Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN BAB 7

Biaya Mutu (The Cost of Quality) dan Akuntansi untuk Kehilangan dalam Proses Produksi (Accounting for production Losses)

Disusun O L E H Nama:FERINAWATI Nim :0901003020062 DEF

UNIVERSITAS SYIAH KUALA FAKULTAS EKONOMI BANDA ACEH 2010

Biaya Mutu (The Cost of Quality) dan Akuntansi untuk Kehilangan dalam proses Produksi (accounting for Production Losses)
Tujuan dari bab ini adalah untuk menjelaskan konsep biaya mutu dan bagaimana biaya mutu berkaitan dengan kerugian produksi. Biaya Mutu Biaya mutu tidak hanya terdiri atas biaya untuk mencapai mutu, tetapi juga biaya yang terjadi karena kurangnya mutu. Untuk memahami dan meminimalkan biaya mutu, jenis biaya mutu harus diidentifikasi dan dibedakan. Jenis-jenis Biaya Mutu: 1. Biaya pencegahan atau preventif adalah biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya kegagalan produk. Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendesain produk dan sistem produksi bermutu tinggi, termasuk biaya untuk menerapkan dan memelihara sistem-sistem tersebut. 2. Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk mendeteksi kegagalan produk. 3. Biaya kegagalan adalah biaya yang terjadi saat produk gagal; kegagalan tersebut dapat terjadi secara internal atau eksternal. Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi selama proses produksi. Manajemen Mutu Total Manajemen mutu total (total quality management-TQM) adalah pendekatan tingkat diperusahaan atas perbaikan mutu yang mencari cara untuk memperbaiki mutu disemua proses dan aktivitas. Karena produk dan proses produksi suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lain, pendekatan TQM nya berbeda jauh. Namun, karekteristik-karekteristik bersifat umum untuk semuanya. 1. 2. 3. 4. Tujuan perusahaan atas semua aktivitas bisnisnya adalah untuk melayani pelanggan. Manajemen puncak memimpin secara aktif dalam perbaikan mutu. Semua karyawan terlibat secara aktif dalam pebaikan mutu. Perusahaan memiliki sistem untuk mengindentifikasikan masalah mutu, mengembangkan solusi dan menetapkan tujuan perbaikan mutu. 5. Perusahaan menghargai karyawannya dan memberikan pelatihan terus menerus serta pengakuan atas pencapaian. Peningkatan Mutu secara Berkelanjutan Cara yang terbaik untuk mengurangi biaya mutu total adalah untuk mengurangi kondisi kurangnya mutu.Pendekatan yang paling baik untuk perbaikan mutu adalah untuk berkonsentrasi pada pencegahan yaitu mencari penyebab-penyebab dari pemborosan dan inefisiensi, kemudian mengembangkan rencana sistematis untuk menghilangkan penyebab-penyebab tersebut.Jumlah bagian yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk sebaiknya diminimalkan. Bagian-bagian standar yang sudah tersedia yang sudah tersedia dipasar sebaiknya digunakan jika mungkin, guna mengurangi biaya pabrikasi desain baru dan biaya persediaan dari berbagai jenis bagian yang tidak standar.Fasilitas produkksi harus diatur sehingga efisien. Proses berbeda-beda yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga meminimalkan jarak.

Apabila pencegahan adalah penting dalam membangun mutu, maka penilaian kinerja juga sama pentingnya. Inpeksi atas produksi guna mencari produk cacat juga masih penting, juga diperlukan pendekatan pengendalian yang lebih dinamis. Salah satu pendekatan semacam itu adalah pengendalian proses secara statistik guna memonitor mutu produk dan mengurangi variabilitasnya. Pengendalian proses secara statistik adalh suatu metode untuk mengukur dan memonitor variabilitas output selama proses produksi. Usaha-usaha perbaikan mutu harus diperluas ke aktifitas-aktifitas pemasaran, pengepakan, evektifitas iklan, metode penjualan, citra produk, serta distribusi dan pengiriman produk harus dievaluasi dengan tujuan untuk memperbaiki mutu dan layanan bagi pelanggan.Pebaikan mutu secara berkelanjutan atau terus menerus memerlukan usaha konstan dari setiap orang didalam perusahaanbaik manajemen maupun karyawan yang saling bekerjasama. Mengukur dan Melaporkan Biaya Mutu Agar berhasil dalam memonitor biaya mutu serta mengevaluasi perbaikan, akuntan manajemen harus dapat mengukur biaya mutu.Pelaporan biaya mutu juga memberikan arahan dengan mengindikasikan kesempatan-kesempatan untuk perbaikan yang substansial. Biaya kegagalan dapat disebabkan karena bagian-bagian bermutu rendah dari pemasok, mesin yang usang, desain produk yang buruk, atau faktor-faktor lain di luar kendali manajer pusat biaya. Akuntansi untuk Bahan Baku Sisa (Scrap) Bahan baku terdiri atas: 1. Serbuk atau sisa-sisa yang tertinggal setelah bahan baku di proses, 2. Bahan baku cacat yang tidak dapat digunakan maupun direktur ke pemasok, 3. Bagian-bagian yang rusak akibat kecerobohan karyawan atau kegagalan mesin. Jika bahan baku sisa memiliki nilai, bahan baku sisa tersebut sebaiknya dikumpulkan dan disimpan untuk dijual ke pedagang barang bekas.Jumlah yang diperoleh dari penjualan bahan baku sisa dapat dipertanggungjawabkan dengan berbagai cara, selama alternatif yang dipilih digunakan secara konsisten disetiap periode. Penjualan bahan baku sisa periode sebesar $500. Alternatif akuntansi untuk penjualan tersebut adalah sbb: Jumlah yang diakumulasikan di penjualan bahan baku sisa dapat ditutup ke ihtisar laba rugi dan di tampilkan di Laporan Laba Rugi sebagai penjualan bahan baku sisa atau pendapatan lain-lain. Pada saat penjualan, ayat jurnal berikut ini dibuat: Kas(atau piutang usaha 500 500

Penjualan bahan baku sisa(atau pendapatan lain-lain)

Jumlah yang diakumulasikan dapat dikreditkan ke Harga Pokok Penjualan, sehingga mengrangi total biaya yang dibebankan ke Pendapatan Penjualan untuk periode tersebut. Ayat jurnal pada saat penjualan adalah sbb: Kas(atau piutang usaha) Harga pokok penjualan $500 $500

Jumlah yang diakumulasikan dapat dikreditkan ke Pengendalian Overhead Pabrik, sehinga mengurangi biaya overhead untuk periode tersebut. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan bahan baku sisa adalah sbb: Kas(atau piutang usaha) Pengendali overhead pabrik 500 500

Jika bahan baku sisa dapat ditelusuri langsung ke pesanan individual, jumlah yang direalisasi dari penjalan bahan baku sisa dapat diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku yang dibebankan kepasanan tersebut. Ayat jurnal umum untuk mencatat penjualannya adalah sbb: Kas(atau piutang usaha) Barang dalam proses 500 500

Ayat-ayat jurnal tadi mengasumsikan nilai bahan baku sisa dengan nilai signifikan. Akuntansi untuk Biaya Barang Cacat (Spoiled Goods) Barang cacat berbeda dengan bahan baku sisa karena barang cacat adalah unit yang selesai atau separuh selesai namun cacat dalam hal tertentu. Barang cacat yang disebabkan oleh pelanggan. Jika barang cacat terjadi karena tindakan tertentu yang dilakukan oleh pelanggan, maka hal tersebut tidak boleh dianggap sebagai biaya mutu. Untuk mengilustrasikannya, asumsikan bahwa plastico inc.memproduksi 1.000 kursi plastik dengan desain khusus untuk pizza King Inc. berdasarkan pesanan No 876. Setelah 100 kursi diproduksi, pelanggan mengubah spesifikasi desain. 100 kursi ini tidak dapat digunakan oleh pelanggan dan tidak dapat diperbaiki sehingga dapat diterima oleh pelanggan. Meskipun demikian, plastico dapat menjual 100 kursi ini sebagai barang bekas dengan harga $10 per unit atau totalnya setara dengan $10 per unit atau totalnya setara dengan $1.000. tambahan 100 kursi diproduksi untuk memenuhi pesanan pelanggan, sehingga totalnya sebesar 1.100 kursi (100 unit cacat dan 1.000 unit yang dapat diterima oleh pelanggan). Total biaya yang dibebankan ke pesanan No 876 adalah sbb: Bahan baku Tenaga kerja Overhead pabrik Total biaya pesanan $22.000 5.000 11.000 38.500

Ayat jurnal untuk mencatat penyelesaian pesanan tersebut dan pengiriman ke pelanggan adalah sbb: Persediaan barang cacat Harga pokok penjualan Barang dalam proses 1.000 37.500 38.500

Plastico biasanya menjual hasil produksinya dengan harga 150% dari biaya. Oleh karena itu, pesanan No 876 ditagihkan ke pizza King Inc. sebesar $56.250 ($37.500 biaya x 150%). Ayat jurnal untuk mencatat penagihan pesanan No. 876 adalah:

Piutang usaha(atau kas) Penjualan

56.250 56.250

Saat barang cacat kemudian dijual, ayat jurnalnya adalah: Kas(atau piutang usaha) Persediaan barang cacat 1.000 1000

Barang cacat yang disebabkan oleh kegagalan internal. Jika barang cacat terjadi karena kegagalan internal seperti kecerobohan karyawan atau usangnya mesin, biaya yang tidak tertutup dari penjualan barang cacat sebaiknya dibebankan ke pengendalian overhead pabrik dan dilaporkan secara periodik kepada manajemen. Untuk mengilustrasikan perlakuan akuntansi saat barang cacat terjadi akibat kegagalan internal, asumsikan fakta yang sama dari ilustrasi plastico sebelumnya, kecuali bahwa 100 unit kursi cacat yang disebabkan adaanya cacat dicetakan plastik. Dalam kasus ini biaya produksi setiap kursi adalah $35 ($38.500 total biaya pesanan dibagi dengan 1.100 total jumlah kursi). Totaal biaya dari barang cacat adalah sebesar $3.500 ($35 perkursi kali 100 unit kursi rusak) karena kursi rusak dapat dijual seharga $1.000 ($10 per unit-kali 100 kursi). Biaya yang tidak tertutup dari penjualan barang cacat adalah sebesar $2.500 [($35 per unit-$10 nilai sisa)x100 kursi]. Biaya dari 1.000 kursibagus yang dikirimkan ke pizza king adalah $35.000($35 per unit-kali 1.000 unit), dan harga jual untuk pesanan tersebut adalah $52.500 ($35.000 biaya pesanan x150%). Ayat jurnal untuk mencatat penyelesaian dan pengiriman pesanan adalah: Persediaan barang cacat Pengendali overhead pabrik Harga pokok penjualan Barang dalam proses Piutang usaha Penjualan 52.500 52.500 1.000 2.500 35.000 $8.500

Akuntansi untuk Kerugian dalam Proses Produksi (Produkction Losses) dalam sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses Kerugian produksi pada sistem biaya berdasarkan proses juga memasukkan biaya bahan baku sisa, biaya barang cacat, dan biaya pengejakan kembali. Meskipun karakteristik barang cacat secara konsep sama untuk kedua sistem, perlakuan akuntansinya berbeda. Perhitungan biaya berdasarkan proses mengambil bahan baku, baiya tenaga kerja, dan biaya overhead yang dibebankan ke siatu departemen atau pusat biaya(termasuk biaya dari persediaan awal), dan mengalokasikan ke unit-unit yang ditranfer ke luar departemen serta ke unit-unit yang masih berada dipersediaan akhir departemen.

Kecatatan yang terjadi akibat kegagalan internal Jika barang cacat disebabkan oleh kegagalan internal, biayanya diukur dan dibebankan ke pengendalian overhead pabrik, sebagaimana yang dijelaskan untuk sistem perhitungan biaya

berdasarkan pesanan. Untuk mengilustrasikan akuntansi untuk biaya barang cacat yang disebabkan oleh kegagalan internal, asumsikan Deco Pottery Company memproduksi gelas kopi keramik dalam dua departemen produksi, departemen pembentukan dan departemen pelapisan. Dalam departemen pembentukan, gelas dibentuk lalu dibakar di tempat pembakaran. Sebagai akibat dari panas tinggi dalam tempat penmbakaran dan ketidak sempurnaan dari tanah liat, beberapa gelas pecah selama proses pembakaran. Gelas rusak pada saat ini terdiri atas100% selesai untuk bahan baku dan 80% selesai untuk biaya konversi. Gelas yang bagus lalu ditranferkan ke departemen pelapisan. Untuk mendeteksi cacat gelas pada departemen pelapisan, gelas diperiksa diakhir proses di departemen pelapisan. Gelas-gelas bagus ditranfer ke persediaan barang jadi, dan gelas-gelas yang retak di tranfer ke persediaan barang cacat yang terpisah. Gelas bagus dijual seharga $2,50 per unit dan gelas rusak di jual sebagai barang cacat seharga $0,50 per unit. Data produksi berikut ini terrsedia untuk bulan November; Pembentukan
Jumlah unit di dalam proses, persediaan awal Jumlah unit dimulai di departemen pembentukan Jumlah unit ditranfer kedepartemen pelapisan Jumlah unit diterima didepartemen pembentukan Jumlah unit ditranfer ke persediaan barang jadi Jumlah unit dibarang dalam proses, perseediaan akhir Jumlah unit cacat selama periode berjalan 3.600 2.400 4.000 21.000 19.000 19.000 15.000 4.000 3.000

pelapisan
3.000

Supervisor departemental melaporkan bahwa persediaan akhir barang dalam proses adalah sepenuhnya selesai untuk bahan baku dikedua departemen, 30% selesai untuk biaya konversi di departemen pembentukan dan 25% selesai di departemen pelapisan. Data biaya untuk bulan November adalah; Pembentukan
Barang dalam proses, persediaan awal: Biaya dari departemen sebelumnya Bahan baku Tenaga kerja 366,00 Overhead pabrik 549,60 Biaya yang ditambahkan ke pros selama periode bejalan: Bahan baku 3.885,00 Tenaga kerja 2.273,60 Overhead pabrik 3.410,40 3.718,00 3.718,00 1.520,00 310,00 310,00 615,00 $1.396,00 196,00

pelapisan

Unit-unit yang ditranfer dari departemen pembentukan ke departemen pelapisan adalah 100% selesai untuk semua elemen biaya yang ditambahkan di departemen pembentukan, sehingga unit-unit tersebut mewakili 19.000 unit ekuivalen untuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Persediaan akhir adalah sepenuhnya selesai untuk bahan baku sehingga mewakili 3.600 unit ekuivalen untuk bahan baku. Persediaan akhir hanya30% selesai untuk biaya konversi, sehingga mewakili 30% x 3.600=1.080 unit ekuivalen untuk tenaga kerja dan overhead. Karena bahan baku ditambahkan sebelum proses pembakaran dengan kondisi 80% selesai untk biaya konversi, setiap unit cacat di departemen pembentukan berisi satu unit ekuivalen untuk bahan baku (2.400 unit ekuivalen) dan 80% unit ekuivalen untuk biaya konversi (2.400 unit x 80% selesai=1.920 unit ekuivalen). Unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya di departemen pembentukan adalah: bahan baku
unit ekuivalen ditranfer keluar unit ekuivalen dipersediaan akhir unit ekuivalen barang cacat 19.000 3.600 2.400 25.000

tenaga kerja
19.000 1.080 1.920 22.000

overhead
19.000 1.080 1.920 22.000

Rata-rata per unit ekuivalen di departemen pembentukan ditentukan sebagai sebagai berikut: Bahan baku
Biaya dipersediaan awal Biaya ditambahkan selama periode berjalan Total biaya yang harus dipertanggung jawabkan Dibagi dengan unit ekuivalen Biaya per unit ekuivalen 615,00 3.885,00 4.500,00 25.000 0,18

tenaga kerja
366,40 2.273,60 2.460,00 22.000 0,12

overhead
549,60 3.410,40 3.960,00 22.000 0,18

Laporan biaya produksi dengan biaya rata-rata tertimbang untuk departemen pembentukan diilustrasikan di tampilan 7-1. Asumsikan perusahaan memiliki akun barang dalam proses yang terpisah untuk setiap departemen produksi, ayat jurnal untuk mencatat tranfer biaya dari departemen pembentukan adalah:
Barang dalam proses-departemen pelapisan Pengendalian overhead pabrik Barang dalam proses-departemen pembentukan 9.120 1.008 10.128

Unit yang ditranfer dari departemen pelapisan kepersediaan barang jadi adalah 100% selesai untuk semua elemen biaya(15.000 unit ekuivalen untuk biaya departemen sebelumnya, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead). Persediaan akhir selesai senilai dengan biaya bahan baku dan departemen sebelumnya, sehingga persediaan akhir tersebut mencerminkan 4.000 unit ekuivalen biaya bahan baku dan departemen sebelumnya. Persediaan akhir hanya 25% selesai untuk biaya konversi, sehingga mewakili 4.000 unit x 25%=1.000 unit ekuivalen untuk tenaga kerja dan overhead. Karena barang cacat dideteksi di akhir proses sebagai hasil dari inpeksi, barang cacat adalah 100% selesai untuk semua elemen biaya, sehingga mewakili 3.000 unit ekuivalen untuk biaya departemen sebelumnya, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya didepartemen pelapisan adalah: Biaya departemen Sebelumnya
Unit ekuivalen ditranfer keluar Unit ekuivalen dipersediaan akhir Unit ekuivalen barang cacat Total unit ekuivalen 15.000 4.000 3.000 22.000

bahan baku
15.000 4.000 3.000 22.000

tenaga kerja
15.000 1.000 3.000 19.000

overhead
15.000 1.000 3.000 19.000

Rata-rata biaya per unit ekuivalen didepartemen pelapisan ditentukan sebagai berikut: Biaya departemen Sebelumnya
Biaya di persediaan awal Biaya ditambah selama Periode berjalan Total biaya yang harus Dipertanggung jawabkan Dibagi dengan unit ekuivalen Biaya per unit ekuivalen 10.516 22.000 0,478 1.716 22.000 0,078 4.028 19.000 0,212 4.028 19.000 0,212 9.120 1.520 3.718 3.718 1.396

bahan baku
196

tenaga kerja
310

overhead
310

Anda mungkin juga menyukai