Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH

PERSEDIAAN (DASAR PENILAIAN TAMBAHAN)

KELOMPOK 7 :
Rafiyq Widianto

F1316080

Rani Rahadina

F1316082

Ratih Dwita Pramesti

F1316083

PROGRAM TRANSFER S-1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2016/2017

NILAI TERENDAH ANTARA BIAYA DAN HARGA PASAR


Persediaan dicatat pada biaya awalnya. Aturan umumnya adalah bahwa prinsip biaya
historis tidak dapat diterapkan apabila manfaat (kemampuan menghasilkan pendapatan) masa
depan dari aktiva itu tidak lagi sebesar biaya awalnya. Oleh karena itu, perusahaan
melaporkan persediaan pada nilai terendah antara biaya dan harga pasar pada setiap periode
pelaporan.
Biaya atau harga pokok adalah harga perolehan persediaan yang dihitung dengan
memakai salah satu metode bedasarkan biaya historis, identifikasi khusus, biaya rata-rata,
FIFO, atau LIFO. Istilah pasar dalam nilai terendah antara biaya dan harga pasar, berarti
biaya untuk mengganti barang melalui pembelian atau reproduksi. Bagi peritel istilah pasar
mengacu pada pasar tempat barang-barang dibeli, bukan tempat barang-barang dijual,
sementara bagi manufaktur berarti mengacu pada biaya reproduksi. Jadi, aturan ini berisi
bahwa barang harus dinilai berdasarkan biaya atau biaya pengganti, mana yang lebih rendah.
Pendekatan ini merupakan pendekatan penilaian yang konservatif, yaitu jika terdapat
keraguan mengenai nilai aktiva, maka lebih baik mencatatnya pada nilai yang lebih rendah,
yang juga menurunkan laba bersih.

Nilai Terendah antara Biaya dan Harga Pasar- Batas Atas dan Batas Bawah
Biaya pengganti digunakan untuk menyatakan nilai pasar, karena biasanya

mencerminkan atau meramalkan penurunan harga jual dan pemakaiannya bagi perusahaan
memungkinkan untuk mempertahankan tingkat laba kotor yang konsisten atas penjualan.
Tetapi terkadang penurunan biaya pengganti tidak menunujukkan penurunan manfaat, jadi
dua pembatasan penilaian tambahan akan digunakan untuk menilai persediaan akhir, yaitu
nilai realisasi bersih dan nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba normal.
Nilai realisasi bersih : estimasi harga jual dalam keadaan bisnis normal dikurangi
dengan estimasi biaya penyelesaian dan penjualan yang dapat diprediksi secara layak. Jumlah
tersebut dikurangkan dengan marjin laba normal untuk mendapat nilai realisasi bersih
dikurangi marjin laba normal. Aturan umunya adalah persediaan dinilai pada nilai terendah
antara biaya dan harga pasar, dengan harga pasar dibatasi hingga jumlah yang tidak melebihi
nilai realisasi bersih atau lebih rendah dari niali realisasi bersih dikurangi marjin laba normal.
Batas atas : nilai realisasi bersih persediaan. Batas bawah : nilai realisasi bersih
dikurangi marjin laba normal. Keduanya ini digunakan untuk mencegah persediaan

dilaporkan lebih saji atau kurang saji. Pembatasan maksimum, tidak melebihi nilai realisasi
bersih (batas atas), mencegah lebih saji nilai persediaan yang using atau rusak. Yaitu, jika
biaya pengganti suatu barang lebih besar dari nilai realisasi bersihnya, maka persediaan tidak
boleh dilaporkan menurut biaya pengganti. Perusahaan hanya dapat menerima harga jual
dikurangi biaya penjualan. Pelaporan persediaan menurut biaya pengganti akan menyebabkan
persediaan lebih saji dan kerugian kurang saji dalam periode berjalan. Pembatasan minimum,
yaitu tidak lebih rendah dari nilai realisasi bersih dikurangi penyisihan untuk perkiraan marjin
laba normal (batas bawah). Menetapkan batas bawah dimana persediaan tidak boleh dinilai
tanpa memperhatikan biaya penggantinya.

Nilai Terendah antara Biaya dan Harga Pasar Bekerja


Jumlah yang dibandingkan dengan biaya, sering disebut nilai pasar yang ditetapkan,

selalu merupakan nilai tengah dari tiga jumlah : biaya pengganti, nilai realisasi bersih, dan
nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba normal. Nilai pasar yang telah dihitung atau
ditetapkan kemudian dibandingkan dengan biaya untuk menentukan yang terendah antara
biaya dan harga pasar untuk menentukan nilai persediaan akhir. Aplikasi nilai terendah antara
biaya dan harga pasar hanya memperhitungkan kerugian nilai yang terjadi dalam kegiatan
bisnis normal yang disebabkan oleh : perubahan model, perubahan permintaan, atau
keusangan.

Metode Pengaplikasian LCM


Diaplikasikan pada setiap jenis makanan, setiap barang, setiap kategori, atau total

persediaan. Kenaikan harga pasar barang cenderung mengoffset penurunan harga pasar
barang yang lain, jika pendekatan kategori atau total persediaan yang utama digunakan dalam
mengaplikasikan aturan LCM. Praktek yang paling umum adalah menilai persediaan atas
dasar barang per barang. Pendekatan per barang menyediakan penilaian yang paling
konservatif bagi tujuan penyajian neraca. Persediaan sering dinilai atas dasar total persediaan
jika hanya satu produk akhir, jika membuat beberapa produk akhir maka pendekatan kategori
yang dipakai. Metode apapun yang dipilih harus diaplikasikan secara konsisten dari satu
periode ke periode lain.

Pencatatan Harga Pasar dan Bukan Biaya

Salah satu pencatatan persediaan pada harga pasar yaitu metode langsung, biaya
digantikan dengan harga pasar ketika menilai persediaan. Akibatnya, tidak ada kerugian yang
dilaporkan dalam laporan laba-rugi karena kerugian ini sudah dimasukkan dalam harga pokok
penjualan. Metode kedua yaitu metode tidak langsung atau penyisihan, tidak mengubah
angka biaya, tetapi membentuk akun kontra-aktiva yang terpisah dan akun kerugian untuk
mencatat penghapusan. Keunggulan dari pengidentifikasian atas pencatatan kerugian yang
diakibatkan oleh penurunan harga pasar adalah kerugian diperlihatkan secara terpisah dari
harga pokok penjualan dalam laporan laba-rugi, jadi harga pokok penjualan untuk tahun
berjalan tidak terdistorsi. Cara penyajian metode kedua lebih disukai karena secara jelas
mengungkapkan kerugian yang terjadi oleh penurunan harga pasar persediaan. Cara
penyajian metode pertama memasukkan kerugian ini dalam harga pokok penjualan.

Evaluasi atas Aturan LCM


Aturan LCM memiliki beberapa defisiensi atau kelemahan konseptual :

1. Penurunan nilai aktiva dan pencatatanya sebagai beban diakui pada periode ketika
kerugian utilitas ini terjadi, bukan pada periode penjualan.
2. Aplikasi aturan LCM menghasilkan inkonsistensi karena persediaan perusahaan
mungkin dinilai menurut biaya dalam satu tahun dan harga pasar dalam tahun
berikutnya.
3. LCM menilai persediaan dalam neraca secara konservatif, tetapi dampaknya terhadap
laporan laba-rugi mungkin atau tidak mungkin bersifat konservatif.
4. Aplikasi aturan LCM menggunakan laba normal dalam menentukan nilai
persediaan.
Banyak pemakai laporan keuangan menyukai aturan LCM karena mereka sedikitnya
mengetahui bahwa persediaan tidak lebih-saji. Selain itu, mengakui semua kerugian tetapi
tidak mengantisipasi keuntungan umumnya menghasilkan laba yang lebih rendah.
DASAR PENILAIAN

Penilaian menurut Nilai Realisasi Bersih


Banyak pihak percaya bahwa harga pasar selalu didefinisikan sebagai nilai realisasi

bersih, bukan biaya pengganti untuk tujuan pengaplikasian aturan LCM. Dalam situasi
terbatas pencatatan persediaan menurut nilai realisasi bersih mendapat dukungan dari banyak
pihak sekalipun jumlah ini melampaui biaya. Pengecualian atas aturan pengakuan normal ini

dibolehkan oleh GAAP jika (1) terdapat pasar terkendali dengan harga kuota yang berlaku
bagi semua kuantitas dan (2) tidak ada biaya penjualan yang signifikan. Alasan ketida adalah
bahwa kadang angka biaya terlalu sulit dihitung.

Penilaian dengan Menggunakan Nilai Penjualan Relatif


Suatu masalah khusus muncul ketika sekelompok unit yang berbeda dibeli dengan

satu harga lump sum, yang juga disebut basket purchase. Metode nilai penjualan relatif
digunakan dalam industri minyak untuk menilai banyak produk dan produk sampingnya yang
diperoleh dari satu barel minyak mentah.

Komitmen Pembelian-Satu Masalah Khusus


Kelangsungan hidup dan profitabiltas perusahaan tergantung pada tersedianya

persediaan barang dagang yang mencukupi untuk memenuhi semua permintaan pelanggan.
Akibatnya, sangat wajar bagi sebuah perusahaan untuk membuat komitmen pembelian yang
setuju untuk membeli persediaan beberapa minggu, bulan, atau bahkan beberapa tahun
dimuka. Umumnya hak atas barang dagang atau bahan baku yang terkait dengan komitmen
pembelian belum berpindah ke pembeli. Sebenarnya, barang itu masih berupa sumber daya
alam atau dalam kasus komoditi, bibit yang belu ditanam. Atau dalam kasus produk masih
berupa barang dalam proses.
KOMITMEN PEMBELIAN
Yaitu persetujuan untuk membel ipersediaan beberapa minggu, bulan, atau tahunan
dimuka. Umumnya, hak atas barang dagang atau bahkan baku yang terkait dengan komitmen
pembelian ini belum berpindah ke pembelian. Sebenarnya, barang itu masih berupa sumber
daya alam atau, dalam kasus komoditi, bibit yang belum ditanam, atau dalam kasus produk,
masih berupa barang dalam proses.
Pesanan yang umum, yang harganya sudah ditentukan pada saat dikirim dan bisa
dibatalkan sewaktu-waktu oleh pembeli maupun penjual, bukan merupakan aktiva atau
kewajiban bagi pembeli. Komitmen pembelian ini tidak perlu dicatat dalam pembukuan atau
dilaporkan dalam laporan keuangan.
Bagaimana jika pembeli terlibat dalam kontrak pembelian resmi yang tidak dapat
dibatalkan? Bahkan pembeli mengakui tidak ada aset atau kewajiban pada saat kontrak

ditandatangani, karena kontrak tersebut bersifat executory: kedua belah pihak belum
memenuhi kewajiban kontraktualnya. Akan tetapi jika material, maka rincian kontrak
semacam itu harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan pembeli.
Jika harga kontrak melebihi harga pasar dan kerugian diperkirakan akan muncul pada
saat pembelian dilaksanakan, maka kerugian ini harus diakui dalam periode terjadinya harga
pasar. Kerugian kepemilikan yang belum terealisasi ini akan dilaporkan dalam laporan labarugi dibawah kelompok Beban dan Kerugian Lain-lain. Estimasi Kewajiban atas Komitmen
Pembelian akan dilaksanakan pada tahun fiskal berikutnya.
Pihak pembeli dalam komitmen pembelian ini dapat melindungi dirinya dari
kemungkinan penurunan harga pasar barang menurut kontrak dengan pembendung (hedging)
dilakukan melalui kontrak futures di mana pihak pembeli dalam komitmen pembelian pada
saat yang sama dimasa depan pada harga tetap. Jika sebuah perusahaan memegang posisi beli
dalam suatu komitmen pembelian dan memegang posisijual dalam kontrak futures untuk
komoditas yang sama, maka kerugian dalam satu kontrak akan ditutupi oleh keuntungan dari
kontrak lain.
FASB Concepts Statement No. 6 menyatakan bahwa komitmen pembelian melibatkan
suatu pos yang bisa dicatat baik sebagai aktiva maupun sebagai kewajiban. Yaitu, komitmen
pembelian melibatakan hak untuk menerima aktiva dan kewajiban untuk membayar... jika
hak menerima aktiva dan keewajiban untuk membayar dicatat pada saat komitmen pembelian
dilakukan, maka sifat dari kerugian dan akun penilaian yang mencatat aktiva dan kewajiban
untuk komitmen pembelian, namun hal itu menyinggung kesimpulan atau implikasi
mengenai apakah hal itu harus dicatat atau tidak.
METODE LABA KOTOR UNTUK MENGESTIMASI PERSEDIAAN
Tujuan dasar dari perhitungan fisik adalah untuk memeriksa keakuratan catatan
persediaan perpetual atau, jika ada catatan, untuk mengetahui jumlah persediaan. Salah satu
metode adalah metode laba kotor (atau sering disebut metode marjin kotor). Metode ini
digunakan secara luas oleh para auditor dalam situasi di mana hanya diperlukan suatu
estimasi atas persediaan perusahaan. Metode ini juga digunakan ketika catatan perusahaan
atau persediaan itu sendiri telah musnah akibat kebakaran atau bencana lain. Metode ini
didasarkan pada tiga asumsi:
1. Persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total barang yang diperhitungkan;

2. Barang yang belum dijual harus berada ditangan;


3. Jika penjualan, dikurangi biaya, dikurangi dari jumlah persediaan awal ditambah
pembelian, maka hasilnya adalah persediaan akhir.

Perhitungan persentase laba kotor


Dalam sebagian besar situasi, presentasi laba kotor (gross profit precentage)

dibebankan sebagai persentase harga jual. Laba kotor atas harga jual merupakan metode yang
umum untuk menghitung laba kotor karena beberapa alasan:
1. Sebagian besar barang dinyatakan atas dasar eceran, bukan biaya.
2. Laba yang dihitung atas harga jual lebih rendah daripada laba yang didasarkan atas
biaya, dan persentase harga jual lebih rendah daripada laba ynag didasarkan atas
biaya, dan persentase ynag lebih rendah ini disukai pelanggan.
3. Laba kotor yang didasarkan atas harga jual tidak pernah melebihi 100%.
Hubungan dasar antara markup atas biaya dan markup atas harga jual dirumuskan
sebagai berikut.
Preentase markup atas biaya
1. Laba kotor atas harga jual = 100 + Presentase marku p atas biaya
2. Persentase markup atas biaya =

Laba kotor atasharga jual


100 Laba kotor atasharga jual

Evaluasi atas Metode Laba Rugi


Kelemahan dari metode laba kotor adalah sebagai berikut

1. Menghasilkan suatu estimasi.


Akibatnya, perhitungan fisik persediaan harus dilakukan sekali setahun untuk
memeriksa jumlah persediaan yang sebenarnya ada ditangan.
2. Menggunakan persentase masa lalu dalam menentukan markup.
Setiap kali fluktuasi yang signifikan terjadi, presentase ini haru disesuaikan.
3. Aplikasi persentase-laba-kotor-kelompok harus dilakukan secara hati-hati.
Metode laba kotor biasanya tidak boleh dipakai bagi tujuan pelaporan keuangan
karena hanya menyediakan suatu estimasi . perhitungan fisik persediaan diharuskan oleh
GAAP sebagai verifikasi tambahan bahwa persediaan yang ditunjukkan dalam catatan benarbenar ditangan.

METODE PERSEDIAAN ECERAN


Akuntansi untuk persediaan dalam bisnis eceran memberikan tantangan.Akan sangat
sulit menentukan biaya setiap penjualan, mencatat kode biaya pada kartu, mengubah kode
untuk mencerminkan penurunan nilai barang dagang, mengalokasikan biaya seperti
transportasi, dan sebagainya.
Alternatif yang bisa dilakukan adalah menyusun persediaan menurut harga
eceran.Dalam sebagian besar perusahaan eceran, terdapat pola yang dapat diamati antara
biaya dengan harga.Karena itu, harga eceran dapat dikonversikan menjadi biaya dengan suatu
rumus. Metode ini, yang dinamakan metode persediaan eceran, mensyaratkan bahwa
pencatatan dilakukan atas :
a. Total biaya dan nilai eceran dari barang yang dibeli
b. Total biaya dan nilai eceran barang yang tersedia untuk dijual, dan
c. Pernjualan periode berjalan.

Ada beberapa versi metode persediaan eceran yaitu metode konvensional (nilai
terendah antara biaya rata-rata dan harga pasar), metode biaya eceran LIFO, metode biaya
eceran LIFO nilai dolar.Salah satu keunggulannya adalah bahwa saldo persediaan dapat
diestimasikan tanpa perhitungan fisik.

Konsep Metode Eceran


Pembatalan markup adalah penurunan harga barang dagang yang sebelumnya telah

dimarkup diatas harga eceran awal.Dalam pasar kompetitif, peritel sering kali perlu
menggunakan markdown, yakni penurunan harga jual awal.Markdown terhadap harga jual
mungkin diperlukan karena adanya penurunan tingkat harga umum, penjualan khusus,
kerusakan barang, kelebihan persediaan, dan persaingan. Pembatalan markdown terjadi
apabila markdown kemudian dioffset oleh kenaikan harga bang yang sebelumnya telah
dimarkdown yaitu setelah penjualan satu hari.

Pos-pos Khusus yang Berhubungan dengan Metode Eceran


Metode persediaan eceran akan menjadi rumit apabila pos-pos seperti transportasi

masuk, retur pembelian dan pengurangna harga, dan diskon pembelian terlibat. Dalam
metode eceran, kita memperlakukan pos-pos semacam itu sebagai berikut:
- Biaya pengangkutan (freight cost) diperlukan sebagian dari biaya pembelian
- Retur pembelian (purchase return) dbiasanya dipandang sebagai pengurangan baik
pada biaya maupun harga eceran.

Diskon pembelian dan pengurangan harga (purchase discount and allowances)

biasanya dipandang sebagai pengurang biaya pembelian.


Selain itu, sejumlah pos-pos khusus juga memerlukan analisis yang seksama:
Transfer masuk
Kekurangan normal
Kekurangan abnormal
Diskon untuk karyawan

Evaluasi atas Metode Persediaan Eceran


Perusahaan perusahaan yang

menggunakan metode persediaan eceran untuk

menghitung persediaan karena alasan berikut :


a. Agar laba bersih dapat dihitung tanpa harus melakukan perhitungan fisik persediaan
b. Sebagai ukuran pengendalian dalam menentukan kekurangan persediaan
c. Dalam pengaturan kuantitas barang dagang ditangan
d. Untuk informasi asuransi
PENYAJIAN DAN ANALISIS

Penyajian Persediaan
Standar akuntansi mewajibkan laporan keuangan mengungkapkan komposisi dari

persediaan, pengaturan pembiayaan persediaan, dan metode kalkulasi biaya persediaan yang
digunakan. Dasar penilaian persediaan dan metode yang dipakai dalam menghitung biaya
(LIFO, FIFO, biaya rata-rata, dan sebagainya) juga harus dilaporkan.sebagai contoh, laporan
tahunan Pixar Internasional Corp. berisi pengungkapan sebagai berikut :
Pixar International Corp.
Catatan A : Kebijakan akuntansi yang signifikan
Ternak dan makanannya biaya last-in, first-out (LIFO), yang
lebih rendah dari perkiranaan harga pasar

$854.800

kandang ternak yang terendah antara biaya atau harga


pasar yang terutama dapat diperkirakan

$1.240.500

domba hidup dan perlengkapan yang terendah antar


biayafirst-in, first-out (FIFO) dan harga pasar
daging siap jual dan produk sampingan terutama menurut
harga pasar dikurangi penyisihan untuk beban distribusi

$674.000

dan penjualan

$362.630

Analisis Persediaan
Pengelolaan persediaan adalah hal yang sangat perlu diperhatikan secara terus-

menerus karena kalau kebijakan persediaan pengelolaannya kurang bagus maka akan
mengakibatkan efek yang sangat fatal bagi perusahaan. Disini akan dibahasa rasio-rasio
keuangan yang dapat diguanakan untuk mencari jalan tengah diantara persoalan-persoalan.
Rasio perputaran persediaan
Rasio perputaran persediaan mengukur berapa kali, secara rata-rata, persediaan terjual
selama suatu periode.Tujuannya adalah untuk mengukur likuiditas persediaan.Rasio
perputaran persediaan dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan
rata-rata yang ada di tangan selama suatu periode.

Jumlah hari rata-rata untuk menjual persediaan


Salah satu varian dari resiko perputaran persediaan adalah jumlah hari rata-rata untuk
menjual persediaan, yang merupakan jumlah hari rata-rata penjualan persediaan yang ada
ditangan.Tingkat persediaan umumnya berbeda-beda dalam setiap industry.Akan tetapi,
perusahaan yang mampu mempertahankan tingkat persediaan yang rendah, dan memiliki
rasio perputaran persediaan yang lebih tinggi daripada pesaingnya, serta mampu memenuhi
kebutuhan pelanggan, adalah contoh perusahaan yang paling sukses.

Anda mungkin juga menyukai