Anda di halaman 1dari 9

Ringkasan Materi Kuliah Pengauditan I

“Sampling Audit Untuk Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Transaksi”

Oleh

Kelompok 2:

Beatrix Agatha (1707531141)

I Kadek Cesin Dwi Murthi Prayoga (1807531044)

Ni Made Dian Kemala Ratih Palgunadi (1807531045)

Adela (1807531058)

Deva Wedastawa (1807531064)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI REGULER BUKIT


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
SAMPEL REPRESENTATIF

Suatu sampel representatif adalah sampel yang memiliki karakteristik yang hampir sama
dengan karakteristik populasi. Hal ini berarti bahwa unsur sampel serupa dengan unsur yang
tidak diikutsertakan dalam sampel. Dalam praktik, auditor tidak pernah mengetahui apakah
sampel representatif atau tidak, bahkan sampai setelah pengujian selesai dikerjakan. (Satu-
satunya cara untuk mengetahui apakah suatu sampel representatif adalah dengan melakukan
audit terhadap keseluruhan populasi). Namun demikian, auditor dapat meningkatkan
kemungkinan suatu sampel menjadi representatif dengan cara meningkatkan kecermatan
dalam merancang proses sampling, pemilihan sampel, dan mengevaluasi hasilnya. Suatu hasil
sampel bisa menjadi tidak representatif karena kesalahan non-sampling dan kesalahan
sampling. Risiko dari terjadinya kedua jenis kesalahan ini disebut risiko non-sampling dan
risiko sampling. Kedua jenis risiko ini dapat dikendalikan.

Risiko non-sampling adalah risiko bahwa suatu pengujian audit tidak dapat mengungkapkan
adanya penyimpangan dalam sampel. Dua penyebab risiko non-sampling adalah: auditor
gagal untuk mengetahui adanya penyimpangan dan tidak tepat atau tidak efektifnya prosedur
audit. Auditor bisa gagal untuk mengetahui adanya penyimpangan karena kelelahan,
kebosanan, atau tidak memahami apa yang dicari.

Risiko sampling adalah bagian inheren dari sampling yang disebabkan karena pengujian tidak
dilakukan terhadap keseluruhan populasi. Auditor mempunyai dua cara untuk mengontrol
risiko sampling, yaitu:

1. Mengubah ukuran sampel


2. Menggunakan metode yang tepat untuk memilih unsur sampel dari populasi.

Sampling Statistik dan Sampling Non Statistik Serta Pemilihan Sampel Probabilistik
dan Non Probabilistik

 Sampel Statistik dan Non-statistik


Sampel statistik, dengan menerapkan aturan matematika, auditor dapat
mengkuantifikasi atau menguukur risiko sampling dalam perencanaan sampel (tahap 1),
dan dalam mengevaluasi hasil (tahap 3). Tingkat keyakinan 95% mendatangkan risiko
sampling sebesar 5 %. Sampling non-statistik, auditor tidak mengkantifikasi risiko
sampling. Auditor memilih unsur-unsur sampel yang diyakininya akan memberi
informasi yang paling bermanfaat, dalam situasi yang dihadapi, dan mencapai
kesimpulan tentang populasi berdasarkan hasil pertimbangannya. Karena alasan tersebut,
penggunaan sampling non-statistik sering disebut judgemental sampling.
 Pemilihan Sampel Probabilistik dan Non-probabilistik
Apabila menggunakan sampel probabilistik, auditor memilih unsur-unsur sampel secara
acak. Sedangkan dalam pemilihan sampel non-probabilistik, auditor memilih unsur sampel
dengan menggunakan pertimbangan profesional.
 Penerapan Sampling Statistik dan Non-statistik dalam Praktik serta Metoda
Pemilihan Sampel
Ada tiga tipe metode pemilihan sampel yang lazim yang berhubungan dengan sampling
audit non-statistik. Ketiganya adalah non-probabilistik. Ada empat tipe metoda pemilihan
sampel yang berhubungan dengan sampling audit statistik. Keempat metoda tersebut
adalah probabilistik.

Metoda Pemilihan Sampel Non-probabilistik


 Pemilihan Sampel Langsung
Dalam metoda pemilihan sampel langsung, auditor secara sengaja memilih setiap unsur
dalam sampel berdasarkan kriteria menurut pertimbangannya sendiri dan tidak
memilihnya secara acak.
 Pemilihan Sampel Blok
Auditor memilih unsur pertama dalam suatu blok, dan selanjutnya dipilih secara
berurutan. Penggunaan sampel blok biasanya dapat diterima hanya apabila jumlah blok
yang digunakan cukup banyak. Sampling blok dapat juga digunakan sebagai suplemen
terhadap sampel lain apabila terdapat kemungkinan besar terjadi kesalahan penyajian
pada suatu periode yang diketahui.
 Pemilihan Sampl Sembarang
Pemilihan sampel sembarang adalah pemilihan unsur-unsur tanpa suatu bias yang
disadari auditor. Dalam hal sepeti ini, auditor memilih unsur populasi tanpa
mempertimbangkan ukuran, sumber, ataupun karakteristik pembeda lainnya.

METODE PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK


Sampel statistik mengharuskan sampel probabilistik mengukur risiko sampling. Untuk
sampel probabilistik, auditortidakmenggunakan pertimbangan mengenai item atau po sampel
mana yang akan dipilih, keculi dalam memilih mana dari epat metode pemilihan yang akan
digunakan.
Dalam sampel acak (random sample) sederhana, setiap kombinasi dari item
populasi yang mungkin memiliki kesempatan untuk dimasukkan dalam sampel auditor
menggunakan sampling random atau acak sederhana untuk populasi sampel apabila tidak ada
kebutuhan untuk menekankan satu atau lebih item populasi.
·         Tabel angka acak
Angka acak adalah serangkaian dari digit yang memiliki probabilitas yang sama untuk
muncul selama jangka panjang dan tidak memiliki pola yang dapat diidentifikasi. Sebuah
tabel angka acak (random number table) memiliki digit acak dalam bentuk tabel dengan baris
dan kolom yang telah diberikan nomor. Auditor memilih sampel acak dengan pertama
membentuk korespondensi antara nomer dokumen klien yang akan dipilih dan digit pada
tabel angka acak.
·         Angka acak yang dihasilkan komputer
Program komputer menawarkan beberapa keunggulan : penghematan waktu,
berkurangnya kemungkinan kesalahan auditor dalam memilih angka, dan dokumentasi
otomatis. Karena sebagian besar auditor memiliki akses ke computer dan ke spreadsheet
elektronik atau  program generator angka acak, mereka biasanya lebih suka menggunakan
angka acak yang dihasilkan komputer ketimbang metode pemilihan probabilistik lainnya.
Pemilihan sampel sistematis (sistematic sample selection) auditor menghitung
suatu interval dan kemudian memilih item item yang akan dijadikan sampel berdasarkan
ukuran interval tersebut. Interval ditentukan dengan membagi ukuran populasi dengan ukuran
sampel yang diinginkan. Keunggulan dari pemilihan sistematis adalah lebih mudah
digunakan. Dalam sebagian besar populasi, sampel sistematis dapat diambil dengan cepat dan
pendekatannya secara otomatis akan menempatkan nomor lain dalam urutan, yang
membuatnya lebih mudah dalam mengembangkan dokumentasi yang sesuai.
Dalam banyak situasi audit, jauh lebih menguntungkan memilih sampel yang
menekankan item item populasi dengan jumlah tercatat yang lebih besar. Ada dua cara untuk
memperoleh sampel semacam itu :
1. Mengambil sampel dimana probabilitas pemilihan setiap item populasi individual
bersifat proporsional dengan jumlah tercatatnya.
2. Membagi populasi kedalam subpopulasi, biasanya menurut ukuran dolar, dan
mengambil sampel yang lebih besar dari subpopulasi itu dengan ukuran yang lebih
besar.
SAMPLING UNTUK TINGKAT PENYIMPANGAN
Auditor menggunakan sampling pada pengujian pengendalian dan pengujian
substantive atas transaksi untuk mengestimasi persentase item item dalam populasi yang
memiliki karakteristik atau atribut kepentingan. Persentase ini disebut sebagai tingkat
keterjadian (accurence rate) atau tingkat pengecualian(exception rate).
Auditor sangat memperhatikan jenis pengecualian berikut dalam populasi data
akuntansi :
1. Menyimpan atau deviasi daripengendalian yang diterapkan klien.
2. Salah saji moneter dalam populasi data transaksi.
3. Salah saji moneter dalam rincian transaksi saldo akun
Tingkat pengecualian dalam suatu sampel akan digunakan untuk mengestimsi tingkat
pengecualian dalam populasi yang merupakan “estimasi terbaik” auditor atas tingkat
pengecualian populasi. Istilah pengecualian (exception) harus dipahami sebagai mengacu
pada deviasi dari prosedur pengendalian klien maupun jumlah yang salah secara moneter,
apakah hal itudisebabkan oleh kesalahan akuntansi yang tidak disengaja atau penyebab
lainnya. Istilah deviasi (deviation) terutama mengacu pada penyimpangan dari pengendalian
yang telah digariskan.
Karena tingkat pengecualian didasarkan pada sampel, kemungkinan besar tingkat
pengecualian akan berbeda dari tingkat pengecualian populasi aktual. Perbedaan ini disebut
sebagai kesalahan sampling (sampling error).
Dalam menggunakan sampling audit untuk menentukan tingkat pengecualian, auditor
ingin mengetahui seberapa besar tingkat pengecualian itu, dan bukan lebar interval
keyakinannya. Karena itu auditor berfokus pada batas estimasi interval, yang disebut tingkat
pengecualian atas yang dihitung(computed upper exception rate = CUER) atau yang
diestimasi dalam melakukan pengujian pengendalian dan pengujian supstantif atas transaksi.

PENERAPAN PENGAMBILAN AUDIT NON-STATISTIK

Auditor menggunakan 14 langkah dalam menerapkan pengambilan sampel audit


untuk pengujian pengendalian dan pengujian subtantif transaksi, langkah ini terbagi menjadi
3 fase serta berguna untuk meyakinkan penerapan audit maupun pengambilan sampel dengan
tepat.Tujuan dari pengujian harus ditetapkan dalam pengertian siklus transaksi apa yang akan
diuji. Biasanya auditor mengidentifikasi tujuan dari pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi untuk menguji efektivitas pelaksanaan pengendalian internal dan
menentukan apakah terdapat salah saji moneter dalam transaksi.

Dalam pengambilan sampel audit yang diterapkan auditor merencanakan untuk menarik
kesimpulan mengenai suatu populasi berdasarkan pada suatu sampel. Auditor harus
memeriksa program audit dan memmilih prosedur audit dalam pengambilan sampel.
Diasumsikan program audit sebagai berikut :

1. Me-review transaksi penjualan yang memiliki jumlah yang besar dan tidak biasa
(prosedur analitis)
2. Mengamati apakah tugas yang dijalankan oleh petugas piutang dagang terpisah dari
tugas penerimaan kas ( penggujian pengendalian )
3. Memeriksa sampel salinan faktur penjualan berikut (Pengujian pengendalian)
4. Memilih suatu sampel dokumen pengiriman barang serta menelusuri salinan faktur
penjualan yang terkait
5. Membandingkan kuantitas pada setiap salinan faktur penjualan dengan kuantitas pada
dokumen pengiriman yang terkait

Ketika pengambilan sampel audit digunakan, auditor harus sangat berhati-hati


dalam mendefinisikan karakterisktik (atribut) yang akan diuji dan kondisi pengecualiannya,
terkecuali auditor telah mendefinisikan atribut dengan hati-hati. Atribut yang penting dan
kondisi pengecualian untuk pengambilan sampel audit diambil secara langsung dari prosedur
audit auditor. Penetapan tingkat pengecualian yang dapat diterima (tolerable expection rate
/TER )untuk setiap atribut memerlukan pertimbangan profesional auditor. TER merupakan
tingkat pengecualian yang paling tinggi diizinkan oleh auditor dalam mengendalikan hal yang
diuji dan masih dalam penyimpulan bahwa pengendalian berjalan efektif.

Auditor membuat estimasi dahulu ats tingkat pengecualian populasi untuk


merencankan ukuran sampel yang tepat. Jika estimasi tingkat pengeculian populasi
(Esttimated Population Exception Rate - EPER ) rendah, ukuran sampel yang relatif rendah
akan memenuhi tingkat pengecualian yang dapat diterima auditor karena hanyadibutuhkan
estimasi yang tidak akurat. Auditor biasanya menggunakan hasil audit tahun sebelumnya
untuk mengestimasikan EPER, jika hasil tahun sebelumnya tidak tersedia atau tidak dapat
diandalkan maka auditor dapat mengambil ukuran sampel awal yang lebih kecil dari populasi
tahun berjalan. Empat faktor dalam menentukan ukuran sampel awal untuk pengambilan
sampel audit adalah ukuran populasi, TER, ARACR, EPER. Setelah tiga faktor utama
mempengaruhi ukuran sampel telah ditentukan auditor dapat memutuskan ukuran sampel
awal.

PENGAMBILAN SAMPEL AUDIT SECARA STATISTIK

Metode pengambilan sampel statistik yang paling banyak digunakan dalam pengujian
pengendalian dan pengujian subtantif transaksi adalah pengambilan sampel atribut. Ketika
pengambilan sampel atribut digunakan maka akan mengacu pada pengambilan sampel atribut
statistik. Pengambilan sampel non-statistik juga memiliki atribut yang merupakan
karakteristik yang diuji dari populasi, namun pengambilan sampel atribut merupakan suatu
metode demgam pendekatan statistik.

Auditor mendasari kesimpulan statistik pada distribusi sampel. Suatu distribusi


sampel merupakan distribusi frekuensi hasil yang mungkin dari semua sampel dengan ukuran
tertentu yang didapatkan dari suatu populasi yang memiliki beberapa karakteristik khusus.
Distribusi sampel memungkinkan auditor untuk membuat pernyataan probabilitas mengenai
kemungkinan sifat representatif dari setiap sampel yang didistribusikan. Pengambilan sampel
atribut berdasarkan pada distribusi binomial yang mana setiap sampel yang mungkin dalamm
populasi memiliki kemungkinan satu atau dua nilai.

Distribusi sampling

Auditor mendasarkan pengujian statistiknya pada distribusi sampling. Disribusi sampling


adalah distribusi frekuensi hasil semua sampel berukuran khusus yang dapat diperoleh dari
populasi yang memiliki beberapa karakteristik tertentu.distribusi sampling memungkinkan
auditor untuk membuat laporan probabilitas mengenai kemungkinan terwakilnya stiap sampel
dalam distribusi.sampling atribut didasarkan pada distribusi binominal, imana setipsampel
dalam populasi memiliki satu dari dua nilai yang mungkin atau deviasi pengendalian.
Aplikasi sampling atribut

Merencanakan sampel

1. menyatakan tujuan pengujian audit

2. memutuskan apakah sampling aidit dapat diterapkan

3. mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian

4. mendefinisikan populasi

5. menetapkan tingkat pengencualian yang dapat ditoleransi

6. menetapakan ARACR yang terlalu rendah

7. mengestimasi tingkat pengecualia populasi

8. menentukan ukuran sampel awal

Menggunakan tabel, jika auditor menggunakan tabel untuk menentukan ukuran sampel
awal, mereka akan mengikuti empat langkah berikut :

 memilih tabel yang berhubungan dengan ARACR


 menempatkan TER pada bagian atas tabel
 menempatkan EPER pada kolom bian kiri
 membaca kebawah kolom bawah TER yang sesuai hingga berpotongn dengan baris
EPER yang tepat. Angka pada perpotongan tersebut adalah ukuran sampel awal

Dampak ukuran populasi:

 Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit


 Memilih sampel. Satu satunya perbedaan dalam pemilihan sampel bagi sampling
statistikdan nonstatistik adalah terletak pada persyaratan bahwa metode probabilistik
harus digunakan untuk sampling statistik. Baik sampling acak sederhana maupun
sampling sistematis akan digunakan pada sampling atribut.
 Melaksanakan prosedur audit, sama untuk sampling atribut maupun sampling
nonstatistik.
 Mengevaluasi hasil
 Menggenaralisasi dari sampel ke populasi. Untuk sampling atribut, auditor
menghitung batas kemampuan atas CUER dengan ARACR tertentu, yang sekali lagi
menggunakan program komputer khusus atau tabel yang dikembangkan dari rimus
statistik.

DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai