Anda di halaman 1dari 10

A: Definisi Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih

Apa yang dimaksud dengan Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih?

Pengertian cadangan kerugian piutang tak tertagih adalah cadangan yang dilakukan dan ditetapkan oleh
perusahaan karena adanya piutang tak tertagih.

Sedangkan pengertian kerugian piutang adalah kerugian yang timbul karena adanya prinsip bahwa
piutang yang dicatatkan di laporan keuangan neraca adalah HANYA sebesar jumlah piutang yang
diharapkan akan dapat ditagih.

Dan bila dituliskan dalam sebuah rumus persamaan matematika, kerugian piutang adalah seperti berikut
ini:

cadangan kerugian piutang dalam neraca

Rumus cadangan piutang tak tertagih.

Dari rumus di atas, kita bisa memahami bahwa cara penyajian cadangan piutang tak tertagih dalam
neraca adalah selisih antara jumlah seluruh piutang dikurangi dengan estimasi piutang tak tertagih.

Karena laporan neraca disusun tiap akhir periode.

Maka tiap akhir periode dilakukan penaksiran jumlah kerugian piutang tak tertagih yang akan
dibebankan ke periode pelaporan yang bersangkutan.

B: Komponen Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih

cara menghitung cadangan kerugian piutang

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam menggunakan cara menghitung cadangan kerugian
dengan metode cadangan piutang tak tertagih adalah sebagai berikut:
Dasar #1. Jumlah Penjualan

Apabila kerugian piutang itu dihubungkan dengan proses pengukuran laba atau cadangan kerugian
piutang dalam laporan laba rugi. Maka dasar perhitungan kerugian piutang adalah jumlah penjualan
(pendekatan pendapatan-biaya).

Kerugian piutang dihitung dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan jumlah penjualan
periode tersebut.

Persentase kerugian dihitung dari perbandingan piutang yang dihapus dengan jumlah penjualan tahun
lalu. Kemudian disesuaikan dengan keadaan tahun yang bersangkutan.

Kerugian piutang timbul karena adanya penjualan kredit, oleh karena itu sebaiknya kerugian piutang
juga dihitung dari penjualn kredit.

Padahal ada penjualan kredit dan tunai maka untuk praktisnya persentase kerugian piutang bisa
didasarkan pada jumlah penjualan pada periode yang bersangkutan.

Taksiran kerugian piutang ini dibebankan ke rekening kerugian piutang dan kreditnya adalah rekening
cadangan kerugian piutang tak tertagih.

Dasar #2. Saldo Piutang

Apabila saldo piutang digunakan sebagai dasar perthitungan kerugian piutang maka arahnya adalah
menilai aktiva dengan teliti (pendekatan aktiva-utang).

02: Cara Menghitung Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih

cara menghitung cadangan kerugian piutang


Bagaimana cara menghitung cadangan kerugian piutang?

Cara menghitung cadangan piutang tak tertagih atas dasar piutang akhir periode dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu :

A: Menaikkan Saldo Normal Cadangan Kerugian Piutang

Cara menghitung cadangan piutang tak tertagih menggunakan metode, ada rumus yang perlu
diperhatikan dan dipahami, yaitu:

(a) Persentase kerugian piutang tak tertagih :

penyajian cadangan kerugian piutang dalam neraca

Untuk menggunakan rumus ini, ada 2 komponen pokok yang harus diketahui, yaitu:

persentase kerugian yang ditetapkan dan

saldo piutang.

Bila hanya salah satu saja yang diketahui maka rumus ini tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya,
apalagi bila tidak diketahui kedua-nya 🙂

(b) Saldo rekening cadangan kerugian piutang tak tertagih:

cadangan kerugian piutang dalam neraca

Demikian juga dengan rumus yang kedua ini, juga perlu diketahui dua hal penting, yaitu persentase
kerugian dan saldo rekening cadangan piutang tak tertagih.

Kalau salah satu halnya tidak ada, maka rumus tersebut tidak dapat berjalan dengan normal.
Perhatikan contoh contoh soal cadangan piutang tak tertagih dan jurnal cadangan piutang tak tertagih

berikut ini:

Pada tanggal 31 Desember 2015 saldo rekening piutang PT MCC adalah sebesar Rp. 15.000.000,-.

Saldo kredit rekening cadangan piutang tak tertagih Rp. 15.000,-.

Persentase kerugian piutang ditetapkan sebesar 2%.

***

Perhitungan dan jurnal untuk piutang tak tertagih serta jurnal cadangan piutang tak tertagih adalah
sebagai berikut :

jurnal cadangan kerugian piutang tak tertagih

Dari contoh perhitungan dan pencatatan jurnal umum di atas, menunjukkan bahwa saldo rekening
cadangan piutang tak tertagih adalah Rp. 300.000,-.

Selanjutnya dapat ditentukan juga jumlah piutang yang dapat ditagih sebesar:

= Rp. 15.000.000 – Rp. 300.000

= Rp. 14.700.000,-

Kekurangan dari cara ini adalah, bila dilihat dari sisi laporan laba rugi tidak bisa menunjukkan kerugian
yang sebenarnya dari periode tersebut.

Kenapa?
Karena dalam perhitungannya dipengaruhi oleh cadangan kerugian periode sebelumnya.

B: Menambah Cadangan Kerugian Piutang

Cara menghitung cadangan piutang tak tertagih hampir sama dengan cara #1, namun tidak
memperhatikan saldo rekening cadangan kerugian sebagai berikut :

cadangan kerugian piutang koreksi fiskal

Mengambil data contoh perhitungan dan pencatatan dari cara #1 maka perhitungan dan ayat jurnal
penyesuaian cadangan piutang tak tertagih adalah sebagai berikut:

ayat jurnal penyesuaian cadangan kerugian piutang

Dari contoh di atas kita bisa melihat dengan jelas bahwa saldo akun cadangan kerugian tak tertagih
sebesar Rp 315.000,- .

Selain itu kita juga bisa menghubungkan kerugian piutang periode tersebut dengan saldo piutangnya,
tanpa dipengaruhi perhitungan cadangan kerugian periode sebelumnya.

***

Apa kekurangan dari cara kedua ini?

Ada 2 kekurangan dari cara #2 ini, yaitu:

Tidak bisa memberikan informasi jumlah piutang yang dapat ditagih.

Bisa terjadi dua kali pembebanan kerugian piutang bila di akhir periode yang bersangkutan masih ada
piutang-piutang tahun sebelumnya yang sudah dihitung kerugian piutangnya.

Namun tidak usah khawatir, kelemahan kedua ini bisa dihilangkan dengan cara menghitung saldo
piutang pada periode tersebut.

C: Menaikkan Cadangan Melalui Analisa Umur Piutang

saldo normal cadangan kerugian piutang


Cara berikutnya adalah menaikan cadangan melalui analisa umur piutang.

Cara ini dilakukan dengan membuat klasifikasi umur piutang dari pelanggan.

Langkah berikutnya adalah menentukan persentase kerugian piutang untuk masing-masing klasifikasi
umur piutang.

Sehingga akan diketahui jumlah taksiran kerugian piutang.

Jumlah kerugian piutang pada periode bersangkutan adalah hasil dari jumlah taksiran kerugian piutang
dikurangi atau ditambah dengan saldo rekening kerugian piutang.

Bila digambarkan secara sederhana adalah sebagai berikut :

Menggunakan Rumus Taksiran Kerugian Piutang

Proses Perhitungan dan Pencatatan Jurnal Transaksi

Bagaimana langkah-langkah proses pencatatan jurnal transaksi ini?

Langkah perhitungan dan pencatatan jurnal transaksi adalah sebagai berikut:

1. Buat analisa umur piutang

Langkah pertama adalah membuat analisa umur piutang. Cara membuat analisa umur piutang dan
contoh data saya ambil dari artikel “Cara Membuat Analisa Umur Piutang”

cadangan kerugian piutang dalam neraca lajur

Contoh Analisa Umur Piutang


2. Buat taksiran kerugian piutang

Dari analisa umur piutang yang sudah dibuat, selanjutnya dihitung kerugian piutang untuk masing-
masing klasifikasi umur piutang dengan persentase yang telah ditetapkan.

Taksiran kerugian piutang dapat disusun sebagai berikut :

contoh soal piutang tak tertagih beserta jawabannya

contoh analisa umur piutang

Dari tabel di atas diperoleh jumlah estimasi kerugian piutang sampai akhir periode bersangkutan yaitu
sebesar Rp. 3.112.617.

Sedangkan jumlah kerugian piutang yang dibebankan untuk periode bersangkutan adalah Rp. 3.112.617
dikurangi atau ditambah saldo rekening cadangan kerugian piutang tak tertagih.

Bila saldo rekening cadangan kerugian piutang debit maka ditambah dan dikurangi bila saldo
rekeningnya kredit.

Mengambil contoh data dari cara #1, tanggal 31 Desember 2015 Saldo kredit rekening cadangan piutang
tak tertagih Rp. 15.000,-.

Maka kerugian piutangnya sebesar:

= Rp. 3.112.617 – Rp. 15.000

= Rp. 3.097.617

jurnal penutup cadangan kerugian piutang

Dengan cara #3 ini, jumlah piutang yang dilaporkan di neraca keuangan lebih mendekati kenyataan
karena cara ini dilakukan penaksiran untuk tiap debitur.
***

Untuk menyegarkan dan menambah wawasan serta me-review kembali materi piutang ini, saksikan
video pendek berikut ini:

03: Kesimpulan

Manajemen piutang usaha harus dilakukan secara baik dan benar, agar tidak mengganggu aktivitas
perusahaan.

Pelaksanaan pengelolaan piutang usaha yang baik dimulai sejak proses pemberian piutang kepada
pelanggan, penagihannya, hingga proses pencatatan akuntansinya.

Salah satunya adalah pengelolaan kerugian piutang usaha.


Menafsirkan Piutang Tak Tertagih - Penafsiran dilakukan untuk mengantisipasi tidak tertagihnya
piutang dagang dimasa akan datang akibatpenjualan sekarang, untuk dibebankan sebagai periode
yang bersangkutan. Taksiran piutang tak tertagih ditentukan setiap akhir periode. Dasar yang
digunakan dalam menafsir piutang tak tertagih dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

a. Pendekatan Laporan Laba rugi


Pendekatan ini menggunakan persentase tertentu dari total penjualan (biasanya penjualan kredit)
untuk menentukan besarnya kerugian piutang pada periode yang sama dengan penjualannya.

b. Pendekatan Neraca
Pendekatan ini menggunakan persentase tertentu dari total piutang (saldo piutang atau analisis
umur piutang) untuk menentukan besarnya cadangan kerugian piutang pada periode yang sama
dengan piutangnya. Sedangkan besarnya kerugian piutang ditentukan dengan menselisihkan antara
saldo cadangan akhir periode.

Contoh penaksiran kerugian piutang tak tertagih


PT. ASTUTI melaporkan pada akhir tahun 2006, 2007 dan 2008 tentang:
Keterangan 2006 2007 2008
Penjualan kredit (net) Rp 2.000.000 Rp Rp 2.500.000
3.000.000
Piutang dagang (31 Rp 1.000.000 Rp Rp 1.200.000
Desember) 1.500.000
Taksiran Kerugian Piutang dari 2% dari Penjualan Kredit Bersih
Periode Perhitungan Kerugian Cadangan kerugian
piutang
Akhir tahun 2% x Rp Rp 40.000 Rp 40.000
2006 2.000.000
Akhir tahun 2% x Rp Rp 60.000 Rp 100.000
2007 3.000.000
Akhir tahun 2% x Rp Rp 50.000 Rp 150.000
2008 2.500.000

Taksiran Kerugian piutang dari 10% dari saldo piutang dagang


Periode Perhitungan Cadangan Kerugian piutang
kerugian
Akhir tahun 10% x Rp 1.000.000 Rp 100.000 Rp 100.000
2006
Akhir tahun 10% x Rp 1.500.000 Rp 150.000 50.000
2007
Akhir tahun 10% x Rp 1.200.000 Rp 120.000 -30.000
2008

PENCATATAN DENGAN PENDEKATAN LAPORAN LABA-RUGI


Bila penaksiran berdasarkan jumlah penjualan maka jumlah cadangan kerugian yang akan
dilaporkan ditentukan sebesar jumlah taksirannya ditambah dengan sadlo cadangan yang masih
ada. Contoh : Jurnal cadangan kerugian piutang Jurnal Taksiran kerugian piutang dari Penjualan
kredit bersih
200 Bad Debt expense 40.000
6
     Allowance for bad debt 40.000
200 Bad Debt expense 60.000
7
     Allowance for bad debts 60.000
200 Bad Debt expense 50.000
8
     Allowance for bad debt 50.000

PENCATATAN DENGAN PENDEKATAN NERACA


Bila penaksiran berdasarkan saldo piutang maka jumlah cadangan kerugian yang akan dilaporkan
ditentukan sebesar jumlah taksirannya, sehingga ada dua kemungkinan yaitu apakah saldo
cadangan yang masih ada lebih kecil atau lebih besar dari jumlah taksiran tersebut.
a. Bila cadangan sekarang lebih besar dari saldo cadangan yang ada berarti cadangan Kurang
maka harus ditambah jurnalnya:
Bad Debt Expense                 xxx
       Allowance for bad debts          xxx
b. Bila cadangan saekarang lebih kecil dari saldo cadangan yang ada berarti cadangan Lebih maka
harus dikurangi jurnalnya:
Allowance for bad debts     xxx
       Bad Debt Expense               xxx

Jurnal Taksiran kerugian piutang dari saldo Piutang dagang


2006 Bad Debt expense 100.00
0
     Allowance for bad debt 100.000
2007 Bad Debt expense 50.000
     Allowance for bad debts 50.000
2008 Allowance for bad debt 30.000
     Bad Debt expense 30.000

Anda mungkin juga menyukai