Anda di halaman 1dari 5

Sampling Audit Untuk Tes Pengawasan Dan Tes Substantif Transaksi

Sampel audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam
suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik
saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Seksi ini memberikan panduan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian sampel audit.
A. Sampel Yang Representatif
• Sampel yang representative merupakan salah satu karakteristik dalam pemilihan sample audit
yang memiliki kesamaan dengan populasi. Artinya bahwa hal yang ada pada sample juga ada
pada yang tidak termasuk sebagai sample.
• Dua hal yang mengakibatkan sampel tidak representatif :
1. Resiko Nonsampel : resiko dimana tes audit tidak menemukan adanya sa mpel yang
diabaikan. Penyebabnya : kegagalan auditor menemukan sampel yang diabaikan dan yang tidak
sesuai atau tidak efektifnya prosedur audit
2. Resiko Sampling : resiko dimana auditor menarik kesimpulan yang salah karena sampel
tidak representatif. Resiko sampling merupakan bagian dari sampel yang pengujiannya hanya
sebagian kecil dari keseluruhan populasi.
Cara untuk pengawasan resiko sampel :
- menyesuaikan ukuran sampel
- menggunakan metode pemilihan sampel sesuai dengan materi populasi.
B. Sampel Statistik Versus Non Statistik dan Penarikan Sampel Probabilistik Versus
Nonprobabilistik
• Perbedaan dan Persamaan sampel statistik dan non statistik
Persamaan
Keduanya mempunyai kesamaan dalam tiga langkah :
1. merencanakan sampel
2. memilih sampel dan melaksanakan test
3. mengevaluasi hasilnya
Perbedaan :
Sampel statistik berbeda dengan sampel non statistik dalam mengaplikasikan aturan matematis
berkaitan dengan perhitungan (ukuran) dari resiko sampel dalam merencanakan sampel dan
mengevaluasi hasil
• Sampel Probabilistik & Sampel Non Probabilistik
Pemilihan Sampel probabilistik : metode pemilihan sampel dimana jumlah populasi setiap item
diketahui probabilistik yang disertakan dalam sampelnya dan sampel dipilih secara acak.
Pemilihan Sampel Non Probabilistik : metode pemilihan sampel dimana auditor lebih
mennggunakan pertimbangan professional dibandingkan dengan metode probabilistik

• Metode Non Probabilistik meliputi :


1. Pemilihan sampel langsung
2. Pemilihan sampel blok
3. Pemilihan sampel sembarang
• Metode Probabilistik meliputi :
1. Pemilihan sampel acak sederhana
2. Pemilihan sampel sistematis
3. Pemilihan sampel probabilistic profe rsional
4. Pemilihan sampel stratifikasi
• Metode Pemilihan Sampel NonProbabilistik
1. Pemilihan Sampel Langsung
Pemilihan sampel yang berdasarkan pada pertimbangan ukuran ukuran yang dibuat oleh auditor.
Ukuran yang digunakan :
- Materi Yang Paling Mungkin Berisi Kesalahan, auditor bisa mengidentifikasi populasi
mana yang paling mungkin salah Materi yang berisi karakteristik populasi terpilih. Materi
yang berkaitan dengan jumlah uang yang besar
2. Pemilihan Sampel Blok Adalah pemilihan beberapa materi secara berurutan
3. Pemilihan Sampel Sembarang Adalah memilih materi dengan mengabaikan biasa pada
auditor.
C. Metode Pemilihan Sampel Probabilistik
• Pemilihan Sampel Acak Sederhana
1. Sampel Random, adalah pemilihan sampel dimana setiap kombinasi unsur populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel, digunakan untuk sampel yang
populasinya tidak terbagi-bagi untuk tujuan audit.
2. Tabel Nomor Random, ketika sampel random sederhana dipilih metode harus
memastikan bahwa semua materi dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih.
3. Komputer Pengacak Angka, digunakan untuk memahami penggunaan table angka
random sebagai konsep pemilihan sampel random sederhana.
• Pemilihan Sampel Sistematis
Dalam pemilihan sampel ini auditor mengkalkulasi interval dan kemudian dengan metode
tertentu melakukan pemilihan materi untk sampel berdasarkan ukuran interval.
• Probabilitas proporsional terhadap ukuran dan Pemilihan Sampel Stratifikasi
Metode pertama adalah evaluasi dengan menggunakan unit sampel keuangan dan yang kedua
menggunakan sampel variabel

D. Pengambilan Sampel Tingkat Pengecualian


• Sampel audit untuk tes pengawasan dan tes substantive transaksi digunakan untuk
memperkirakan proporsi materi dalam populasi yang berisi karakteristik atau dari atribut
kepentingan, proporsi ini disebut tingkat kejadian atau tingkat pengecualian dan berupa rasio dari
materi berisi atribut spesifik terhadap jumlah total materi populasi, pada umumnya berbentuk
persentase.
• Auditor tertarik dengan kejadian jenis pengecualian di dalam populasi data akunting
berikut :
1. Penyimpangan dari pengawasan yang dibentuk klien
2. Kesalahan keuangan dalam populasi data transaksi
3. Kesalahan keuangan dalam populasi rincian rekening saldo
• Perhitungan tingkat pengecualian tertinggi merupakan batas tertinggi yang diperbolehkan
dalam pengecualian populasi, tingkat pengecualian dalam populasi pada ARACR (Acceptable
Risk of Assesing Control Risk too Low)
E. Aplikasi Pengambilan Sampel Audit Nonstatistik
• Sampel audit yang diaplikasikan untuk menguji pengawasan dan tes substantif transaksi
dibagi menjadi 14 langkah dalam tiga ba gian yaitu :
a. Merencanakan Sampel
1. Menentukan tujuan pengujian audit
2. Menentukan sampel audit apakah yang dapat diaplikasikan
3. Menentukan atribut dan kondisi pengecualian
4. Menentukan populasi
5. Menentukan unit sampel
6. Menentukan toleransi tingkat pengecualian
7. Menentukan resiko yang dapat diterima dalam menilai resiko pengawasan terlalu rendah
8. Menentukan tingkat pengecualian populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal
b. Pemilihan Sampel dan Melakukan Pro sedur Audit
10. Pemilihan Sampel
11. Melaksanakan Prosedur Audit
c. Mengevaluasi Hasil
12. Menggeneralisasikan sampel pada populasi
13. Menganalisis pengecualian
14. Memutuskan diterimanya populasi
• Menentukan Bagaimana Sampling Audit Diaplikasikan
Aplikasi sampel audit direncanakan auditor ditujukan untuk membuat kesimpulan tentang
populasi yang didasarkan pada sampel. Auditor perlu menguji program audit dan memutuskan
prosedur audit di mana sampel akan dipublikasikan
• Menentukan Kondisi Pengecualian
Ketika sampel audit digunakan, auditor harus secara hati hati menentukan karateristik (atribut)
yang sedang diuji dan kondisi pengecualian.
• Menentukan Populasi
Populasi merupakan sekumpulan data yang diharapkan auditor untuk dapat digeneralisasikan.
Audior harus hati hati menentukan populasinya, harus konsisten dengan sasaran dari tes audit
• Menentukan Unit Sampel
Pertimbangan utama dalam menentukan unit sampel adalah harus konsisten dengan sasaran tes
audit. Jadi, menentukan populasi dan merencanakan prosedur audit umumnya akan menentukan
unit sampel yang sesuai
• Menentukan Resiko yang Dapat Diterima pada Penilaian Resiko Pengawasan yang
Terlalu Kecil
ARACR – Acceptable Risk of Assessing Control Risk too low adalah resiko auditor dalam
menerima pengawasan efektif (atau tingkat kesalahan keuangan yang dapat ditoleriransi ) ketika
tingakt pengecualian populasi lebih besar dibandingkan dengan TER. ARACR adalah ukuran
auditor dalam menentukan resiko, pertimbangan utama adalah bagaimana rencana auditor untuk
mengurangi penilaian resiko pengawasan sebagai dasar untuk tes rincian saldo.
• Perkiraan Nilai Pengecualian pada Populasi
Perkiraan tingkat pengecualian populasi harus dibuat untuk merencanakan ukuran sampel yang
sesuai. Jika perkiraan tingkat pengecualian populasi (Estimated Population Exception Rate-
EPER) rendah, ukuran sampel yang kecil akan mencukupi tingkat pengecualian yang dapat
ditoleriransi auditor

Anda mungkin juga menyukai