Anda di halaman 1dari 10

BAB 8

SAMPLING: GAMBARAN UMUM DAN PENERAPAN


PENGUJIAN PENGENDALIAN
DEFINISI DAN KONSEP UTAMA

Audit Sampling didefinisikan sebagai pemilihan dan evaluasi


kurang dari 100 persen item dalam populasi untuk memperoleh
kesimpulan tentang populasi.

Sampling risk (risiko sampling) mengacu pada kemungkinan bahwa


sampel yang diambil tidak mewakili populasi sehingga auditor
akan mencapai kesimpulan yang salah tentang pengendalian
internal, saldo akun atau kelas transaksi berdasarkan sampel yang
diambil.
DEFINISI DAN KONSEP UTAMA
Karena risiko sampling, auditor menghadapi kemungkinan bahwa evaluasi sampel dapat
menyebabkan salah satu dari dua kemungkinan jenis kesalahan keputusan. Kesalahan
ini dikenal sebagai kesalahan Tipe I dan Tipe II.
• Resiko penolakan yang salah (Tipe I). Dalam menguji pengendalian internal, ini
adalah risiko bahwa sampel tersebut mendukung kesimpulan bahwa pengendalian
tersebut tidak berjalan efektif, pada kenyataannya pengendalian tersebut berjalan
efektif. Dalam pengujian substantif, ini adalah risiko bahwa sampel tersebut
mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang tercatat salah saji secara material,
dalam kenyataannya tidak salah saji material.

• Resiko penerimaan yang salah (Tipe II). Dalam menguji sebuah pengendalian, ini
adalah risiko bahwa sampel tersebut mendukung sebuah kesimpulan bahwa
pengendalian tersebut beroperasi secara efektif, pada kenyataannya pengendalian
tersebut tidak berjalan efektif. Dalam pengujian substantif, ini adalah risiko bahwa
sampel tersebut mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang tercatat tidak salah
secara material karena sebenarnya salah saji material.
DEFINISI DAN KONSEP UTAMA
Risiko nonsampling adalah risiko bahwa auditor mencapai
kesimpulan yang salah oleh karena sebab yang tidak terkait
dengan risiko pengambilan sampel. Penyebabnya adalah:
1. penggunaan prosedur audit yang tidak tepat,
2. salah tafsir terhadap bukti audit, atau kegagalan untuk
mengenali salah saji atau penyimpangan.
DEFINISI DAN KONSEP UTAMA
Tiga faktor penting yang memengaruhi penentuan ukuran sampel adalah;
1. Tingkat Keyakinan (Kepercayaan). Apabila auditor ingin mengurangi risiko sampel,
ia akan meningkatkan jumlah sampel untuk meningkatkan keyakinan bahwa hasil
sampel mewakili populasinya. Misalnya, auditor dapat menetapkan risiko sampel
sebesar 5 persen, yang menghasilkan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Apabila
auditor menetapkan risiko sample 10 persen, ia menginginkan tingkat kepercayaan 90
persen, dengan demikian ia akan mengurangi jumlah sample.
2. Kekeliruan yang Ditoleransi. Kekeliruan yang ditolerasi adalah jumlah maksimum
salah saji dalam akun, golongan transaksi, atau penyimpangan dalam pengendalian,
yang masih dapat diterima oleh auditor sebagai penyajian yang wajar. Ia akan selalu
lebih rendah daripada materilitas yang direncanakan.
3. Kekeliruan yang diekspektasi/diduga. Kekeliruan yang diekspektasi merupakan salah
saji dolar, atau penyimpangan dalam pengendalian yang dipercayai auditor ada dalam
populasi. Auditor mengembangkan ekspektasi ini berdasarkan penilaian risiko bawaan,
sample pilot, hasil tahun lalu, atau hasil uji pengendalian.
BUKTI AUDIT YANG MELIBATKAN ATAU TIDAK MELIBATKAN SAMPLING
MELIBATKAN SAMPLING
1. Inspeksi aset berwujud. Seorang auditor biasanya menghadiri hitungan inventori entitas pada akhir tahun. Karena
jumlah barang inventaris bisa sangat besar, auditor dapat menggunakan sampling audit untuk memilih barang inventaris
untuk diperiksa dan dihitung secara fisik.
2. Inspeksi catatan atau dokumen. Pengendalian mungkin mengharuskan sebelum cek ditulis ke vendor, petugas
pembayaran harus sesuai dengan pesanan pembelian yang disetujui ke laporan penerimaan dan faktur vendor yang
disetujui dan menunjukkan kecocokan yang dapat diterima dengan menginisi salinan cek yang dijepret ke tiga dokumen
lainnya. Auditor dapat mengumpulkan bukti tentang efektivitas pengendalian dengan menguji contoh paket
dokumentasi.
3. Pelaksanaan Ulang. Auditor dapat melakukan reperform sampel uji untuk hal yang dilakukan oleh entitas.
4. Konfirmasi. Teknik yang umum untuk mengumpulkan bukti bahwa saldo piutang ada dan dicatat secara akurat adalah
dengan mengirim surat kepada pelanggan yang meminta mereka untuk mengkonfirmasi saldo mereka. Auditor dapat
memilih sampel dari para pelanggan.

TIDAK MELIBATKAN SAMPLING


1. Prosedur Analitis
2. Pemindaian (scanning)
3. Permintaan Keterangan
4. Pengamatan
JENIS AUDIT SAMPLING
Ada dua pendekatan umum untuk audit sampling: nonstatistik dan statistik.

Dalam sampling nonstatistik, auditor menggunakan pertimbangan profesional untuk menentukan


ukuran sampel, memilih sampel, dan/atau mengukur risiko sampling saat mengevaluasi hasilnya.
Misalnya memilih sampel atas transaksi yang bernilai besar, transaksi yang tidak biasa, dst.

Pengambilan sampel statistik, menggunakan hukum probabilitas untuk menentukan ukuran sampel
dan mengevaluasi hasil sampel. Setiap item dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
terpilih sebagai sampel.

Keuntungan utama sampling statistik adalah membantu auditor (1) merancang sampel yang
efisien, (2) mengukur kecukupan bukti yang diperoleh, dan (3) mengukur risiko pengambilan
sampel. Kelemahan sampling statistik meliputi biaya tambahan (1) pelatihan auditor untuk
penggunaan teknik sampling yang tepat, (2) merancang dan melaksanakan aplikasi sampling, dan
(3) kurang konsistennya aplikasi di tim audit karena kompleksitas dari konsep yang mendasarinya.
JENIS SAMPLING STATISTIK
Auditor menggunakan tiga jenis utama dari teknik sampling statistik:
1. Sampling Atribut. Sampling atribut digunakan untuk memperkirakan proporsi populasi
yang memiliki karakteristik tertentu. Penggunaan sampling atribut yang paling umum
adalah untuk pengujian pengendalian. Dalam kasus pengujian pengendalian, auditor
ingin menentukan tingkat penyimpangan untuk pengendalian yang diterapkan dalam
sistem akuntansi entitas. Misalnya, auditor mungkin ingin mengumpulkan bukti bahwa
persetujuan kredit dilakukan pada pesanan pelanggan sebelum dikirim.
2. Sampling Unit-Moneter. Sampling unit-moneter menggunakan teori dan teknik sampling
untuk memperkirakan jumlah salah saji (misstatement) untuk kelas transaksi atau saldo
akun.
3. Sampling Variabel Klasik. Pengambilan sampel variabel klasik dalam auditing
menggunakan teknik yang diajarkan dalam mata kuliah statistik, seperti penggunaan
distribusi normal dan standar deviasi.
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENERAPKAN SAMPLING ATRIBUT
A. Tahap Perencanaan:
1. Tentukan tujuan pengujian: misalnya otorisasi penjualan kredit
2. Tentukan karakteristik populasi: (a) Menetapkan populasi sampling; seluruh dokumen
penjualan kredit. (b) Menetapkan unit sampling; dokumen persetujuan kredit. (c)
Menetapkan syarat penyimpangan pengendalian; penjualan kredit terjadi tanpa diotorisasi.
3. Tentukan ukuran sampel, dengan menggunakan masukan berikut: (a) Tingkat keyakinan yang
diinginkan (b) Tingkat penyimpangan yang dapat ditolerir. (c) Tingkat penyimpangan yang
diekspektasi.
B. Tahap Pelaksanaan:
4. Memilih sampel; menggunakan metode statistik atau nonstatistik
5. Melakukan prosedur audit.
C. Tahap Evaluasi:
6. Menghitung tingkat penyimpangan sampel dan batas tingkat penyimpangan .
7. Menarik kesimpulan akhir.
TUGAS MAHASISWA

Buatlah suatu contoh kasus, bagaimana anda akan menerapkan


langkah-langkah dalam melaksanakan sampling atribut untuk
menguji asersi kelengkapan dalam sistim pengendalian atas
penggajian karyawan, pembelian aset tetap bernilai material,
pembelian persediaan barang jadi (pilih salah satu) atau anda bisa
memilih topik yang lain.

Anda mungkin juga menyukai