Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN

BIAYA
JOINT COST
AKUNTANSI B (KELOMPOK 3)
Risma Rusnawati N.K.
13430097
Ikke Chyntia Aprilia Sari 13430207
Linda Sekarmawarti 13430212

JOINT COST
Pengertian JOINT COST
Karakteristik Umum JOINT COST (Biaya Bersama)
Akuntansi untuk Biaya Produk Bersama
Akuntansi untuk Produk Samping
Pengaruh Biaya Produk Bersama pada Pengendalian
Biaya dan Pengambilan Keputusan
Kasus Dan Pembahasan

Pengertian JOINT COST

Biaya merupakan salah satu masalah yang


penting, maka dari itu perusahaan memerlukan
informasi biaya untuk mengukur apakah masukan
yang dikorbankan memiliki nilai ekonomi yang
labih rendah daripada nilai keluarannya.
Biaya seringkali digunakan dalam arti yang
sama dengan istilah beban, padahal pengertian
biaya berbeda dengan beban. Biaya merupakan
pengorbanan untuk memperoleh harta,
sedangkan beban merupakan pengorbanan untuk
memperoleh pendapatan.

Karakteristik Umum JOINT COST (Biaya Bersama)


1. Produk bersama memiliki hubungan fisik yang sangat erat
satu sama lain dalam proses produksinya. Bila ada tambahan
kuantitas untuk menambah unit produk yang lain maka kuantitas
produk yang lain akan bertambah secara proporsional.
2. Tidak ada satu produk pun dari produk bersama yang
secara signifikan nilainya lebih tinggi dari produk yang lain.
3. Dalam proses produk bersama dikenal istilah "Titik Pisah" yakni
saat terpisahnya (split-off) masing masing jenis produk yang
dihasilkan dari bahan baku, tenaga kerja dan overhead yang telah
dinikmati oleh produk secara bersamasama.
4. Setelah terpisah (split-off) produk berdiri sendirisendiri yang
mungkin langsung dijual atau mungkin pula harus diproses lebih
lanjut untuk mendapatkan produk yang lebih menguntungkan.

Akuntansi untuk Biaya Produk Bersama

1. Pendekatan dan Manfaat yang Diterima


Untuk fisik menyatakan hal-hal seperti kandungan panas, volume
dan berat yang digunakan dalam mengukur manfaat yang diterima,
sementara nilai pasar relative digunakan untuk mengukur kemampuan
produk bersama individu untuk menyerap biaya bersama. Ada 2
metode yaitu: Metode unit fisik dan Metode rata-rata tertimbang dan
Alokasi Berdasarkan Nilai Pasar Relatif
Keunggulan pendekatan ini adalah bahwa alokasi biaya bersama
tidak akan menghasilkan produk yang secara konsisten
menguntungkan atau merugikan. Dasar pemikiran untuk
menggunakan kemampuan untuk menanggung adalah asumsi bahwa
biaya tidak akan terjadi kecuali produk yang diproduksi bersamaan
akan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi semua
biaya ditambah tingkat pembelian yang wajar. Ada 2 metode yaitu:
Metode nilai jual saat pisah, Metode nilai realisasi bersih, Metode
presentase margin bruto konstan, dan Rasio penjualan terhadap
produksi.

Akuntansi untuk Produk Samping

Tujuan dari akuntansi produk samping adalah sama dengan


tujuan untuk produk bersama, untuk menentukan
pendapatan dan persediaan untuk tujuan pelaporan
keuangan. Alokasi biaya bersama penggunaannya dibatasi
untuk maksud pengambilan keputusan internal. Nilai relative
produk bersama dan produk sampingan mempengaruhi
jumlah waktu dan usaha akuntan yang dicurahkan untuk
mengukur biaya-biaya tersebut. Produk bersama merupakan
produk yang material bagi perusahaan, dan alokasi biaya
diantara produk sejenis, meskipun secara acak, diperlukan
untuk pengukuran pendapatan dan persediaan. Ada 3
metode yaitu:
1. Akuntansi Metode Non-Biaya untuk Produk-Samping
2. Pendapatan Produk-Samping Dikurangkan Dari Produk
Utama
3. Akuntansi Metode Biaya untuk Produk-Samping

Pengaruh Biaya Produk Bersama pada


Pengendalian Biaya dan Pengambilan
Keputusan
Meskipun angka persediaan untuk neraca dan tujuan
penentuan pendapatan mungkin merupakan pertimbangan
utama dalam alokasi biaya bersama, perhitungan harga
pokok biaya bersama dapat mempengaruhi pengendalian
biaya dan pengambilan keputusan. Karena, penting untuk
dipahami kapan penggunaan biaya produk bersama yang
dialokasikan dapat menyesatkan. Beberapa area yang
dapat terpengaruhi oleh alokasi biaya bersama adalah
keputusan keluaran pemprosesan lebih lanjut dari produk
bersama dan penentuan produk yang diproduksi secara
bersama. Ada 3 keputusan yaitu:
1. Keputusan Keluaran
2. Keputusan Pemrosesan Lebih Lanjut
3. Penentuan Harga Produk Bersama

Kasus

Pabrik Gula Gempolkrep merupakan suatu perusahaan yang


memproduksi produk secara serentak menjadi beberapa macam output.
Proses produksi bersama ini akan menghasilkan produk utama berupa
gula dan tetes serta produk sampingan berupa ampas dan blotong.
Penggolongan produk utama dan produk sampingan ini berdasarkan
pada nilai jualnya yang berbeda-beda. Gula dan tetes mempunyai nilai
jual relatif lebih besar dari pada ampas dan blotong sehingga gula dan
tetes disebut produk utama, sedangkan ampas dan blotong disebut
produk sampingan.
Biaya bersama yang terjadi dalam proses produksi harus dialokasikan
pada masing-masing produk. Biaya bersama yang dialokasikan adalah
biaya yang terjadi sebelum titik pisah (split-off), yaitu titik dimana
produk dapat dipisah dan diidentifikasi. Pada Pabrik Gula Gempolkrep
terdapat tiga titik pisah untuk memisahkan produk. Titik pisah yang
pertama adalah pada proses gilingan yaitu untuk memisahkan produk
utama dan ampas. Titik pisah yang ke dua adalah pada proses
pemurnian yaitu untuk memisahkan produk utama dengan blotong.
Titik pisah yang ketiga adalah pada proses putaran yaitu untuk
memisahkan produk utama menjadi gula dan tetes.

Lanjutan Kasus...

Pabrik Gula Gempolkrep mengalokasikan biaya bersama ke produk


utama yaitu gula dan tetes atas dasar penggunaan metode harga pasar.
Sedangkan produk sampingan yang dihasilkan berupa ampas dan blotong
jumlahnya relatif tidak material sehingga Pabrik Gula Gempolkrep tidak
mengalokasikan biaya bersama ke produk sampingan. Hal ini sesuai
dengan PSAK No. 14 paragraf 13 yang menyatakan jika produk sampingan
tidak material maka diperbolehkan untuk tidak mengalokasikan biaya
bersama ke produk sampingan yang dihasilkan. Produk sampingan berupa
ampas dan blotong yang dijual kepada pihak luar dinilai dengan
menggunakan metode pengakuan pendapatan kotor, sedangkan ampas
yang digunakan sendiri tidak ada penilaian. Hasil penjualan ampas dan
blotong akan dicatat pada laporan laba/rugi dalam pos pendapatan lainlain. Produk sampingan yang berupa blotong diproses lebih lanjut untuk
dijadikan pupuk kompos, Sedangkan biaya pemrosesan lebih lanjut untuk
blotong dicatat sebagai biaya produksi kompos pada komponen biaya lainlain. Hal ini tidak sesuai dengan PSAK No. 14 paragraf 13 bahwa biaya
produk sampingan akan dinilai berdasarkan nilai realisasi bersih. Berikut ini
data laporan laba/rugi Pabrik Gula Gempolkrep .

Lanjutan Kasus...

Tabel 1 Laporan Laba / Rugi


Jumlah pendapatan usaha

193.663.156.186

HPP gula dan tetes

2.337.531.610

Jumlah by produk bersama

119.185.166.872

Jumlah by titik pisah produk

1.957.672.579

Jumlah biaya produksi

121.142.839.451

HPP.gula dan tetes

116.683.537.472

Biaya penjualan

2.284.683.057

Laba usaha

74.694.935.657

Pendapatan diluar usaha

3.758.327.634

Biaya lain-lain

2.503.135.558

Pendapatan diluar usaha

1.255.192.076

Laba bersih

75.950.127.733

Sumber : data intern perusahaan

Lanjutan Kasus...

Dari laporan keuangan (laporan laba / rugi) pada tabel di atas dapat
diketahui bahwa biaya bersama yang timbul akibat terjadinya proses
produksi bersama sampai dengan biaya pemrosesan lanjutan, dapat
dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2 Biaya Bersama dan biaya lanjutan
Jumlah by produk bersama

118.316.538.163

Jumlah by titik pisah produk


Biaya bersama sampai dengan

1.957.672.579

titik pisah serta biaya

120.274.210.742

pemrosesan lanjutan

Sumber : data intern perusahaan


Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa total biaya bersama yang diperlukan untuk
memproduksi gula dan tetes adalah sebesar Rp. 118.316.538.163. biaya bersama
ini bisa menghasilkan produk gula sebesar 247.200,46 kuintal dengan harga jual
per kuintal Rp 606.196,37 diperlukan biaya tambahan sebesar Rp 1.957.672.579,
sedangkan untuk tetes menghasilkan produk sebesar 376.826,08 kuintal dengan
harga jual per kuintal sebesar Rp 140.206,41 tanpa diperlukan biaya tambahan.

Pembahasan
Produk bersama yaitu gula, tetes, ampas dan blotong timbul
karena berbagai produk tersebut berasal dari bahan yang sama,
diolah dengan proses yang sama. Masalah yang timbul dalam produk
bersama adalah bagaimana mengalokasikan biaya bersama kepada
setiap produk utama yaitu gula dan tetes agar masing-masing
mempunyai nilai yang akurat. Sedangkan produk sampingan memiliki
masalah bagaimana perlakuan akuntansinya baik yang dijual kepada
pihak luar maupun yang digunakan sendiri dalam proses produksi
Pabrik Gula Gempolkrep.
Pabrik Gula Gempolkrep mengalokasikan biaya bersama ke
produk utama yaitu gula dan tetes atas dasar penggunaan metode
harga pasar hipotesis. Penggunaan metode ini dinilai lebih realistis
dan cukup akurat dalam pengalokasian biaya produk bersama.
Dari perhitungan penggunaan metode harga pasar diperoleh
persentase pengalokasian biaya bersama ke produk utama yaitu gula
sebesar 72,44% dan tetes sebesar 27,56%. Jumlah biaya bersama
yang masuk dalam proses produksi sebesar Rp 118.316.538.163
yang dialokasikan ke produk gula sebesar Rp 85.708.869.308,93 dan
tetes sebesar Rp 32.607.668.854,07.

Lanjutan Pembahasan...

Penggunaan metode harga pasar hipotesis pada masing-masing produk


utama sudah sesuai dengan teori dan prinsip akuntansi yang berlaku. Hal ini
dikarenakan produk utama yang dihasilkan tidak dapat dijual pada titik pisah
karena tidak memiliki nilai pasar, maka diperlukan proses pengolahan lebih
lanjut. Lagi pula, penjualan produk utama dilakukan dengan cara lelang
kepada para broker gula. Sehingga penggunaan metode ini lebih mudah dan
netral dengan dasar pemikiran bahwa harga jual suatu produk merupakan
perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut.
Sedangkan produk sampingan yang dihasilkan berupa ampas dan
blotong. Ampas sebagian dapat dijual kepada pihak luar dan sebagian
digunakan sendiri oleh perusahaan untuk bahan bakar ketel penghasil uap.
Produk sampingan jumlahnya relatif tidak material sehingga Pabrik Gula
Gempolkrep tidak mengalokasikan biaya bersama ke produk sampingan. Hal
ini sesuai dengan PSAK No. 14 paragraf 13 yang menyatakan jika produk
sampingan tidak material maka diperbolehkan untuk tidak mengalokasikan
biaya bersama ke produk sampingan yang dihasilkan. Produk sampingan
berupa ampas dan blotong yang dijual kepada pihak luar dinilai dengan
menggunakan metode pengakuan pendapatan kotor, sedangkan ampas yang
digunakan sendiri tidak ada penilaian. Hasil penjualan ampas dan blotong
akan dicatat pada laporan laba/rugi dalam pos pendapatan lain-lain. Produk
sampingan yang berupa blotong diproses lebih lanjut untuk dijadikan pupuk
kompos, Sedangkan biaya pemrosesan lebih lanjut untuk blotong dicatat
sebagai biaya produksi kompos pada komponen biaya lain-lain.

Lanjutan Pembahasan...

Produk sampingan yang berupa ampas yang dijual


kepada pihak luar sudah sesuai dengan teoritis yaitu
menggunakan metode pengakuan pendapatan kotor. Hal
ini dikarenakan ampas setelah terpisah dari produk utama
tidak memerlukan proses tambahan. Jadi perlakuan
produk sampingan ampas berdasarkan penjualan kotor.
sedangkan produk sampingan berupa ampas yang
digunakan sendiri oleh Pabrik Gula Gempolkrep sebagai
bahan bakar ketel dalam proses produksi belum diadakan
penilaian. Sesuai dengan keadaan perusahaan tersebut
maka metode yang sesuai adalah metode biaya
pengganti. Pada metode ini biaya produksi produk utama
akan dikurangi nilai produk sampingan yang digunakan
dalam proses produksi sebesar harga atau biaya
pengganti yang berlaku dipasar.

Lanjutan Pembahasan...

Dalam hal ini jumlah harga pokok pengganti produk sampingan yang telah
dipakai oleh perusahaan dalam proses produksi adalah sebesar 7.450 Ku x Rp
7.750,00 = Rp 57.737.500. kemudian jumlah biaya produksi pada laporan
keuangan sebesar Rp 121.142.839.451 dikurangi dengan harga pokok pengganti
produk sampingan sebesar Rp 57.737.500. hal ini akan menghasilkan biaya
produksi yang dialokasikan ke produk utama menjadi sebesar Rp
121.085.101.951. jadi pada metode ini biaya produk sampingan akan mendapat
alokasi dari biaya bersama. Sedangkan produk sampingan berupa blotong diproses
lebih lanjut manjadi pupuk kompos yang kemudian dijual kepada pihak luar.
Selama ini Pabrik Gula Gempolkrep mengakui hasil penjualan pupuk kompos
menggunakan metode pengakuan pendapatan kotor dengan mencatat penjualan
blotong sebagai pendapatan diluar usaha dan biayanya dicatat dalam biaya
produksi kompos pada komponen biaya lain-lain. Metode ini tidak mengalokasikan
biaya bersama ke produk sampingan dan merupakan prosedur non biaya (non cost
procedure) dimana biaya persediaan akhir dari produk utama dinilai berlebihan
karena sebagian biaya tersebut merupakan biaya produk sampingan. Penggunaan
metode ini tidak sesuai dengan yang disebutkan dalam PSAK No. 14 paragraf 13
bahwa biaya produk sampingan akan dinilai berdasarkan nilai realisasi bersih.
Metode yang sesuai teori dan PSAK untuk produk sampingan yang menyerap biaya
tambahan setelah terpisah dengan produk utama adalah metode pengakuan
pendapatan bersih yaitu hasil penjualan produk sampingan yang diperhitungkan
berdasarkan atas penjualan bersih produk sampingan.

Lanjutan Pembahasan...

Dalam metode pengakuan pendapatan bersih hasil penjualan


produk sampingan akan dikurangi biaya pemrosesan lanjutan
pada blotong. Perhitungan hasil penjualan bersih pupuk kompos
yang dijual kepada pihak luar adalah Penjualan pupuk kompos
Rp2.296.679.874 dikurangi Biaya pemrosesan lanjutan
Rp1.995.058.907 sama dengan Penjualan bersih Rp301.620.967.
Dari penilaian tersebut perlakuan akuntansi produk sampingan
menunjukkan adanya peningkatan laba bersih dari jumlah
awalnya sebesar Rp 75.950.127.733. Sedangkan setelah
dilakukan penilaian dan pencatatan sesuai teori dan PSAK yang
berlaku, laba bersih meningkat menjadi Rp 76.007.865.233. Hal
ini dikarenakan adanya penggunaan metode biaya pengganti
pada produk sampingan yang digunakan sendiri dalam proses
produksi. Penggunaan metode ini, biaya produksi produk utama
akan dikurangi nilai produk sampingan senilai Rp 57.737.500
sesuai dengan harga atau biaya pengganti yang berlaku dipasar.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai