PENGAUDITAN II
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
A. SAMPEL REPRESENTATIVE
Sampel representative adalah sampel yang memiliki karaktersitik yang hampir sama
dengan karakteristik populasi. Hal ini berarti bahwa unsur sampel serupa dengan unsur yang
tidak diikutsertakan dalam sampel. Sebagai contoh, misalkan pengendalian internal
menetapkan bahwa pegawai harus melampirkan dokumen pengiriman barang pada setiap
duplikat faktur penjualan, tetapi pegawai yang bersangkutan tidak menaati ketentuan tersebut
selama 3 persen dari waktu kerjanya. Apabila auditor memilih suatu sampel yang terdiri dari
100 duplikat faktur penjualan dan menemukan 3 duplikat faktur yang tidak dilampiri
dokumen pengiriman barang, maka sampel tersebut sangat representative. Apabila dijumpai
dua atau empat unsur demikian dalam sampel, maka sampel dikatakan cukup representative.
Apabila tidak dijumpai atau ditemukan banyak unsur demikian, maka sampel disebut tidak
representative.
Cara untuk mengetahui terhadap sampel representative adalah dengan melakukan audit
terhadap keseluruhan populasi. Auditor dapat meningkatkan kemungkinan representative
dengan cara meningkatkan kecermatan dalam merancang proses sampling, pemilihan
sampel, dan mengevaluasi hasilnya. Suatu hasil sampel bisa menjadi tidak representative
karena kesalahan non-sampling dan kesalahan sampling. Risiko dari terjadinya kedua jenis
kesalahan ini disebut risiko non-sampling dan risiko sampling.
Risiko non-sampling adalah risiko bahwa suatu pengujian audit tidak dapat
mengungkapkan adanya penyimpangan dalam sampel. Sedangkan risiko sampling adalah
risiko auditor mencapai suatu kesimpulan yang keliru karena sampel tidak mencerm inkan
populasi. Auditor mempunyai dua cara untuk mengontrol risiko sampling, yaitu:
1. Mengubah ukuran sampel
2. Menggunakan metode yang tepat untuk memilih unsur sampel dari populasi
TERMINOLOGI DEFINISI
Terminologi Berkaitan dengan - Karakteristik atau atribut yang diuji dalam aplikasi
Perencanaan - Risiko yang akan diambil auditor akibat dari
Characteristic or attribute peneriman bahwa pengendalian efektif atau tingkat
Acceptble risk of assessing control risk kesalahan penyajian rupiah yang dapat ditoleransi,
too low (ARACR) apabila tingkat penyimpangan populasi yang
sesungguhnya lebih besar daripada tingkat
penyimpangan bisa ditoleransi.
Tolerable exception rate (TER) - Tingkat penyimpangan yang diijinkan auditor
dalam populasi dan masih akan disimpulkan bahwa
pengendalian berjalan efektif dan atau jumlah
kesalahan penyajian rupiah dalam transaksi yang
dapat diterima yang ditetapkan pada perencanaan
Tujuan pengujian ini dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang biasanya
adalah untuk menguji efektivitas pengendalian intern untu penjualan dan penerimaan
kas berisi kesalahan penyajian rupiah.
a) Review transaksi penjualan apakah ada yang berjumlah besar atau tidak biasa
b) Lakukan pengamatan (observasi) apakah tugas yang menangani piutang dan kas
terpisah
c) Periksa suatu sampel duplikat faktur penjualan
d) Pilihlah suatu sampel dokumen pengiriman barang dan telusurlah ke duplikat
faktur penjualan yang bersangkutan
e) Bandingkan kuantitas pada setiap duplikat faktur penjualan dengan kuantitas pada
dokumen pengiriman barang yang bersangkutan.
3. MERUMUSKAN ATRIBUT DAN KONDISI-KONDISI PENYIMPANGAN
Apabila atribut tidak dirumuskan di muka dengan cermat, para staf audit yang
melaksanakan prosedur audit tidak memilki pegangan untuk mengidentifikasi
penyimpangan. Atribut dan kondisi penyimpangan untuk sampling audit diambil
langsung dari prosedur audit yang ditetapkan auditor.
4. PERUMUSAN POPULASI
Populasi adalah unsur-unsur yang ingin digeneralisasi oleh auditor. Auditor bisa
merumuskan populasi untuk mengikutsertakan setiap unsur yang diinginkan, tetapi
ketika mereka menarik sampel, unsur tersebut harus terpilih dari keseluruhan populasi
sebagaimana yang telah dirumuskan.
Unit sampling dirumuskan oleh auditor berdasarkan definisi tentang populasi dan
tujuan pengauditan. Unit sampling adalah unit fisik yang berkaitan dengan nomor-
nomor acak yang akan digeneralisasi oleh auditor. Unit sampling adalah langkah awal
dalam pelaksanaan pengujian audit.
Unit sampling audit dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif, risiko
tersebut disebut risiko yang bisa diterima untuk penetapan risiko pengendalian terlalu
rendah atau acceptable risk of assesing control risk top low (ARACR). ARACR
mengukur risiko yang bisa diterima auditor pengendalian efektif (atau tingkat
kesalahan penyajian bisa diterima) padahal tingkat penyimpangan populasi yang
sesungguhnya lebih besar daripada TER.
Terdapat 4 faktor yang menentukan ukuran sampel awal untuk sampling audit,
yakni: Ukuran Populasi, TER, ARACR, dan EPER.
Ukuran populasi bukan faktor yang signifikan dan biasanya bisa diabaikan, terutama
apabila populasinya besar. Auditor menggunakan sampling non-statistik dalam
penentuan ukuran sampel apabila auditor akan menggunakan pertimbangan
profesional, tidak menggunakan formula statistik. Setelah ketiga faktor yang
mempengaruhi ukuran sampel ditentukan, maka auditor dapat memutuskan ukuran
sampel awal.
Setelah menentukan ukuran sampel awal bagi aplikasi sampling audit, auditor harus
memilih item-item dalam populasi untuk memasukkan sampel. Auditor dapat memilih
sampel dengan menggunakan metode probabilistik atau non-probabilistik. Untuk
meminimalkan kemungkinan klien mengubah item-item sampel, auditor tidak boleh
memberi tahu klien terlalu cepat item-item sampel yang dipilih. Auditor juga harus
mengendalikan sampel setelah klien menyediakan dokumen. Beberapa item sampel
tambahan dapat saja dipilih sebagai cadangan untuk mengganti setiap item yang masih
kosong dalam sampel awal.
Auditor melaksanakan prosedur audit dengan memeriksa setiap item dalam sampel
untuk menentukan apakah sampel tersebut konsisten dengan definisi atribut dan
dengan mempertahankan catatan mengenai semua penyimpangan yang ditemukan.
Jika prosedur audit untuk aplikasi sampling telah selesai, auditor akan memiliki ukuran
sampel dan jumlah penyimpangan untuk setiap atribut.
Tingkat penyimpangan sampel (sample exception rate = SER) dapat dengan mudah
dihitung dari hasil sampel aktual . SER sama dengan jumlah aktual penyimpangan
dibagi dengan ukuran sampel sesungguhnya. Jadi kurang tepat jika auditor
menyimpulkan bahwa tingkat penyimpangan populasi sama dengan tingkat
penyimpangan sampel, karena hanya sekilas saja mereka identik. Menurut metode non-
statistik, auditor menggunakan dua cara untuk melakuakan generalisasi dari sampel ke
populasi, yaitu:
Selain menentukan SER bagi setiap atribut dan mengevaluasi apakah tingkat
penyimpangan yang sebenarnya (tetapi tidak diketahui) mungkin melampaui tingkat
penyimpangan yang dapat ditoleransi (TER), auditor juga harus menganalisa
penyimpangan individual untuk menentukan kelemahan pengendalian internal yang
memungkinkan hal tersebut terjadi. Penyimpangan dapat disebabkan oleh banyak
faktor, seperti kecerobohan karyawan, salah memahami instruksi, atau kelalaian
melaksanakan prosedur yang disengaja. Sifat penyimpangan dan penyebabnya
memiliki dampak yang signifikan terhadap evaluasi sistem secara kualitatif.
Apabila auditor akan menggunakan tabel untuk menentukan ukuran sampel awal, harus
diikuti empat tahap berikut ini:
10. Memilih sampel. Berbeda dengan metode non-statistik, pemilihan sampel pada
metode statistika harus menggunakan metode probabilistik. Untuk sampling atribut
bisa digunakan metode sampling acak sederhana atau metode sistematis.
11. Melaksanakan prosedur Audit. Sama, baik untuk sampling atribut maupun untuk
sampling nonstatistik.
Menilai Hasil
12. Generalisasi dari sampel ke populasi. Untuk sampling atribut, auditor menghitung
batas presisi atas (CUER) pada suatu ARACR tertentu dengan menggunakan program
komputer khusus atau menggunakan tabel yang dibangun dari formula statistika.
Menggunakan Tabel
Penggunaan tabel untuk menghitung CUER terdiri dari empat tahapan, yakni:
a) Memilih tabel yang sesuai dengan ARACR yang ditetapkan auditor. ARACR ini
harus sama dengan ARACR yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel
awal.
b) Menentukan lokasi jumlah penyimpangan sesungguhnya yang ditemukan dalam
pengujian audit pada bagian atas tabel.
c) Menentukan lokasi ukuran sampel sesungauhnva pada kolom paling kiri.
d) Baca kolom jumlah penyimpangan sesungguhnya yang sesuai ke bawah sampai
memotong baris ukuran sampel yang sesuai angka yang tercantum pada titik
perpotongan adalah CUER.
• Kebutuhan Akan Pertimbangan Profesional
RUANG LINGKUP
Menjelaskan dan mengatur penggunaan sampling audit dalam pelaksanaan prosedur audit. Hal
ini berkaitan dengan penggunaan sampling statistik maupun non-statistik ketika perancangan
dan pemilihan sampel audit, pelaksanaan pengujian pengendalian, dan pengujian rinci, serta
pengevaluasian hasil sampel tersebut.
DEFINISI
Sampling audit menurut SA 530 adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100%
unsur dalam suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling
memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk memberikan basis memadai bagi auditor untuk
menarik kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan.
TUJUAN SAMPLING
Untuk membantu auditor dalam memperoleh dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan atas
populasi
1. Perencanaan sampel
Auditor berkonsultasi dengan rekan-rekan dalam menentukan berapa ukuran sampel yang
akan diambil, saldo-saldo akun apa yang akan diperiksa
2. Seleksi sampel
Auditor mengambil sampel bisa secara random dan tidak
3. Melaksanakan pengujian
Melakukan pengambilan data di klien dan melaksanakan pengujian
4. Evaluasi hasil sampel
UKURAN SAMPEL
1. Menggunakan rumus statistik
2. Auditor judgement (berdasarkan pengalaman dan diskusi)
METODE SAMPLING
1. Sampling statistik
a. Pemilihan unsur-unsur dilakukan secara random
b. Menggunakan teori probabilitas untuk menilai hasil sampel, termasuk untuk mengukur
risiko sampling
2. Metode non-statistik
Metode ini umumnya berfokus pada pengalaman dan profesional judgement auditor dalam
memilih item-item populasi dan mengevaluasi hasilnya
JENIS JENIS METODE SAMPLING
1. Pemilihan acak
Pemilihan menggunakan random nomor generator (software) atau random number table
2. Pemilihan secara sistematis
Jumlah unit sampling ditentukan dengan ukuran sampel yang membentuk interval
sampling
3. Sampling audit moneter
Sampling statistik sederhada dimana memberikan hasil statistik yang diekspresikan
dalam satuan moneter
4. Pemilihan sembarang
Jumlah sampel ditentukan tanpa menggunakan suatu teknik yang terstruktur. Auditor
tidak boleh keberpihakan pada suatu sampel, jadi auditor harus netral agar sampel tidak
bias.
5. Pemilihan secara blocking
Pemilihan blok yang tersusun atas unsur-unsur yang letaknya dalam populasi
EVALUASI HASIL SAMPLING
Jika auditor yakin dengan samplingnya maka auditor dapat melanjutkan ke prosedur audit
selanjutnya
Jika auditor tidak yakin dengan samplingnya maka auditor dapat:
1. Meminta penjelasan terhadap manajemen
2. Menyesuaikan sifat, keadaan, dan luas prosedur audit tambahan
CONTOH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UKURAN SAMPEL
UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN
Faktor-fakor ini yang harus dipertimbangkan secara bersamaan, menganggap bahwa auditor
tidak memodifikasi sifat atau waktu pengujian pengendalian atau dengan cara lain mengubah
pendekatan pengujian pengendalian menjadi prosedur substantif untuk merespons risiko yang
telah dimulai.
FAKTOR PENGARUH TERHADAP
UKURAN SAMPEL
1. Adanya peningkatan Naik Semakin tinggi tingkat asurans yang
penilaian resiko auditor hendak diperoleh oleh auditor atas
yang telah efektivitas operasi pengendalian,
memperhitungkan semakin rendah risiko kesalahan
pengendalian yang penyajian material yang dinilai oleh
relevan auditor, dan semakin besar ukuran
sampel yang diperlukan
2. Suatu peningkatan Turun Semakin rendah tingkat penyimpangan
dalam penyimpangan yang dapat diterima, semakin besar
yang dapat diterima ukuran sampel yang diperlukan
3. Suatu kenaikan dalam Naik Semakin tinggi tingkat penyimpangan
tingkat penyimpangan yang diperkirakan terjadi, semakin
yang diperkirakan besar ukuran sampel yang diperlukan
terjadi dalam populasi sehingga auditor dapat membuat
yang akan diuji
estimasi yang wajar tentang tingkat
penyimpangan yang sesungguhnya.
4. Suatu kenaikan dalam Naik Semakin tinggi tingkat asurans yang
tingkat asurans yang auditor harapkan bahwa hasil sampel
auditor harapkan bahwa benar-benar mencerminkan
tingkat penyimpangan penyimpangan yang terjadi dalam
yang dapat diterima populasi, maka semakin besar ukuran
tidak melebihi tingkat sampel yang diperlukan.
penyimpangan yang
sesungguhnya dalam
populasi
5. Suatu kenaikan dalam Dampak yang dapat diabaikan Untuk populasi yang besar, ukuran
jumlah unit sampling aktual populasi sedikit berdampak, jika
dalam populasi ada, terhadap ukuran sampel. Namun,
dalam populasi yang kecil, sampling
audit tidak dapat seefisien
dibandingkan dengan cara-cara
alternatif dalam pemerolehan bukti
audit yang cukup dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al Haryono. (2014). Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta: STIE YKPN.