Harga akuisisi atas 80% ekuitas tersebut adalah Rp 5,6 miliar (80% x Rp 7
miliar). Kertas kerja konsolidasi dapat disusun dengan metode biaya (cost) dan
metode ekuitas, di mana kedua metode tersebut menghasilkan laporan konsolidasi
yang sama. Jika hubungan induk-anak telah terjadi, entitas induk tidak boleh
menyajikan laporan keuangan tersendiri (laporan keuangan individu), kecuali
laporan tersebut digunakan sebagai pelengkap bagi laporan konsolidasi. Jika
perusahaan menyajikan laporan individu sebagai pelengkap, maka laporan
individu tersebut harus disajikan dengan metode biaya (cost), seperti yang
PERAGA 4-1
Disyaratkan dalam PSAK 4 revisi 2009 paragraf 35. Pembahasan kertas kerja
konsolidasi dalam buku ini dilakukan dengan metode ekuitas.
Kertas kerja laporan arus kas konsolidasi dapat disusun dengan metode
langsung maupun tidak langsung, yang akan dibahas dalam bagian akhir bab ini.
Pada tanggal akuisis, hanya neraca konsolidasi yang dapat disajikan. Laba
rugi entitas induk dan anak hanya dapat konsolidasi berdasarkan pegumuman
laba-rugi entitas anak pada periode setelah hubungan induk-anak, karena hak
entitas induk atas laba dan dividen entitas anak didasrkan pada masa kepemilikan
entitas induk.
Penyusunan kertas kerja konsolidasi akan lebih akurat jika dilakukan eliminasi
atas setiap akun antarperusahaan terlebih dahulu. Akun antarperusahaan dalam
kasus tersebut berasal dari suatu transaksi antarperusahaan, yakni investasi PT
Intiseka dan kekayaan pemegang saham PT Andaika sebesar 80%. Akun Investasi
dalam pembukuan PT Intiseka dieliminasi dengan menempatkannya pada bagian
kredit kolom eliminasi, sedangkan akun kekayaan pemegang saham PT Andaika
dieliminasi dengan menempatkannya pada kolom eliminasi bagian debet. Nilai
wajar entitas anak pada tanggal akuisisi harus diperhitungkan dalam laporan
konsolidasi. Karena itu, selisih investasi yang undervalue dan aset tidak berwujud
(goodwill dan lainnya) harus ditambahkan pada aset konsolidasi, sedangkan
selisih investasi akibat overvalue harus mengurangi aset atau menambah utang
konsolidasi agar laporan konsolidasi menggambarkan nilai wajar. Selisih investasi
pada tanggal akuisisi yang disebabkan oleh penilaian undervalue atas tanah dan
bangunan serta aset tidak berwujud.
PERAGA 4-3
PT Intiseka PT Andaika
3
Kas Rp 1.200.000 Rp 750.000
Piutang usaha 1.000.000 1.250.000
Persediaan 2.000.000 1.500.000
Bangunan 4.200.000 3.500.000
Tanah 6.000.000 2.000.000
Investasi dalam saham PT Andaika 5.600.000
Total Aktiva Rp20.000.000 Rp 9.000.000
Utang usaha Rp 2.000.000 Rp 500.000
Utang bank 4.000.000 2.000.000
Modal saham 10.000.000 5.000.000
Agio saham 2.000.000 500.000
Laba ditahan 2.000.000 1.000.000
Total Pasiva/kewajiban Rp20.000.000 Rp 9.000.000
Goodwill didebetkan untuk menambah nilai aset pada laporan konsolidasi,
sedangkan selisih yang overvalue dikreditkan untuk mengurangi nilai aset atau
menambah utang konsolidasi.Jurnal eliminasi pada kertas kerja konsolidasi adalah
sebagai berikut :
Bangunan 500.000.000
Tanah 800.000.000
Goodwill 200.000.000
Persediaan 350.000.000
Investasi 5.600.000.000
4
Kepentingan nonpengendali pada tanggal akuisisi sesuai dengan PSAK 22 revisi
2010 didasarkan pada nilai wajar menurut hasil penilaian independen. Sementara
itu, goodwill juga dialokasikan pada kepentingan nonpengendali. Jumlah
kepentingan nonpengendali dalam kasus kombinasi bisnis PT Intiseka dan PT
Andaika adalah Rp 1,4 miliar, yaitu 20 % dari total nilai wajar PT Andaika atau
Ro 1,36 miliar ( 20 % x Rp 6,8 miliar ) dan 20 % dari goodwill yang dialokasikan
pada kepentingan nonpengendali atau Rp 40 juta ( 20 % x Rp 200 juta).
PERAGA 4-3
Kertas Kerja Neraca Konsolidasi PT Intiseka dan Entitas Anak per 1/1/2012
Aktiva PT PT Eliminasi Neraca
Debet Kredit
Intiseka Andaika Konsolidasi
Kas 1.200.000 750.000 1.950.000
Piutang usaha 1.000.000 1.250.000 500.000 1.750.000
Persediaan 2.000.000 1.500.000 350.000 3.150.000
Bangunan 4.200.000 3.500.000 500.000 8.200.000
Tanah 6.000.000 2.000.000 800.000 8.800.000
Investasi dalam 5.600.000 5.600.000 -
saham PT andai
Goodwill 200.000 200.000
Total aktiva 20.000.000 24.050.000
Utang pajak 9.000.000 150.000 150.000
Utang usaha 2.000.000 500.000 2.500.000
Utang bank 4.000.000 2.000.000 6.000.000
Modal saham 10.000.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000
(nominal 1.000)
Agio saham 2.000.000 500.000 500.000 2.000.000
Laba ditahan 2.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000
Kepentingan 1.400.000 1.400.000
nonpengendalian
Total 20.000.000 1.000.000 9.000.000 8.000.000 24.050.000
pasiva/kewajiban
5
2.1.2 KERTAS KERJA – LABA RUGI, LABA DITAHAN, NERACA
KONSOLIDASI TAHUN AKUISISI
Hubungan induk-anak setelah tanggal akuisisi memberikan hak pada entitas induk
atas laba entitas anak. Salah satu laba-rugi entitas induk setelah tanggal akuisisi
adalah pendapatan investasi atas entitas anak.
Telah dijelaskan dalam Bab 2 bahwa pendapatan investasi PT Intiseka atas saham
PT Andaika tahub 2012 adalah Rp 390 juta, yaitu sebagai berikut :
7
dialokasikan pada kepentingan nonpengendali harus disesuaikan dengan
perubahan selisih wajar dan goodwill PT Andaika. Laba kepentingan
nonpegendali PT Andaika dihitung sebagi berikut :
1. Pendapatan dari Entitas Anak (Induk) dan laba yang dibagi (Anak)
Pendapatan investasi sebesar Rp 390 juta yang tercatat dalam pembukuan entitas
induk merupakan pendapatan yang berasal dari entitas anak, sehingga harus
dieliminasi. Lawan dari pendapatan dari entitas anak adalah laba yang dibagi oleh
entitas anak.
Peraga 4-5
8
Laporan laba-
rugi
Penjualan 1.500.000 1.000.000 390.000 2.500.000
Pendapatan dari 390.000 -
PT Andaika 350.000
HPP ( 690.000 ) ( 600.000) 62.500 (940.000)
Beban operasi ( 300.000 ) ( 200.000) 97.500 (562.500)
Laba kepentingan ( 97.500)
nonpengendalian
Laba bersih 900.000 200.000 1.000.000 900.000
Laba ditahan 2.000.000 1.000.000 2.000.000
1/1/2012 80.000
Dividen (400.000) (100.000 20.000 (400.000)
)
Laba ditahan 2.500.000 1.100.000 2.500.000
31/12/2012
Neraca
Kas 510.000 550.000 1.060.000
Piutang dividen 80.000 80.000 -
Piutang usaha 1.000.000 1.500.000 350.000 500.000
Persediaan 1.500.000 2.150.000 350.000 2.000.000
Investasi dalam 5.910.000 310.000 3.650.000
PT Andaika 5.600.000
500.000 -
Bangunan 4.000.000 3.150.000 800.000 50.000
Tanah 6.000.000 2.000.000 200.000 7.600.000
Goodwill 12.500 8.800.000
Total aktiva 19.000.000 9.350.000 80.000 187.500
Utang dividen 100.000 23.297.500
Utang pajak - 150.000 150.000 20.000
Utang usaha 1.500.000 500.000 300.000
Utang bank 3.000.000 2.000.000 5.000.000 2.000.000
Modal saham 10.000.000 5.000.000 5.000.000
(nom Rp 1.000) 500.000 10.000.000
9
Agio saham 2.000.000 500.000 2.000.000
Laba ditahan 2.500.000 1.100.000 2.500.000
Kepentingan 77.500
nonpengendali 1.400.000 1.477.500
Dividen Rp 80 juta
10
Setelah eliminasi pendapatan ( nomor 1 ) yang mengurangi investasi, masih
terdapat saldo investasi dalam laporan keuangan entitas induk ( PT Intiseka)
sebesar Rp. 5.910.000.000-Rp.310.000.000. =Rp 5.600.000.000, di mana jumlah
itu merupakan nilai investasi awal (1/1/2012), sedangkan nilai investasi yang telah
dieliminasi sebelumnya sebesar Rp 310 juta dalah kenaikan investasi selama
tahun berjalan. Jadi, eliminasi pendapatan investasi akan menyisakan nilai
investasi pada saldo awal tahun. Dalam kasus ini, saldo awal tahun juga
merupakan tanggal akuisisi. Akun investasi entitas induk dalam saham entitas
anak merupakan akun yang terkait kekayaan pemegang saham entitas anak yg
terdiri dari akun modal saham, akun agio saham, dan akun laba ditahan. Nilai
investasi awal harus dieliminasi dengan kekayaan entitas anak awal tahun, atau
pada waktu yang sama dengan tanggal investasi agar terdapat kesetaraan.
Kekayaan pemegang saham entitas anak pada awal tahun adalah Rp 6,5 miliar
yang terdiri modal saham Rp 5 miliar, agio saham Rp 500 juta, dan laba ditahan 1
januari Rp 1 miliar. Jurnal eliminasinya adalah sebagai berikut:
Selisi investasi dalam nilai buku kekayaan entitas anak pada awal tahun
sebesar Rp 500 juta disajikan agar nilai investasi seimbang dengan nilai kekayaan
yang dieliminasi. Selisi investasi sebesar Rp 500 juta dalam jurnal tersebut dapat
langsung dialokasikan keakun-akun yang menyebabkan selisi bersangkutan
dengan jurnal sebagai berikut:
11
Bangunan 500.000.000
Tanah 800.000.000
Goodwill 200.000.000
Persediaan 350.000.000
Persediaan Rp 350.000.000
HPP Rp 350.000.000
Bangunan 50.000.000
12
Goodwill 12.500.000
Dividen yang di umumkan entitas anak sebesar Rp 100 juta belum dibayar
sehingga menimbulkan hutang dividen dalam laporan keuangan entitas anak.
Entitas induk berhak atas 80% dividen entitas anak sesuai dengan persentase
kepemilikan saham entitas anak, sehingga dalam laporan keuangan entitas induk
terdapat piutang dividen sebesar Rp 80 juta. Utang piutang dividen ini merupakan
akun antar perusahaan, sehingga harus dieliminasi dengan jurnal sebagai berikut:
Laba-Rugi Konsolidasi
Setelah entitas anak mengumumkan laba, maka laba bersih entitas induk adalah
laba individu ditambah dengan pendapatan investasi.
Laba individu PT Intiseka tahun 2012 adalah Rp 510 juta dan pendapatan
investasi Rp 390 juta sehingga laba bersih menjadi Rp 900 juta. Bagi PT Intiseka,
laba bersih ini merupakan laba gabungan atau laba konsolidasi.
Laba konsolidasi yang dihasilkan dari kertas kerja apabila komponen pendapatan
investasihanya berasal dari laba entitas anak (tidak ada amortisasi selisih
investasi) pada dasarnya merupakan:
13
Laba anak xxxx
- Persediaan Rp 350.000.000
- Bangunan ( 50.000.000 )
- Goodwill ( 12.500.000 ) Rp 287.500.000
- Laba entitas anak Rp 200.000.000
- Laba kepentingan nonpengendali (Rp 97.500.000)
- Laba konsolidasi Rp 900.000.000
Misalkan pada tahun 2013 perusahaan anak mengumumkan laba sebesar Rp 400
juta. Pada tanggal 1 november, dividen diumumkan sebesar Rp 100 juta yang akan
dibayar tanggal 20 desember. Dalam tahun berjalan, utang pajak yang tercatat
pada tanggal akuisisi (1 januari 2012) telah dilunasi, piutang telah ditagih, dan
tanah telah dijual. Goodwill kombinasi bbisnis mengalami penurunan nilai sebesar
Rp 37,5 juta. Karena itu pendapatan investasi dihitung sebagai berikut:
14
Pendapatan investasi 2013 130.000.000
Laporan keuangan individu entitas induk dan anak pada tanggal 31/12/2013
disajikan dalam Peraga 4-6. Kertas kerja konsolidasi disusun dengan eliminasi
akun antarperusahaan:
a. Pendapatan dari entitas anak dan laba dibagi entitas anak. Pendapatan
investasi sebesar Rp. 130 juta dieliminasi pada dividen entitas anak yang
menjadi hak entitas induk sebesar Rp 89 juta. Kemudian, kenaikan investasi
selama tahun berjalan sebesar Rp 50 juta dikreditkan.
Dividen Rp 80 juta
Kepentingan nonpengendali juga mendapat dividen sebesar 20% dari Rp 100 juta
yang diumukan. Jurnal alokasi laba kepentingan nonpengedali adalah:
Dividen Rp20.000.000
Kepentingan nonpengendali per 1/1/2013 juga merupakan saldo yang terbawa dari
tahun lalu (31/12/2012). Jurnal eliminasi saldo awal adalah sebagai berikut:
Bagunan 450.000.000
16
Tanah 800.000.000
Goodwill 187.500.000
Bangunan Rp 50.000.000
Tanah 800.000.000
Goodwill 37.500.000
17
kepentingan nonpengendali Rp 1,36 miiar (20% x Rp 6,8 miliar). Misalkan,
berdasarkan negoisiasi, harga akuisisi disetujui Rp 5,42 miliar). Keuntungan ini
menjadi bagian dari pendapatan investasi sebesar Rp 20 juta (Rp 5,44 miliar – Rp
5,42 miliar). Keuntungan ini menjadi bagian pendapatan investasi PT Intiseka
tahun 2012 atau tahun akuisisi. Pendapatan investasi PT Intiseka tahun 2012
adalah sebagai berikut:
Dividen ( 80.000.000 )
Kertas kerja laporan konsolidasi dengan diskon pembelian disajikan dalam peraga
4-7. Jurnal eliminasinya adalah sebagai berikut:
PERAGA 4-6
18
Laporan laba-
rugi
Penjualan 2.800.000 1.300.000 4.100.000
Pendapatan dari 130.000 130.000 -
PT Andaika
HPP 1.000.000 700.000 1.700.000
Beban operasi 500.000 200.000 237.500 937.500
Laba kepentingan 32.500 32.500
nonpengendalian
Laba bersih 1.430.000 400.000 1.430.000
Laba ditahan 2.500.000 1.100.000 1.100.000 2.500.000
1/1/2013
Dividen 500.000 100.000 80.000 500.000
20.000
Laba ditahan 3.430.000 1.400.000 3.430.000
31/12/2013
Neraca
Kas 1.470.000 900.000
Piutang usaha 1.000.000 1.700.000 500.000 500.000 2.700.000
Persediaan 2.000.000 2.500.000 4.500.000
Investasi dalam 5.960.000 50.000 -
PT Andaika 5.910.000
19
nonpengendali 0 1.477.500 1.490.000
3.430.000
Total 9.900.000 9.087.500 9.087.500 24.920.000
Pasiva/Kewajiban
20.430.00
0
Dividen Rp20.000.000
Saldo Awal Investasi dan kekayaan Entitas Anak Awal. Saldo awal investasi
dalam hari ini adalah harga akuisisi dgn diskon Rp 20 juta, yakni Rp 5,42 miliar.
Hasil penilaian berdasarkan nilai wajar aset dan liabilitas yg totalnya jumlah Rp
300 juta (penjumlahan antara kondisi undervalue dan overvalue aset dan
liabilitas) juga merupaka bagian dari akuisisi. Jurnal eliminasi saldo awal adalah
sebagai berikut:
20
Laba ditahan awal 1.000.000.000
Bangunan 500.000.000
Tanah 800.000.000
Persediaan 350.000.000
PERAGA 4-7
22
500.000
1.100.00
0
9.350.00
0
Persediaan Rp 350.000.000
HPP Rp350.000.000
Beban Rp 350.000.000
Bangunan Rp350.000.000
Penjualan persediaan dan penyusutan bangunan pada tahun berjalan oleh entitas
anak juga mengharuskan entitas induk mengamortisasi selisih investasi yg
disebabkan penilaian atas kewajaran pd tanggal akuisisi.
23
Laporan arus kas dapat diketahui dgn membandingkan neraca tahun berjalan
dan tahun lalu berdasarkan laporan operasi pd tahun berjalan. Topik ini aka
menyajikan laporan arus kas konsolidasi PT Intiseka untuk tahun yg berakhir
31/12/2013. Neraca konsolidasi per 31/12/2012 serta laporan laba-rugi periode
2013 yg dihasilkan dari kertas konsolidasi pada peraga 4-5 dan 4-6 akan dijadikan
dasar penyusunan kertas kerja arus kas konsolidasi.misalkan informasi
menyangkut akun-akun laporan konsolidasi adalah sebagai berikut:
24
penelusuran arus kas hasil aktivitas laba-rugi usaha disebut dengan metode tidak
langsung.
1. Metode langsung
Arus kas pada tahun berjalan ditentukan dari penerimaan dan pengeluaran kas
atau terkait dengan aktivitas utama.
a. Arus kas masuk dlm tahun berjalan berasal dari aktivitas penjualan swlam tahun
berjalan yg telah diterima atau sevara tunai dan penagihan piutang usaha awal
tahun. Laporan laba-rugi tahun 2013 pada peraga 4-6 menunjukkan penjualan
sejumlah Rp 4,1 miliar. Penjualan yg belum dilunasi akan menimbulkan saldo
akun piutang usaha di neraca akhir tahun. Saldo piutang awal neraca per
31/12/2012 sebesar Rp 2,1 miliar pada akhir tahun 2013 yg bertambah menjadi
Rp2,7 miliar menunjukkan adanya penjualan tahun berjalan yg belum dilunasi.
Jadi, arus kas masuk dari penjualan tahun berjalan adalah sebagai berikut:
b. Arus kas keluar selama tahun berjalan berkaitan dgn aktivitas pembelian barang
dagang (dalam perhitungan HPP) dan berbagai operasi.
- Laporan laba rugi menunjukkan HPP sebesar Rp1,7 miliar. Persediaan dlm neraca
per 31/12/2012 masing-masing sebesar Rp 3.650.000.000 dan Rp 4.500.000.000.
kenaikan persediaan sebsar Rp 850 juta itu menunjukkan adanya aktivitas
pembelian barang dagang sebesar Rp 2.550.000.000 (1.700.000.000 +
850.000.000). aktivitas ini tdk dilakukan secara tunai karena terjadi kenaikan
saldo utang usaha padaneraca per 31/12/2013 dibandingkan neraca per 31/12/2012
sebesar Rp 1 miliar jadi arus kas untuk pembayaran pembelian barang dagang
adalah Rp 1.550.000.000
- Beban operasi tahun 2013 sebesar rp 937,5 juta terdiri dari beban penurunan nilai
goodwill Rp 37,5 juta serta beban penyusutan bangunan dan peralatan Rp 400 juta
(berdasarkan pengurangan nilai buku bangunan dan peralatan dr tahun 2012).
Beban penurunan nilai goodwill dan beban penyusutan merupakan beban nonkas
per 31/12/2012 sebesar Rp 300 juta yg telah dilunasi pada tahun 2013
menunjukkkan adanya pengeluaran kas untuk pelunasan utang tersebut. Selain
utang pajak, uatang dividen sebasar Rp 20 juta telah dilunasi selama tahun 2013,
25
karena itu arus kas dikeluarkan untuk bebabn operasi pada tahun 2013 adalah
Rp820 juta (Rp 937,5 juta -437,5 juta + 300 juta + 20 juta)
Arus kas masuk dan arus kas dari aktivitas operasi dgn metode langsung adalah:
Apabila seluruh aktivitas operasi entitas dilakukan per kas secara tunai, maka laba
menunjukkkan kelebihan kas masuk dan rugi menunjukkan bahwa kas keluar
lebih besar dari kas masuk. Karena tdk seluruh aktivitas operasi dilakukan per kas,
saldo utang dan piutang yg terkait dgn operasi (aset dan utanglancar menjadi
acuan penerimaan dan pengeluaran kas. Penggunaan sistem akrual, yg mengaku
adanya beban nonkas seperti beban penyusutan dan penurunan nilai goodwill,
menyebabkan diperlukan koreksi dgn mengeluarkan pos-pos tersebut dari
perhitungan laba-rugi sehingga laba-rugi mebcerminkan arus kas. Laba
konsolidasi periode 2013 milik PT Intiseka meliputi beban penurunan nilai
goodwill sebesar Rp 37,5 juta serta beban penyusutan bangunan dan peralatan
sebesar Rp 400 juta, yg berasal dari pengurangan saldo bangunan dan peralatan
dalam neraca per 31/12/2013 dibandingkan neraca per 31/12/2012.
26
Penurunan ilai goodwill 37.500.000
PERAGA 4-8
29
Laporan arus kas dengan metode tidak langsung yg dihasilkan dlm kertas kerja di
peraga 4-9 adalah sebagai berikut:
30
Kenaikan piutang dari tahun lalu (700.000.000)
31
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
32
DAFTAR PUSTAKA
https://kyle893.files.wordpress.com/2013/09/bab-4.docx
33