Anda di halaman 1dari 33

PEMBAHASAN

2.1 KERTAS KERJA KONSOLIDASI

Sebelumnya telah dijelaskan prinsip dan prosedur penyusunan laporan


keuangan konsolidasi. Laporan konsolidasi dihasilkan dari penggabungan laporan
keuangan entitas induk dan anak dikurangi dengan jumlah akun hubungan antara
perusahaan. Dalam perusahaan-perusahaan besar yang memiliki banyak akun
antara perusahaan, penyusunan laporan keuangan konsolidasi akan lebih akurat
jika dilakukan dalam kertas kerja konsolidasi.

Kertas kerja konsolidasi adalah kertas kerja laporan keuangan gabungan


entitas induk dan anak (jika entitas anak lebih dari satu) berdasarkan prosedur
penyusunan yang disyaratkan. Bab ini akan membahas kertas kerja penyusunan
laporan laba-rugi, laba ditahan, neraca, dan arus kas konsolidasi. Laporan laba-
rugi,laba ditahan , dan neraca konsolidasi disusun dalam satu kertas kerja,
sedangkan kertas kerja laporan arus kas konsolidasi disusun berdasarkan laporan
laba-rugi, laba ditahan, dan neraca konsolidasi.

Pada materi sebelumnya bahwa akun-akun laporan konsolidasi dihasilkan


dengan menjumlahkan akun-akun dalam laporan keuangan entitas induk dan anak,
kemudian dikurangkan dengan jumlah akun antara perusahaan. Prinsip tersebut
diterapkan dalam mengembangkan format kertas kerja konsolidasi.

Kertas kerja yang menghasilkan laporan laba-rugi, laba ditahan, neraca


konsolidasi dibentuk dengan menyajikan kolom laporan keuangan induk, kolom
laporan keuangan anak, kolom eliminasi, dan kolom laporan konsolidasi. Kolom
eliminasi di bagi dua, yakni kolom debet, dan kolom kredit. Kolom debet
dimaksudkan untuk mengeliminasi setiap akun antarperusahaan yang bersaldo
“kredit”, karena dalam akuntansi pengeliminasian atau penghapusan suatu akun
dilakukan dengan membalik posisi akun. Apabila akun yang ingin dieliminasi
bersaldo “debet”, pengkreditan akun berarti telah mengeliminasi akun tersebut.
Apabila akun antarperusahaan yang ingin dieliminasi bersaldo “kredit”, maka
jumlah yang ingin dieliminasi ditempatkan pada “kolom debet”eliminasi. Kolom
laporan konsolidasi pada kertas kerja ditempatkan terakhir karena merupakan
output kertas kerja konsolidasi. Kolom laporan konsolidasi merupakan hasil
1
penggabungan akun-akun kolom entitas induk dan anak dikurangi kolom
eliminasi.

Akuisisi PT Intiseka atas 80% saham PT Andaikan pada tanggal 1/1/2012


yang telah diuraikan dalam bab 2 akan dipakai kembali sebagai contoh dibab ini.
Total nilai wajar ekuitas yang diakuisisi sbesar Rp 6,8 miliar terdir dari Rp 6,5
miliar nilai buku dan Rp 300 juta kenaikan nilai wajar. Goodwill kombinasi bisnis
sebesar Rp 200 juta menyebabkan total harga ekuitas yang layak adalah Rp 7
miliar. Perbedaan total harga yang wajar dengan total nilai buku kekayaan PT
Andaikan adalah Rp 500 juta, dan selisih harga akuisisi PT Intiseka dengan nilai
buku yang diakuisisi atas 80% ekuitas PT Andaikan adalah Rp 400 juta (80% x
Rp 500 juta), disajikan kembali dalam peraga 4-1.

Harga akuisisi atas 80% ekuitas tersebut adalah Rp 5,6 miliar (80% x Rp 7
miliar). Kertas kerja konsolidasi dapat disusun dengan metode biaya (cost) dan
metode ekuitas, di mana kedua metode tersebut menghasilkan laporan konsolidasi
yang sama. Jika hubungan induk-anak telah terjadi, entitas induk tidak boleh
menyajikan laporan keuangan tersendiri (laporan keuangan individu), kecuali
laporan tersebut digunakan sebagai pelengkap bagi laporan konsolidasi. Jika
perusahaan menyajikan laporan individu sebagai pelengkap, maka laporan
individu tersebut harus disajikan dengan metode biaya (cost), seperti yang

PERAGA 4-1

Nama Akun Jumlah Keterangan


Piutang usaha-overvalue Rp (500.000.000)
Persediaan-overvalue (350.000.000) Telah terjual tahun 2012
Bangunan- undervalue 500.000.000) 10 thn, metode garis lurus
Tanah- undervalue 800.000.000
Utang pajak- overvalue (150.000.000)
Goodwill 200.000.000 Penurunan nilai Rp 12,5 jt
Jumlah Rp 500.000.000

Disyaratkan dalam PSAK 4 revisi 2009 paragraf 35. Pembahasan kertas kerja
konsolidasi dalam buku ini dilakukan dengan metode ekuitas.

Kertas kerja laporan arus kas konsolidasi dapat disusun dengan metode
langsung maupun tidak langsung, yang akan dibahas dalam bagian akhir bab ini.

2.1.1 KERTAS KERJA PADA TANGGAL AKUISISI


2
Kewajiban penyusunan laporan keuangan konsolidasi muncul sejak
terjadinya hubungan induk-anak. PT Intiseka disebut entitas induk sejak tanggal 1
Januari 2012, sementara PT Andaika sebagai entitas anak.

Pada tanggal akuisis, hanya neraca konsolidasi yang dapat disajikan. Laba
rugi entitas induk dan anak hanya dapat konsolidasi berdasarkan pegumuman
laba-rugi entitas anak pada periode setelah hubungan induk-anak, karena hak
entitas induk atas laba dan dividen entitas anak didasrkan pada masa kepemilikan
entitas induk.

Misalkan neraca PT Intiseka dan PT Andaika pada tanggal akuisisi (1 januari


2012) seperti disajikan dalam Peraga 4-2 (dalam ribuan).

Kertas kerja neraca konsolidasi PT Intiseka dan PT Andaika pada tanggal 1


Januari 2012 disajikan dalam Peraga 4-3.

Penyusunan kertas kerja konsolidasi akan lebih akurat jika dilakukan eliminasi
atas setiap akun antarperusahaan terlebih dahulu. Akun antarperusahaan dalam
kasus tersebut berasal dari suatu transaksi antarperusahaan, yakni investasi PT
Intiseka dan kekayaan pemegang saham PT Andaika sebesar 80%. Akun Investasi
dalam pembukuan PT Intiseka dieliminasi dengan menempatkannya pada bagian
kredit kolom eliminasi, sedangkan akun kekayaan pemegang saham PT Andaika
dieliminasi dengan menempatkannya pada kolom eliminasi bagian debet. Nilai
wajar entitas anak pada tanggal akuisisi harus diperhitungkan dalam laporan
konsolidasi. Karena itu, selisih investasi yang undervalue dan aset tidak berwujud
(goodwill dan lainnya) harus ditambahkan pada aset konsolidasi, sedangkan
selisih investasi akibat overvalue harus mengurangi aset atau menambah utang
konsolidasi agar laporan konsolidasi menggambarkan nilai wajar. Selisih investasi
pada tanggal akuisisi yang disebabkan oleh penilaian undervalue atas tanah dan
bangunan serta aset tidak berwujud.

PERAGA 4-3

PT Intiseka PT Andaika

3
Kas Rp 1.200.000 Rp 750.000
Piutang usaha 1.000.000 1.250.000
Persediaan 2.000.000 1.500.000
Bangunan 4.200.000 3.500.000
Tanah 6.000.000 2.000.000
Investasi dalam saham PT Andaika 5.600.000
Total Aktiva Rp20.000.000 Rp 9.000.000
Utang usaha Rp 2.000.000 Rp 500.000
Utang bank 4.000.000 2.000.000
Modal saham 10.000.000 5.000.000
Agio saham 2.000.000 500.000
Laba ditahan 2.000.000 1.000.000
Total Pasiva/kewajiban Rp20.000.000 Rp 9.000.000
Goodwill didebetkan untuk menambah nilai aset pada laporan konsolidasi,
sedangkan selisih yang overvalue dikreditkan untuk mengurangi nilai aset atau
menambah utang konsolidasi.Jurnal eliminasi pada kertas kerja konsolidasi adalah
sebagai berikut :

Modal saham Rp 5.000.000.000

Agio saham 500.000.000

Laba ditahan 1.000.000.000

Bangunan 500.000.000

Tanah 800.000.000

Goodwill 200.000.000

Piutang usaha Rp 500.000.000

Persediaan 350.000.000

Utang pajak 150.000.000

Investasi 5.600.000.000

Kepentinga nonpengendali 1.400.000.000

4
Kepentingan nonpengendali pada tanggal akuisisi sesuai dengan PSAK 22 revisi
2010 didasarkan pada nilai wajar menurut hasil penilaian independen. Sementara
itu, goodwill juga dialokasikan pada kepentingan nonpengendali. Jumlah
kepentingan nonpengendali dalam kasus kombinasi bisnis PT Intiseka dan PT
Andaika adalah Rp 1,4 miliar, yaitu 20 % dari total nilai wajar PT Andaika atau
Ro 1,36 miliar ( 20 % x Rp 6,8 miliar ) dan 20 % dari goodwill yang dialokasikan
pada kepentingan nonpengendali atau Rp 40 juta ( 20 % x Rp 200 juta).

PERAGA 4-3

Kertas Kerja Neraca Konsolidasi PT Intiseka dan Entitas Anak per 1/1/2012
Aktiva PT PT Eliminasi Neraca
Debet Kredit
Intiseka Andaika Konsolidasi
Kas 1.200.000 750.000 1.950.000
Piutang usaha 1.000.000 1.250.000 500.000 1.750.000
Persediaan 2.000.000 1.500.000 350.000 3.150.000
Bangunan 4.200.000 3.500.000 500.000 8.200.000
Tanah 6.000.000 2.000.000 800.000 8.800.000
Investasi dalam 5.600.000 5.600.000 -
saham PT andai
Goodwill 200.000 200.000
Total aktiva 20.000.000 24.050.000
Utang pajak 9.000.000 150.000 150.000
Utang usaha 2.000.000 500.000 2.500.000
Utang bank 4.000.000 2.000.000 6.000.000
Modal saham 10.000.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000
(nominal 1.000)
Agio saham 2.000.000 500.000 500.000 2.000.000
Laba ditahan 2.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000
Kepentingan 1.400.000 1.400.000
nonpengendalian
Total 20.000.000 1.000.000 9.000.000 8.000.000 24.050.000
pasiva/kewajiban

5
2.1.2 KERTAS KERJA – LABA RUGI, LABA DITAHAN, NERACA
KONSOLIDASI TAHUN AKUISISI

Hubungan induk-anak setelah tanggal akuisisi memberikan hak pada entitas induk
atas laba entitas anak. Salah satu laba-rugi entitas induk setelah tanggal akuisisi
adalah pendapatan investasi atas entitas anak.

Misalkan pada tahun 2012 PT Andaika mengumumkan laba dalam laporan


keuangan sebesar Rp 200 juta dan dividen sebesar Rp 100 juta disajikan dalam
Paraga 4-4. Atas laba entitas anak menunjukkan perkembangan investasi induk.

Telah dijelaskan dalam Bab 2 bahwa pendapatan investasi PT Intiseka atas saham
PT Andaika tahub 2012 adalah Rp 390 juta, yaitu sebagai berikut :

Laba investee ( 80% x Rp 200 juta ) Rp. 160.000.000

Amortisasi/impairmen selisih investasi :

- Overvalue persediaan 280.000.000


- Undervalue bangunan (40.000.000)
- Goodwill ( 80% x 12,5 juta ) (10.000.000)
Total pendapatan investasi Rp. 390.000.000

PARAGA 4-4 Laporan Keuangan 31/12/2012 (ribuan rupiah)

keterangan PT Intiseka PT Andaika


Laporan laba-Rugi dan laba
Ditahan:
Rp 1.500.000 Rp 1.000.000
Penjualan
390.000
Pendapatan dari PT Andaika
( 690.000) ( 600.000 )
HPP
( 300.000) ( 200.000 )
Beban operasi
Rp 900.000 Rp 200.000
Laba bersih
2.000.000 1.000.000
Laba ditahan 1 des 2012
(400.000) ( 100.000 )
Dividen
Rp 2.500.000 Rp 1.100.000
Laba ditahan 31 des 2012
Neraca
Rp 510.000 Rp 550.000
Kas
80.000
Piutang dividen
1.000.000 1.500.000
Piutang usaha
1.500.000 2.150.000
Persediaan
5.910.000
Investasi dalam saham PT Andaika
4.000.000 3.150.000
Bangunan
6.000.000 2.000.000
Tanah
Rp 19.000.000 Rp 9.350.000
Total aktiva
Rp 100.000
Utang dividen
Rp – 150.000
6
Utang pajak 1.500.000 500.000
Utang usaha 3.000.000 2.000.000
Utang bank 10.000.000 5.000.000
Modal saham (nominal 1.000) 2.000.000 500.000
Agio saham 2.500.000 1.100.000
Laba ditahan Rp 19.000.000 Rp 9.350.000
Total Pasiva/Kewajiban

Pendapatan investasi tersebut dicatat oleh PT Intiseka sebagai berikut:


Investasi dalam saham Rp 390.000.000
Pendapatan investasi Rp 390.000.000
Pendapatan investasi ini telah meningkat nilai investasi sebesar Rp 390 juta, tetapi
dividen yang diterima merupakan peguranga nilai investasi sehingga nilai
investasi diturunkan sebesar dividen yang diterima dengan ayat jurnal berikut:

Piutang dividen ( 80% x Rp 100 juta ) Rp 80.000.000


Investasi dalam saham Rp80.000.000

Nilai investasi pada tanggal 31/12/2012 mengalami kenaikan sebesar Rp


310 juta, yang berasal dari kenaikan pendapatan investasi sebesar Rp 390 juta dan
penurunan nilai investasi akibat dividen sebesar Rp 80 juta. Kenaikan sebesar Rp
310 juta ini menyebabkan nilai investasi yang pada tanggal 1 januari 2012
berjumlah Rp 5,6 miliar menjadi Rp 5,91 miliar pada tanggal 31/12/2012.
Laporan keuangan entitas induk setelah penyesuaian (adjustment) atas laba
dan dividen entitas anak diperlihatkan pada Paraga 4-4. Pendapatan investasi
sebesar Rp 390 juta dan nilai investasi sebesar Rp 5.910.000.000 tersaji dalam
laporan keuangan PT intiseka per 31/12/2012. Laba individu PT intiseka pada
tahun 2012 adalah Rp 510 juta, sehingga laba total menjadi: Rp 510 juta + Rp 390
juta = Rp 900 juta.
Jika entitas induk tidak 100% mengendalikan entitas anak, laporan
konsolidasi yang memandang entitas induk dan anak sebagai satu harus
menyajikan kepentingan nonpengendali tersendiri pada sisi ekuitas konsolidasi
sesuai ketentuan PSAK 4 revisi 2009 untuk menunjukkan bagian yang tidak
dikuasi entitas induk. Laba entitas anak juga harus dialokasikan 20% kepada
kepentingan nonpengendali, yakni Rp 40 juta ( 20% x Rp 200 juta ) yang
menambah saldo kepentingan nonpengendali. Akan tetapi, jumlah laba yang

7
dialokasikan pada kepentingan nonpengendali harus disesuaikan dengan
perubahan selisih wajar dan goodwill PT Andaika. Laba kepentingan
nonpegendali PT Andaika dihitung sebagi berikut :

Laba investasi (20% x Rp 200 juta) Rp40.000.000


Amortisasi/impair selisih investasi
- Overvalue persediaan (0,2 x 350 juta) 70.000.000
- Undervalue bangunan (0,2 x 500 juta) (10.000.000)
- Goodwill (20% x 12,5 juta) (2.500.000)
Laba kepentingan nonpengendali Rp97.500.000

Kepentingan nonpengendali juga mendapat hak atas dividen sebesar 20%


atau Rp 20 juta. Dengan demikian, sisa laba yang tidak dibagi sebesar Rp. 77,5
juta akan menambah saldo kepentingan nonpengendali.
Hubungan induk- anak setelah tanggal akuisisi akan mewajibkan entitas
induk menyusun laporan keuangan konsolidasi lengkap terdiri dari laporan laba-
rugi dan laba ditahan konsolidasi, Neraca konsolidasi, serta arus kas
Konsolidasi.Laporan laba rugi, laba ditahan, dan neraca konsolidasi dapat
dihasilkan dari satu kertas kerja laporan keuangan.
Peraga 4-5 menyajikan kertas kerja konsolidasi PT Intiseka dan PT Andaika
pada tanggal 31 Desember 2012. Kertas kerja tersebut terdiri dari laporan laba-
rugi,laba ditahan, dan neraca individu entitas, induk serta anak yang bersumber
dari Peraga 4-4. Ada beberapa akun antar perusahaan yang harus dieliminasi
dalam kertas kerja konsolidasi itu.

1. Pendapatan dari Entitas Anak (Induk) dan laba yang dibagi (Anak)

Pendapatan investasi sebesar Rp 390 juta yang tercatat dalam pembukuan entitas
induk merupakan pendapatan yang berasal dari entitas anak, sehingga harus
dieliminasi. Lawan dari pendapatan dari entitas anak adalah laba yang dibagi oleh
entitas anak.

Peraga 4-5

Kertas kerja Konsolidasi


PT Intiseka dan Entitas Anak PT Andaika
Per 31/12/2012
Keterangan PT PT Eliminasi Laporan
(dalam ribuan) Intiseka Andaika Debet Kredit Konsolidasi

8
Laporan laba-
rugi
Penjualan 1.500.000 1.000.000 390.000 2.500.000
Pendapatan dari 390.000 -
PT Andaika 350.000
HPP ( 690.000 ) ( 600.000) 62.500 (940.000)
Beban operasi ( 300.000 ) ( 200.000) 97.500 (562.500)
Laba kepentingan ( 97.500)
nonpengendalian
Laba bersih 900.000 200.000 1.000.000 900.000
Laba ditahan 2.000.000 1.000.000 2.000.000
1/1/2012 80.000
Dividen (400.000) (100.000 20.000 (400.000)
)
Laba ditahan 2.500.000 1.100.000 2.500.000
31/12/2012
Neraca
Kas 510.000 550.000 1.060.000
Piutang dividen 80.000 80.000 -
Piutang usaha 1.000.000 1.500.000 350.000 500.000
Persediaan 1.500.000 2.150.000 350.000 2.000.000
Investasi dalam 5.910.000 310.000 3.650.000
PT Andaika 5.600.000
500.000 -
Bangunan 4.000.000 3.150.000 800.000 50.000
Tanah 6.000.000 2.000.000 200.000 7.600.000
Goodwill 12.500 8.800.000
Total aktiva 19.000.000 9.350.000 80.000 187.500
Utang dividen 100.000 23.297.500
Utang pajak - 150.000 150.000 20.000
Utang usaha 1.500.000 500.000 300.000
Utang bank 3.000.000 2.000.000 5.000.000 2.000.000
Modal saham 10.000.000 5.000.000 5.000.000
(nom Rp 1.000) 500.000 10.000.000

9
Agio saham 2.000.000 500.000 2.000.000
Laba ditahan 2.500.000 1.100.000 2.500.000
Kepentingan 77.500
nonpengendali 1.400.000 1.477.500

Total 19.000.000 9.350.000 8.980.000 8.980.000 23.297.500


Pasiva/Kewajiban

(dividen yang diumumakan entitas anak). Entitas anak mengumumkan ddividen


sebesar Rp 100 juta, sehingga hak entitas induk terhadap dividen tersebut adalah
Rp 80 juta. Jurnal eliminasinya adalah:

Pendapatan dari entitas anak Rp 390 juta

Dividen Rp 80 juta

Investasi 310 juta

Pengkreditan investasi sebesar Rp 310 juta menunjukkan eliminasi kenaikan nilai


investasi selama tahun berjalan karena pendapatan investasi lebih besar dari
dividen yang diumumkan entitas anak untuk tahun 2012. Apabila dalam tahun
2012 PT Andaika tidak mengumumkan dividen, maka dalam penyusunan jurnal
eliminasi pendapatan investasi dieliminasi dengan mengkredit investasi dalam
saham sebesar Rp 390 juta.

a. Alokasi laba kepentingan nonpengendali

Kertas kerja harus mengungkapkan laba kepentingan nonpegendali seperti


berikut:

Laba kepentingan Nonpengendali Rp. 97,5 juta

Dividen Rp. 20 juta


Kepentingan Nonpengendali 77,5 juta

b. Saldo Awal Investasi dengan Kekayaan Entitas Anak

10
Setelah eliminasi pendapatan ( nomor 1 ) yang mengurangi investasi, masih
terdapat saldo investasi dalam laporan keuangan entitas induk ( PT Intiseka)
sebesar Rp. 5.910.000.000-Rp.310.000.000. =Rp 5.600.000.000, di mana jumlah
itu merupakan nilai investasi awal (1/1/2012), sedangkan nilai investasi yang telah
dieliminasi sebelumnya sebesar Rp 310 juta dalah kenaikan investasi selama
tahun berjalan. Jadi, eliminasi pendapatan investasi akan menyisakan nilai
investasi pada saldo awal tahun. Dalam kasus ini, saldo awal tahun juga
merupakan tanggal akuisisi. Akun investasi entitas induk dalam saham entitas
anak merupakan akun yang terkait kekayaan pemegang saham entitas anak yg
terdiri dari akun modal saham, akun agio saham, dan akun laba ditahan. Nilai
investasi awal harus dieliminasi dengan kekayaan entitas anak awal tahun, atau

pada waktu yang sama dengan tanggal investasi agar terdapat kesetaraan.
Kekayaan pemegang saham entitas anak pada awal tahun adalah Rp 6,5 miliar
yang terdiri modal saham Rp 5 miliar, agio saham Rp 500 juta, dan laba ditahan 1
januari Rp 1 miliar. Jurnal eliminasinya adalah sebagai berikut:

Modal saham Rp 5.000.000.000

Agio saham 500.000.000

Laba ditahan 1januari 1.000.000.000

Selisi investasIi 500.000.000

Investasi dalam saham Rp 5.600.000.000

Kepentingan nonpengendali 1.400.000.000

Selisi investasi dalam nilai buku kekayaan entitas anak pada awal tahun
sebesar Rp 500 juta disajikan agar nilai investasi seimbang dengan nilai kekayaan
yang dieliminasi. Selisi investasi sebesar Rp 500 juta dalam jurnal tersebut dapat
langsung dialokasikan keakun-akun yang menyebabkan selisi bersangkutan
dengan jurnal sebagai berikut:

Modal saham Rp 5.000.000.000

Agio saham 500.000.000

Laba ditahan 1 jan 1.000.000.000

11
Bangunan 500.000.000

Tanah 800.000.000

Goodwill 200.000.000

Investasi dalam saham Rp 5.600.000.000

Kepentingan nonpengendali 1.400.000.000

Piutang usaha 500.000.000

Persediaan 350.000.000

Utang pajak 150.000.000

Kertas kerja pada peraga 4-5 menyajikan jurnal yang kedua.

1. Amortisasi dan Impairment Selisih Investasi

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa persediaan yang menyebabkan overvalue


sebesar Rp 350 juta telah dijual oleh PT Andaika, sehingga nilai selisih tersebut
harus diamortisasi. Dalam perhitungan pendapatan investasi entitas induk,
amortisasi overvalue akan menambah pendapatan investasi. Karena kertas kerja
konsolidasi dimaksudkan untuk mengetahui laba konsolidasi, dalam sudut
pandang kertas kerja konsolidasi amortisasi overvalue mengurangi beban, yang
pada akhirnya menambah laba konsolidasi. Amortisasi overvalue persediaan
diperlukan sebagai pengurang HPP karena penyediaan merupakan komponen
HPP. Selisih investasi yang disenbabkan oleh undervalue bangunan juga harus
diamortisasi karena aset tersebut akan menjadi nol sesuai dengan umurnya.
Amortisasi undervalue bangunan adalah Rp 50 juta pertahun. Penurunan nilai
goodwill Rp 12,5 juta pada tahun berjalan diperlakukan sebagai kenaikan beban
operasi. Jurnal yang diperlukan sebagai berikut:

Persediaan Rp 350.000.000

Beban operasi 62.500.000

HPP Rp 350.000.000

Bangunan 50.000.000

12
Goodwill 12.500.000

2. Utang-Piutang Sehubungan dengan Dividen yang diumumkan Entitas Anak

Dividen yang di umumkan entitas anak sebesar Rp 100 juta belum dibayar
sehingga menimbulkan hutang dividen dalam laporan keuangan entitas anak.
Entitas induk berhak atas 80% dividen entitas anak sesuai dengan persentase
kepemilikan saham entitas anak, sehingga dalam laporan keuangan entitas induk
terdapat piutang dividen sebesar Rp 80 juta. Utang piutang dividen ini merupakan
akun antar perusahaan, sehingga harus dieliminasi dengan jurnal sebagai berikut:

Untang dividen Rp 80 juta

Piutang dividen Rp 80 juta

Laba-Rugi Konsolidasi

Setelah entitas anak mengumumkan laba, maka laba bersih entitas induk adalah
laba individu ditambah dengan pendapatan investasi.

Laba bersih induk = laba individu + pendapatan investasi

Laba individu PT Intiseka tahun 2012 adalah Rp 510 juta dan pendapatan
investasi Rp 390 juta sehingga laba bersih menjadi Rp 900 juta. Bagi PT Intiseka,
laba bersih ini merupakan laba gabungan atau laba konsolidasi.

Laba bersih induk = laba konsolidi

Laba konsolidasi yang dihasilkan dari kertas kerja apabila komponen pendapatan
investasihanya berasal dari laba entitas anak (tidak ada amortisasi selisih
investasi) pada dasarnya merupakan:

Laba konsolidasi = laba induk + laba anak – laba kepentingan


nonpengendali

Apabila pendapatan investasi dipengaruhi amortisasi selisih investasi, maka laba


konsolidasi dihitung sebagai berikut:

Laba induk xxxx

Amortisasi selisih investasi xxxx

13
Laba anak xxxx

Laba kepentingan nonpengendali (xxxx)

Laba konsolidasi xxxx

Laba konsolidasi sebesar Rp 900 juta dihasilkan sebagai berikut:

Laba individu entitas induk Rp510.000.000

Amortisasi/ inpaiment selisih investasi

- Persediaan Rp 350.000.000
- Bangunan ( 50.000.000 )
- Goodwill ( 12.500.000 ) Rp 287.500.000
- Laba entitas anak Rp 200.000.000
- Laba kepentingan nonpengendali (Rp 97.500.000)
- Laba konsolidasi Rp 900.000.000

2.1.3 KERTAS KERJA KONSOLIDASI SETELAH TAHUN AKUISISI

Misalkan pada tahun 2013 perusahaan anak mengumumkan laba sebesar Rp 400
juta. Pada tanggal 1 november, dividen diumumkan sebesar Rp 100 juta yang akan
dibayar tanggal 20 desember. Dalam tahun berjalan, utang pajak yang tercatat
pada tanggal akuisisi (1 januari 2012) telah dilunasi, piutang telah ditagih, dan
tanah telah dijual. Goodwill kombinasi bbisnis mengalami penurunan nilai sebesar
Rp 37,5 juta. Karena itu pendapatan investasi dihitung sebagai berikut:

Laba entitas anak ( 80% x 400 juta ) Rp320.000.000

Amortisasi /impairment selisih investasi

- Overvalue piutang usaha (80% x 500 juta) 400.000.000


- Overvalue utang pajak (80% x 150 juta) 120.000.000
- Undervalue bangunan ( 80% x 50 juta) ( 40.000.000)
- Undervalue tanah (80% x 800 juta) ( 640.000.000)
- Goodwill ( 80% x 37,5 juta) ( 30.000.000)
- Pendapatan investasi Rp 130.000.000

Nilai investasi PT Intiseka pada tanggal 13/12/2013 dihitung sebagai berikut :

Investasi 31/12/2013 Rp5.910.000.000

14
Pendapatan investasi 2013 130.000.000

Dividen entitas anak (80% x Rp100juta) (80.000.000)

Investasi 31/12/2013 Rp5.960.000.000

Laporan keuangan individu entitas induk dan anak pada tanggal 31/12/2013
disajikan dalam Peraga 4-6. Kertas kerja konsolidasi disusun dengan eliminasi
akun antarperusahaan:

a. Pendapatan dari entitas anak dan laba dibagi entitas anak. Pendapatan
investasi sebesar Rp. 130 juta dieliminasi pada dividen entitas anak yang
menjadi hak entitas induk sebesar Rp 89 juta. Kemudian, kenaikan investasi
selama tahun berjalan sebesar Rp 50 juta dikreditkan.

Pendapatan dari entitas anak Rp 130 juta

Dividen Rp 80 juta

Investasi dalam Saham Rp 50 juta

b. Laba kepentingan nonpengendali. Laba entitas anak tahun berjalan adalah Rp


400 juta, sehingga laba kepentingan nonpengendali harus dialokasikan sebesar
20% x Rp 400 juta = Rp 80 juta dan disesuaikan dengan perubahan nilai wajar
serta goodwill bagian kepentingan nonpengendali, dengan perhitungan sebagai
berikut:

Laba entitas anak (20% x 400 juta) Rp80.000.000


Amortisasi/Impairtment selisih investasi
- Overvalue piutang usaha (20% x 500 juta) 100.000.000
- Overvalue utang pajak ( 20 % x 150 juta) 30.000.000
- Undervalue bangunan ( 20% x 50 juta) (10.000.000)
- Undervalue tanah ( 20% x 800 juta ) (160.000.000)
- Goodwill ( 20% x 37,5 juta) (7.500.000)
- Laba kepentingan nonpengedali Rp32.500.000

Kepentingan nonpengendali juga mendapat dividen sebesar 20% dari Rp 100 juta
yang diumukan. Jurnal alokasi laba kepentingan nonpengedali adalah:

Laba Kepentingan Nonpengendali Rp 32.500.000

Dividen Rp20.000.000

Kepentingan Nonpengendali 12.000.000


15
c. Eliminasi saldo Awal. Pengkreditan kenaikan investasi sebesar Rp 50 juta
pada jurnal eliminasi (1) mengembalikan posisi investasi ke nilai awal tahun,
yaitu Rp 5,91 miliar. Jumlah ini harus dieliminasi dengan saldo awal kekayaan
pemegang saham entitas anak. Posisi nilai wajar dan goodwill per 1 januari
2013 merupakan saldo yang terbawa dari posisi per 31/12/2012, dengan
perhitungan sebagai berikut:

1/1/2012 perubahan 31/12/2012


Piutang usaha Rp(500.000.000) - Rp(500.000.000)
Persediaan- (350.000.000) 350.000.000 -
overvalue
500.000.000 50.000.000 450.000.000
Bangunan
800.000.000 - 800.000.000
Tanah
(150.000.000) - (150.000.000)
Utang pajak
-overvalue 200.000.000 12.500.000 187.500.000
Goodwill Rp 500.000.000 Rp 787.500.000
Jumlah

Kepentingan nonpengendali per 1/1/2013 juga merupakan saldo yang terbawa dari
tahun lalu (31/12/2012). Jurnal eliminasi saldo awal adalah sebagai berikut:

Modal saham Rp 5.000.000.000

Agio saham 500.000.000

Laba ditahan 1 jan 2013 1.100.000.000

Selisih Investasi 7.875.000.000

Investasi dalam saham Rp5.910.000.000

Kepentingan nonpegendali 1.477.500.000

Jurnal eliminasi tersebut juga dapat dicatat sebagai berikut :

Modal saham Rp 5.000.000.000

Agio saham 500.000.000

Laba ditahan 1/1 1.100.000.000

Bagunan 450.000.000

16
Tanah 800.000.000

Goodwill 187.500.000

Investasi dlm saham 1/1 Rp 5.910.000.000

Kepentingan nonpengendalian 1.477.500.000

Piutang usaha 500.000.000

Utang pajak 150.000.000

d. Amortisasi Selisih Investasi. Undervalue bangunan yg tetap diamortisasi


selama umurnya berjumlah Rp 50 juta. Penurunan nilai goodwill juga menjadi
beban sejumlah Rp 37,5 juta. Penjualan persediaan oleh PT Andaika pada
tahun berjalan menyebabkan selisi investasi akibat overvalue persediaan
diamortisasi seluruhnya, dimana hal ini terjadi apabila utang pajak dilunasi
oleh entitas anak pada tahun berjalan. Amortisasi undervalue dan penurunan
nilai goodwill dilakukan dengan mendebet beban operasi, sedangkan
amortisasi overvalue mengurangi beban operasi. Jurnal eliminasinya adalah
sebagi berikut:

Piutang usaha Rp 500.000.000

Utang pajak 150.000.000

Beban operasi 237.500.000

Bangunan Rp 50.000.000

Tanah 800.000.000

Goodwill 37.500.000

Kertas kerja konsolidasi disajikan dalam peraga 4-6

2.1.4 KERTAS KERJA KONSOLIDASI – DISKON PEMBELIAN

Diskon pembelian disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai keuntungan. Dalam


kasus kombinasi bisnis PT Intiseka dan PT Andaika, karena nili wajar total ekuitas
entitas yg diakuisisi adalah Rp 6,8 miliar, berarti harga akuisisi yg wajar atas 80%
ekuitas adalah Rp 5,44 miliar (80% x Rp 6,8 miliar) sementara nilai wajar

17
kepentingan nonpengendali Rp 1,36 miiar (20% x Rp 6,8 miliar). Misalkan,
berdasarkan negoisiasi, harga akuisisi disetujui Rp 5,42 miliar). Keuntungan ini
menjadi bagian dari pendapatan investasi sebesar Rp 20 juta (Rp 5,44 miliar – Rp
5,42 miliar). Keuntungan ini menjadi bagian pendapatan investasi PT Intiseka
tahun 2012 atau tahun akuisisi. Pendapatan investasi PT Intiseka tahun 2012
adalah sebagai berikut:

Laba entitas anak (80% x Rp 200 juta) Rp 160.000.000

Amortisasi selisih investasi

- Overvalue persediaan (80% x Rp350 juta) 280.000.000

- Undervalue bangunan (80% x Rp 50 juta) (40.000.000)

Keuntungan diskon pembelian 20.000.000

Total pendapatan investasi Rp 420.000.000

Investasi awal 5.420.000.000

Dividen ( 80.000.000 )

Nilai investasi 31/12/2012 Rp5.760.000.000

Kertas kerja laporan konsolidasi dengan diskon pembelian disajikan dalam peraga
4-7. Jurnal eliminasinya adalah sebagai berikut:

PERAGA 4-6

Kertas kerja Laporan Konsolidasi


PT Intiseka dan Entitas Anak
Per 31/12/2013
Keterangan PT PT Eliminasi laporan
Debet Kredit
(dalam ribuan) Intiseka andaika konsolidasi

18
Laporan laba-
rugi
Penjualan 2.800.000 1.300.000 4.100.000
Pendapatan dari 130.000 130.000 -
PT Andaika
HPP 1.000.000 700.000 1.700.000
Beban operasi 500.000 200.000 237.500 937.500
Laba kepentingan 32.500 32.500
nonpengendalian
Laba bersih 1.430.000 400.000 1.430.000
Laba ditahan 2.500.000 1.100.000 1.100.000 2.500.000
1/1/2013
Dividen 500.000 100.000 80.000 500.000
20.000
Laba ditahan 3.430.000 1.400.000 3.430.000
31/12/2013
Neraca
Kas 1.470.000 900.000
Piutang usaha 1.000.000 1.700.000 500.000 500.000 2.700.000
Persediaan 2.000.000 2.500.000 4.500.000
Investasi dalam 5.960.000 50.000 -
PT Andaika 5.910.000

Bangunan 4.000.000 2.800.000 450.000 50.000 7.200.000


Tanah 6.000.000 2.000.000 800.000 800.000 8.000.000
Goodwill 187.500 37.500 150.000
Total aktiva 20.430.00 9.900.000 24.920.000
Utang pajak 0 150.000 150.000 -
Utang usaha 1.000.000 3.000.000
Utang bank 2.000.000 2.000.000 5.000.000
Modal saham 3.000.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000
Agio saham 10.000.00 500.00 2.000.000
Laba ditahan 0 0 500.000 3.430.000
Kepentingan 2.000.00 1.400.000 12.500

19
nonpengendali 0 1.477.500 1.490.000
3.430.000
Total 9.900.000 9.087.500 9.087.500 24.920.000
Pasiva/Kewajiban

20.430.00
0

a. Pendapatan Investasi Entitas Induk dan Laba Dibagi Entitas Anak


Pendapatan Investasi Rp 420.000.000
Dividen Rp80.000.000
Investasi dalam saham biasa 340.000.000

b. Alokasi Laba dan Deviden Kepentinngan Nonpengendali


Laba kepentingan nonpenngendali dihitung sebagai berikut:
Laba entitas anak (20% x Rp 200 juta) Rp40.000.000
Amortisasi selisih investasi
Overvalue persediaan (20% x Rp350 juta) 70.000.000
Undervalue bangunan (20% x Rp50 juta ) (10.000.000)
Laba kepentingan nonpengendali Rp100.000.000

Laba kepentingan nonpengendali sejumlah Rp 20 juta (20% juta x Rp 100 juta)


ditarik dalam bentuk ividen, sehingga kepentingan nonpengendali adalah sisanya
yakni Rp 80 juta, yang dialokasikan dgn jurnal sebagai berikut:

Laba kepentingan nonpengendali Rp 100.000.000

Dividen Rp20.000.000

Kepentingan nonpengendali 80.000.000

Saldo Awal Investasi dan kekayaan Entitas Anak Awal. Saldo awal investasi
dalam hari ini adalah harga akuisisi dgn diskon Rp 20 juta, yakni Rp 5,42 miliar.
Hasil penilaian berdasarkan nilai wajar aset dan liabilitas yg totalnya jumlah Rp
300 juta (penjumlahan antara kondisi undervalue dan overvalue aset dan
liabilitas) juga merupaka bagian dari akuisisi. Jurnal eliminasi saldo awal adalah
sebagai berikut:

Modal saham 5.000.000.000

Agio saham 500.000.000

20
Laba ditahan awal 1.000.000.000

Bangunan 500.000.000

Tanah 800.000.000

Piutang usaha 500.000.000

Persediaan 350.000.000

Utang pajak 150.000.000

Diskon pembelian 20.000.000

Investasi dalam saham 5.420.000.000

Kepentingan nonpengendali 1.360.000.000

Diskon pembelian adalah keuntungan yg hanya dialokasikan ke entitas induk,


karena merupakan pengurangan harga akuisisi bagi induk saja. Kepentingan
nonengendali didasarkan pada nilai wajar hasil penilaian independen sebesar Rp
1,36 miliar (20% x Rp 6,8 miliar).

PERAGA 4-7

Kertas Kerja Laporan Konsolidasi


PT Intiseka 31/12/2012
Diskon Pembelian
Keterangan PT PT eliminasi Laporan
Debet Kredit
Intiseka Andaika Konsolidas
i
Laporan laba-
rugi
Penjualan 1.500.000 1.000.00 2.500.000
Pendapatan dari 420.000 0 420.000
PT MM
HPP (690.000) 350.000 (940.000)
Beban operasi (300.000) (600.000) 50.000. (550.000)
Diskon (200.000) 20.000 20.000
pembelian
Laba kepentingan 100.000 -100.000
21
nonpegendali
Laba bersih 930.000 930.000
Laba ditahan 1jan 2.000.000 200.000 1.000.00 2.000.000
2012 1.000.00 0
Dividen -400.000 0 100.000 400.000

Laba ditahan 2.530.000 -100.000 2.530.000


31/12/2012
Neraca 1.100.00
Kas 690.000 0
Piutang dividen 80.000 80.000
Piutang usaha 1.000.000 500.000 2.000.000
Persediaan 1.500.000 550.000 350.000 3.650.000
Investasi dalam 5.760.000 350.000 340.000
PT Andaika 1.500.00 5.420.00
0 0
Bangunan 4.000.000 2.150.00 7.600.000
Tanah 6.000.000 0 500.000 50.000 8.800.000
Total aktiva 19.030.00 800.000 23.290.000
Utang dividen 0 20.000
Utang pajak 300.000
Utang usaha 3.150.00 150.000 2.000.000
Utang bank 1.500.000 0 5.000.000
Modal saham 3.000.000 2.000.00 10.000.000
Agio saham 10.000.00 0 5.000.00 2.000.000
Laba ditahan 0 9.350.00 0 2.530.000
Kepentingan 2.000.000 0 500.000
nonpengendali 2.530.000 100.000 80.000 1.440.000
150.000 1.360.00
Total 500.000 0 23.290.000
Pasiva/Kewajiba 2.000.00
n 19.030.00 0 8.800.00 8.800.00
0 5.000.00 0 0
0

22
500.000
1.100.00
0

9.350.00
0

1. Amortisasi nialai wajar – overvalue persediaan dan undervalue bangunan

Persediaan Rp 350.000.000

HPP Rp350.000.000

Beban Rp 350.000.000

Bangunan Rp350.000.000

Penjualan persediaan dan penyusutan bangunan pada tahun berjalan oleh entitas
anak juga mengharuskan entitas induk mengamortisasi selisih investasi yg
disebabkan penilaian atas kewajaran pd tanggal akuisisi.

2. Eliminasi Utang Piutang Dividen


Utang Dividen Rp 80.000.000
Piutang Dividen Rp80.000.000

2.2 ARUS KAS KONSOLIDASI

Kewajiban peyusunan laporankonsolidasi juga mengharuskan entitas induk


menyusun laporan arus kas konsolidasi. Laporan arus kas konsolidasi harus
disajikan sesuai dengan PSAK 2 yg mensyaratkan penyajian laporan arus kas
dimaksudkan untuk mengetahui sebarapa mampu perusahaan mengelola arus kas
dari sumber yg ada lagi penggunaan yg tepat. Kas dihasilkan dan digunakan daru
untuk operasi, penjualan atau pembelian aset nonkas yg tercantum dalam neraca
perusahaan di kelompok aset, dan pengadaan atau pembayaran pinjaman kepada
pihak eksternal atau penjualan saham yg tersaji dalam neraca di kelompok
pasiva/kewajiban.

23
Laporan arus kas dapat diketahui dgn membandingkan neraca tahun berjalan
dan tahun lalu berdasarkan laporan operasi pd tahun berjalan. Topik ini aka
menyajikan laporan arus kas konsolidasi PT Intiseka untuk tahun yg berakhir
31/12/2013. Neraca konsolidasi per 31/12/2012 serta laporan laba-rugi periode
2013 yg dihasilkan dari kertas konsolidasi pada peraga 4-5 dan 4-6 akan dijadikan
dasar penyusunan kertas kerja arus kas konsolidasi.misalkan informasi
menyangkut akun-akun laporan konsolidasi adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada pembelian dan peralatan dlm tahun berjalan


2. Pengurangan nilai buku tanah tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 disebabkan
penjualan tanah senilai Rp800 juta. Penjualan dilakukan pada harga yang sama
dgn nilai bukunya.
3. Beban operasi meliputi bebabn perusahaan nilai goodwill sebesar Rp 12,5 juta dan
beban penyusutan.

Prosedur penyusunan laporan konsolidasi tdk menetukan masalah eliminasi akun


antarperusahaan lagi, karena arus kas diturunkan dari neraca, laporan laba ditahan,
dan laporan laba-rugi konsolidasi yg telah mengeliminasikan setiap
antarperusahaan. Berikut laporan laba-rugi konsolidasi yg telah mengeliminasi
setiap antarperusahaan. Berikutakan disajikana prosedur penyusunan laporan arus
kas konsolidasi dari aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan. Laporan arus kas
dapat disajikan dengan mtode langsung maupun tdk langsung, dimana kedua
metode tersebut pada dasarnya menghasilakn laporan arus kas yg sama. Perbedaan
kedua metode itu hanya terletak pd penelusuran arus kas aktivitas operasi. Metode
langsung menelusuri arus kas operasi berdasarkan aktivitas operasi yg dilakukan,
sedangkan metode tdk langsung menelusuri arus kas operasi berdasarkan output
atau hasil operasi, yakni laba usaha. Kertas kerja arus kas konsolidasi menurut
metode langsung dan tidak langsung disajikan pada peraga 4-8 dan 4-9.

2.2.1 Aktivitas Operasi


Arus kas dari aktivitas operasi terkait dgn aktivitas utama entitas yg dapat
ditelusuri dari laporan laba-rugi. Aktivitas utama setiap entitas usaha adalah
menghasilkan laba operasi atau laba usaha. Arus kas aktivitas operasi dapat
ditelusuri secara langsung pd aktivitas-aktivitas yg dilakukan selama satu periode
atau berdasarakan hasil aktivitas dlm periode dimaksud. Penelusuran aktivitas
operasi secara langsung ini disebut dengan metode langsung, sedangkan

24
penelusuran arus kas hasil aktivitas laba-rugi usaha disebut dengan metode tidak
langsung.

1. Metode langsung
Arus kas pada tahun berjalan ditentukan dari penerimaan dan pengeluaran kas
atau terkait dengan aktivitas utama.
a. Arus kas masuk dlm tahun berjalan berasal dari aktivitas penjualan swlam tahun
berjalan yg telah diterima atau sevara tunai dan penagihan piutang usaha awal
tahun. Laporan laba-rugi tahun 2013 pada peraga 4-6 menunjukkan penjualan
sejumlah Rp 4,1 miliar. Penjualan yg belum dilunasi akan menimbulkan saldo
akun piutang usaha di neraca akhir tahun. Saldo piutang awal neraca per
31/12/2012 sebesar Rp 2,1 miliar pada akhir tahun 2013 yg bertambah menjadi
Rp2,7 miliar menunjukkan adanya penjualan tahun berjalan yg belum dilunasi.
Jadi, arus kas masuk dari penjualan tahun berjalan adalah sebagai berikut:

Arus kas masuk-Operasi


Penjualan Rp 4.100.000.000
Piutang per 31/12/2012 2.000.000.000
Piutang usaha per 31/12/2013 (2.700.000.000)
Penerimaan tahun berjalan Rp 3.400.000.000

b. Arus kas keluar selama tahun berjalan berkaitan dgn aktivitas pembelian barang
dagang (dalam perhitungan HPP) dan berbagai operasi.
- Laporan laba rugi menunjukkan HPP sebesar Rp1,7 miliar. Persediaan dlm neraca
per 31/12/2012 masing-masing sebesar Rp 3.650.000.000 dan Rp 4.500.000.000.
kenaikan persediaan sebsar Rp 850 juta itu menunjukkan adanya aktivitas
pembelian barang dagang sebesar Rp 2.550.000.000 (1.700.000.000 +
850.000.000). aktivitas ini tdk dilakukan secara tunai karena terjadi kenaikan
saldo utang usaha padaneraca per 31/12/2013 dibandingkan neraca per 31/12/2012
sebesar Rp 1 miliar jadi arus kas untuk pembayaran pembelian barang dagang
adalah Rp 1.550.000.000
- Beban operasi tahun 2013 sebesar rp 937,5 juta terdiri dari beban penurunan nilai
goodwill Rp 37,5 juta serta beban penyusutan bangunan dan peralatan Rp 400 juta
(berdasarkan pengurangan nilai buku bangunan dan peralatan dr tahun 2012).
Beban penurunan nilai goodwill dan beban penyusutan merupakan beban nonkas
per 31/12/2012 sebesar Rp 300 juta yg telah dilunasi pada tahun 2013
menunjukkkan adanya pengeluaran kas untuk pelunasan utang tersebut. Selain
utang pajak, uatang dividen sebasar Rp 20 juta telah dilunasi selama tahun 2013,

25
karena itu arus kas dikeluarkan untuk bebabn operasi pada tahun 2013 adalah
Rp820 juta (Rp 937,5 juta -437,5 juta + 300 juta + 20 juta)

Arus kas masuk dan arus kas dari aktivitas operasi dgn metode langsung adalah:

Arus kas aktivitas operasi- metode langsung

Penerimaan dari penjualan Rp3.400.000.000

Pengeluaran kas untuk pembelian (1.550.000.000)

Pengeluaran kas atas beban operasi (820.000.000)

Arus kas dari aktivitas operasi Rp1.030.000.000

2. Metode Tidak Langsung

Apabila seluruh aktivitas operasi entitas dilakukan per kas secara tunai, maka laba
menunjukkkan kelebihan kas masuk dan rugi menunjukkan bahwa kas keluar
lebih besar dari kas masuk. Karena tdk seluruh aktivitas operasi dilakukan per kas,
saldo utang dan piutang yg terkait dgn operasi (aset dan utanglancar menjadi
acuan penerimaan dan pengeluaran kas. Penggunaan sistem akrual, yg mengaku
adanya beban nonkas seperti beban penyusutan dan penurunan nilai goodwill,
menyebabkan diperlukan koreksi dgn mengeluarkan pos-pos tersebut dari
perhitungan laba-rugi sehingga laba-rugi mebcerminkan arus kas. Laba
konsolidasi periode 2013 milik PT Intiseka meliputi beban penurunan nilai
goodwill sebesar Rp 37,5 juta serta beban penyusutan bangunan dan peralatan
sebesar Rp 400 juta, yg berasal dari pengurangan saldo bangunan dan peralatan
dalam neraca per 31/12/2013 dibandingkan neraca per 31/12/2012.

Laba diumumkan oleh perusahaan merupakan gabungan laba/rugi entita


induk dan ank dikurangi laba kepentingan nonpenegendali. Pengurangan laba
kepentingan nonpengendali tdk menunjukkan arus kas keluar sehingga dlm
penghitungan arus kas konsolidasi, laba konsolidasi harus dikoreksi laba
kepentingan nonpengendali. Arus kas operasi berdasrkan perhitungan tdk
langsung adalah sebagai berikut:

Laba bersih periode 2013 Rp1.430.000.000

Laba kepentingan nonpengendali 32.500.000

26
Penurunan ilai goodwill 37.500.000

Beban penyusutan 400.000.000

Kenaikan piutang dr tahun lalu (700.000.000)

Kenaikan persediaan (850.000.000)

Kenaikan utang usaha 1.000.000.000

Pelunasan utang dividen (20.000.000)

Pelunasan utang pajak (300.000.000)

Arus kas aktivitas operasi Rp1.030.000.000

2.2.2 Aktivitas Investasi


Arus kas dari aktivitas investasi pd dasarnya berasal dari pembelian dan
penjualan aset tetap perusahaan. Arus kas investasi PT Intiseka dan perusahaan
anak pada tahun 2013 semata-mata disebabkan oleh penjualan tanah seharga Rp
800 juta. Penjualan tanah pada harga yg sama dengan nilai buku menunjukkan
penerimaan kas sebesar Rp 800 juta.

2.2.3 Aktivitas Pembiayaan


Arus kas masuk aktivitas pembiayaan berasal dari pinjaman pada pihak
eksternal dan atau penjualn saham, sedangkan arus kas keluar disebabkan oleh
pembayaran utang jangka panjang dan pembayaran dividen. Dividen yg
diumumkan pada tahun 2013 adalah Rp 500 juta. Selain itu dividen untuk
kepentingan nonpengendalian sebesar Rp 20 juta juga merupakan aktivitas
pembiayaan. Aktvitas pembiayaan selama tahu 2013 menyebabkan arus kas keluar
sebesar Rp 520 juta.
Laporan arus kas dgn metode langsung yg dihasilkan dalm kertas kerja
peraga 4-9 adalah sebagai berikut:

Arus kas dari aktivitas operasi- metode langsung


Penerimaan dari penjualan Rp3.400.000.000
Pengeluaran kas untuk pembelian ( 1.550.000.000)
Pengeluaran kas atas beban operasi (820.000.000)
Arus kas dari aktivitas operasi 1.030.000.000
Arus kas dari aktivitas investasi
Penjualan tanah 800.000.000
Arus kas aktivitas pembiayaan
Pembayaran dividen 500.000.000
Dividen nonpengendali (20.000.000)
27
Arus kas masuk Rp1.310.000.000
Saldo kas 31/12/2012 1.060.000.000
Saldo kas 31/12/2013 Rp2.370.000.000

PERAGA 4-8

KERTAS Kerja Arus Kas Konsolidasi


PT Intiseka dan Anak per 31/12/2013
Metode Langsung
Keterangan (dalam rupiah 31/12/2012 Debet Kredit 31/12/2013
Kas 1.060.000 1.310.000 2.370.000
2.000.000 700.000 2.700.000
Piutang usaha
3.650.000 850.000 4.500.000
Persediaan 7.600.000 400.000 7.200.000
8.800.000 800.000 8.000.000
Bangunan
187.500 37.500 150.000
Tanah 23.297.500 24.920.000
Goodwill 20.000 20.000
Total aset 300.000 300.000
Utang dividen 2.000.000 1.000.000 3.000.000
Utang pajak 5.000.000 5.000.000
Utang usaha 10.000.000 10.000.000
Utang bank 2.000.000 2.000.000
Modal saham 2.500.000 500.000 1.430.000 3.430.000
Agio saham 1.477.500 20.000 32.500 1.490.000
Laba ditahan
Kepentingan nonpengendali 23.297.500 24.920.000
Total pasiva/kewajiban 4.100.000 4.100.000
Penjualan (1.700.000
HPP 1.700.000
)
Beban operasi 937.500
(937.500)
Laba kepentingan
32.500
nonpengendali (32.500)
1.430.000
Laba bersih 1.430.000
Arus kas dan aktivitas operasi
3.400.000
Penerimaan dari penjualan
Pengeluaran kas untuk
1.550.000
pembelian 820.000
Pengeluaran kas atas beban
500.000
operasi
20.000
Arus kas dari aktivitas
800.000 1.310.000
investasi:
Penjualan tanah 12.000.000 12.000.000
Arus kas aktivitas
pembayaran:
Pembayaran dividen
Dividen kepentingan
nonpengendali Arus kas
28
PERAGA 4-9

KERTAS Kerja Arus Kas Konsolidasi


PT Intiseka dan Anak per 31/12/2013
Metode Tidak Langsung
Keterangan (dalam 31/12/2012 debet kredit 31/12/2013
1.310.000 2.370.000
rupiah
1.060.000 700.000 2.700.000
Kas 2.000.000 850.000 4.500.000
3.650.000 7.200.000
Piutang usaha
7.600.000 400.000 8.000.000
Persediaan 8.800.000 800.000 150.000
187.500 37.500
Bangunan
23.297.500 24.920.000
Tanah 20.000 20.000
Goodwill 300.000 300.000
Total aset 2.000.000 1.000.000 3.000.000
Utang dividen 5.000.000 5.000.000
Utang pajak 10.000.000 10.000.000
Utang usaha 2.000.000 2.000.000
Utang bank 2.500.000 500.000 1.430.000 3.430.000
Modal saham 1.477.500 32.500 1.490.000
Agio saham
Laba ditahan 23.297.500 24.920.000
Kepentingan
nonpengendali
1.430.000
Total pasiva/kewajiban
32.500
Arus kas Aktivitas
Operasi: 37.500
Laba bersih
Laba kepentingan 400.000
700.000
nonpengendali
850.000
Penurunan nilai
1.000.000
goodwill 300.000
Beban penyusutan 20.000
Kenaikan piutang
Kenaikan persediaan
Kenaikan utang usaha 800.000
Pelunasan utang pajak 500.000
Pembayaran dividen 1.310.000
7.380.000 7.380.000
nonpengendali
Arus kas investasi:
Penjualan tanh
Arus kas pembiayaan
Dividen
Kenaikan kas

29
Laporan arus kas dengan metode tidak langsung yg dihasilkan dlm kertas kerja di
peraga 4-9 adalah sebagai berikut:

Arus kas dari aktivitas operasi:

Laba bersih periode 2013 Rp1.430.000.000

Laba kepentingan nonpengendali 32.500.000

Penurunan nilai goodwill 37.500.000

Beban penyusutan 400.000.000

30
Kenaikan piutang dari tahun lalu (700.000.000)

Kenaikan persediaan (850.000.000)

Kenaikan utang usaha 1.000.000.000

Pelunasan utang dividen (20.000.000)

Pelunasan utang pajak (300.000.000)

Arus kas dari aktivitas operasi Rp1.030.000.000

Arus kas investasi:

Penjualan tanah 800.000.000

Arus kas aktivitas pembiayaan:

Pembayaran dividen (500.000.000)

Pembayaran dividen nonpengendalian (20.000.000)

Arus kas masuk Rp1.310.000.000

Saldo kas 31/12/2012 1.060.000.000

Saldo kas 31/12/2013 Rp2.370.000.000

31
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

32
DAFTAR PUSTAKA

https://kyle893.files.wordpress.com/2013/09/bab-4.docx

33

Anda mungkin juga menyukai