TEORI AKUNTANSI
“BEBAN (EXPENSES)”
Disusun Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Teori Akuntansi yang berkaitan
dengan “Beban (Expenses)” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan, yang akan digunakan
Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkannya.
Namun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,segala kritik dan saran yang
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Beban (Expenses)
2. Untuk Memahami konsep pengakuan dalam beban
3. Untuk mengetahui konsep pengukuran dalam beban
4. Memahami tantangan bagi penyusun standar akuntansi
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1.Tidak menunjukkan dengan jelas peristiwa moneter dan fisik. FASB lebih
menekankan pada peristiwa fisik yaitu penjualan barang atau produk yang
dihasilkan.
2.Pemakaian aktiva harus menunjukkan suatu BIaya yang dinyatakan keluar sebagai
biaya.
`
IAIdanFASBmembedakan BIaya menjadi beban dan rugi, sedangkan IAI
tidak.IAIdan FASB memang mempertimbangkan pendapatan dalam mengklasifikasi
apakah BIaya tersebut termasuk ke dalam beban ataukah rugi. Apabila BIayatersebut
tidak menghasilkan pendapatan, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka
BIaya tersebut akan dianggap sebagai rugi (misalnya pemberian donasi,pembayaran
pajak,dan lain-lain).Sedangkan IAI membedakan BIaya hanya dari
kadaluarsanya.BIaya yang sudah kadaluarsa akan diakui sebagai beban,sedangkan
yang belum sebagai aset.Perbedaan tersebut dijelaskan oleh gambar di bawah ini.
1
MenurutIASB danFASB MenurutIAI
Beban
Beban Rugi
(expenses) (losses)
(Ketikasudahkadaluarsa)
(Tidakmenghasilkan
pendapatan)
(BIaya yangsudahkada-
luarsadanmenghasilkan
pendapatan)
MenurutSuwardjonodinyatakanbahwaadabeberapakarakteristikpenting
yangmelekatpadamaknabeban:
2
3. Kenaikan kewajiban
Terdapat suatu keadaan dimana perusahaan telah memanfaatkan barang dan jasa
namun sebelumnya tidak mengakuinya sebagai asset atau belum mengakui
kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain.Hal tersebut
menimbulkan keharusan perusahaan untuk membayar atau melakukan
pengorbanan ekonomik di masa datang sehingga timbul kewajiban.Misalnya
jasa pengiriman barang yang belum dibayar oleh perusahaan namun jasa
pengirimannya telah dinikmati perusahaan dan menimbulkan pendapatan.Dengan
demikian beban (untuk pengiriman) harus timbul dengan kenaikan kewajiban.
4. Penurunan ekuitas
Dalam hal ini beban timbul dari adanya BIaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh aset. Beban diukur berdasarkan jumlah BIaya dari
aset yang telah dimanfaatkan selama periode berjalan.
Berdasarkan prinsip kesatuan usaha,maka harus ada pemisahan antara beban yang
dihasilkan oleh perusahaan dan pemilik. Beban yang diakui dalam laporan
keuangan merupakan beban yang berasal dari transaksi perusahaan, bukan
pemilik.
Beban merupakan pengorbanan perusahaan dari barang atau jasa yang telah
dikonsumsi perusahaan untuk memperoleh pendapatan.
3
1.1 BIaya danBeban
“Dengan landasan konsep dasar kontinuitas usaha serta upaya dan hasil,
masalah teoritis dalam tahap pembebanan adalah pemecahan aliran BIaya yang telah
diakui sebagai asset menjadi bagian yang merupakan biaya periode berjalan dalam
rangka penentuan biaya periodik dan bagian yang baru akan menjadi biaya dalam
periode-periode berikutnya.” (Suwardjono,EdisiKetiga:397)
Selain itu terdapat pula definisi mengenai hubungan BIaya dan beban menurut
American Accounting Association (AAA) pada tahun 1957 sebagai: “beban adalah
biaya yang telah kadaluarsa, secara langsung maupun tidak langsung pada periode
fiskal, dari aliran barang atau jasa ke pasar dan operasi yang berhubungan”
4
yang relevan dalam perhitungan laba bersih bagi pemegang saham dan
perusahaan.
Namun, dari definisi yang terdapat dalam Konsep Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan,IAI(1994) tidak memisahkan biaya dengan rugi. Jadi
semua potensi jasa baik yang digunakan secara langsung ataupun tidak langsung untuk
memperoleh pendapatan disebut dengan biaya.IAI(1994)bahkan
secaraspesifikmenyebutkanhal tersebutsepertiyang tertulispadaparagraf78
berikutini:kerugiantermasukdalamkelompokbeban.Padadasarnyapembedaan
antarabebandanrugihanyauntukkepentinganpengungkapanseperti pada
pendapatandanuntung.
2.2. PENGAKUANBEBAN
BerdasarkanKDPPLKparagraf 94,bebandiakuidalamlaporanlabarugi
kalaupenurunanmanfaatekonomimasadepanyangberkaitandengan penurunan
aktivaataupeningkatankewajibantelahterjadidandapatdiukurdenganandal.Ini berarti
pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau
penurunan aktiva (misalnya, akrual hak karyawan atau penyusunan aktivatetap).
Beban diakuidalamlaporanlabarugiatasdasar
hubunganlangsungantarabiayayangtimbuldanpospenghasilan tertentuyang
diperoleh(matchingofcostwithrevenue).Misalnya,berbagai komponenbeban
yangmembentukbeban pokokpenjualan(costorexpenseofgoodssold)diakui
padasaatyangsamasebagaipenghasilanyangdiperolehdaripenjualanbarang.
Kalaumanfaatekonomidiharapkantimbulselamaperiodeakuntansi dan
hubungannyadenganpenghasilanhanyadapat ditentukansecaraluas atautak
langsung,bebandiakuidalamlaporanlabarugiatasdasarproseduralokasiyang
5
rasional dan sistematis.Hal ini sering diperlukandalam pengakuanbebanyang
berkaitandenganpenggunaanaktivaseperti aktivatetap,goodwill,paten,merk
dagang.Dalam kasussemacamitu,bebanini disebutpenyusutanatauamortisasi. Prosedur
alokasiinidimaksudkanuntukmengakuibebandalamperiodeakuntansi
yangmenikmatimanfaatekonomiaktivayangbersangkutan.
6
2.3. PENGUKURANBEBAN
BIayaHistoris
BIayahistoris merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang
dikorbankan untukmemperoleh aktiva.Pengukuranbeban atasdasarBIaya
historisdapatdigunakan untukjenisaktivasepertigedung,peralatan,dan
sebagainya.
BIayaPengganti/BIayaMasukanTerkini(ReplacementCost/CurentInput
Cost)
BIayamasukkan terkinimenunjukkanjumlah rupiahhargapertukaranyang
harusdikorbankansekarangoleh suatuentitasuntukmemperoleh aktiva
yangsejenisdalamkondisiyangsama.Contohnya,penilaian untuk persediaan.
SetaraKas (Cash Equivalent)
Setarakasadalahjumlahrupiahkasyangdapat direalisirdengancara
menjualsetiapjenisaktivadi pasarbebasdalam kondisi perusahaan normal.
Meskipun padaprakteknyametodepengukuranyangmasihbanyak
digunakanadalahhistoricalcost,namundenganmulai diadopsinyaIFRSdi
Indonesia,makapengukuranyangsesuaistandaradalahdenganmenggunakan
7
metode fairvalue.Dengandemikian,untukpencatatan beban sebagai akibatdari
depresiasi (penyusutan),nilaiyangdicantumkandalambeban adalahnilaiselisih
antaranilaiwajardengannilaibuku(apabilanilaiwajarlebih kecildarinilai bukunya).
3.1Alokasi Beban
Masuk
Keluar
MATCHING
-hub.Sebabakibat
BIayaAktiva Biaya -alokasisistematis
-pembebanansegera
KonsepMatching
8
a) HubunganSebabdanAkibat
Penggunaanbarang danjasaoleh perusahaanharusmenghasilkan
pendapatan padaperiodetersebut.Hubunganantarabeban dan pendapatan
harusmerupakanhubungan sebab akibatpadaperusahaan tersebut.
Maksudnya,pendapatan timbulkarenaadanyaoutflow berupabeban.
Dengandemikianpendapatanmerupakanakibatdariadanyabeban.Sesuai
denganprinsippengakuanpendapatan,tidakadaBIaya penjualanjikatidak
adapendapatan.
Misalnya,padaperusahaankonstruksi yangmenerimakontrak
jangkapanjang.Perusahaan tidak akanmengakuibiayayang dikeluarkan
untukmembangunproyekdalamkontraksebagai BIayaataupunbeban
sebelumpendapatan diakui,melainkan diakuisebagaiaset.Apabila pendapatan
telah diakuimakaBIayaataubeban pun akan diakui.Namun dalamprakteknyahal
tersebutsusahuntukdilaksanakan.Misalnya, pendapatan sebesarRp100.000
dihasilkan daribebanRp60.000.Dari jumlahbeban
tersebut,Rp15.000merupakanbeban gaji.Bila menggunakankonsepsebab
akibatbebanberupagajisebesarRp15.000
tersebutdapatmenghasilkanpendapatansebesarRp25.000dari total pendapatan
tersebut.Namun padakenyataannyahal tersebut tidakdapat
dinilaidantidakdapatdibuktikansecarapasti.
b) AlokasiyangSistematis danRasional
Tidaksemuabeban dapatdialokasikan denganmenggunakan konsepsebab
dan akibat.Sebagai salah satualternatif,alokasiyang sistematisdan rasional
dapatdigunakan.Tujuannyayaitu untukmengakui beban dalam periodeakuntansi
dimanapadaperiodetersebutbebanitu dimanfaatkanatau
telahkadaluarsa.Jadi,beban dialokasikan padaperiode dimana beban tersebut
dikonsumsi, bukan berdasar produk yang
dihasilkan.MenurutIAS16/AASB116,depresiasi adalah alokasiyang
sistematisdarijumlahyangdapat didepresiasidarisebuahaset selama
umurekonomisnya.Depresiasimerupakansalahsatucontohdari proses alokasi.
9
Namunmasalahnya,apakah depresiasimerupakan suatuprosedur,
ataukejiadianyangsebenarnya/nyata?Telah diketahuisebelumnyabahwa
depresiasimerupakankejadianmoneter yangdisebabkanolehkejadian fisik.Jadi
depresiasimerupakanfenomenayangterjadi,danbebanyang dicatatmerupakan
efekmoneternya.Berbagaicarauntukmengukur depresiasi
dapatdipiliholehakuntanssesuaidenganstandaryang
ditentukan,selamacarayangdigunakanrasionaldansistematik,makacara tersebut
dapat diterima. Satu kelemahan dari alokasi BIaya adalah
bergantungpadaestimasi danasumsi penyusunnyayangmungkinbersifat
subyektif.
Namun, alasanlainyangmendukungdasar alokasiiniyaitu:
Banyak jenis beban yang berkaitan secaratidak langsung dengan
pendapatan periodeberjalansehinggaakanlebihtepatjikadialokasikan
berdasarperiodeyangmenikmatibebantersebut.
Dalam banyakhal, tidak mudah menghubungkan beban-bebantertentu
denganpendapatan.Misalnyabebanperawatanmedis pegawai.
Apabila terdapatbeban yang tidak dapat dikaitkan dengan manfaat ekonomi di
periodeberjalan ataupun periodeselanjutnya,makatidakada
alasanpenundaanpencatatanbebantersebut.
Bebanuntukkegiatanataukejadianyangsifatnyanormaldanberulang-
ulangsertajumlahnyarelatifkonstan,makapengalokasianbeban tersebut
tidakmenggambarkan penandinganyangsempurnakarenabeban tersebut
sebenarnyaberkaitandenganperiodesebelumatausesudahnya.Namun
haltersebuttidakmempengaruhilabasecaramaterial.
Seringkali suatubeban terdiri dari berbagai komponen beban lainnya
(misalnyabeban penjualanyang terdiri daribebanangkut,potongan
penjualan,danlain-lain)dansulituntukmenelusuri dampakpendapatan dari
masing-masingbeban tersebut.Namun pengalokasianbeban tersebut
padaperiodeberjalantetapharus dicatat.
10
c) PengakuanSesegeraMungkin
Merupakan konsepyangmengakui danmengukurBIayayang
dikeluarkansesegeramungkinsebagaibeban karenatidakadanyamanfaat
ekonomiyangdapatdiukursecara reliabel.Contohnyayaitubiayaiklan
(advertisingexpenses)danbiayapenelitian (researchexpenditure).Biaya iklan
segeradiakuisebagaibeban karenamanfaatekonomi dari pengeluaran
tersebuttidakdapatdiukursecarareliabel.Meningkatnya konsumen yangmembeli
produk perusahaan bisa saja berasal dari pengaruhiklan
padaperiodesebelumnyasehingga efekkeuntungan dari
adanyaiklanpadaperiodeberjalantidakdapatdiukurdenganandal.
Begitupuladengan biayapenelitian yangmanfaatekonominyajuga
tidakdapatdiukursecara reliabel.Berbeda denganbiaya pengembangan
(development expenditure) yang dapat diestimasi nilai manfaat
ekonominyasehinggadapatdikapitalisasisebagai aset,biayapenelitian belum
tentumenghasilkan keuntungan dimasamendatangsehinggatidak
sesuaidengankriteraaset. Olehkarenaitubiayaiklandanpenelitianharus
dicatatsebagaibeban.
3.2KritikuntukKonsepAlokasi
Aditivitas
Apabilaalokasidiambildaritotalnilai,makajumlah daripengalokasian
tersebutharussamadari total nilaisebelumalokasi,tidakkurangtidak lebih.
Misalnya, alokasibeban penyusutankendaraan tiap tahun maka jumlahalokasi
untuksetiaptahun tersebutharussamadengannilai kendaraansebelumalokasi.
Tidakambigu
11
Pengalokasianharusdilakukan dengancarayangjelassesuaidengan
metodeyangdipilih.
Pertahanan
Akuntanyangtelahmemilihsuatumetode akuntansiharusdapat menyediakan
pernyataanyangmeyakinkan pilihannyadan
mempertahankannyadarikemungkinanadanyametodealternatiflainnya.
3.3DukunganuntukKonsepAlokasi
12
mengkonsumsi BIaya tersebut. Dengan demikian meskipun prinsip alokasi
cenderungmasihmenggunakan estimasi,namunyang dialokasikan tetap berdasarkan
transaksiyang memang terjadidan terdapat buktitransaksi yang
menguatkanobjektivitasnya.
2.4.TANTANGANUNTUKPENYUSUNSTANDARAKUNTANSI
1.Penandingan
Tugasuntukpembuatstandaradalahmembuataturan agarlaporan posisi keuangan
danlaporanlabarugi menyajikaninformasiyangrelevandan
representatif.Dalamhalini,konseppenandingan tidakdapatdigunakan untuk
mengakuiitem-item padalaporan posisikeuanganyangtidakmemenuhi kriteria asetdan
kewajiban.Misalnyahaltersebutterjadipadagoodwill,tenagakerja,dan
kekayaanintelektual
2.Konservatisme
Pada konsep kondervatisme, terjadi asimetri informasi mengenai
pengakuanbeban danlaba.Konsepinimengharuskan untukmengakui adanya
bebansesegeramungkinapabilaadakemungkinanbeban tersebutakan terjadi.
Namundalamprinsip inipengakuanlabatidak akandicatat hinggalabaatau pendapatan
tersebutbenar-benarterjadi.Konseptersebutdidasarkan oleh asumsi skeptisakuntan
ataukehati-hatian.Namunjustruakhirnyakonsep tersebut
menghasilkaninformasiyangtidakrelevan.Konsepkonservatismeini tidak
berfokuspadabukti transaksi,tetapilebihpadaketakutanmenyajikannilaibersih
asetdanlabaterlalutinggi.Dengan demikianinformasiyangmengandung penyimpangan
konservatismebukanlahmerupakaninformasi yangnetral.Oleh
karenaitupenyusunstandarkinitelahmerevisiperaturan danmenghilangkan
konseppenandingan(matchingconcept)dankonsepkonservatismeini.
13
3.MasalahUntukAuditor
Pengakuandanpengukuranbebanharuslahsesuai dengandefinisidan
kriteriabebanitusendiri.Tidakberlakunyalagi konseppenandingandan konsep
konservatismeharus dipahamibetulolehauditor.Auditorharusmemahamisecara
mendalammengenai definisi dan kriteriabebankarenahal tersebutmerupakan pedoman
untukmenentukanapakah perusahaanyang diaudittelahmencatat transaksi sesuai
standaryangtelahditentukanatautidak.
14
Masalahlainyangmemerlukan ketelitian auditoradalah pencatatan beban lainnya
yangmenggunakan estimasi, sepertipersediaan yang usang, jaminan, kerugian
dalamperkarahukum,pembebanan piutangragu-ragudan kontrak
pembangunanyangdalam pengerjaan.Auditorharusmenganalisakewajaran atas
estimasiyangdigunakantersebutsertaadanyabukti-buktiyangmendukung.
15
DAFTARPUSTAKA
Godfrey,J.,et.al.1994.AccountingTheory7thEdition.Sydney:JohnWileyand
Sons
IkatanAkuntansiIndonesia.2004.StandarAkuntansiKeuangan.Jakarta:Salemba
Empat
16