Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

“BIAYA”

Dosen Pembimbing :
Riadini Apriliasari, S.E., M.S.A

Disusun Oleh Kelompok 1, Semester 7


1. Bagas Eko S.W. ( 191221022 )
2. Brenda Hilzavena ( 1912321026 )
3. Dwi Wahyu N. ( 1912321034 )
4. Eka Ayunigsih ( 1912321019 )
5. Joanico Da Costa ( 1912321029 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asset sebagai potensi jasa atau manufaktur ekonomik direpresentasi dengan kos
sebagai penguantifikasi besar-kecilnya (magnituda) potensi tersebut. Kos sebagai bahan
olah akuntansi akan mengalami tiga tahap perlakuan yaitu pengukuran, penelusuran, dan
pembebanan.
Oleh karena itu, secara konseptual dan atas dasar konsep kontinuitas usaha, kos
akan diperlakukan mula-mula sebagai asset dan baru kemudian diperlakukan sebagai beban
pendapatan atau biaya.
Akan tetapi, operasi perusahaan pada umumnya merupakan usaha berlanjut yang
kompleks dan yang menuntut pemerolehan potensi jasa bukan untuk jangka pendek
melainkan jangka panjang sehingga jasa tersebut tidak akan segera habis dalam waktu
singkat. Jadi, secara konseptual kos diperlakukan dahulu sebagai asset dan baru kemudian
sebagai biaya.
Dengan landasan konsep dasar kontinuitas usaha serta upaya dan hasil, masalah
teoritis dalam tahap pembebanan adalah pemecahan aliran kos yang telah diakui sebagai
asset yang menjadi bagian yang merupakan biaya periode berjalan dalam rangka penentuan
laba periodic dan bagian yang baru akan menjadi biaya dalam perioda-perioda berikutnya.

B. Rumusan Masalah
Maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian biaya menurut standar akuntansi?
2. Bagaimana pengakuan atas terjadinya biaya?
3. Bagaimana basis asosiasi dalam biaya?
4. Bagaimana penyajian biaya dalam laporan keuangan?
C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian biaya.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengakuan atas teradiya transaksi biaya.
3. Untuk mengetahui dan memahami basis asosiasi didalam biaya.
4. Untuk mengetahui dan memahami penyajian biaya dalam aporan keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIAYA

Pengertian biaya tidak dapat dipisahkan dengan pengertian kos dan asset dan
juga rugi(loss). Pembahasan tersebut hanya menyebutkan bahwa bila kos tidak
memenuhi difinisi asset ( dapat ditangguhkan pembebanannya terhadap pendapatan),
kos tersebut dapat masuk sebagai biaya atau rugi.

Secara umum,dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam


rangka menciptakan pendapatan disebut dengan biaya.
FASB (1980) mendefinisiakan biaya sebagai berikut : “Biaya adalah aliran
keluar (outflows) atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang (atau kombinasi
keduanya) selama satu periode yang berasal dari pemjualan atau produksi barang atau
penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegitan utama
suatu entitas.
IAI (IASC) mendefinisi biaya dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002)
sebagai berikut: “Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu perioda
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.”

B. PENGAKUAN BIAYA

Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan menyakut


masalah kriteria pengakuan (recognition criteria) yaitu apa yang harus dipenuhi agar
penurunan nilai asset yang memenuhi definisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah
saat pengakuan (recognition rules atau timing) yaitu peristiwa atau kejadian apa yang
menandai bahwa kriteria pengakuan telah dipenuhi. Tidak seperti pendapatan atau
untung, biaya dan rugi tidak mengalami masalah pembentukan dan realisasi.
• Kriteria Pengakuan
Biaya atau rugi pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut
terpenuhi sebagai berikut :
a. Konsumsi manfaat (consumption of benefits) Biaya atau rugi diakui bilamana
manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah dimanfaatkan atau
dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan atau
pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang merepresentasi operasi utama atau
sentral entitas tersebut.
b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang (loss or lack of future
benefits). Biaya atau rugi diakui bilamana asset yang telah diakui sebelumnya
diperkirakan telah berkurang manfaat ekonomiknyan atau tidak lagi mempunyai
manfaat ekonomik.

• Hubungan Kos dan Biaya


Biaya selalu dapat disebut kos karena kos melekat di dalamnya (konsep dasar
kos melekat). Akan tetapi, kos tidak selalu dapat disebut biaya karena kos dapat juga
merepresentasi asset. Dengan kos sebagai pengukur, criteria konsumsi manfaat dan
kenyelapan manfaat dapatdinyatakan dalam bentuk keterhabisan kos.

• Proses dan Konsep Penandingan


Laba akan mempunyai makna kalau laba merupakan selisih pendapatan dan
biaya yang mempunyai hubungan tertentu yang bermakna (bukan acak). Dua tahap
kritis perlakuan kos adalah pengakuan (aliran masuk sebagai asset) dan pembebanan
(aliran keluar sebagai biaya).
Proses penandingan adalah proses penentuan laba dengan mengukur atau
menakar dahulu pendapatan untuk suatu periode dan barulah kemudian menentukan
biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut
Prinsip penandingan menjadi suatu kebutuhan (necessity) dalam akuntansi karena
alasan berikut:
a. Pengakuan pendapatan tidak langsung dikaitkan dengan pengakuan biaya karena
teknik pembukuan tidak memungkinkan hal tersebut. Dengan kata lain, proses
penandingan tidak dilakukan pada saat transaksi pendapatan terjadi tetapi pada
umumnya dilakukan pada akhir tahun.
b. Transaksi terjadinya pendapatan pada umumnya tidak berkaitan langsung
dengan transaksi terjadinya biaya. Sebagai contoh, pemerolehan dan
pembayaran barang dan jasa untuk menghasilkan produk tidak selalu bersamaan
(tidak terjadi dalam periode yang sama) dengan penjualan dan pengumpulan kas.

Atas dasar konsep upaya dan capaian, konsep penandingan menyatakan


bahwa untuk mendapatkan laba periodik yang bermakna maka pendapatan yang
diakui untuk suatu perioda harus ditandingakan (diasosiasi) dengan biaya
yang dianggap telah menciptakan pendapatan tersebut.

• Menandingkan Bukan Mengkompensasi

Ada kalanya biaya komisi penjualan, biaya angkut pengiriman barang


(ekspedisi), dan biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan transaksi penjualan
dikurangkan langsung terhadap hasil penjualan dan hanya jumlah rupiah netonya dicatat
dalam akun penjualan dan penjualan dilaporkan sebesar jumlah netonya. Perlakuan
semacam ini secara teoritis tidak layak. Karena karakteristik yang berbeda, upaya harus
dipisahkan dengan hasil. Semua kos yang mempresentasi upaya harus tetap dicatat
sebagai kos (atau biaya kalau langsung dibebankan). Sebaliknya, seluruh hasil penjualan
produk harus dicatat seluruhnya secara utuh sebagai pendapatan.

C. BASIS ASOSIASI
Dalam rangka menghubungkan biaya dan biaya, perlu dipertimbangkan basis
asosiasi yang menggambarkan penandingan yang secara ekonomik layak. Berbagai
basis asosiasi dibahas berikut ini.

• Asosiasi Sebab dan Akibat


Konsep upaya dan capaian menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam
rangka mendapatkan capaian berupa pendapatan. Ini berarti ada hubungan sebab akibat
antara biaya dan pendapatan. Oleh karena itu, basis penandingan yang paling masuk
akal adalah sebab akibat. Walaupun basis ini lebih merupakan asumsi daripada
kenyataan karena dalam banyak hal sulit untuk dibuktikan secara menyakinkan bahwa
biaya menyebabkan pendapatan.
Walaupun demikian, hubungan sebab akibat mempunyai validitas karena
pengamatan terhadap operasi perusahaan pada umumnya menunjukkan bahwa
pendapatan tidak akan terjadi tanpa penyerahan barang atau jasa.

• Identifikasi Kos Produk


Karena produk terjual merupakan takaran penandingan, Kos produk akan
dipecah menjadi dua komponen yaitu Kos produk yang telah terjual dan Kos produk
yang belum terjual dan masih menjadi aset perusahaan. Kos yang melekat pada produk
terjual akan langsung dibebankan sebagai biaya. Kos sdiaan baru dibebankan sebagai
biaya kalau produk telah terjual. Masalah teknik yang timbul adalah tidak semua Kos
potensi jasa dapat dengan mudah dikaitkan dengan unit produk. Demikian juga, tidak
semua unsur Kos produksi dapat secara langsung dikaitkan dengan unit fisis produk atau
dengan suatu angkatan produksi.

• Produk Usang Atau Musiman


Dalam keadaan yang khusus sebagai Kos sediaan barang yang tidak terjual
dalam suatu periode secara logis dapat dijadikan komponen Kos barang terjual. Sebagai
contoh, suatu toko pakaian musiman harus menyediakan berbagai ukuran dan warna
yang cukup banyak untuk memenuhi selera konsumer dengan konsekuensi yang tidak
terhindarkan dan cukup pasti bahwa sebagian dari sediaan pakaian jadi tersebut tidak
akan laku terjual pada akhir musim tertentu.

• Barang Rusak
Pesoalan yang sama dengan barang musiman dapat diterapkan untuk produk
rusak. Apakah Kos produk rusak dapat dianggap sebagai sebagai upaya atau sebab
untuk menimbulkan pendapat?
Kelayakan ekonomik menuntut pertimbangan dengan memperhatikan kodisi
yang melingkupi suatu masalah. Bila kerusakan produk merupakan hal yang normal
atau bahkan merupakan prasyarat. Untuk menghasilkan barang dengan kualitas baik,
Kos barang yang rusak dapat di anggap sebagai upaya menghasilkan pendapatan.

• Identifikasi Kos Nonproduk

Dalam kaitannya dengan penandingan sebab-akibat ,kos nonproduksi tidak


harus ditunda pembebanannya untuk dikeitkan dengan pendapatan masa datang kalau
tidak ada kepastian tentang pendapatan masa datang yang dapat dikaitkan dengan kos
nonproduksi. Ini berarti asosiasi produk diganti dengan asosiasi perioda.

• Biaya Antisipasian

Biaya Antisipasian ( anticipated expenses ) adalah biaya yang dianggap


menyebabkan timbulnya pendapatan tetapi baru terjadi setelah pendapatan diakui.
Sebagai contoh adalah Kos yang berkaitan dengan kegiatan purna-jual (after- sale
costs) seperti jaminan penjualan, jaminan reparasi gratis, dan pengumpulan piutang

• Alokasi Sistematik dan Rasional


Alokasi sistematik dan rasional merupakan penandingan dengan periode
sebagai penakar pendapatan dan biaya. Proses ini sering disebut penandingan periode
(period matching). Dalam pengkuan biaya, diasumsi bahwa yang menerima manfaat
dari potensi jasa adalah periode bukanya produk. Dasar penandingan ini sebenarnya
merupakan alternatif dasar sebab-akibat karena tidak selalu mudah mengidentifikasi
hubungan sebab-akibat antara pendapatan dan biaya.

• Kriteria Penangguhan

Kriteria penangguhan. Kriteria penguji umum yang dapat dijadikan dasar


untuk menentukan apakah suatu jenis Kos jasa yang terjadi pada suatu periode akan
dibebankan langsung atau akan ditunda. Karena suatu Kos jasa yang terjadi
memenuhi kriteria tambahan ini, pada umumnya Kos tersebut dapat dibebenkan
langsung pada periode terjadinya kecuali untuk sediaan barang dan biaya prabayaran
(prepaid expenses). Dapat disimpulkan bahwa Kos non-operasi yang berulang
terjadinya cukup beralasan untuk langsung dibebankan dari pada ditunda atau
disediakan untuk mencapai tepat tanding.

• Alokasi Kos Bergabung atau Bersama.

Alokasi merupakan proses yang tidak dapat dihindari untuk mencapai


penandingan sebab-akibat. Karena karakteristik operasi perusahaan pada umumny,
penentuan kos produk secara tepat membutuhkan alokasi untuk kos bergabung (joint
cost) atau kos bersama (common cost) betapapun dasar alokasi tersebut agak bersifat
arbitrer.

• Penandingan dan Penyajian Pos-Pos Biaya

Penakar yang ideal udalah unit produk karena pendapatan diciptakan dengan
menyerahkan produk (direpresentasi oleh kos produk). Oleh karena itu, idealnya tiap
unit menyerap semua jenis kos operasi (produksi, penjualan, administrasi, dan
pengumpulan piutang). Dengan perioda sebagai penakar, kos objek atau kegiatan
sebagai pengukur biaya yang dimasukkan ke dalam penakar tidak harus jelas dan
tegas berkaitan dengan pendapatan yang masuk dalam penakar (perioda) tersebut. Di
bawah ini meringkas konsep penandingan dan implikasi terhadap klasifikasi biaya
sebagai pengurang pendapatan.

Sediaan

Secara umum masalah teoretis sediaan berkaitan dengan pengukuran kos


barang terjual dalam rangka penandingan dengan pendapatan dan masalah penilaian.
Proses pengukuran dan penilian pada umumnya dilakukan pada akhir periode.
Dengan demikian masalah pengukuran dan penilaian sediaan pada akhirnya periode
dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Penentuan besarnya kos barang terjual untuk ditandingkan dengan
penjualan sehingga dapat ditentukan besarnya laba perusahaan. Penentuan
ini melibatkan berbagai metoda asosiasi sebagai dasar pemecahan kos
produksi menjadi kos yang melekat pada sediaan dan ang melekat pada
barang terjual.
2. Penentuan nilai sediaan sebagai unsur aset lancar perusahaan. Penentuan
nilai sediaan sangat penting untuk menilai likuiditas operasi perusahaan

• Metoda Asosiasi
Metoda asosiasi menjadi basis untuk menentukan unit fisik terjual dan kos yang
melekat dengan jumlah rupiah penjualan. Dengan demikian metoda asosiasi dapat
pula diartikan sebagai asumsi aliran kos dalam mengikuti aliran fisis
barang. Metoda asosiasi atau asumsi aliran kos yang telah dikenal adalah :
1. Identifikasi khusus (specific identification)
2. Masuk pertama keluar pertama/MPKP (first-in, first-out/FIFO).
3. Rata-rata berbobot (weighted average).
4. Sediaan normal/minimal (normal stock).
5. Masuk terakhir keluar pertama/MTKP (last-in, first-out/LIFO).

• Identifikasi Khusus

Metoda ini adalah yang paling ideal. Bila sistem akuntansi memungkinkan,
metoda ini sangat dianjurkan penerapannya. Untuk jenis barang mahal dan
perputarannya rendah, metoda ini sangat cocok sekali untuk tujuan pengendalian di
samping tujuan penandingan yang tepat. Namun demikian, metoda ini mengandung
beberapa kelemahan antara lain:
a. Jarang sekali pendapatan khusus ditandingkan dengan kos khusus karena
pendapatan perusahaan merupakan hasil dari seluruh upaya perusahaan sebagai
kesatuan.
b. Untuk jenis barang yang homogen dan harganya relatif murah, metoda ini
menjadi terlalu mahal dan tidak sepadan dengan nilai tambahan informasi yang
diperoleh.
c. Kalau fluktuasi harga sangat mencolok, metoda ini dapat digunakan sebagai
alat manipulasi laba atau earnings management
• Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)

`Metoda ini berasumsi bahwa faktor kos mengalir melalui perusahaan secara
berurutan seperti antrean; tidak ada saling mendahului. Dalam banyak kasus,
aliran fisis faktor jasa yang sesungguhnya memang harus mengalir seperti ini
terutama kalau bahan, barang, atau produk harus segera digunakan karena
meretia merupakan jenis yang mudah rusak atau usang karena waktu. Metoda
ini sangat logis dalam merefleksi asosiasi sebab-akibat karena sangat sederhana
dan jelas untuk memecah kos ke dalam dua komponen (sediaan dan barang
terjual) atas dasar kos yang benar-benar melekat dalam kedua komponen
tersebut.

Tanah
Apakah tanah perlu didepresiasi atau tidak bergantung pada karakteristik
atau fungsi tanah dalam operasi perusahaan. Sebagai tempat usaha, fungsi
untuk ditempati tidak akan pernah habis. Oleh karenanya, dapat dianggap
bahwa kos tanah tidak perlu didepresiasi atau diamortisasi menjadi biaya
operasi. Dengan kata lain, fungsi tanah untuk menyediakan jasa ditempati tanpa
batas waktu (selamanya) cukup menjadi alasan kebijakan untuk
memperlakukan kos tanah sebagai investasi permanen dalam fasilitas produksi.

• Tanah Bukan Hak Milik Permanen

Kos tanah sewa guna (leasehold), tanah hak guna bangunan (HGB), atau
bentuk investasi non permanen lainnya dalam bentuk tanah harus secara
sistematik dibebankan ke produksi selama umur ekonomik atau selama jangka
kontrak.
• Sumber Alam
Sumber alam (natural resources) yang akan habis melalui proses
penambangan (extraction) dan tidak dapat diperbarui atau diganti (renewable)
sering disebut dengan “aset habis pakai” (wasting assets). Tambang mineral
(termasuk minyak mentah dan gas) adalah contoh utama aset habis pakai.
Hutan kayu yang biasanya tidak diremajakan lagi oleh perusahaan
pengekstraksi dapat dikategori sebagai aset habis pakai. Kos sumber alam
tersebut (tidak termasuk nilai sisa tanah) harus diserap secara sistematik ke
produksi atas dasar pengambilan atau konsumsi. Kos yang diserap ini disebut
deplesi.

Aset Tak Berwujud

Yang digolongkan sebagai aset tak berwujud (intangibles) meliputi pos


seperti hak cipta, paten, merek dagang, goodwill, dan kos organisasi. Sama
seperti fasilitas fisis, kos aset tak berwujud harus secara sistematik dibebankan
ke operasi dan akhirnya terhadap pendapatan selama umur yuridisnya. Dalam
kasus tertentu dimungkinkan untuk menyerap kos tersebut dalam waktu yang
lebih pendek dari umur yuridisnya.

• Goodwill
Goodwill timbul apabila suatu perusahaan membeli perusahaan lain yang
sudah berjalan secara keseluruhan. Goodwill adalah selisih lebih jumlah rupiah
tunai atau setaranya yang dibayarkan oleh perusahaan pembeli di atas nilai
pasar wajar atau nilai buku kekayaan fisis perusahaan yang dibeli. Goodwill
dapat diinterpretasi sebagai kemampuan lebih dalam menghasilkan laba
dibanding kemampuan normal perusahaan yang kondisi kekayaan fisisnya
sama. Kemampuan lebih tersebut tidak dapat diperoleh secara terpisah dengan
jalan membeli hak monopoli atau cara lainnya.
• Kos Organisasi
Pengeluaran-pengeluaran yang terjadi sebelum perusahaan mulai
beroperasi biasanya ditampung dalam satu akun menjadi kos pendirian atau kos
organisasi (organization cost). Pengeluaran tersebut meliputi kos pencetakan
saham, tarif akte notaris, pengeluaran untuk ijin perusahaan, dan kos kegiatan
selama proses pendirian. Kos organisasi diperlakukan sebagai aset tak
berwujud karena kos tersebut tidak dapat dikaitkan dengan aset tetap berwujud
yang ada dalam perusahaan

D. Penyajian Biaya

Penyajian biaya tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan


sarana untuk itu adalah statemen laba-rugi. Penyajian elemen pendapatan,
untung, biaya, dan rugi bergantung pada konsep tentang apa saja yang
membentuk laba.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Biaya mempunyai dua karakteristik utama yaitu aliran atau penurunan aset
atau kenaikan kewajiban dan berkaitan dengan operasi utama yang menerus. Rugi
dibedakan dengan biaya karena timbul dari sumber yang secara tidak langsung
berkaitan dengan operasi utama perusahaan. Rugi berasal dari transaksi, kegiatan,
atau sumber berupa kegiatan periferal, transfer non timbal-balik, penahanan aset, atau
faktor lingkungan. Kriteria pengakuan biaya adalah pemanfaatan dan kelenyapan.
Biaya diakui bilamana manfaat ekonomik telah dikonsumsi dalam rangka
penyerahan barang atau jasa untuk mendatangkan pendapatan atau bilamana manfaat
ekonomik masa datang telah lenyap.

Saran
Dalam penyusunan makalah ini, banyak hal yang perlu adanya perbaikan-
perbaikan dalam penyusunan makalah ini. Tak ada gading yang tak retak. Untuk itu
penyusun menyadari atas kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Antara lain
masih banyaknya penulisan ejaan yang tidak sesuai, bahasa yang terlalu kasar,
banyak menyinggung orang lain, dan banyak yang bukan dari pemikiran pribadi
tertuang dalam penyusunan makalah ini. Harap dijadikan maklum dan kritik serta
saran yang membangun sangat saya harapkan untuk perbaikan-perbaikan
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai