EXPENSES

(BEBAN)
KELOMPOK 10
AMIDAN BEIN A31113322
NUR FAJAR INDRAWAN A31113334
 DEFENISI BEBAN
• BEBAN ADALAH ALIRAN KELUAR ATAU PEMAKAIAN AKTIVA DAN TIMBULNYA HUTANG SELAMA SATU
PERIODE YANG BERASAL DARI PENJUALAN ATAU PRODUKSI BARANG, ATAU PENYERAHAN JASA ATAU
PELAKSANAAN KEGIATAN YANG LAIN YANG MERUPAKAN KEGIATAN UTAMA SUATU ENTITAS (SFAC NO
6).
• BEBAN ADALAH PENURUNAN MANFAAT EKONOMI SELAMA SUATU PERIODE AKUNTANSI DALAM
BENTUK ARUS KELUAR ATAU BERKURANGNYA AKTIVA ATAU TERJADINYA KEWAJIBAN YANG
MENGAKIBATKAN PENURUNAN EKUITAS YANG TIDAK MENYANGKUT PEMBAGIAN KEPADA
PENANAM MODAL (IAI).
• BEBAN ADALAH BIAYA YANG TELAH KADALUARSA, SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG
PADA PERIODE FISKAL, DARI ALIRAN BARANG ATAU JASA KE PASAR DAN OPERASI YANG
BERHUBUNGAN (AAA).
 BEBAN, BIAYA DAN RUGI
• KONSEP DASAR PENYUSUNAN DAN
• MENURUT IASB DAN FASB PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN, IAI
(1994)

Biaya Biaya
(Cost) (Cost)

Beban Rugi Beban

(Expenses) (Losses) (Expenses)

Biaya yang sudah Tidak

kadaluarsa dan Ketika sudah
menghasilkan
menghasilkan kadaluarsa
pendapatan
pendapatan
 KARAKTERISTIK YANG MELEKAT
PADA BEBAN
MENURUT SUWARDJONO DINYATAKAN BAHWA ADA BEBERAPA KARAKTERISTIK
PENTING YANG MELEKAT PADA MAKNA BEBAN:
1. ALIRAN KELUAR/PENURUNAN ASET
2. OPERASI UTAMA ATAU SENTRAL
3. KENAIKAN KEWAJIBAN
4. PENURUNAN EKUITAS
5. DIUKUR ATAU DIKAITKAN DENGAN BIAYA
6. BUKAN BERASAL DARI TRANSAKSI DENGAN PEMILIK
7. UNTUK MENGHASILKAN PENDAPATAN
 PENGAKUAN BEBAN
PENGAKUAN BEBAN MENURUT KERANGKA KERJA IASB TERDIRI DARI DUA KRITERIA
UTAMA YAITU:
1. TERDAPAT KEMUNGKINAN ADANYA KEUNTUNGAN YANG AKAN MENGALIR KE
PERUSAHAAN. TINGKAT KEMUNGKINAN TERSEBUT MEMANG MERUPAKAN
KONSEP YANG TIDAK MUTLAK. HAL TERSEBUT TERGANTUNG PADA
KETERSEDIAAN BUKTI KETIKA LAPORAN KEUANGAN AKAN DISUSUN ATAU
DIPERSIAPKAN.
2. MEMILIKI NILAI YANG DAPAT DIUKUR DAN RELIABEL. DENGAN DEMIKIAN UNTUK
AKUN-AKUN YANG MENGGUNAKAN ESTIMASI, DIPERLUKAN BUKTI-BUKTI
YANG MENDUKUNG VALIDITAS ESTIMASI TERSEBUT.
 3. PENGUKURAN BEBAN
DALAM MENGUKUR BEBAN DALAM SATU PERIODE AKUNTANSI,
DIBUTUHKAN BERBAGAI KEPUTUSAN ATAU PERTIMBANGAN UNTUK
MENENTUKAN BAGAIMANA BEBAN TERSEBUT AKAN DIALOKASIKAN PADA
PERIODE-PERIODE SELANJUTNYA.

IAS 16/AASB 116 - DEPRESIASI

“METODE GARIS LURUS, SALDO MENURUN, DNA JUMLAH UNIT”
3.1 ALOKASI BEBAN
 METODE MATCHING CONCEPT
• METODE HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
INFLOW TERJADI KARENA ADANYA OUTFLOW
PENDAPATAN RP. 100.000 DAN BEBAN RP. 60.000 (INC BEBAN GAJI RP.15.000 (1/4))
¼ DARI PENDAPATAN = RP. 25.000
• METODE ALOKASI SISTEMATIS DAN RASIONAL
BEBAN DIALOKASIKAN PADA PERIODE DIMANA BEBAN TERSEBUT DIKONSUMSI,
BUKAN BERDASAR PRODUK YANG DIHASILKAN (TIDAK SECARA LANGSUNG).
EG. DEPRESIASI

• METODE PEMBEBANAN SEGERA

PEMBEBANAN SEGERA DILAKUKAN KARENA TIDAK ADANYA MANFAAT EKONOMI
YANG DAPAT DIUKUR SECARA RELIABEL. E.G. BIAYA IKLAN DAN BIAYA PENELITIAN
 3.2 KRITIK UNTUK KONSEP ALOKASI

MENURUT THOMAS DALAM BUKU TEORI AKUNTANSI (GODFREY, 1994) ALOKASI TERSEBUT
SECARA TEORITIS TIDAK TEPAT. TERDAPAT TIGA KRTITERIA UNTUK MENYESUAIKAN ALOKASI YAITU
:
1. AKTIVITAS, JUMLAH ALOKASI SAMA DENGAN NILAI SEBELUM ALOKASI
2. TIDAK AMBIGU, PENGALOKASIAN MENGGUNAKAN METODE YANGJELAS
3. PERTAHANAN, MEMPERTAHANKAN PILIHAN DARI ADANYA METODE ALTERNATIF
3.3 DUKUNGAN UNTUK KONSEP ALOKASI

SALAH SATU ALASAN YANG SANGAT KUAT YANG DAPAT MENDUKUNG METODE
ALOKASI ADALAH OBJEKTIFITASNYA. ALOKASI MEMANG MERUPAKAN JALAN
TENGAH YANG TIDAK MUTLAK BENAR, NAMUN METODE TERSEBUT
MENGALOKASIKAN NILAI YANG MEMANG TERJADI (HARGA PEROLEHAN) KE
DALAM PERIODE-PERIODE YANG DIESTIMASIKAN TELAH
MENGKONSUMSI BIAYA TERSEBUT. DENGAN DEMIKIAN MESKIPUN
PRINSIP ALOKASI CENDERUNG MASIH MENGGUNAKAN ESTIMASI, NAMUN
YANG DIALOKASIKAN TETAP BERDASARKAN TRANSAKSI YANG MEMANG
TERJADI DAN TERDAPAT BUKTI TRANSAKSI YANG MENGUATKAN
OBJEKTIVITASNYA.
 2.4. TANTANGAN UNTUK PENYUSUN STANDAR
AKUNTANSI
1. PENANDINGAN
2. KONSERVATISME
3. MASALAH UNTUK AUDITOR
TERIMA KASIH
