Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEORI AKUNTANSI
“ BIAYA”

Dibuat oleh :

1. Sinta Dewi Permata Ningtyas (211600024)


2. Titania Rahmawati (211600042)
3. Nur Wahyu Wardani (211600124)
4. Lailatul Mufidah (211600022)

Mata Kuliah : Teori Akuntansi


Dosen Pengampu : Dr. Aji Prasetyo, S.E.I., M.S.A.

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun dengan baik. Tidak lupa kami berterimakasih terhadap semua pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah yang berjudul “TEORI AKUNTANSI” ini dapat
menambah ilmu dan pengetahuan bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh agar materi
dalam makalah ini dapat di praktekan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai team penyusun merasa bahwa masuh banyak kekurangan dalam
masalah penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu , kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 16 April 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................................................ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................... 5
1.3 TUJUAN ............................................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Biaya ................................................................................................................................. 6
2.2 Identifikasi FASB .............................................................................................................................. 7
2.3 Pengakuan dan Pengukuran Biaya ..................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pemahaman terhadap konsep biaya sebagai bagian dari akuntansi mengalami tiga
tahap perlakuan yaitu pengukuran, penelusuran dan pembebanan. Secara konseptual dan
atas dasar konsep kontinuitas usaha, biaya akan diperlakukan sebagai beban pendapatan
atau biaya, namun ada elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya
namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen biaya. Karekteristik biaya dapat
dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaian dengan biaya.
Operasi perusahaan pada umumnya merupakan usaha berlanjut yang kompleks
dan yang menuntut pemerolehan jasa bukan untuk jangka pendek melainkan untuk
jangka panjang,sehingga jasa tersebut tidak akan segera habis dalam waktu singkat.
Dengan kata lain, perusahaan memerlukan fasilitas fisis atau potensi jangka panjang
sehingga biaya tersebut harus mengalami dua tahap kritis yaitu pengakuan dan
pembebanan. Di antara kedua kedudukan tersebut biaya mungkin mengalami proses
penelusuran berupa penggabungan, pemecahan dan reklasifikasi sebelum dibebankan ke
pendapatan. Sehingga, secara konseptual biaya diperlakukan terlebih dahulu sebagai asset
dan baru kemudian diakui sebagai biaya.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya dapat
dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan
keuangan. Konsep dasar yang melandasi pembebanan biaya adalah konsep dasar
kontinuitas usaha serta upaya dan hasil (efforts and accomplishment atas dasar konsep
tersebut biaya dapat dipisah menjadi dua yaitu " biaya yang masih menjadi potensi jasa
(melekat pada aktifitas, serta biaya yang potensi jasanya dianggap sudah habis dalam
rangka menghasilkan pendapatan.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan diuraikan perumusan masalah yakni pemaparan secara
jelasmengenai materi

1. Jelaskan pengertian Biaya?


2. Apa saja sumber identifikasi FASB?
3. Jelaskan mengenai pengukuran dan pengakukan biaya?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut

1. Memaparkan dan menjelaskan secara terperinci mengenai materi dari biaya


2. Pemenuhan tugas mata kuliah Teori Akuntansi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biaya


Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka
menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. "FASB (1980) mendefinisikan biaya
sebagai berikut :
“Biaya adalah aliran keluar (outflows)atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang atau
kombinasi keduanya selama satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi
barang atau penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan
kegiatan utama suatu entitas.
Sedangkan IAI (1994) mendefinisikan biaya beban sebagai berikut : Beban
(expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam
modal. Dari pengertian diatas dapat di lihat
bahwa biaya pada akhirnya merupakan aliran keluar aktiva meskipun kadang-
kadang harus melalui hutang lebih dahulu.
Sementara Kam (1990) mendefinisikan biaya sebagai penurunan nilai aktiva atau
kenaikan hutang atau kenaikan ekuitas pemegang saham (stockholder’s equity) sebagai
akibat pemakian barang dan jasa oleh suatu unit usaha untuk menghasilkan pendapatan
pada periode berjalan.
Definisi yang dikemukakan IAI sejalan dengan definisi yang
diajukan oleh Kam. Keduanya mendefinisikan biaya dari sudut pandang peristiwa monete
r 'penurunan aktiva, kenaikan hutang+kenaikan ekuitas. Sebaliknya definisi yang
dikemukakan
FASB cenderung agak berbeda dengan definisi yang dikemukakan Kam. Perbedaan su
dut pandang tersebut dapat dianalisis sebagai berikut

Definisi yang diajukan "FASB tidak menunjukkan perbedaan yang jelas antara
peristiwa moneter dan peristiwa fisik. Perlu diketahui bahwa laba, pendapatan, dan biaya
saling berkaitan erat dengan nilai dari suatu obyek ekonomi tertentu 'jumlah rupiah
memiliki sifat moneter,karena dihasilkan dari peristiwa yang menyebabkan perubahan
nilai obyek ekonomi tersebut.Biaya menunjukkan peristiwa moneter yang berasal dari
pemakaian barang dan jasa (peristiwa fisik) dalam kegiatan operasional perusahaan.

6
Pemakaian aktiva harus menunjukkan adanya suatu cost yang dinyatakan
keluar (dikonsumsi) sebagai biaya.

Apabila dilihat dari pandangan tradisional, definisi yang dikemukakan “FASB”


menunjukkan bahwa biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan
menghasilkan pendapatan pada periode berjalan. Apabila prinsip penandingan (matching)
dilakukan dengan tepat, maka pembebanan biaya harus ditunda lebih dahulu sebagai
aktiva,selamapemanfaatan jasa masa sekarang dapat membantu menghasilkan pendapatan
pada periode yang akan datang."FASB tidak menunjukkan kondisi tersebut.

2.2 Identifikasi FASB


Ada 4 sumber rugi yang diidentifikasi FASB, yaitu:
 Peripheral dan incidental
 Transfer nontimbal-balik
 Penahanan asset
 Faktor lingkungan
Pengorbanan cost yang tidak diikuti imbalan barang atau jasa yang diterima tidak dapat
dianggap sebagai rugi begitu saja. Dari kondisi lingkungan tertentu cost tersebut dapat
dianggap rugi, tetapi tidaklah demikian jika dipandang dari sudut kondisi perusahaan dalam
lingkungan ekonomi dan social yang lain tempat perusahaan beroperasi.
Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan menyangkut
masalah criteria pengakuan-pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi agar penurunan nilai
asset yang memenuhi definisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah saat pengakuan yaitu
peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa criteria pengakuan telah dipenuhi.
Kaidah pengakuan diatas sebenarnya dilandasi oleh basis asosiasi yang oleh APB disebut
sebagai prinsip pengakuan biaya pervasive atau luas.
Hal ini dinyatakan oleh APB sebagai berikut:
a) Mengasosiasi sebab dan akibat
b) Alokasi sistematik dan rasional
c) Pengakuan segera
Perlu ditegaskan bahwa cost adalah pengukuran biaya dan biaya direpresentasi dengan cost
sehingga secara teknis dan praktis biaya sering disebut cost saja.

7
2.3 Pengakuan dan Pengukuran Biaya
A. Pengakuan Biaya
Sejalan dengan penilaian aktiva dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang
digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu, pengukuran biaya dapat
didasarkan pada :
1. Cost historis
Cost historis merupakan jumlah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva. Pengukuran biaya atas cost historis, dapat digunakan untuk jenis
aktiva seperti : gedung, peralatan dan sebagainya.
2. Cost pengganti / cost masukan terkini (replacement cost / current input cost)
Cost masukan menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus
dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis
dalam kondisi yang sama contohnya, penilaian untuk persediaan.
3. Setara kas (cash equivalent)
Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara menjual
setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. Nilai ini
biasanya didasarkan pada catatan harga pasar barang bebas yang sejenis dalam
kondisi yang sama. Pos aktiva berwujud biasanya menggunakan dasar penilaian ini.

B. Pengukuran Biaya
Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu :
a. sebagai aktiva (potensi jasa) dan;
b. sebagai beban pendapatan (biaya).
Proses pembebanan cost pada dasarnya merupakan proses pemisahan cost. Oleh karena
itu agar informasi yang dihasilkan akurat, bagian cost yang telah diakui sebagai biaya
pada periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui
sebagai biaya periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas.
Ada dua masalah yang muncul sehubungan dengan pemisahan cost tersebut yaitu :
1. Kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus dibebankan
pada pendapatan periode berjalan.

8
2. Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu ditangguhkan
pembebanannya.
Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya, apabila cost tersebut
memenuhi kriteria sebagai aktiva yaitu :
- Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang, dikendalikan
perusahaan berasal dari transaksi masa lalu).
- Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang
melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.
- Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.
Dari uraian di atas, secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan konsep
penandingan (matching), pengakuan biaya pada dasarnya sejalan dengan pengakuan
pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya juga
ditunda. Untuk mengatasi berbagai perbedaan pendapat tentang pengakuan biaya,
biasanya badan berwenang mengeluarkan aturan tertentu untuk mengakui biaya. IAI
(1994), misalnya, dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
menyatakan :
“Beban diakui dalam laporan rugi laba kalau penurunan manfaat ekonomi masa datang
yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban telah terjadi dan dapat
diukur dengan andal”. (paragrap 94).

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa biaya dihasilkan dari pemakaian aktiva
untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada periode berjalan. Ada bebrerapa sumber yang
diidentifikasi FASB yaitu Peripheral dan incidental, Transfer nontimbal-balik, Penahanan
asset, serta Faktor lingkungan. Pengakuan Biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang
digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang, Didasarkan pada Cost Historis, Cost
Pengganti dan Setara Kas. Jika Pengukuran biaya memiliki dua kedudukan penting yaitu
sebagai aktiva (potensi jasa) dan bagai beban pendapatan (biaya).

Apabila dilihat dari pandangan tradisional, definisi yang dikemukakan “FASB”


menunjukkan bahwa biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan
menghasilkan pendapatan pada periode berjalan. Apabila prinsip penandingan (matching)
dilakukan dengan tepat, maka pembebanan biaya harus ditunda lebih dahulu sebagai
aktiva,selamapemanfaatan jasa masa sekarang dapat membantu menghasilkanpendapatan
pada periode yang akan datang."FASB tidak menunjukkan kondisi tersebut.

3.2 Saran

Demikian penyusunan makalah yang dapat kami sampaikan, kami sadar bahwa masih
banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dari penulisan makalah ini. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya. Sehingga dapat menghasilkan penelitian dan karya tulis yang
bermanfaat bagi semua orang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo, Aji.2020. Teori Akuntansi: Sesi Pembelajaran. Lamongan: Penerbit Pagan Press

11

Anda mungkin juga menyukai