Anda di halaman 1dari 22

VALUE FOR MONEY

AUDIT

Universitas Padjajaran
Bandung
2015
Pendahuluan
 Lingkup pemeriksaan value for money audit
lebih luas dibandingkan conventional audit.
 Conventional Audit meliputi financial audit
dan compliance audit.
 Value for money audit meliputi financial audit,
compliance audit dan performance audit.
 Performance audit meliputi management audit
(economis audit & efficiency audit) dan
program audit (effectiveness audit)
Karakteristik
Value For Money Audit
 Audit kinerja pada dasarnya merupakan
perluasan dari audit keuangan
 Kinerja yang baik yaitu mencapai tujuan
dengan standar tinggi dengan biaya rendah
 Salah satu perbedaan VFM audit dengan
conventional audit adalah dalam hal laporan
audit
Economy & Efficiency Audit
 Ekonomi mempunyai arti biaya terendah, sedangkan
efisiensi mengacu pada rasio terbaik antara output
dengan input
 Tujuan economy & efficiency audit untuk
menentukan : (1) apakah suatu entitas telah
memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber
daya secara ekonomis dan efisien, (2) penyebab
terjadinya praktek-praktek yang tidak ekonomis dan
efisien termasuk dalam mengelola sistem informasi,
prosedur administrasi, dan struktur organisasi
 Auditor mengukur efisiensi berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan
Effectiveness Audit
 Tujuan effectiveness audit : menentukan tingkat
pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan,
menentukan kesesuaian hasil dengan tujuan, dan
mempertimbangkan alternatif lain yang memberikan
hasil yang sama dengan biaya terendah.
 Evaluasi terhadap pelaksanaan suatu program harus
memperhatikan : (1) apakah suatu program tersebut
relevan atau realistik, (2) apakah ada pengaruh dari
program tersebut, (3) apakah program telah mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, dan (4) apakah ada cara-
cara yang lebih baik dalam mencapai hasil.
Tiga Kategori Kegiatan Value For
Money Audit
 By-product VFM Work : audit value for money
merupakan tujuan sekunder & kurang terstruktur
dibandingkan dengan kegiatan/tugas lain.
 An Arrangement Review : audit for money untuk
menjamin bahwa klien telah melakukan tugas
administrasi yang diperlukan untuk mencapai value
for money.
 Performance Review : penilaian objektif value for
money yang telah dicapai klien dan
membandingkannya dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Prasyarat yang harus dipenuhi
dalam audit kinerja
 Auditor & auditee
 Hubungan akuntabilitas auditee (subordinate)
dan audit recipient (otoritas yang lebih tinggi)
 Independensi antara auditor dan auditee
 Pengujian dan evaluasi tertentu atas aktivitas
yang menjadi tanggung jawab auditee oleh
auditor untuk audit recipient
Hubungan antara pihak-pihak yang
terlibat dalam audit kinerja
Pihak Pertama : Auditor

Fungsi Atestasi Fungsi Audit

Pihak Ketiga : Pihak Kedua :


Pihak yg menuntut Fungsi Akuntabilitas Entitas yg diaudit
Adanya akuntabilitas
Syarat-Syarat Menjadi Auditor
Sektor Publik
 Seorang auditor harus telah diakui dapat melakukan
pemeriksaan (audit) : memahami akuntansi, diakui
kemampuannya dalam mengaudit, memahami apakah
klien telah memanfaatkan sumber daya secara
ekonomis, efisiensi & efektif.
 Seorang auditor harus mematuhi kode etik yang
berlaku.
 Seorang auditor harus dapat melakukan audit dengan
bertanggung jawab karena terdorong oleh kesadaran
bahwa audit yang dilaksanakannya pada organisasi
sektor publik, terutama untuk memenuhi kepentingan
masyarakat.
Prosedur Utama Untuk Melaksanakan
Praktek Auditing Kinerja Organisasi Secara
Komprehensif

 Management and Technical Review


 Special Studies
Management & Technical Review
 Utk menentukan apakah rencana yang matang telah
dikembangkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
 Utk menentukan apakah terdapat struktur yang
memadai tentang wewenang dan tanggung jawab
manajemen.
 Utk menentukan apakah manajemen telah secara jelas
mengkomunikasikan ekspektasinya kepada pihak-
pihak yang bertanggung jawab atas operasi.
 Utk menentukan apakah pelaksanaan diawasi dan
dievaluasi secara reguler dengan kriteria yang
memadai sehingga dapat dideteksi dan dikoreksi tepat
pada waktunya.
Special Studies
 Untuk meneliti mengenai dugaan terjadinya
kesalahan atau kecurangan.
 Untuk menilai kecukupan pengendalian internal
dalam sistem informasi manajemen atau sistem
akuntansi yang diterapkan.
 Untuk mengkonsultasikan dengan manajemen
berkaitan dengan masalah keuangan khusus atau
masalah kinerja.
 Untuk mengevaluasi penggunaan dana untuk kegiatan
investasi yang mungkin berpengaruh terhadap operasi
organisasi di masa yang akan datang.
SAP Tahun 1995

 Standar Umum
 Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja
 Standar Pelaporan Audit Kinerja
Standar Umum
 Staf yang ditugasi mempunyai kecakapan
profesional
 Auditor harus independen
 Auditor menggunakan kemahiran
profesionalnya secara cermat & seksama
 Lembaga yang melaksanakan audit harus
mempunyai SPI yang memadai & sistem
pengendalian mutu harus di-review oleh pihak
lain yang berkompenten.
Standar Pekerjaan Lapangan Audit
Kinerja
 Perencanaan
 Supervisi
 Kepatuhan pada UU
 Pemahaman Pengendalian Manajemen yang
relevan dengan audit
Standar Pelaporan Audit Kinerja

 Bentuk
 Ketepatan waktu

 Isi laporan

 Penyajian Laporan

 Distribusi Laporan
Isi Laporan
 Rekomendasi
 Pernyataan Standar Audit

 Kepatuhan pada UU

 Ketidakpatuhan pada UU

 Pelaporan secara langsung terhadap UU dan penyalahgunaan


wewenang
 Pengendalian manajemen

 Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab

 Hasil/prestasi yang patut dihargai

 Hal yang memerlukan penelaahan lebih lanjut

 Informasi istimewa dan rahasia


Audit Kinerja Pemerintah Daerah
Dalam Konteks Otonomi Daerah
 Aspek terciptanya good governance :
pengawasan, pengendalian, & pemeriksaan.
 Pemberian wewenang harus diikuti dengan
pengawasan dan pengendalian.
 Penguatan fungsi pengendalian dilakukan
melalui pembuatan SPI.
 Pengawasan oleh DPR/DPRD dan masyarakat
luas harus sudah dilakukan sejak tahap
perencanaan
Permasalahan Audit Kinerja
Lembaga Pemerintah di Indonesia
 Otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung
jawab akan membawa perubahan pada pola
dan sistem pengawasan dan pemeriksaan.
 Pemberian kepercayaan kepada auditor untuk
memeriksa lembaga pemerintahan, telah
menjadi bagian penting bagi terciptanya
akuntabilitas publik.
Kelemahan Dalam Audit
Pemerintahan di Indonesia
 Tidak tersedianya indikator kinerja
(performance indicator) yang memadai.
 Masalah struktur lembaga pemeriksa
pemerintah pusat dan daerah di Indonesia
Solusi Masalah
 Menyusun performance indicator sebagai dasar
untuk mengukur kinerja pemerintahan.
 Reposisi lembaga pemeriksa sehingga lembaga
audit yang efisien dan efektif dapat terwujud.
The End

Anda mungkin juga menyukai