BAB VIII
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK BERSAMA
DAN PRODUK SAMPINGAN
a. Produk sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa
memerlukan pengolahan lebih lanjut.
b. Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah
terpisah dari produk utama.
Alokasi biaya bersama dapat juga dilakukan sebagai berikut: total biaya
bersama (Rp. 750.000) dibagi dengan total nilai jual (Rp. 1.000.000) dikalikan
100% akan didapat persentase biaya dari nilai jualnya (75%). Jadi untuk tiap-tiap
produk bersama, persentase biaya dari nilai jualnya adalah sebesar 75%. Dengan
mengalikan persentase tersebut dengan nilai jual tiap produk, maka biaya bersama
dapat dihasilkan seperti pada tabel diatas (produk A = 75% x Rp. 150.000 = Rp.
112.500; produk B = 75% x Rp. 350.000 = Rp. 262.500; dan seterusnya).
Bab VIII Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan
Contoh 2:
Biaya bersama selama satu periode akuntansi berjumlah Rp. 3.000.000.
Harga jual per kg dan jumlah produk yang diproduksi selama periode akuntansi
tampak di bawah ini. Produk A setelah terpisah dari produk B memerlukan
tambahan (separable cost) sebesar Rp 100 per kg. Alokasi biaya bersama dapat
dilakukan seperti di bawah ini:
Produk Harga Biaya Nilai jual Jumlah Nilai jual Nilai jual Alokasi Harga
Bersama jual pengolahan Hipotesis yang x jumlah hipotesis biaya pokok
per per kg diproduksi yang relatif bersama produk
Kg setelah saat diproduksi (%) per kg
terpisah (1) – (2) (3) x (4) (5) : (6) x (7) :
4.500.000 3.000.000 (4)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A Rp. Rp. 100 Rp. 300 10.000 kg Rp. 66,7 Rp. Rp.
400 3.000.000 % 2.000.000 200
B 25 - 250 6.000 kg Rp. 33,3 % Rp. Rp.
0 1.500.000 1.000.000 167
Rp. 100 % Rp.
4.500.000 3.000.000
Contoh 6:
Perusahaan A memproduksi dua jenis produk A dan B, dari satu proses
produksi. Biaya bersama sebesar Rp. 375.000 telah dialokasikan kepada produk A
dan B dengan metode rata-rata biaya per satuan.
Jika semua produk yang dihasilkan tersebut terjual habis dengan harga :
Produk A Rp 16,50 per kg dan produk B Rp. 14,50, maka perhitungan rugi laba
tampak di bawah ini:
Produk Produk A Produk B Jumlah
Hasil penjualan Rp. 247.500 Rp. 145.000 Rp. 392.500
Hasil pokok penjualan Rp. 225.000 Rp. 150.000 Rp. 375.000
Laba (rugi) Rp. 22.500 (Rp. 5.000) Rp. 17.500
tetap menghasilkan jenis produk B. Seharusnya dalam hal ini manajemen melihat
beberapa kontribusi produk B dalam menghasilkan laba perusahaan. Produk B
memberikan kontribusi Rp. 145.000 kepada laba perusahaan sehingga total biaya
bersama Rp. 375.000 dapat ditutup dan menghasilkan laba perusahaan secara
keseluruhan sebesar Rp. 17.500.
Contoh 8:
Misalkan biaya administrasi dan umum serta biaya pemasaran yang
berhubungan dengan produk sampingan dalam Contoh 7 ditaksir sebesar Rp. 500
dan apabila pendapatan penjualan bersih produk sampingan ini dikurangkan dari
total biaya produksi, maka laporan laba rugi tampak seperti dibawah ini :
Pendapatan penjualan produk utama
(25.000 unit @ Rp. 4) Rp. 100.000
Harga pokok penjualan :
Biaya produksi bersama (30.000 unit @ Rp 2) Rp. 60.000
Pendapatan penjualan produk sampingan 4.000
Biaya pemasaran, adm, dan umum(taksiran) 500- 3.500
Biaya produksi bersih produk utama Rp. 56.500
Harga persediaan akhir produk utama Rp. 9.400- Rp. 47.100
(5.000 x Rp. 1,88*)
Laba Bruto Rp. 52.900
Biaya-biaya usaha :
Biaya administrasi dan umum Rp. 29.500-
Laba bersih usaha Rp. 23.400
* Rp. 56.500 : 30.000 = Rp. 1,88
tersebut yang semula Rp. 30.000 dalam laporan laba rugi diatas tinggal Rp.
29.500 (Rp. 30.000 – Rp. 500)
Metode Nilai Pasar atau Reversal Cost Methode. Metode perlakuan produk
sampingan ini pada dasarnya sama dengan metode terakhir yang telah dibahas di
atas. Namun keduanya memiliki perbedaan yaitu kalau pada metode terakhir yang
dikurangkan dari total biaya produksi adalah pendapatan penjualan sesungguhnya
produk sampingan, pada metode nilai pasar yang dikurangkan adalah taksiran
nilai pasar produk sampingan. Metode ini mencoba menaksir biaya produk
sampingan dengan titik tolak dari pasarnya. Biaya produk sampingan dihitung
seperti di bawah ini:
Nilai pasar produk sampingan Rp xxx
Taksiran biaya pemasaran produk sampingan Rp. xxx
Taksiran biaya administrasi & umum produk sampingan xxx
Taksiran biaya pengolahan setelah saat terpisah xxx
Taksiran laba bruto xxx
Taksiran biaya produk sampingan pada saat terpisah Rp. xxx
Contoh 9:
Biaya bersama yang dikeluarkan untuk memproduksi 40.000 kg produk
utama dan 5.000 kg produk sampingan berjumlah Rp. 6.400.000. Setelah terpisah
dari produk sampingan, produk utama dapat laku terjual tanpa harus mengalami
proses lebih lanjut. Nilai pasar produk sampingan Rp 80 per kg. Biaya pemasaran
produk sampingan ditaksir 5 % dari harga jual dan laba bruto ditaksir 15 % dari
harga jual. Biaya-biaya pengolahan produk sampingan yang dikeluarkan setelah
terpisah dari produk utama diperkirakan berjumlah Rp. 70.000. Perhitungan harga
pokok produk utama dan produk sampingan dicantumkan sebagai berikut:
SOAL PRAKTIKUM
Diminta:
Alokasikan jumlah biaya bersama kepada 3 (tiga) produk utama dengan
menggunakan:
a. Metode nilai jual relatif
b. metode satuan fisik
Diminta :
Alokasikan jumlah biaya bersama kepada empat produk utama tersebut
dengan menggunakan :
a. Metode nilai jual relatif
b. Metode satuan fisik