Anda di halaman 1dari 4

Nama : Baiq Anita Zahriana

NIM : 20180420322

BAB IV
Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Biaya per Unit


Biaya per unit (unit cost) adalah jumlah biaya yang berkaitan dengan unit yang
diproduksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi.

Pentingnya biaya per Unit


Biaya per unit digunakan untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan penyediaan
input untuk berbagai keputusan. Contoh keputusan yang dibuat adalah seperti menetapkan
harga, membuat atau membeli, dan menerima atau menolak pesanan khusus. Karena
pentingnya biaya per unit, keakuratan mmenjadi hal yang utama dalam menentukan biaya per
unit.

Cara Untuk Mendapatkan Informasi Biaya Per Unit


Dua sistem pengukuran informasi biaya per unit adalah :
 Perhitungan biaya aktual : membebankan biaya aktual bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead ke produk.
 Perhitungan biaya normal : membebankan biaya aktual bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung ke produk. Akn tetapi biaya overhead dibebankan ke produk
dengan menggunakan tarif perkiraan.

Tarif perkiraan overhead adalah suatu tarif yang didasarkan pada perkiraan data dan dihitung
dengan menggunakan rumus :

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛


𝑻𝒂𝒓𝒊𝒇 𝑷𝒆𝒓𝒌𝒊𝒓𝒂𝒂𝒏 𝑶𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 = Penggunaan aktivitas yang diperkirakan

Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Fungsi


Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi membebankan biaya bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung ke produk dengan menggunakan penelusuran langsung. Perhitungan
biaya produk berdasarkan fungsi menggunakan penggerak aktivitas tingkat unit (faktor
yang menyebabkan perubahan biaya seiring dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi).
Contoh-contoh dari penggerak tingkat unit yang pada umumnya digunakan untuk
membebankan overhead meliputi :
 Unit yang diproduksi,
 Jam tenaga kerja langsung,
 Biaya tenaga kerja langsung.
 Jam mesin,
 Biaya bahan baku langsung.

Tingkat kapasitas yang dapat dipilih pada umumnya ada empat :


1. Kapasitas aktivitas yang diharapkan adalah output aktivitas yang diharapkan
perusahaan dapat tercapai pada tahun yang datang
2. Kapasitas aktivitas normal (normal activity capacity) adalah output aktivitas rata-rata
yang perusahaan alami dalam jangka panjang (volume normal dihitung dari satu satu
periode)
3. Kapasitas aktivitas teoretis (theoretical activity capacity) adalah output aktivitas
maksimum secara absolut yang dapat direalisasikan dengan berasumsi bahwa semua
beroperasi secara sempurna
4. Kapasitas aktivitas praktis (practical activity capacity) adalah output maksimum yang
dapat diwujudkan jika semuanya berjalan secara efisien.

Tarif Kesulurahan Pabrik


Perhitungan ini terdiri dua tahap. Pertama, biaya overhead yang dianggarkan akan
diakumulasi menjadi satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik (pembeban biaya tahap
pertama). Biaya overhead dibebankan secara langsung ke kesatuan biaya tersebut dengan
menambahkan seluruh biaya overhead yang diperkirakan muncul dalam satu tahun. Secara
logika, kita dapat berargumentasi bahwa biaya-biaya ini dibebankan ke aktivitas makro yang
sangat luas : produksi sewaktu biaya dihitung masuk ke dalam kesatuan biaya ini, tarif
keseluruhan pabrik dihitung dengan menggunakan penggerak tingkat unit (biasanya jam
tenaga kerja langsung). Terakhir, biaya overhead dibebankan ke produk, melalui cara
mengkalikan tarif tersebut dengan jumlah total jam tenaga kerja langsung aktual yang
digunakan masing-masing produk.

Tarif Departemen
Pada tahap pertama, biaya overhead keseluruhan pabrik dibagi dan dibebankan setiap
Departemen Produksi, dan membentuk kelompok biaya overhead departemen. Ketika biaya
dibebankan ke setiap Departemen Produksi, penggerak berdasarkan unit – seperti jam tenaga
kerja langsung (untuk departemen yang memakai banyak tenaga kerja) dan jam mesin (untuk
departemen yag memakai banyak mesin) – digunakan untuk menghitung tarif departemen.
Produk yang diproses oleh berbagai departemen diasumsikan mengonsumsi sumber daya
overhead sesuai proporsi penggerak berdasarkan unit departemen (seperti jam mesin atau jam
tenaga kerja langsung yang digunakan). Selanjutnya pada tahap dua, overhead dibebankan ke
produk dengan mengkalikan tariff departemen dengan jumlah penggerak yang digunakan
dalam departemen terkait. Jumlah overhead yang dibebankan ke produk secara sederhana
adalah jumlah dari banyaknya overhead yang dibebankan dalam setiap departemen.

Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya Berdasarkan Fungsi


Paling tidak, terdapat dua faktor utama yang menyebabkan ketidakmampuan tarif
keseluruhan pabrik dan departemen berdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead
secara tepat :
 Proporsi biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit terhadap jumlah biaya
overhead adalah besar
 Tingkat keanekaragaman produknya besar

Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Aktivitas : Penjelasan Terperinci


Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based cost-ABC), pertama,
menelusuri biaya pada aktivitas, kemudian pada produk. Asumsi yang mendasari adalah
aktivitas menggunakan sumber daya dan produk yang pada gilirannya menggunakan aktivitas.
Oleh sebab itu, ABC juga merupakan proses dua tahap. Akan tetapi,sistem ABC menekankan
penelusuran langsung dan penelusuran penggerak (menekankan hubungan sebab-akibat),
sedangkan sistem biaya tradisional cenderung gencar dalam alokasi (sangat mengabaikan
hubungan sebab-akibat).
Ada dua tahapan prosedur yang digunakan untuk menerapkan ABC, yaitu :
1. Identifikasi Aktivitas dan Atributnya
Identifikasi aktivitas adalah tahapan awal dalam perancangan sistem perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas. Pengidentifikasian aktivitas biasanya dilakukan dengan
mewawancarai para manajer atau para wakil dari area kerja fungsional (departemen).
Langkah pertama yang dilakukan dalam tahap pengidentifikasian adalah menyiapkan
rangkaian pertanyaan utama, yang nantinya informasi yang didapatkan dari wawancara
pertanyaan-pertanyaan ini menjadi dasar untuk menyusun kamus aktivitas (aktivitas-
aktivitas dalam sebuah organisasi bersama dengan atribut aktivitas (informasi keuangan
dan nonkeuangan yang mendeskripsikan aktivitas individual)) yang penting) dan
menyediakan data yang berguna untuk pembebanan biaya sumber daya pada aktivitas
individual.
2. Pembebanan Biaya pada Aktivitas
Setelah aktivitas diidentifikasikan dan dideskripsikan, tugas berikutnya adalah
menentukan berapa banyak biaya untuk melakukan setiap aktivitas. Hal ini
membutuhkan identifikasi sumber daya yang digunakan setiap aktivitas. Aktivitas
menggunakan sumber daya, seperti tenaga kerja, bahan, energy, dan modal. Biaya dari
sumber daya didapatkan dari buku besar umum, tetapi seberapa besar biaya yang
dihabiskan pada setiap aktivitas tidak dapat dilihat. Oleh, biaya sumber daya pada
aktivitas perlu dibebankan dengan menggunakan penelusuran langsung dan penggerak.

Perincian Klasifikasi Aktivitas


Pada pembentukkan kumpulan aktivitas yang berhubungan, aktivitas diklasifikasikan
menjadi salah satu dari empat kategori umum aktivitas berikut :
 Aktivitas tingkat unit adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali suatu unit diproduksi.
Contoh : permesinan dan perakitan.
 Aktivitas tingkat batch adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produk
diproduksi. Contoh : penyetelan, pengawasan (kecuali apabila setiap unit diperiksa),
jadwal produksi, dan penangan bahan.
 Aktivitas tingkat produk adalah aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk
mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Contoh : perubahan
teknik, pengembangan prosedur pengujian produk, pemasaran produk, rekayasa
teknik produk, dan pengiriman.
 Aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses umum diproduksi
suatu pabrik. Contoh : manajemen pabrik, tata letak, pendukung program komunitas,
keamanan, pajak kekayaan, dan penyusutan di pabrik.
Mengurangi Ukuran dan Kerumitan dari Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan
Aktivitas
Karena fokus perhitungan biaya berdasarkan aktivita adalah aktivitas, tahap pertama
adalah identifikasi aktivitas. Biaya dihubungkan dengan aktivitas individual, dan aktivitas
diklasifikasikan sebagai aktivitas primer (aktivitas yang dikonsumsi produk atau pelanggan)
atau aktivitas sekunder (aktivitas yang dikonsumsi oleh aktivitas primer). Dalam tahap
lanjutan biaya dari aktivitas sekunder dibebankan ulang pada aktivitas primer. Dalam tahap
akhir, biaya dari aktivitas primer dibebankan pada produk atau pelanggan. Pembebanan biaya
pada aktivitas lain membutuhkan (tahap lanjutan) atau pembebanan biaya pada produk atau
pelanggan (tahap akhir) membutuhkan penggunaan tarif aktivitas. Walaupun teknologi
informasi pasti mampu menangani berbagai jumlah tarif tersebut, ada baiknya jumlah tarif
tersebut dikurangi agar dapat mengurangi kerumitan sistem perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas.

Mengurangi Jumlah Tarif dengan Menggunakan Rasio Konsumsi


Salah satu cara yang sangat langsung untuk mengurangi jumlah tarif adalah
mengumpulkan semua semua aktivitas yang memiliki rasio konsumsi yang sama dalam satu
kelompok biaya (cost pool).

Mengurangi Jumlah Tarif melalui Aproksimasi ABC


Salah satu cara mengurangi jumlah tarif adalah dengan hanya menggunakan aktivitas
yang paling mahal dan menggunakan penggeraknya untuk membebankan biaya pada produk.
Biaya dari aktivitas yang tidak terlalu mahal dialokasikan dalam kelompok biaya dari
aktivitas yang mahal. Dengan cara ini, sebagian besar biaya yang akan dibebankan pada
berbagai produk secara akurat. Biaya-biaya dari kebanyakanaktivitas yang biayanya tinggi
dibebankan dengan menggunakan berbagai penggerak sebab-dan-akibat (cause-and-effect),
sedangkan berbagai biaya aktivitas yang tidak mahal dibebankan secara lebih arbitrer.
Pendekatan ini sederhana, mudah dipahami,dan sering mengarah pada perkiraan pembebanan
(aproksimas) ABC yang cukup bagus.

Anda mungkin juga menyukai