIO sepakat bahwa investasi truk dari Badri yang
mempunyai nilai wajar Rp. 25.000.000,- diakui sebagai modal Badri dalampembukuan
persekutuan TRIO sebesar Rp. 30.000.000,-. Dengan demikian Badriakan
mendapatkan bonus sebesar Rp. 5.000.000,-. Sedangkan Heri dan Lely sepakatuntuk
mengurangi saldo modal mereka masing-masing sebesar Rp. 2.500.000,-sebagai
kompensasi bonus yang mereka berikan kepada Badri. Jurnal umum yang dibuat :
Modal Heri

Rp. 2.500.000,-

Modal Lely

Rp. 2.500.000,-

Modal Badri

Rp. 5.000.000,-

(untuk membukukan adanya bonus bagi Badri atas investasinya pada persekutuan
TRIO, dengan kompensasi masing-masing 50% atas saldo modal Heri dan Lely)

2. Metode Goodwill
Misalnya nilai lebih dari truk sebesar Rp. 5.000.000,- diakui sebagai goodwill maka
jurnal yang dibuat :
Konsep Firma
10

Goodwill

Rp. 5.000.000,-

Modal Badri

Rp. 5.000.000,-

(untuk membukukan adanya goodwill atas Badri) Misal truk dinilai lebih rendah dari
nilai wajar sebesar Rp. 5.000.000,-, maka jurnalnya:
Modal Badri

Rp. 5.000.000,-

Modal Heri

Rp. 2.500.000,-

Modal Lely

Rp. 2.500.000,-

Pembagian Laba dan Rugi Operasional


Contoh : Fajar, Gita dan Harun telah mendirikan persekutuan dan pada tahun 2005
mendapat keuntungan sebesar Rp. 150.000.000,-. Pada akhir tahun 2005 diketahui
posisi rekening pribadi (prive) dan rekening modal masing-masing anggota adalah
sebagai berikut :
Prive, Fajar Rp. 20.000.000,Prive, Gita Rp. 35.000.000,Prive, Harun Rp. 45.000.000,Posisi modal
Modal fajar
Tangg keteran
al
gan
2005
Jan.2
April.
1
Modal Gita
Tangg keteran
al
gan
2005

Saldo

300.000
.000
100.000
.000

300.000.0
00
400.000.0
00

Saldo

400.000
.000
100.000
.000

400.000.0
00
500.000.0
00

Saldo

500.000
.000

500.000.0
00

jan. 2
juni.
1
Modal Harun
Tangg Keteran
al
gan
2005
jan. 2

Konsep Firma
11

April.
1
Agust
us. 1

775.000
.000

875.000
.000

1.375.000
.000
600.000.0
00

Laba Rugi Dibagi Sama


Jurnal umum yang dibuat :
Ikhtisar Laba Rugi

Rp. 150.000.000

Prive, Fajar

Rp. 50.000.000

Prive, Gita

Rp. 50.000.000

Prive, Harun

Rp. 50.000.000

Laba Rugi dilakukan sesuai dengan perbandingan modal awal


Ikhtisar Laba Rugi

Rp. 150.000.000

Prive, Fajar

Rp. 37.500.000

Prive, Gita

Rp. 50.000.000

Prive, Harun

Rp. 62.500.000

Perhitungan
Nama
Anggota

Saldo Modal
Awal

Harun

Rp.
300.000.000
Rp.
400.000.000
Rp.
500.000.000

Jumlah

Rp.
1.200.000.0
00

Fajar
Gita

Ratio
Pembagian
laba

Hak atas Laba/


Rugi

3/12

Rp. 37.500.000

4/12

Rp. 50.500.000

5/12

Rp. 65.500.000

12/12

Rp. 150.000.000

Laba Rugi dilakukan sesuai dengan perbandingan modal akhir


Ikhtisar Laba Rugi

Rp. 150.000.000

Prive, Fajar

Rp. 40.000.000

Prive, Gita

Rp. 50.000.000

Prive, Harun

Rp. 60.000.000
Konsep Firma
12

Perhitungan
Nama
Anggota

Saldo Modal
Akhir

Harun

Rp.
400.000.000
Rp.
500.000.000
Rp.
600.000.000

Jumlah

Rp.
1.500.000.0
00

Fajar
Gita

Ratio
Pembagian
Laba

Hak atas laba/


Rugi

4/15

Rp. 40.000.000

5/15

Rp. 50.000.000

6/15

Rp. 60.000.000

15/15

Rp.
150.000.000

Laba Rugi dibagi sesuai dengan perbandingan modal rata-rata tahunan


Ikhtisar Laba Rugi

Rp. 150.000.000

Prive, Fajar

Rp. 33.750.000

Prive, Gita

Rp. 41.250.000

Prive, Harun

Rp. 75.000.000

Perhitungan model ratarata


Nama
Anggo
ta

Fajat

Gita

tangga
l
mutasi

Mutasi

Saldo
modal

Jk waktu tiap
bgn modal

2-jan

300.000.
000

300.000.00
0

3 bulan

1-april

100.000.
000

Jumlah

400.00.000

12 bulan

3.600.000.0
00
4.500.000.0
00

2.000.000.0
00

9 bulan

2-jan

400.000.
000

400.000.00
0

5 bulan

1-juni

100.000.
000

500.000.00
0

7 bulan
12 bulan

Konsep Firma
13

Jumlah
modal dlm
jk waktu yg
bersangkuta
n
900.000.00
0

3.500.000.0
00
5.500.000.0
00

Harun

2-jan

500.000.
000

500.000.00
0

3 bulan

1.500.000.0
00

1-april

875.000.
000

1.375.000.
000

4 bulan

5.500.000.0
00

600.000.00
0

5 bulan

775.000.
000

1-agst

12 bulan

3.000.000.0
00
10.000.000.
000

Pembagian laba

Nama
anggota

ratio
pembagian
laba

Fjar

4.500 / 20.000

Gian
Harun

5.500 / 20.000
10.000 /
20.000

33.750.0
00
41.250.0
00
75.000.0
00

Jumlah

20.000 /
20.000

150.000.
000

Hak atas
laba

Laba Rugi Dibagi dengan memperhitungkan bunga modal untuk masing-masing


penyertaan dan sisanya dibagi dengan perbandingan F:G;H = 2:2:1. Bunga
modal ditentukan 6% setahun dari modal rata-rata.
Ikhtisar Laba Rugi

Rp. 150.000.000

Prive, Fajar

Rp. 42.500.000

Prive, Gita

Rp. 47.500.000

Prive, Harun

Rp. 60.000.000

Bunga modal untuk Fajar :


Investasi : Rp. 300.000.000 selama 12 bulan = 12/12 x 6% x Rp. 300.000.000 = Rp. 18.000.000
Rp. 100.000.000 selama 9 bulan = 9/12 x 6% x Rp. 100.000.000

= Rp. 4.500.000

Jumlah Rp. 22.500.000

Konsep Firma
14

Bunga modal untuk Gita :


Investasi : Rp. 400.000.000 selama 12 bulan = 12/12 x 6% x Rp. 400.000.000 = Rp. 24.000.000
Rp. 100.000.000 selama 7 bulan = 7/12 x 6% x Rp. 100.000.000

= Rp . 3.500.000
Jumlah Rp. 27.500.000

Bunga modal untuk Harun :


Investasi : Rp. 500.000.000 selama 12 bulan = 12/12 x 6% x Rp. 500.000.000 = Rp. 30.000.000
Rp. 875.000.000 selama 9 bulan = 9/12 x 6% x Rp. 875.000.000

= Rp. 39.375.000
Jumlah Rp. 69.375.000

Dikurangi :
Penarikan kembali modal sebesar Rp. 775.000.000 = 5/12 x 6% x 775.000.000 = Rp. 19.375.000
Jumlah = Rp. 50.000.000

Pembagian laba
fajar
Bunga 22.500.
modal
000
Sisa
20.000.
laba
000
42.500.
Jumlah
000

Gian
27.500.
000
20.000.
000
47.000.
000

Harun
50.000.
000
10.000.
000
60.000.
000

jumlah
100.000
.000
50.000.
000
150.000
.000

Laba Rugi dibagi dengan terlebih dahulu menentukan gaji pemilik yang setiap bulannya F : G : H = Rp.
2.750.000 : Rp. 2.500.000 : Rp. 2.250.000. Sedang sisanya dibagi sesuai dengan perbandingan modal
akhir
Ikhtisar Laba Rugi

Rp. 150.000.000

Prive, Fajar

Rp. 49.000.000

Prive, Gita

Rp. 50.000.000

Prive, Harun

Rp. 51.000.000

Perhitungan Gaji :
Fajar : Rp. 2.750.000 x 12 =

Rp. 33.000.000

Gita

: Rp. 2.500.000 x 12 =

Rp. 30.000.000

Harun : Rp. 2.250.000 x 12 =

Rp. 27.000.000

Jumlah Rp. 90.000.000

Pembagian laba

Konsep Firma
15

Gaji
pemili
k
Sisa
laba
Jumla
h

Fajar

Gian

Harun

Jumlah

33.000.
000
16.000.
000
49.000.
000

30.000.
000
20.000.
000
50.000.
000

27.000.
000
24.000.
000
51.000.
000

90.000.
000
60.000.
000
150.000
.000

Laba Rugi dibagi berdasarkan ketentuan sebagai berikut : a. bunga modal ditetapkan sebesar 6%
setahun dari modal rata-rata , b. Untuk Fajar sebagai anggota yang memimpin diberikan bonus sebesar
20% dari keuntungan sesudah dikurangi bonus untuknya terlebih dahulu, sedang Gita yang membantu
secara part-time diberikan bonus sebesar 1/5 dari bonus Fajar, c. Sisanya dibagi dengan perbandingan
F:G:H=2:2:1
Ikhtisar Laba Rugi

Rp. 150.000.000

Prive, Fajar

Rp. 55.500.000

Prive, Gita

Rp. 40.500.000

Prive, Harun

Rp. 54.000.000

Perhitungan bonus :
Laba bersih Rp. 150.000.000
Bonus 20% dari laba sesudah dikurangi bonus, jadi :
100% + 20%

= Rp. 150.000.000

120%

= Rp. 150.000.000

20%

= Rp. 25.000.000

Pembagian laba
Fajar
Bunga
22.500.
modal
000
25.000.
Bonus
000
Sisa
laba
8.000.0
00

Gian
27.500.
000
5.000.0
00
8.000.0
00

Harun
50.000.
000
4.000.0
00

Jumlah
100.000
.000
30.000.
000
20.000.
000

55.500.
000

40.500.
000

54.000.
000

150.000
.000

Jumlah

PERUBAHAN KOMPOSISI KEPEMILIKAN PEMBUBARAN


PERSEKUTUAN
Perubahan komposisi kepemilikan persekutuan disebabkan oleh :

Konsep Firma
16

a. Pengunduran diri satu sekutu atau lebih


Lisa, Lia dan lala adalah sekutu dari firma 3L dengan saldo modal masing-masing sebagai berikut :
Lisa

Rp. 200.000.000

Lia

Rp. 250.000.000

Lala

Rp. 550.000.000

Jumlah

Rp. 1.000.000.000

Lisa menyatakan akan mengundurkan diri dari firma 3L. Lia dan Lala sepakat untuk memberikan uang
kas sebesar Rp. 250.000.000 dengan kompensasi masing-masing 50% pada modal masing-masing
sekutu yang masih aktif senhingga akan menimbulkan bonus bagi sekutu Lisa, jurnal sebagai berikut :
Modal Lia

Rp. 25.000.000

Modal Lala

Rp. 25.000.000

Modal Lisa

Rp. 50.000.000

(untuk membukukan adanya pemberian bonus bagi pengunduran diri sekutu Lisa dengan kompensasi
masing-masing 50% pada Lia dan Lala)
Modal Lisa

Rp. 250.000.000

Kas

Rp. 250.000.000

(untuk membukukan pembayaran tunai bagi Lisa sebagai sekutu yang mengundurkan
diri)
Jika Lia dan Lala sepakat bahwa selisih pemberian kas atas pengunduran diri Lisa dikompensasi sebagai
goodwill, maka goodwill tersebut akan menambah saldo modal sekutu yang masih aktif, masing-masing
50%. Jurnal umumnya sebagai berikut :
Goodwill
Modal Lia

Rp. 50.000.000
Rp. 25.000.000

Modal Lala

Rp. 25.000.000

(untuk membukukan adanya pemberian goodwill bagi pengunduran diri sekutu Lisa
dengan kompensasi masing-masing 50% pada Lia dan Lala)
Modal Aura

Rp. 250.000.000

Kas

Rp. 250.000.000

(untuk membukukan pembayaran tunai bagi Lisa sebagai sekutu yang mengundurkan diri)
b. Masuknya sekutu baru dengan penggantian secara langsung kepada sekutu yang masih aktif (tanpa
melakukan investasi pada firma 3L)
Lely sebagai orang yang berminat untuk masuk sebagai sekutu dengan menggantikan kepentingan Lala
dengan kesepakatan bahwa Lely akan memberikan kas sebesar Rp. 150.000.000,- dengan imbalan

Konsep Firma
17

menggantikan modal Lala Rp. 100.000.000,-. Mengingat pembayaran kas tersebut langsung pada Lala
tanpa melalui aliran investasi pada firma 3L. Maka jurnal yang dibuat :
Modal Lala

Rp. 100.000.000

Modal Lely

Rp. 100.000.000

(untuk membukukan perubahan komposisi dari Modal Lala kepada Modal Lely)
c. Masuknya sekutu baru dengan melakukan investasi (menyetorkan aktiva) pada firma 3L
Misalnya, kasus masuknya Lely dengan menggantikan 50% modal Lisa sebagai kompensasi kas yang
dibayarkan oleh Lely sebesar Rp. 150.000.000. Para sekutu lama (Lisa, Lia dan Lala) sepakat untuk
memberikan kepentingan kepada Lely sebesar 10% dari modal firma baru setelah Lely masuk, maka
perhitungannya sebagai berikut :
Total modal sekutu baru = Rp. 1.000.000.000 + Rp. 150.000.000 = Rp. 1.150.000.000
Total kepentingan Lely pada persekutuan 3L adalah : 10% x Rp. 1.150.000.000 = Rp.115.000.000,-.
Karena Lely menyerahkan kas sebesar Rp. 150.000.000,- dan selisihnya disepakati sebagai bonus bagi
sekutu yang lama. Dengan kesepakatan bonus tersebut dibagi rata kepada ketiga sekutu lama masingmasing sebesar Rp.35.000.000 : 3 = Rp. 11.666.666,67
Jurnalnya :
Kas

Rp. 150.000.000
Modal Lisa

Rp. 11.666.666,67

Modal Lia

Rp. 11.666.666,67

Modal Lala

Rp. 11.666.666,67

Modal Lely

Rp.115.000.000

Konsep Firma
18

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma) secara harfiah:
firma merupakan perserikatan dagang antara beberapa perusahaan atau
sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk badan usaha untuk
menjalankan usaha antara dua orang atau lebih (disebut Firmant)
dengan memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan
bersama untuk memperluas usahanya.
2. Adapun pendirian Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang dengan cukup lengkap, terutama dalam Pasal 22
hingga Pasal 29 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Ada tiga unsur
penting dalam isi Pasal di atas, yang dapat diuraikan yaitu firma harus
didirikan dengan akta otentik, firma dapat didirikan tanpa akta otentik,
dan akta yang tidak otentik tidak boleh merugikan pihak ketiga.
3. Kebaikan dan Keburukan Firma :

Kebaikan-kebaikan dari Firma, yaitu:


a. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan
sehingga lebih mudah untuk memperluas usahanya.
b. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai
kemampuan finansial yang lebih besar yang merupakan
gabungan modal yang dimiliki beberapa orang.
c. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya
pembagian kerja di antara para anggota. Disamping itu,
semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga
keputusan-keputusan menjadi lebih baik
d. Tergabung alasan-alasan rasional.
e. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan.
f. Prosedur pendirian relative mudah.

Keburukan-keburukan firma sebagai berikut:


a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh
utang perusahaan.

Konsep Firma
19

b. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal


yang demikian ini memungkinkan timbulnya
perselisihan paham diantara para sekutu.
c. Kesalahan seorang firmant harus ditanggung
bersama.
d. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin,
sebab bila salah seorang anggota keluar, maka firma
pun bubar.
e. Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan
pribadi para anggota firma.
4. Akuntansi dalam firma memiliki 2 metode akuntansi yang dapat
digunakan untuk mencatat pendirian firma, yaitu pembukuan firma
menggunakan buku baru dan pembukuan firma melanjutkan milik salah
seorang anggota firma yang sudah memiliki usaha.

Konsep Firma
20

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Cet. 1, Ed. 1, Jakarta : Kencana.


Wibowo, Arif Abubakar, 2009. Akuntansi Keuangan Dasar 2. Jakarta : Cikal Sakti.
Van Horne James. C, Wachowicz Joh, M., 2007. Prinsio-Prinsip Manajemen Keuangan.
Ed. 2, Jakarta : Salemba Empat.
Yunus,Hadori dan Harnanto.Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
keepcopying.blogspot.com/2014/01/makalah-firma.html
https://dhiertaaisyah.wordpress.com/2013/01/10/akuntansi-untuk-pendirian-firma/

Konsep Firma
21

Anda mungkin juga menyukai