Tipe-Tipe Audit
1.1.1 Audit operasional (operational audit)
Audit ini meliputi penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai kegiatan
operasional organisasi dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian efesiensi,
efektivitas, maupun kehematan ekonomis operasional. Audit ini sering disebut
juga audit menejemen atau audit kinerja.
Klasifikasi auditing
1.2.1
Klasifikasi auditor berdasarkan pelaksana audit:
a. Auditing eksternal
Suatu control social yang memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi
pihak luar perusahaan yang diaudit.
b. Auditing internal
Suatu control organisasi yang mengukur dengan mengevaluasi efektifitas
organisasi
c. Auditing sektor publik
Suatu control atas organisasi pemerintah yang memberikan jasanya kepada
masyarakat.
1.2.2
Tipe-tipe auditor
1.3.1
Auditor pemerintah
adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamannya adalah
melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi
dalam pemerintah.
1.3.2
Auditor internal
adalah karyawan perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuannya, untuk
membantu manajemen dalam melakukan tanggung jawabnya secara efektif.
1.3.3
Auditor independen
adalah para praktisi individual atau anggota kantor akuntan public yang
memberikan jasa auditing professional kepada klien. Auditor ini menjalankan
pekerjaanya dibawah naungan kantor akuntan public.
1.4
yang diselengarakan oleh IAI dau kali dalam setahun (mei dan november) dengan
materi ujian: (1) teori dan praktek akuntansi, (2) auditing dan jasa prosfesional akuntan
public, (3) akuntan manajemen dan manajemen keuangan, (4) sistem informasi
akuntansi, (5) perpajakan dan hukum komersial.
2.
PERKEMBANGAN AUDIT
3.1
Sejarah fungsi pengauditan
Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun kelahiran
pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber
dapat diketahui bahwa pada sekitar awal abad kelima belas jasa auditor telah mulai
digunakan di Inggris. Meskipun pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu,
namun perkembangan yang pesat baru terjadi pada abad ini.
3.2
fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk pelaporan model Inggris turut
diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak sama dengan
yang berlaku di Inggris. Sebagaimana disebutkan diatas, di Inggris semua perusahaan
publik harus diaudit, sedangkan di Amerika Serikat pada waktu itu tidak wajib diaudit.
Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yang disebut
Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai
manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan.
Tidak hanya peraturan undang-undang yang mengharuskan audit atas laporan yag
diberikan kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad kesembilan belas
menjadi beraneka ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang
berupa audit atas semua rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara
menyeluruh dan mendalam. Auditor biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau
dari dewan komisaris perusahaan, dan laporan hasil audit biasanya dialamatkan kepada
pihak intern perusahaan, bukan kepada pemegang saham. Pemberian laporan kepada
para pemegang saham pada waktu itu tidak biasa dilakukan. Para manajer perusahaan
hanya menginginkan untuk mendapat jaminan dari auditor bahwa kecurangan dan
kekeliruan dalam pencatatan tidak terjadi.
3.3
Institute Of Certified Public Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi
himbauan tentang perlunya akuntansi yang seragam, tetapi tulisan tersebut
sesungguhnya lebih banyak menguraikan tentang bagaimana mengaudit neraca.
Pernyataan teknis ini merupakan pernyataan pertama yang dikeluarkan oleh profesi
akuntansi di Amerika Serikat dari sekian banyak pernyataan yang dikeluarkan selama
abad kedua puluh.
Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti
pedoman resmi. Akan tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat
mengembangkan redaksi laporan yang umum digunakan melalui AICPA. Redaksi
atau susunan kalimat laporan yang umum saat ini telah makin diperbaharui sehingga
pembuatan laporan hasil audit tidak lagi merupakan pekerjaan mengarang kalimat
dalam laporan, melainkan merupakan proses pengambilan keputusan. Alternatif
bentuk tipe laporanyang dapat dipilih auditor tidak banyak, dan sekali auditor
memilih jenis pendapat yang diberikan dalam situasi tertentu, auditor tinggal memilih
jenis laporan yang telah dirancang untuk menyatakan pendapat tersebut.
3.4
abad
21
ini
masih
belum
dipahami
masyarakat.
Banyak
kesalahpahaman terjadi atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami
benar. Situasi demikian Nampak sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti kasus
Bank Summa, skandal Bank Bali yang diaudit oleh Pricewaterhouse Coopers, dan
sejumlah kasus lainnya, dikomentari berbagai fihak. Kebanyakan komentar tersebut
mencerminkan kesalahpahaman masyarakat, tidak saja mengnai makna pendapat
auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya, tetapi juga mengenai perbedaan
antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan seorang auditor.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno .2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan ) Oleh Kantor Akuntan
Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN
Abdul halim 2001. Auditing 1 : dasar-dasar audit laporan keuangan. Ed.2, Upp-AMP YKPN,
Yogyakarta