Anda di halaman 1dari 6

RESUME KELOMPOK 1

BAB 9
“SAMPLING STATISTIK AUDIT”

Dosen Pembimbing :

Andi Alfiansyah Wisudawan SE,MA

Disusun Oleh Kelompok 1, Semester 7

1. Regina Ledis Halawa ( 1912311002 )


2. Churriyatul Walidah ( 1912321020 )
3. Bagas Eko Saputro W ( 1912321022 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
2022
BAB 9

SAMPLING STATISTIK AUDIT

9.4 PENGUJIAN AUDIT DAN METODE SAMPLING STATISTIK


Terdapat dua jenis pengujian audit, yaitu pengujian kepatuhan/pengendalian dan pengujian
substantive.
Pengujian kepatuhan/pengendalian adalah pengujian yang digunakan untuk menguji
sejauh mana penerapan pengendalian internal dijalankan. Misalnya bukti kas keluar apakah sudah
diotorisasi oleh pihak yang berwenang, pakah sudah diverifikasi, apakah sudah ada nomor
urut/tanggal, dan lain sebagainya.
Pengujian substantive adalah pengujian yang dilakukan untuk menindaklanjuti hasil
pengujian pengendalian, yaitu isalnya sejauh mana pengujian substantive ini diperluas. Pendekatan
ini lebih difokuskan pada kewajaran saldo/nominal yang disajikan, misalnya apakah saldo piutang
disajikan secara wajar dan bebas dari salah saji?
9.4.1 Pengujian Pengendalian
Salah satu pendekatan sampling yang umumnya digunakan oleh auditor dalam pengujian
pengendalian adalah atribut sampling.
Atribut sampling adalah proses mengambil sampel untuk memperkirakan proporsi dari
beberapa karakteristik atau atribut dalam suatu populasi. Auditor akan melakukan pengujian untuk
jumlah item yang memiliki beberapa jenis kesalahan yang signifikan yang difokuskan bukan total
nilai moneter dari semua kesalahan tetapi terkait dengan kepatuhan atributnya. Jenis pengujian ini
sangat tepat untuk menilai tingkat pengendalian internal di beberapa akun tertentu.
Atribut sampling berguna ketika auditor menghadapi seberapa besar barang yang akan
diperiksa dan ingin diuji, apakah pengendalian tertentu dapat dijalankan atau tidak dapat
dijalankan. Kunci parameter atribut sampling adalah tingkat kesalahan maksimum yang dapat
ditoleranis, penetapan tingkat keyakinan yang diinginkan, perikraan expected error rate (EER)
(populasi tingkat kesalahan), memilih sampel untuk melakukan prosedur audit, dan mengevaluasi
hasil tes atribut sampel.
1. Tingkat kesalahan maksimum yang dapat ditoleransi
Tingkat kesalahan atau kekeliruan sampel yang diuji oleh auditor tetapi masih diterima
pengendalian internal secara keseluruhan sehingga pengendalian berjalan efektif.
2. Tingkat keyakinan yang diinginkan
Tingkat kepercayaan yang diinginkan adalah ukuran kepercayaan auditor pada hasil
sampel. Artinya, auditor umumnya menginginkan memiliki 95% atau 98% kepastian bahwa
hasil sampel adalah wakil dari populasi yang sebenarnya. Besar kecilnya tingkat keyakinan
dipengaruhi oleh tingkat keyakinan auditor terhadap pengendalian internal pada pemerintah
daerah yang diaudit.
3. Perkiraan expected error rate (EER)
Auditor mengestimasi tingkat kesalahan yang terjadi dalam populasi dan kemduian
mengambil sampel statistic untuk mengonfirmasi asumsi tersebut. Penentuan EER biasanya
mengandalkan sikap professional auditor, misalnya berdasarkan pengalaman pada periode
sebelumnya.
4. Pemilihan sampel
Auditor dapat memilih sampel dengan menggunakan metode acak. Auditor perlu
mengisikan (1) rata – rata kesalahan ditoleransi maksimum, (2) tingkat kepercayaan, (3)
perkiraan tingkat kesalahan populasi, dan (4) perkiraan ukuran sampel. Auditor dapat
menggunakan perangkat lunak, misalnya dengan Audit Command Language (ACL),
kemudain menyediakan ukuran sampel yang diperlukan untuk pengujian.
5. Evaluasi hasil uji atribut sampling
Auditor harus melakukan evaluasi dari hasil pengujian atribut sampling, yaitu apabila
hasil pengujian atribut sampling ditemukan kesalahan lebih kecil atau sama dengan
kesalahan yang dapat diterima maka hasil pengujian atribut sampling tersebut mendukung
kesimpulan tentang tingkat keandalan serta tingkat maksimum yang dapat ditoleransi.

Dua pendekataan menggunakan software audit berupa ACL


1. Pendekatan table
a. Tahap perencanaan
Jika pada saat perencanaan audit, tim audit telah menetapkan bahwa risiko audit
adalah 5%, tingkat tolerable error adalah 5%, dengan perkiraan penyimpangan dalam
populasi adalah sebesar 2% maka jumlah sampel ditentukan dengan merujuk pada
table 9.3
b. Tahap unit sampel
Berdasarkan table 9,3, temukan kolom dengan tingkat tolerable error adalah 4%
dengan perkiraan penyimpangan dalamm popoulasi adalah sebesar 2%, kesemua
jumalh sampe; yang harus diperiksa adalah sebanyak 181.

Table 9.3 Penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat tolerable error


Jumlah Sampel Untuk Pengujian Pengendalian Dengan Tingkat Sampling Risk 5%
Tingkat Tolerabel Error
Perkiraan
Penyimpangan 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10% 15% 20%

0,00% 149 99 74 59 49 42 36 32 29 19 14

0,26% 236 157 117 93 78 66 66 51 46 30 22

0,50% 157 117 93 78 66 68 51 46 30 22

0,75% 208 117 93 78 66 68 51 46 30 22

1,00% 166 93 78 66 68 51 46 30 22

1,25% 166 124 78 66 68 51 46 30 22

1,50% 192 124 103 66 68 51 46 30 22

1,75% 227 153 103 88 77 51 46 30 22

2,00% 181 127 88 77 68 46 30 22

2,25% 208 127 88 77 68 61 30 22

2,50% 150 109 77 68 61 30 22

2,75% 173 109 96 68 61 30 22

3,00% 196 129 96 84 61 30 22

c. Tahap pemilihan sampel


Tahap ini auditor dapat menggunakan pendekatan secara acak, misalnya
didasarkan pada interval.
d. Tahap evaluasi
Pada tahap inim auditor melakukan pemeriksaan 198 transaksi yaitu memeriksa
atribut pengendalian, misalnya otorisasi, keabsahan, kelengkapan bukti, verifikasi, dan
lain sebagainya. Misalnya, pada contoh ditemukan ada dua transaksi yang tidak
lengkap otorisasi dan kelengkapan dokumen maka auditor dapat melakukan evaluasi
dengan menggunakan table 9.4.
Dari sampling yang ditentukan, ditemukan dua transaksi yang tidak ada otorisasi
dan kelengkapan lainnya maka cari angka 2 pada baris jumlah penyimpangan dan cari
angka 200 (angka 181 lebih dekat dengan angka 200) sehingga diketahui hasil evaluasi
dari table tersebut adalh 3,2.

Table 9.4 Penentuan hasil evaluasi audit

e. Kesimpulan
Hasil evaluasi perkiraan penyimpangan sebesar 3,2 lebih kecil disbanding
dengan tingkat penyimpangan yang ditoleransi yaitu sebesar 4 maka pengendalian
internal disimpulkan andal.
2. Pendekatan software audit
Berikut ini adalah contoh melakukan sampling audit dengan atribut sampling. Dalam
contoh ini, simulasi dilakukan dengan menggunakan software audit yaitu Audit Command
Language (ACL), dalam kasus ini file yang digunakan adalah piutang.
a. Setelah membuka ACL dan melakukan fungsi statistic, langkah selanjutnya adalah
memilih menu sampling seperti tampilan berikut ini.

b. Kemudain pilih sampel record sehingga tampilan akan muncul seperti gambar berikut.

Dari tampilan di atas, nilai populasi transaksi adalah sebanyak 772 transaksi
piutang, selanjutnya klik size, kemudian isikan tingkat keandalan, misalnya ditetapkan
tingkat keyakinan 95%, upper error limit 4%, dan expected error rate 2% yang
dihasilkan dan ditetapkan berdasarkan hasil survey pendahuluan. Selanjutnya, klik
calculate sehingga menghasilkan jumlah sampel yang harus diuji yaitu dilakukan
observasi untuk melihat atribut pengendalian sebanyak 297 dengan interval 2,59.

Anda mungkin juga menyukai