Anda di halaman 1dari 30

AUDIT

SAMPLING
Introduction
Audit sampling

❑ Sampling audit (audit sampling) sebagai


penerapan prosedur audit terhadap kurang dari
seratus persen unsur dalam suatu saldo akun
atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk
menilai beberapa karakterisrik saldo akun atau
kelompok transaksi
Pemilihan Sampel

MENGAPA DILAKUKAN
SAMPLING ?

Dilakukan karena Akuntan Publik tidak


memeriksa keseluruhan transaksi dan bukti
(terkait dengan waktu dan biaya)
Ketidakpastian dalam Sampling
Audit
◻ Ketidakpastian dalam Sampling Audit
Risiko Sampling

◻ Risiko sampling adalah kemungkinan bahwa


sampel yang telah diambil tidak mewakili populasi,
sehingga sebagai akibatnya, atas dasar sampel
tersebut auditor menarik kesimpulan yang salah
atas atas saldo akun atau kelompok transaksi.
Risiko Sampling

Risiko sampling adalah risiko


dimana auditor menarik
kesimpulan yang salah karena
sample tidak merepresentasikan
populasinya.
Hal ini dapat dikontrol dengan:
1. Mengubah ukuran sample
2. Menggunakan metode yang
tepat untuk memilih sample
Risiko Sampling

Tingkat Risiko sampling mempunyai hubungan terbalik


dengan ukuran sample
❑ Semakin kecil ukuran sample, semakin tinggi resiko
samplingnya
❑Semakin Besar ukuran sample, semakin rendah resiko
samplingnya
Risiko Sampling
Risiko Sampling

◻ Karena risiko sampling, auditor menghadapi


kemungkinan bahwa sampling dapat
mengakibatkan salah-satu dari kekeliruan
keputusan tersebut
(1) memutuskan bahwa populasi yang diuji
tidak dapat diterima, padahal sebenarnya
dapat, dan (2) memutuskan bahwa populasi
yang diuji dapat diterima, padahal
sebenarnya tidak dapat.
Risiko keliru menolak (Risk of
Incorrect rejection)
Resiko bahwa Auditor mengambil kesimpulan,
berdasarkan hasil sampel, bahwa suatu saldo akun
berisi salah saji material, padahal pada
kenyataannya saldo akun tersebut tidak berisi salah
saji secara material

Berkaitan dengan efesiensi audit


Risiko Keliru menerima (Risk of incorrect
acceptance)
Resiko bahwa Auditor menerima kesimpulan,
berdasarkan hasil sampel, bahwa suatu saldo akun
dari laporan tersebut disajikan secara wajar,
padahal pada kenyataannya saldo akun tersebut
mengandung salah saji material

Berkaitan dengan efektivitas audit


dalam pendeteksian terhadap ada
tidaknya salah saji yang material
Risiko NonSampling
◻ Risiko nonsampling adalah risiko kekeliruan
auditor dan timbul dari kemungkinan auditor
mengambil sampel dari populasi yang salah untuk
pengujian asersi, tidak dapat menemukan salah-saji
material pada saat penerapan prosedur audit, salah
menerjemahkan hasil audit.
◻ Ketidakpastian yang berkaitan dengan risiko
nonsampling ini dapat dikendalikan dengan
pelatihan yang cukup, perencanaan yang memadai.
Audit sampling
❑ Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit :
1.Statistik
2.Non statistik
❑ Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor
menggunakan pertimbangan profesionalitasnya
dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
sampel, serta dalam menghubungkan bukti audit
yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain
dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun
kelompok transaksi yang berkaitan.
❑ Kedua pendekatan sampling audit diatas, jika
diterapkan dengan semestinya dapat menghasilkan
bukti audit yang cukup
Audit sampling
Sampling Statistik dan Sampling Non statistik

Sampling Statistik Sampling Non statistik

Lebih banyak Relatif Lebih sedcikit


memerlukan biaya memerlukan biaya
Manfaatnya lebih besar Berdasar kriteria
subyektif
Sampling statistik

◻ Sampling statistik memungkinkan auditor


mengukur risiko pengambilan sampel yaitu
risiko bahwa suatu sampel tidak
mencerminkan populasi.
◻ Untuk mengukur risiko tersebut secara
statistic maka pemilihan sampel tersebut
haruslah acak.
Sampling statistik
◻ Ada dua macam teknik sampling statistik:
Sampling statistik
◻ Aturan matematika memungkinkan kita untuk
menghitung besaran risiko sampling yang kita
rencanakan dalam proses audit.
◻ Misalkan dengan confidence level (tingkat
keyakinan) sebesar 95%, berarti besaran sampling
risk adalah 5%.
◻ Statistical sampling harus menggunakan pemilihan
sample secara probabilistik (probabilistic sample
selection)
Probabilistic Sample Selection

Sample probabilistic yaitu memilih


sample secara acak pada item populasi
yang sudah diketahui berapa
probabilitasnya untuk dipilih ke dalam
sample.
Probabilistic Sample Selection

◻ Metode yang termasuk probabilistic sample selection:


1. Simple random number selection : seluruh item dalam
populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dipilih.
Biasanya digunakan tabel random number atau random
number generators.
2. Systematic sample selection : Auditor menetapkan sebuah
interval dan memilih item berdasarkan interval tersebut.
3. Probability Proportional to Size : probabilitas sebuah item
dipilih sebagai sample tergantung dari jumlah yang dicatat.
4. Stratified sample : membagi populasi ke dalam sub-populasi,
kemudian memilih item dengan kriteria yang berbeda pada
masing-masing subpopulasi tersebut.
Sampling nonstatistik

◻ Sampling nonstatistik tidak memungkinkan


auditor untuk mengukur risiko
pengambilan sampel secara obyektif,
karena setiap unit populasi tidak memiliki
peluang yang sama untuk terpilih
◻ Namun, sampling non statistic bisa bernilai
untuk rancangan sampling terarah atau
bentuk lain dari sampling menggunakan
pertimbangan.
Sampling nonstatistik

◻ Dalam nonstatistical sampling, seorang


Auditor tidak menghitung besarnya
sampling risk.
◻ Tetapi Auditor memilih sample berupa item
yang dipercaya akan memberikan informasi
yang diinginkan/berguna.
◻ Nonstatistical Sampling seringkali (tidak
merupakan keharusan) menggunakan
Nonprobabilitic Sample Selection.
Nonprobabilistic Sample Selection

◻ Pemilihan sample secara nonprobabilistic


adalah metode pemilihan sample dimana
auditor menggunakan professional
judgment untuk memilih item yang
dijadikan sample.
Nonprobabilistic Sample Selection

◻ Metode dalam pemilihan sample secara


nonprobabilistic meliputi:
1. Directed sample selection : auditor memilih item
berdasarkan judgmental criteria, seperti tampaknya
item tersebut mengandung kesalahan, jumlahnya besar,
berada pada periode yang berbeda, dsb.
2. Block sample selection : pemilihan sejumlah item pada
urutan tertentu. Auditor harus menggunakan beberapa
block untuk mendapatkan sample yang representatif.
3. Haphazard sample selection : pemilihan sample tanpa
mempertimbangkan sesuatu.
Cara pemilihan sampling yang
sering digunakan :

1. Random/Judgment Sampling
❖ Pemilihan sampel dilakukan secara random
dengan menggunakan judgment akuntan publik
❖ Kelemahan : sangat tergantung dengan judgment
auditor, jika auditor kurang pengalaman, sampel
yang dipilih akan kurang representative
❖ Kelebihan : semakin banyak pengalaman
auditor, semakin baik hasil sampel yang dipilih
❖ Cara : menentukan jumlah tertentu dari suatu
transaksi, menggunakan random sampling
table/komputer
Cara pemilihan sampling yang
sering digunakan :

2. Block Sampling
❑ Auditor memilih transaksi dibulan-bulan
tertentu, misalnya bulan Januari, Juni dan
Desember
3. Statistical Sampling
❑ Pemilihan sampel dilakukan secara ilmiah,
sehingga walaupun lebih sulit namun sampel
yang terpilih representative
❑ Lebih banyak digunakan dalam audit di
perusahaan yang besar dan mempunyai internal
control yang baik
VARIABLE SAMPLING

◻ Berguna bagi Auditor apabila tujuan audit


berkaitan dengan pendeteksian kemungkinan
saldo akun yang understatement atau
overstatement
◻ Variables Sampling tepat diterapkan Auditor,
antara lain pada:
1. Observasi dan penilaian persediaan
2. Konfirmasi piutang dagang
3. Cadangan untuk piutang tak tertagih
4. Cadangan persediaan yang rusak
ATTRIBUTE SAMPLING

Kegunaannya untuk memperkirakan tingkat


deviasi/penyimpangan dari pengendalian yg
ditentukan dalam populasi
ATTRIBUTE SAMPLING
◻ Sampling Atribut untuk pengujian pengendalian, meliputi
tahap berikut:
1. Menentukan tujuan Pengujuan Audit
2. Tetapkan atribut dan kondisi penyimpangan
3. Mendefinisikan populasi dan unit sampling
4. Menspesifikasikan tkt penyimpangan yg dapat diterima
5. Tetapkan acceptable risk of assessing control risk too low
6. Estimasi besarnya population exception rate
7. Tentukan ukuran sample
8. Menentukan metode pemilihan sampel
9. Melaksanakan prosedur audit
10.Mengevaluasi hasil sampel
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai