Anda di halaman 1dari 9

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN

PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBTANTIF ATAS


TRANSAKSI

NAMA KELOMPOK KPMG


RICKY FIRNANDUS TAMBUNAN 17410009
HILDA OKTAVIA 18210003
A. SAMPEL REPRESENTATIF DAN SAMPEL NONREPREENTATIF
Sampel representatif ( representatif sample) adalah sampel yang karakteristiknya
hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi. Ini berarti item- item yang
dijadikan smpel populasi serupa dengan item yang tidak dijadikan sampel. Cara
untuk mengetahui apakah sampel representatif adalah dengan melakukan audit
lebih lajut atas populasi secara keseluruhan.Sedangkan sampel nonrepresentatif
adalah sampel yang memiliki kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling.
Kedua kesalahan tersebut dapat mengakibatkan sampel menjadi tidak representatif.
Risiko dari kedua jenis kesalahan yang terjadi disebut dengan risiko nonsampling
dan risiko sampling.
1.Risiko nonsampling ( Nonsampling Risk ) : adalah risiko bahwa pengujian audit
tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Penyebab risiko
nonsampling adalah kegagalan auditor unuk mengenali pengecualian dan prosedur
audit yang tidak sesuai atau tidak efektif.
2. Risiko sampling ( Sampling Risk ) : adalah risiko bahwa auditor mencapai
kesimpulan yang salah karena sampel populasi tidak representatif. Risiko sampling
adalah bagian yang melekat akibat menguji lebih sedikit dari populasi secara
keseluruhan. Jika populasi sebenarnya memiliki tingkat pengecualian, auditor
menerima populai yang salah karena sampel tidak cukup meawakili populasi.
Auditor memiliki 2 cara untuk mengendalikan risiko sampling :
a. Menyesuaikan ukuran sampel.
b. Menggunakan metodepemilihan item sampel yang tepat dari populasi.
B. SAMPLING STATISTIK VS SAMPLING NONSTATISTIK DAN PEMILIHAN SAMPEL
PROBABILISTIK VS NONPROBABILISTIK
1. Sampling statistik vs sampling nonstatistik
Metode sapling audit dapat dibedakan menjadi 2 kategori utama yaitu sampling
statistik dan nonstatistik yang kedua melibatkan 3 tahap :
1)  Perencanaan sampel : bertujuan untuk memastikan bahwa pengujian audit
dilakukan dengan cara memberikan risiko sampling yang diinginkan dan
meminimalkan kemungkinan kesalahan non sampling.
2)  Pemillihan sampel dan melakukan pengujian : pemilihan sampel melibatkan
keputusan bagaimana memilih sampel dari populasi dan auditor baru dapat
melaksanakan pegujian audit setelah item sampel dipilih.
3)  Pengevaluasian hasil : penarikan kesimpulan berdasarka pengujian audit.
a. Sampling Statistik ( statistical sampling ) : sampling ini menerapkan aturan
matematika, auditor dapat mengukur risiko sampling dalam merencanakan
sampel, dan dalam mengevaluasi hasil.
b. Sampling nonstatistik ( nonstatistical sampling) : auditor memilih item sampel
yang diyakini akan memberikan informasi yang paling bermanfaat dalam situasi
tertentu dan mencapai kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan.
2. Pemilihan sampel probabilistik vs sampel nonprobabilistik
a. Sampel Probabilistik : pemilihan sampel probabilistik ( probabilistic sample
selection ) adalah auditor memilih secara acak item- item sehingga setiap item
populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dimasukan dalam sampel.
b. Sampel nonprobabilistik : auditor memilih item sampel dengan menggunakan
pertimbangan profesional bukan metoe probabilististik.
3. Penerapan smpling statistik dan nonstatistik dalam metode praktik serta
metode pemilihan sampel.
Auditing memungkinkan auditor untuk menggunakan metode sampling statistik
maupun nonstatistik, namun harus diterapkan dengan hati- hati, dan semua
langkah dalam proses harus diikuti. Jika sampel harus bersifat nonprobabilistik
maka metode yang tepat digunakan adalah metode evaluasi statistik.
C. METODE PEMILIHAN SAMPEL NONPROBABILISTIK DAN PROBABILISTIK
a. Metode pemilihan sampel Non probabilistik :
1.Pemilihan sampel terarah ( directed sample selection ) : pemilihan sampel
berdasarkan kriteria pertimbangan sendiri.
2.Pemilihan sampel blok ( block sample election ) : auditor memilih pos pertama
dalam suatu blok dan sisanya dipilih secara berurutan. Pemilihan sampel
tersebut dapat diterima apabila blok yang digunakan masuk akal.
3. Pemilihan sampel sembarangan ( haphazard sample selection ) : adalah
pemilihan sampel atau pos tanpa bias yang disengaja leh auditor. Auditor
mamilih item populasi tanpa memandang ukurannya, sumber,atau karakteristik
lainnya yang membedakan.
b. Metode pemilihan sampel probabilistik :
1. Pemilihan sampel acak sederhana ( random sample ) : setiap kombinasi dari
populasi yang mungkin memiliki kesempatan yang sama dimasukkan ke dalam
sampel. Metode yang digunakan antara lain :
-  Tabel angka acak
 Angka acak yang dihasilkan komputer
2. Pemilihan sampel sistematis ( systematic sample selection ): auditor
menghitung suatu interval dan kemudian memilih item- item yang akan
dijadikan sampel berdasrkan ukuran interva tersebut.
3. Pemilihan sampel probabilitas yang profesional dengan ukuran dan bertahap.
Ada 2 cara untuk memperoleh sampel yang menekankan item- item populasi
dengan jumlah yang tercatatat yang lebih besar :
-  Mengambil sampel dimana probabilitas pemilihan setiap item populasi
individual bersifat proporsional dengan jumlah tercatatnya.
-  Membagi populasi ke dalam subpopulasi.
D. SAMPEL UNTUK TINGKAT PENGECUALIAN
Auditor menggunakan sampling pada pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi untuk mengestimasi persentase item- item populasi
yang memiliki karakteristik atau atribut kepentingan.
3 jenis pengecualian dalam populasi data akuntansi yang harus diperhatikan :
1.Penyimpangan atau deviasi dari pengendalian yang ditetapkan klien
2.Salah saji moneter dalam populasi data transaksi
3.Salah saji moneter dalam populasi rincian saldo akun
E. APLIKASI SAMPLING AUDIT NONSTATISTIK
Auditor menggunakan 14 langkah yang dirancang dengan baik untuk
menerapkan sampling audit pada pengujian substantif dan pengujian
pengendalian atas transaksi, dan langkah tersebut dibagi kedalam 3 tahap.
1. Tahap merencanakan sampel , meliputi :
a.      Menyatakan tujuan audit
b.      Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan
c.      Mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian
d.      Mendefinisikan populasi
e.      Mendefinisikan unit sampling
f.       Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi
g.      Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penilaian risiko
pengendalian yang terlalu rendah
h.      Mengestimasi tingkat pengecualian populasi
i.       Menentukan ukuran sampel awal
2. Tahap memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit , meliputi:
a.       Memilih sampel
b.      Melaksanakan prosedur audit
3. Tahap mengevaluasi hasil, meliputi :
a.       Menggeneralisasi dari smpel ke populasi
b.      Menganalisis pengecualian
c.       Memutuskam akseptabilitas populasi
F. SAMPLING AUDIT STATISTIK
Metode yang sering digunakan untuk pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi adalah smpling atribut. Perbedaan utama terletak pada
perhitungan ukuran sampel awal yang menggunakan tabel dikembangkan dari
distribusi probabilitas statistik dan sampel dan perhitungan tingkat
pengucualian yang diestimasi dengan menggunakan tabel yang serupa seperti
tingkat menghitung ukuran sampel.
G. DISTRIBUSI SAMPLING
Distribusi sampling adalah frekuensi hasil semua sampel berukuran khusus
yang dapat diperoleh dari populasi yang memiliki beberapa karakteristik
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai