“BIAYA”
Dosen Pembimbing :
Riadini Apriliasari, S.E., M.S.A
A. Latar Belakang
Asset sebagai potensi jasa atau manufaktur ekonomik direpresentasi dengan kos
sebagai penguantifikasi besar-kecilnya (magnituda) potensi tersebut. Kos sebagai bahan
olah akuntansi akan mengalami tiga tahap perlakuan yaitu pengukuran, penelusuran, dan
pembebanan.
Oleh karena itu, secara konseptual dan atas dasar konsep kontinuitas usaha, kos
akan diperlakukan mula-mula sebagai asset dan baru kemudian diperlakukan sebagai beban
pendapatan atau biaya.
Akan tetapi, operasi perusahaan pada umumnya merupakan usaha berlanjut yang
kompleks dan yang menuntut pemerolehan potensi jasa bukan untuk jangka pendek
melainkan jangka panjang sehingga jasa tersebut tidak akan segera habis dalam waktu
singkat. Jadi, secara konseptual kos diperlakukan dahulu sebagai asset dan baru kemudian
sebagai biaya.
Dengan landasan konsep dasar kontinuitas usaha serta upaya dan hasil, masalah
teoritis dalam tahap pembebanan adalah pemecahan aliran kos yang telah diakui sebagai
asset yang menjadi bagian yang merupakan biaya periode berjalan dalam rangka penentuan
laba periodic dan bagian yang baru akan menjadi biaya dalam perioda-perioda berikutnya.
B. Rumusan Masalah
Maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian biaya menurut standar akuntansi?
2. Bagaimana pengakuan atas terjadinya biaya?
3. Bagaimana basis asosiasi dalam biaya?
4. Bagaimana penyajian biaya dalam laporan keuangan?
C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian biaya.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengakuan atas teradiya transaksi biaya.
3. Untuk mengetahui dan memahami basis asosiasi didalam biaya.
4. Untuk mengetahui dan memahami penyajian biaya dalam aporan keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BIAYA
Pengertian biaya tidak dapat dipisahkan dengan pengertian kos dan asset dan
juga rugi(loss). Pembahasan tersebut hanya menyebutkan bahwa bila kos tidak
memenuhi difinisi asset ( dapat ditangguhkan pembebanannya terhadap pendapatan),
kos tersebut dapat masuk sebagai biaya atau rugi.
B. PENGAKUAN BIAYA
C. BASIS ASOSIASI
Dalam rangka menghubungkan biaya dan biaya, perlu dipertimbangkan basis
asosiasi yang menggambarkan penandingan yang secara ekonomik layak. Berbagai
basis asosiasi dibahas berikut ini.
• Barang Rusak
Pesoalan yang sama dengan barang musiman dapat diterapkan untuk produk
rusak. Apakah Kos produk rusak dapat dianggap sebagai sebagai upaya atau sebab
untuk menimbulkan pendapat?
Kelayakan ekonomik menuntut pertimbangan dengan memperhatikan kodisi
yang melingkupi suatu masalah. Bila kerusakan produk merupakan hal yang normal
atau bahkan merupakan prasyarat. Untuk menghasilkan barang dengan kualitas baik,
Kos barang yang rusak dapat di anggap sebagai upaya menghasilkan pendapatan.
• Biaya Antisipasian
• Kriteria Penangguhan
Penakar yang ideal udalah unit produk karena pendapatan diciptakan dengan
menyerahkan produk (direpresentasi oleh kos produk). Oleh karena itu, idealnya tiap
unit menyerap semua jenis kos operasi (produksi, penjualan, administrasi, dan
pengumpulan piutang). Dengan perioda sebagai penakar, kos objek atau kegiatan
sebagai pengukur biaya yang dimasukkan ke dalam penakar tidak harus jelas dan
tegas berkaitan dengan pendapatan yang masuk dalam penakar (perioda) tersebut. Di
bawah ini meringkas konsep penandingan dan implikasi terhadap klasifikasi biaya
sebagai pengurang pendapatan.
Sediaan
• Metoda Asosiasi
Metoda asosiasi menjadi basis untuk menentukan unit fisik terjual dan kos yang
melekat dengan jumlah rupiah penjualan. Dengan demikian metoda asosiasi dapat
pula diartikan sebagai asumsi aliran kos dalam mengikuti aliran fisis
barang. Metoda asosiasi atau asumsi aliran kos yang telah dikenal adalah :
1. Identifikasi khusus (specific identification)
2. Masuk pertama keluar pertama/MPKP (first-in, first-out/FIFO).
3. Rata-rata berbobot (weighted average).
4. Sediaan normal/minimal (normal stock).
5. Masuk terakhir keluar pertama/MTKP (last-in, first-out/LIFO).
• Identifikasi Khusus
Metoda ini adalah yang paling ideal. Bila sistem akuntansi memungkinkan,
metoda ini sangat dianjurkan penerapannya. Untuk jenis barang mahal dan
perputarannya rendah, metoda ini sangat cocok sekali untuk tujuan pengendalian di
samping tujuan penandingan yang tepat. Namun demikian, metoda ini mengandung
beberapa kelemahan antara lain:
a. Jarang sekali pendapatan khusus ditandingkan dengan kos khusus karena
pendapatan perusahaan merupakan hasil dari seluruh upaya perusahaan sebagai
kesatuan.
b. Untuk jenis barang yang homogen dan harganya relatif murah, metoda ini
menjadi terlalu mahal dan tidak sepadan dengan nilai tambahan informasi yang
diperoleh.
c. Kalau fluktuasi harga sangat mencolok, metoda ini dapat digunakan sebagai
alat manipulasi laba atau earnings management
• Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)
`Metoda ini berasumsi bahwa faktor kos mengalir melalui perusahaan secara
berurutan seperti antrean; tidak ada saling mendahului. Dalam banyak kasus,
aliran fisis faktor jasa yang sesungguhnya memang harus mengalir seperti ini
terutama kalau bahan, barang, atau produk harus segera digunakan karena
meretia merupakan jenis yang mudah rusak atau usang karena waktu. Metoda
ini sangat logis dalam merefleksi asosiasi sebab-akibat karena sangat sederhana
dan jelas untuk memecah kos ke dalam dua komponen (sediaan dan barang
terjual) atas dasar kos yang benar-benar melekat dalam kedua komponen
tersebut.
Tanah
Apakah tanah perlu didepresiasi atau tidak bergantung pada karakteristik
atau fungsi tanah dalam operasi perusahaan. Sebagai tempat usaha, fungsi
untuk ditempati tidak akan pernah habis. Oleh karenanya, dapat dianggap
bahwa kos tanah tidak perlu didepresiasi atau diamortisasi menjadi biaya
operasi. Dengan kata lain, fungsi tanah untuk menyediakan jasa ditempati tanpa
batas waktu (selamanya) cukup menjadi alasan kebijakan untuk
memperlakukan kos tanah sebagai investasi permanen dalam fasilitas produksi.
Kos tanah sewa guna (leasehold), tanah hak guna bangunan (HGB), atau
bentuk investasi non permanen lainnya dalam bentuk tanah harus secara
sistematik dibebankan ke produksi selama umur ekonomik atau selama jangka
kontrak.
• Sumber Alam
Sumber alam (natural resources) yang akan habis melalui proses
penambangan (extraction) dan tidak dapat diperbarui atau diganti (renewable)
sering disebut dengan “aset habis pakai” (wasting assets). Tambang mineral
(termasuk minyak mentah dan gas) adalah contoh utama aset habis pakai.
Hutan kayu yang biasanya tidak diremajakan lagi oleh perusahaan
pengekstraksi dapat dikategori sebagai aset habis pakai. Kos sumber alam
tersebut (tidak termasuk nilai sisa tanah) harus diserap secara sistematik ke
produksi atas dasar pengambilan atau konsumsi. Kos yang diserap ini disebut
deplesi.
• Goodwill
Goodwill timbul apabila suatu perusahaan membeli perusahaan lain yang
sudah berjalan secara keseluruhan. Goodwill adalah selisih lebih jumlah rupiah
tunai atau setaranya yang dibayarkan oleh perusahaan pembeli di atas nilai
pasar wajar atau nilai buku kekayaan fisis perusahaan yang dibeli. Goodwill
dapat diinterpretasi sebagai kemampuan lebih dalam menghasilkan laba
dibanding kemampuan normal perusahaan yang kondisi kekayaan fisisnya
sama. Kemampuan lebih tersebut tidak dapat diperoleh secara terpisah dengan
jalan membeli hak monopoli atau cara lainnya.
• Kos Organisasi
Pengeluaran-pengeluaran yang terjadi sebelum perusahaan mulai
beroperasi biasanya ditampung dalam satu akun menjadi kos pendirian atau kos
organisasi (organization cost). Pengeluaran tersebut meliputi kos pencetakan
saham, tarif akte notaris, pengeluaran untuk ijin perusahaan, dan kos kegiatan
selama proses pendirian. Kos organisasi diperlakukan sebagai aset tak
berwujud karena kos tersebut tidak dapat dikaitkan dengan aset tetap berwujud
yang ada dalam perusahaan
D. Penyajian Biaya
Kesimpulan
Biaya mempunyai dua karakteristik utama yaitu aliran atau penurunan aset
atau kenaikan kewajiban dan berkaitan dengan operasi utama yang menerus. Rugi
dibedakan dengan biaya karena timbul dari sumber yang secara tidak langsung
berkaitan dengan operasi utama perusahaan. Rugi berasal dari transaksi, kegiatan,
atau sumber berupa kegiatan periferal, transfer non timbal-balik, penahanan aset, atau
faktor lingkungan. Kriteria pengakuan biaya adalah pemanfaatan dan kelenyapan.
Biaya diakui bilamana manfaat ekonomik telah dikonsumsi dalam rangka
penyerahan barang atau jasa untuk mendatangkan pendapatan atau bilamana manfaat
ekonomik masa datang telah lenyap.
Saran
Dalam penyusunan makalah ini, banyak hal yang perlu adanya perbaikan-
perbaikan dalam penyusunan makalah ini. Tak ada gading yang tak retak. Untuk itu
penyusun menyadari atas kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Antara lain
masih banyaknya penulisan ejaan yang tidak sesuai, bahasa yang terlalu kasar,
banyak menyinggung orang lain, dan banyak yang bukan dari pemikiran pribadi
tertuang dalam penyusunan makalah ini. Harap dijadikan maklum dan kritik serta
saran yang membangun sangat saya harapkan untuk perbaikan-perbaikan
selanjutnya.