Oleh
Kelompok 2:
Adela (1807531058)
Suatu sampel representatif adalah sampel yang memiliki karakteristik yang hampir sama
dengan karakteristik populasi. Hal ini berarti bahwa unsur sampel serupa dengan unsur yang
tidak diikutsertakan dalam sampel. Dalam praktik, auditor tidak pernah mengetahui apakah
sampel representatif atau tidak, bahkan sampai setelah pengujian selesai dikerjakan. (Satu-
satunya cara untuk mengetahui apakah suatu sampel representatif adalah dengan melakukan
audit terhadap keseluruhan populasi). Namun demikian, auditor dapat meningkatkan
kemungkinan suatu sampel menjadi representatif dengan cara meningkatkan kecermatan
dalam merancang proses sampling, pemilihan sampel, dan mengevaluasi hasilnya. Suatu hasil
sampel bisa menjadi tidak representatif karena kesalahan non-sampling dan kesalahan
sampling. Risiko dari terjadinya kedua jenis kesalahan ini disebut risiko non-sampling dan
risiko sampling. Kedua jenis risiko ini dapat dikendalikan.
Risiko non-sampling adalah risiko bahwa suatu pengujian audit tidak dapat mengungkapkan
adanya penyimpangan dalam sampel. Dua penyebab risiko non-sampling adalah: auditor
gagal untuk mengetahui adanya penyimpangan dan tidak tepat atau tidak efektifnya prosedur
audit. Auditor bisa gagal untuk mengetahui adanya penyimpangan karena kelelahan,
kebosanan, atau tidak memahami apa yang dicari.
Risiko sampling adalah bagian inheren dari sampling yang disebabkan karena pengujian tidak
dilakukan terhadap keseluruhan populasi. Auditor mempunyai dua cara untuk mengontrol
risiko sampling, yaitu:
Sampling Statistik dan Sampling Non Statistik Serta Pemilihan Sampel Probabilistik
dan Non Probabilistik
Dalam pengambilan sampel audit yang diterapkan auditor merencanakan untuk menarik
kesimpulan mengenai suatu populasi berdasarkan pada suatu sampel. Auditor harus
memeriksa program audit dan memmilih prosedur audit dalam pengambilan sampel.
Diasumsikan program audit sebagai berikut :
1. Me-review transaksi penjualan yang memiliki jumlah yang besar dan tidak biasa
(prosedur analitis)
2. Mengamati apakah tugas yang dijalankan oleh petugas piutang dagang terpisah dari
tugas penerimaan kas ( penggujian pengendalian )
3. Memeriksa sampel salinan faktur penjualan berikut (Pengujian pengendalian)
4. Memilih suatu sampel dokumen pengiriman barang serta menelusuri salinan faktur
penjualan yang terkait
5. Membandingkan kuantitas pada setiap salinan faktur penjualan dengan kuantitas pada
dokumen pengiriman yang terkait
Metode pengambilan sampel statistik yang paling banyak digunakan dalam pengujian
pengendalian dan pengujian subtantif transaksi adalah pengambilan sampel atribut. Ketika
pengambilan sampel atribut digunakan maka akan mengacu pada pengambilan sampel atribut
statistik. Pengambilan sampel non-statistik juga memiliki atribut yang merupakan
karakteristik yang diuji dari populasi, namun pengambilan sampel atribut merupakan suatu
metode demgam pendekatan statistik.
Distribusi sampling
Merencanakan sampel
4. mendefinisikan populasi
Menggunakan tabel, jika auditor menggunakan tabel untuk menentukan ukuran sampel
awal, mereka akan mengikuti empat langkah berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.